RAHASIA KEDOKTERAN
Pembimbing
Penyusun :
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat rahmat-Nya sehingga referat
dengan judul “Rahasia Kedokteran” dapat diselesaikan. Pembuatan referat ini merupakan salah
satu tugas dalam menempuh masa dokter muda di Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK
Universitas Airlangga – RSUD dr. Soetomo Surabaya. Ucapan terima kasih karena bimbingan,
dukungan, dan bantuan dalam pembuatan makalah ini penulis sampaikan kepada:
1. dr. H. Edi Suyanto, Sp.F., SH, M.Kes selaku Ketua Departemen Ilmu Kedokteran dan
2. dr. Abdul Aziz, Sp.F selaku Kepala Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD
3. dr. Nily Sulistyorini, Sp.F (K) selaku Koordinator Pendidikan Dokter Muda pada Instalasi
4. Prof. Dr. H. Sudjari Solichin, dr., Sp.F (K) selaku pembimbing penulisan referat dan Guru
5. Prof. Dr. Med. H. M. Soekry Erfan Kusuma, dr., Sp.F (K), DFM selaku Guru Besar Ilmu
6. Seluruh staf pengajar, PPDS-1 Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD dr.
Soetomo Surabaya pada Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD dr.
Soetomo Surabaya.
i
Besar harapan penulis agar makalah ini dapat memperluas wawasan dan menambah
pengetahuan khususnya pada para praktisi ilmu kedokteran forensik dan medikolegal serta
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rahasia kedokteran berkaitan erat dengan hak asasi manusia, seperti tertulis
dalam United Nation Declaration of Human Right pada tahun 1984 yang intinya
menyatakan bahwa, “Setiap manusia berhak dihargai, diakui, dihormati sebagai
manusiadan diperlakukan secara manusiawi, sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan”. Oleh karena itu pasien dalam menyampaikan keluhan jasmani
danrohani kepada dokter yang merawat, tidak boleh merasa khawatir bahwa segala
sesuatu yang berhubungan dengan keadaannya akan disampaikan kepada orang lain oleh
dokter yang merawat ataupun oleh petugas kesehatan yang bekerja sama dengan dokter
tersebut.
1
Rahasia kedokteran atau rahasia medis, yang juga tercatat dalam rekam medis,
mungkin dalam sebagian besar masyarakat di indonesia tidak di persoalkan oleh karena
sepanjang kebutuhan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang diingikan telah di
penuhimaka hal yang lain tidak lagi menjadi persoalan. Namun demikian, hal ini
merupakan salah satu masalah yang terjadi pada dokter pada umumnya. Di satu sisi
dokter di haruskan menjaga rahasia pasiennya, disisi lain oleh karena faktor sosial budaya
dimana satu orang anggota keluarga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu
keluarga keseluruhan, maka jika seorang anggota keluargasakit, akan juga menjadi
persoalan bagi seluruh keluarga, sehingga semua anggota keluarga, saudara-saudara
bahkan tetangganya pun dapat bertanya kepada dokter untuk mengetahui penyakit yang
diderita oleh pasien tersebut. (Pasal 45 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang
Praktik Kedokteran)
Pada pasien yang di rawat jalan, penjelasan dokter kepada keluarga pasien
diperlukan agar dapat merawat pasien dirumah. Penjelasan diberikan denggan seizin
pasien dan dokter tetap memegang rahasia pasiennya. Pada pasien rawat inap, dokter
dengan seizin pasien boleh menjelaskan penyakit pasiennya kepada orang lain tanpa
harus mengobral informasi yang dimiliki. Dokter sebagai orang yang diberikan
kepercayaan oleh pasien harus menerangkan secara hati-hati. Namun, perlu ketegasan
dalam penolakan terhadap permintaan keluarga sehubungan dengan hal-hal yang menjadi
rahasia pasien. (Soetjiningsih, 2008, Modul Komunikasi Pasien ± Dokter, Jakarta, Hal.
70)
2
B. Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi permasalahan dalam penulisan ini
adalah:
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
rahasia kedokteran.
