4. Kecelakaan
keadaan TKP rapi dan di atas meja terdapat alat
seterika yang dibongkar, sedangkan dalam tangan
korban terdapat kawat listrik yang bocor yang
berhubungan dengan arus listrik. “Peristiwa tersebut
menurut dugaan adalah suatu kecelakaan”
5. Tidak jelas
Dari pemeriksaan TKP dan pemeriksaan luar pada korban
belum dapat diambil kesimpulan tentang cara kematian.
• Untuk menentukan sebab pasti kematian → mutlak
harus dilakukan otopsi.
• Pemeriksaan TKP harus dilakukan sendiri oleh
dokter, tdk boleh diwakilkan.
• Dokter yang melakukan pemeriksaan TKP yang
harus menandatangani Visum et Repertum TKP.
Traumatologi
Luka: Rusaknya suatu jaringan tubuh yang disebabkan oleh
trauma
JENIS TRAUMATOLOGI
o KEKERASAN BERSIFAT MEKANIK / FISIK
• KEKERASAN TUMPUL :
- LUKA MEMAR
- LUKA LECET : LECET TEKAN & LECET GESEK
- LUKA ROBEK
• KEKERASAN TAJAM: LUKA TUSUK, LUKA IRIS, LUKA
BACOK
• TEMBAKAN SENJATA API
- LTM : JARAK JAUH, JARAK DEKAT, SANGAT DEKAT
- LUKA TEMBAK TEMPEL
o KEKERASAN BERSIFAT ALAM
• LUKA AKIBAT SUHU : NYALA API, BENDA CAIR PANAS,
Hypothermis
• LUKA AKIBAT LISTRIK : LISTRIK & PETIR
• Barotrauma
o KEKERASAN BERSIFAT KIMIAWI
• LUKA AKIBAT ASAM KERAS
• LUKA AKIBAT BASA KUAT
Luka Akibat Benda Tajam Tidak mengenai tulang
Benda Tajam: Panjang > dalam luka
BERMATA TAJAM : Bisa untuk mengiris
BERUJUNG RUNCING: Bisa untuk menusuk CIRI - CIRI LUKA IRIS LUKA RETAK / robek
Ciri Luka Akibat Benda Tajam:
1. Tepi luka Rata Tak rata
Tepi luka rata
2. Sudut luka Lancip Tak lancip
Sudut luka tajam 3. Jembatan Jar (-) (+)
Rambut ikut terpotong 4. L.Memar sekitar (-) (+)
Jembatan jaringan ( - ) 5. Rambut Terpotong Tdk Terpotong
Memar/lecet di sekitarnya ( - ) 6. Lokalisasi Dimana- Daerah yg di bwh
mana ada tulang
Cara melukis luka:
1. Dipotret
2. Lokasi : a. ordinat b. absis Luka iris bunuh diri Luka Iris pada
3. Ukuran: panjang: merapatkan kedua tepi; Pembunuhan : Biasanya
kedalaman: menyebut kerusakan alat-alat tubuh korban lebih lemah/tidak
yang dilalui luka, dasar luka berdaya
4. Jumlah luka Lokasi luka pada daerah Lokasi luka sembarang
5. Bentuk luka: tubuh yang dapat dicapai tempat → tidak mungkin
korban sendiri. dicapai tangan korban
o tepi luka, sudut luka,
o jembatan jaringan, memar, luka lecet, leher
o rambut ikut terpotong pergelangan tangan
o sesuatu yang keluar dari luka lekuk siku, lekuk lutut
6. Benda asing pelipatan paha
7. Terjadinya intravital/post mortal “Luka Iris Percobaan” (+) “Luka Iris Percobaan” ( – )
8. Luka tersebut menyebabkan kematian/tidak sejajar dengan luka yang
9. Cara kejadian luka:kecelakaan/bunuh fatal & kedalaman tidak
diri/pembunuhan sama
Sebab Kematian Luka Akibat Benda Tajam : “Luka Tangkisan” (-) “Luka Tangkisan” (+)
anggota gerak
1. - Perdarahan
- Kerusakan organ vital
- Emboli udara Pakaian robek (-) → Pakaian robek (+)
disingkirkan dahulu
- Aspirasi darah
2. Sepsis / infeksi
3 Macam Luka Akibat Benda Tajam: II. LUKA TUSUK
Luka Iris (Incisied Wound) Batasan :
Luka Tusuk (Stab Wound) Luka akibat alat yang berujung runcing dan bermata tajam
atau tumpul yang terjadi dengan suatu tekanan tegak lurus
Luka Bacok (Chop Wound)
atau serong pada permukaan tubuh.
I. LUKA IRIS
Contoh:
Luka karena alat yang tepinya tajam dan timbulnya luka
-Belati, bayonet, keris
oleh karena alat ditekan pada kulit dengan kekuatan relativ
ringan kemudian digeserkan sepanjang kulit. -Clurit
Ciri luka iris -Kikir
Tepi luka rata -Tanduk kerbau
Sudut luka tajam Ciri luka tusuk
Rambut ikut terpotong Tepi luka rata
Jembatan jaringan ( - ) Sudut luka tajam, sisi tumpul kurang tajam
Memar/lecet di sekitarnya ( - ) Rambut ikut terpotong pada sisi tajam
Memar/lecet di sekitarnya ( + ) bila sampai Kadang-kadang pada tepi luka terdapat memar,
pangkal pisau aberasi
Panjang < dalam luka
LUKA AKIBAT BENDA TUMPUL
Identifikasi Senjata pada LUKA TUSUK: BENDA TUMPUL :
1. Panjang Luka : ukuran maksimal dari lebar senjata - Tidak bermata tajam
2. Dalam luka : ukuran minimal dari panjang senjata - Konsistensi keras / kenyal
DADA (Stabil) - Permukaan halus / kasar
Perut sangat elastis → tidak dapat diambil kesimpulan SEBAB KEMATIAN :
panjang senjatanya Kerusakan organ vital
Contoh: Korban ♂, luka tusuk di dada, panjang luka 5 cm, Perdarahan
dalam luka 20 cm. Shock
a. Pisau panjang 20 cm lebar 7 cm Thrombosis
b. Pisau panjang 25 cm lebar 3 cm Emboli
c. Pisau panjang 15 cm lebar 3 cm Infeksi / sepsis
Luka tusuk bunuh diri Luka Iris pada CARA KEMATIAN :
Pembunuhan - Tersering kecelakaan
Lokasi luka pada alat tubuh Lokasi luka sembarang - Pembunuhan
penting tubuh yang dapat tempat → tidak mungkin
- Jarang bunuh diri
dicapai korban sendiri. : dicapai tangan korban
Pembagian Menurut Ukuran tubuh yang terkena
dada, perut
1. Localized: Sebagian kecil tubuh; Benda dengan luas
“Luka Iris Percobaan” (+) “Luka Iris relative kecil
luka tusuk bergerombol Percobaan”/tentative stabs a. Serangan Manusia: ditinju, dipukul kayu;
dekat dengan luka tusuk (–) b. Serangan Hewan: ditendang kuda, tertindih
utama dengan kedalaman binatang
yang berbeda c. Tabrakan, jatuh
“Luka Tangkisan” (-) “Luka Tangkisan” (+) 2. Generalized: Seluruh / sebagian besar tubuh
Jumlah luka fatal biasanya Jumlah luka bisa lebih dari - Terlempar: Kecelakaan Lalu Lintas (KLL), terjatuh
satu satu dari tempat tinggi → trauma direct (tempat
Pakaian robek (-) → Pakaian robek (+) kontak) dan indirect (bukan tempat kontak)
disingkirkan dahulu - Tergilas/tertindih: KLL, tertimpa bangunan →
Trauma direct
Cadaveric spasm pada Cadaveric spasm (-)
- Terkoyak: KLL → Kekerasan Tangensial
tangan yang memegang
senjata Pembagian MENURUT JARINGAN/ORGAN YANG TERKENA
1. KULIT : - Luka Lecet (abrasion)
III. LUKA BACOK - Luka Memar (contusion)
Luka akibat benda atau alat yang berat dengan mata tajam - Luka Robek (laceration)
atau agak tumpul yang terjadi dengan suatu ayunan 2. KEPALA : - Tengkorak
disertai tenaga yang cukup besar - Intracranial: Selaput Otak, Otak
Contoh : pedang, clurit, kapak, baling-baling kapal 3. LEHER dan TULANG BELAKANG
Ciri LUKA BACOK : 4. DADA : - Tulang
Luka biasanya besar - Organ dalam dada
Pinggir luka rata 5. PERUT : - Organ Parenchym
Sudut luka tajam - Organ berongga
Hampir selalu menimbulkan kerusakan pada 6. ANGGOTA GERAK :
tulang, dapat memutuskan bagian tubuh yang - tulang, sendi
terkena bacokan - Jaringan lunak
Kekerasan Benda Tumpul Pada Kulit
I. LUKA LECET 4. Biru kehijauan → coklat → menghilang 1- 4 minggu
Luka akibat kekerasan benda yang bepermukaan kasar III. LUKA ROBEK
sehingga epidermis sebagian / seluruh lapisannya kerusakan seluruh tebal kulit dan jaringan bawah kulit
hilang. - Mudah terjadi pada kulit yang ada tulang di