2. Tujuan Khusus
dibuka
rahasia kedokteran
D. Manfaat
kedokteran.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Rahasia kedokteran adalah segala sesuatu yang harus dirahasiakan mengenai apa
yang diketahui dan didapatkan selama menjalani praktek lapangan kedokteran, baik yang
menyangkut masa sekarang maupun yang sudah lampau, baik pasien yang masih hidup
maupun yang sudah meninggal. Ketentuan ini diatur dalam Peraturan Pemerintah No.10
Kedokteran adalah data dan informasi tentang kesehatan seseorang yang diperoleh tenaga
Rahasia pekerjaan adalah segala sesuatu yang diketahui dan harus dirahasiakan
berdasarkan lafal sumpah yang diucapkan pada waktu menerima gelar seorang dokter.
2. Rahasia Jabatan
Rahasia jabatan adalah segala sesuatu yang diketahui dan harus dirahasiakan
berdasarkan lafal sumpah yang diucapkan pada waktu diangkat sebagai pegawai
4
negeri, yang berbunyi: “Bahwa saya akan memegang rahasia sesuai menurut sifat atau
Dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia Tahun 2012 Pasal 16 tentang Rahasia Jabatan
bahwa Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang
pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia. Pada peraturan peemerintah nomor
26 tahun 1960 pasal 2 juga disebutkan “Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya
ketahui karena pekerjaan saya dan karena keilmuan saya sebagai Dokter”.
Rahasia kedokteran juga mencakup aspek moril dan yuridis, tidak hanya mencakup
segala sesuatu yang diketahui karena pekerjaan atau keilmuannya mengenai hal-hal yang
diceritakan atau dipercayakan kepada seorang dokter secara eksplisit (permintaan khusus
untuk dirahasiakan), tetapi juga meliputi hal-hal yang disampaikan secara implisit (tanpa
permintaan khusus). Termasuk dalam hal ini adalah segala fakta yang didapatkan dari
Rahasia Kedokteran Pasal 3, yang diwajbkan menyimpan rahasia kedokteran adalah tenaga
pengobatan dan/ atau perawatan, dan orang lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.1
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan pasal
5
2. Tenaga keperawatan, meliputi perawat dan bidan
dan sanitarian
Berpuluh-puluh abad yang lalu hal tentang wajib simpan rahasia kedokteran sudah
dicanangkan oleh Hippocrates dalam sumpahnya yang hingga kini tetap dianut dan menjadi
dasar kode etik kedokteran di seluruh dunia yang tentunya disesuaikan dengan situasi dan
Rahasia kedokteran merupakan suatu hal yang secara intrinsik bertalian dengan
segala pekerjaan yang berkaitan dengan ilmu kedokteran secara menyeluruh. Oleh karena itu
harus kita sadari bahwa semua orang yang dalam pekerjaannya bergaul dengan orang sakit
atau sedikitnya mengetahui keadaan orang sakit, tetapi tidak atau belum mengucapkan
sumpah atau janji secara resmi, maka sudah sepantasnya berkewajiban dan menjunjung
Kewajiban menyimpan rahasia kedokteran juga terdapat dalam lafal sumpah dokter
yang berbunyi : “saya bersumpah/ berjanji bahwa saya akan merahasiakan segala sesuatu
yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan karena keilmuan saya sebagai dokter”.
6
D. Kapan Rahasia Kedokteran Dapat Dibuka
Dalam garis besarnya ada 2 aliran atau golongan yang dapat ditemukan di kalangan
kedokteran, yaitu: 1
jabatan atau pekerjaan harus dipegang teguh tanpa ada alternatif lain, apapun
konsekuensinya. Aliran ini tidak akan mempertimbangkan apa ada kepentingan lain
yang lebih utama. Dalam segala hal sikapnya mudah dan konsekuen yakni tutup
mulut. Pengikut aliran ini yang terkenal ialah dokter Frouardel (1837 – 1906), ia
adalah seorang dokter Perancis yang kemudian menjadi guru besar dalam Ilmu
Golongan nisbi atau relatif pada dewasa ini merupakan teori yang terbanyak diikuti
dan dapat dikatakan diikuti oleh umum. Tetapi hal ini tidak berarti penerapannya
dalam praktek dan persesuaian pendapat, karena teori ini dalam praktek sering sekali
kompleks.
lebih utama. Apakah dokter akan memberikan kesaksiannya yang berarti membuka
rahasia atau pekerjaannya ataukah ia akan menyimpan rahasia yang lebih diutamakan.
7
Azas subsider, yakni menyangkut masalah pemilihan tindakan apa yang harus
rahasia. Sebab kalau ini yang menjadi pilihannya, ia harus sudah memperhitungkan
risiko yang mungkin dihadapi yakni berupa sanksi pidana atau lainnya karena
diadukannya ke pengadilan oleh yang merasa dirugikan akibat dibukanya rahasia oleh
dokter, bila demikian halnya, supaya dokter siap menghadapinya dengan memberikan
menghapuskannya.
Yang dimaksud dengan daya paksa ini biasanya bukanlah daya paksa mutlak,
melainkan daya paksa nisbi. Daya paksa ini terjadi pada keadaan sebagai berikut: 1
8
KUHP Pasal 51 “Tidak boleh dihukum barangsiapa melakukan perbuatan atau
ketentuan ini menyangkut dokter militer dan dokter majelis penguji kesehatan,
berbunyi :
PASAL 5
(1) Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan pasien,
(2) Pembukaan rahasia kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
PASAL 6
pasien; dan
(2) Pembukaan rahasia kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
9
(3) Pembukaan rahasia kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
dilakukan dengan persetujuan dari pasien baik secara tertulis maupun sistem informasi
elektronik.
(4) Persetujuan dari pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dinyatakan telah
(5) Dalam hal pasien tidak cakap untuk memberikan persetujuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), persetujuan dapat diberikan oleh keluarga terdekat atau
pengampunya.
PASAL 7
hukum dalam rangka penegakan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dapat
(2) Pembukaan rahasia kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat melalui
pemberian data dan informasi berupa visum et repertum, keterangan ahli, keterangan
ayat (1) harus dilakukan secara tertulis dari pihak yang berwenang.
(4) Dalam hal pembukaan rahasia kedokteran dilakukan atas dasar perintah pengadilan
atau dalam sidang pengadilan, maka rekam medis seluruhnya dapat diberikan.
10
PASAL 8
(1) Pembukaan rahasia kedokteran atas dasar permintaan pasien sendiri sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 dapat dilakukan dengan pemberian data dan informasi kepada
(2) Keluarga terdekat pasien dapat memperoleh data dan informasi kesehatan pasien,
(3) Pernyataan pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan pada waktu
penerimaan pasien.
PASAL 9
dalam rangka kepentingan penegakan etik atau disiplin, serta kepentingan umum.
(2) Pembukaan rahasia kedokteran dalam rangka kepentingan penegakan etik atau
disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan atas permintaan tertulis dari
Indonesia.
peraturan hukum yang berlaku terutama yang berhubungan dengan ilmu kedokteran pada
umumnya dan rahasia kedokteran pada khususnya. Apabila terjadi pembocoran rahasia
11
jabatan, si pelaku dapat dikenai sanksi sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
Dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), setiap dokter atau dokter gigi yang :
c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah
Selain itu dalam KUHP pasal 112 “Barangsiapa dengan sengaja mengumumkan
negara asing, kepada seorang raja atau suku bangsa, diancam dengan pidana penjara
1. Barangsiapa dengan sengaja membuka suatu rahasia yang wajib disimpannya karena
jabatan atau pekerjaannya yang sekarang maupun dahulu, diancam dengan pidana
penjara paling lama sembilan bulan atau denda paling banyak sembilan ribu rupiah.
2. Jika kejahatan dilakukan pada seorang tertentu maka perbuatannya itu hanya dapat
12
B. Sanksi Perdata, diatur dalam:
“Setiap perbuatan yang melanggar hukum yang berakibat kerugian bagi orang lain,
kerugian tersebut”
Setiap orang bertangggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan karena
perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yamg disebabkan karena kelalaian atau kurang
hati-hatinya”.
“Seseorang tidak saja bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan karena
perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatan orang-
orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan karena perbuatan orang-orang yang
C. Sanksi Administratif:
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, dan organisasi profesi terkait membina dan
mengawasi pelaksanaan Peraturan Menteri ini sesuai dengan fungsi dan tugas
masing-masing.
(2) Dalam rangka melakukan pembinaan dan pengawasan, Menteri, Ketua Konsil
13
Kesehatan Kabupaten/Kota dapat mengambil tindakan administratif sesuai dengan
kewenangan masing-masing.
(3) Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa teguran
lisan, teguran tertulis, atau pencabutan surat tanda registrasi, izin praktik tenaga
Selain itu diatur pula dalam Undang-Undang No. 6 tahun 1963 pasal 11 yang
undangan yang lain, maka terhadap tenaga kesehatan dapat dilakukan tindakan
a. Melalaikan kewajiban.
b. Melakukan suatu hal yang seharusnya tidak boleh diperbuat seorang tenaga
D. Sanksi Sosial
Yaitu sanksi yang datangnya dari masyarakat itu sendiri. Contohnya: masyarakat
enggan berobat ke dokter tersebut. Dari pasal-pasal tersebut di atas jelas bahwa si
pelanggar dapat dipidana penjara atau denda kepada negara berdasarkan pasal 322
KUHP, juga dapat diwajibkan membayar kerugian berdasarkan pasal 1365 KUH
Perdata.
14
F. Hak undur diri dokter
Hak ini dapat dipakai oleh seorang dokter apabila dia diminta untuk memberikan
Menurut hukum, maka setiap warganegara dapat dipanggil oleh pengadilan untuk
didengar kesaksiannya, selain itu seorang yang mempunyai keahlian dapat juga dipanggil
Seorang dokter sebagai saksi atau ahli mungkin sekali diharuskan memberikan
keterangan tentang seseorang (misalnya terdakwa) yang sebelumnya telah menjadi penderita
kedokterannya. Kejadian yang bertentangan ini dapat dihindarkan karena adanya hak kuat
1) Dalam hal penyidik perlu, ia dapat minta pendapat ahli atau orang yang memiliki
keahlian khusus
yang diminta.
15
2) Hakim menentukan sah atau tidaknya segala alasan untuk permintaan manusia
tersebut.
Jadi, pasal-pasal tersebut di atas dapat dipakai oleh dokter jika diminta sebagai
saksi, ahli, atau saksi ahli pada sidang pengadilan, dimana keterangan-keterangan yang
diminta itu menurut pendapatnya adalah rahasia yang dipercayakan kepadanya oleh
pasien.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Rahasia kedokteran adalah segala sesuatu yang harus dirahasiakan mengenai apa yang
diketahui dan didapatkan selama menjalani praktek lapangan kedokteran, baik yang
menyangkut masa sekarang maupun yang sudah lampau, rahasia tersebut hendaknya
tetap dirahasiakan baik saat pasien masih hidup maupun saat pasien sudah meninggal.
dan atau perawatan, dan orang lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
3. Dua aliran atau golongan yang dapat ditemukan di kalangan kedokteran diantaranya,
Golongan yang menganut pendirian mutlak (absolut) berpendapat bahwa rahasia jabatan
atau pekerjaan harus dipegang teguh tanpa ada alternatif lain apapun konsekuensinya,
dan Golongan nisbi atau relative merupakan azas professional yang menghendaki
4. Sanksi yang berlaku dalam rahasia kedokteran meliputi sanksi pidana, sanksi perdata,
sanksi administrative, dan sanksi social yang berguna untuk menjamin kerahasiaan
pasien.
5. Dokter memiliki hak undur diri dokter yang dapat digunakan apabila diminta untuk
pengadilan.
17
B. Saran
1. Dokter sebagai pemegang rahasia kedokteran hendaknya mengenal dengan baik dasar-
dasar hukum yang mengatur tentang rahasia kedokteran demi perlindungan pasien dan
dirinya sendiri.
rahasia jabatan yang diketauhinya karna ilmu yang dimilikinya sebagai seorang dokter.
3. Hendaknya dokter tetap berpegang pada landasan moril dan dalam memutuskan kapan
rahasia pasien dibuka dengan mengingat bahwa rahasia tersebut tidak selayaknya
keselamatan umum.
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Hoediyanto H, Apuranto H. Buku ajar ilmu kedokteran dan medikolegal FK Unair.
2010.
3. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Kode Etik Kedokteran Indonesia. 2012.
19