- Benda kasar : terseret di jalan aspal bawahnya
- Tali tampar : gantung diri - Biasanya pada penyembuhan, meninggalkan
- Benda runcing : duri, kuku jaringan parut
- Meninggalkan bekas : ban mobil Cara terjadi
Ciri – ciri luka lecet A. Persentuhan dengan benda keras pada kulit di atas
- Sebagian / seluruh epitel hilang tulang. Contoh: kepala membentur meja. → luka
- Permukaan tertutup exudasi yang akan mengering retak: luka pada kulit daerah tubuh yang ada
(crusta) tulang tepat di bawahnya: kepala, tulang kering
- Reaksi radang → timbunan sel PMN CIRI - CIRI LUKA IRIS LUKA RETAK / robek
- jaringan parut (-), biasanya
Ante mortem Post mortem 1. Tepi luka Rata Tak rata
2. Sudut luka Lancip Tak lancip
Coklat kemerahan → Mengkilap, kekuningan
3. Jembatan Jar (-) (+)
eksudasi 4. L.Memar sekitar (-) (+)
Mikroskopis: sisa2 Mikroskopis: epidermis 5. Rambut Terpotong Tdk Terpotong
epithelium & tanda-tanda terpisah sempurna dari 6. Lokalisasi Dimana- Daerah yg di bwh
intravital (+) dermis & tanda-tanda mana ada tulang
intravital (-)
Pada penonjolan tulang, B. Persentuhan dengan arah miring/tangensial
umumnya dengan benda kasar → merobek kulit → luka lecet
Umur luka lecet dan luka memar di tepinya, biasanya. pada kepala,
1. Hari 1 – 3 : coklat kemerahan → eksudasi darah & wajah, ekstremitas, sering.
cairan lymfe C. Persentuhan dengan benda berputar contoh: roda
2. Hari 2 / 3 : pelan2 bertambah suram dan lebih → luka robek sirkuler
gelap D. Patah tulang → menembus kulit
3. 1 – 2 minggu: pembentukan epitel baru Kekerasan Benda Tumpul Pada Kepala
4. Beberapa minggu: penyembuhan lengkap 1. TENGKORAK :
II. LUKA MEMAR - Fraktur Basis Cranii
kerusakan jaringan subkutan dimana pembuluh darah Gejala:
(kapiler) pecah sehingga darah meresap ke jaringan
- Keluar darah dari mulut, hidung, telinga
sekitarnya, kulit tidak perlu rusak, menjadi bengkak,
- Brill hematoma: pendarahan di sekitar bola mata
berwarna merah kebiruan.
→ atap bola mata patah
Mudah pada kulit tipis dan mempunyai jaringan lemak di
- Fraktur Calvaria
bawahnya
Bentuk fraktur:
LUKA MEMAR LEBAM MAYAT
A. Fraktur linier / fissure: garis tunggal dimulai dari
1. Di sembarang tempat 1. Bagian tubuh yang tempat trauma dan menjalar
2. Pembengkakan (+) terendah B. Fraktur compositum: garis fraktur lebih rumit dari
3. Tanda Intravital (+) 2. (-) fraktur linier. Rekrontuksi urutan pukulan: garis patah
4. Ditekan tidak 3. (-) tulang yang kedua berhenti pada garis patah tulang
menghilang 4. Menghilang pertama
5. Diiris: tidak menghilang 5. Diiris: dibersihkan dengan C. Depressed fraktur: impresi bentuk penampang senjata
kapas bersih D. Ring fracture: tulang sekitar foramen magnum, jatuh
Umur Luka memar: umur pasti sulit ditentukan dari atas kepala atau jatuh dari atas tumit.
1. Pembengkakan 2. OTAK :
2. Merah kebiruan - Contusio Cerebri
3. Hari 1-3 : biru kehitaman
Perdarahan-perdarahan kecil di daerah SUBSTANTIA ALBA -a. Meningica Media (tersering)
dan SUBSTANTIA GRISEA. -a. Meningica ant, a. Meningica post, Sinus Lateralis
- Laceratio Cerebri (jarang)
Kerusakan jaringan otak (white and grey mater) disertai Jumlah yang mematikan kurang lebih 125 gram.
robeknya ARRACHNOID. Ada : “PERIODE LATENT”
2 macam : Pada anak-anak/bayi : jarang dapat terjadi Epidural
1. Direct Laceration (Coup) → sisi trauma Haemorrhage → duramater masih melekat pada tulang
- Fraktur tengkorak → tepi2nya merusak arachnoid Incidence → 20 -40 th
dan jar. Otak, kadang2 (tidak selalu) duramater ikut - Sub dural Haemorrhage
robek
Perdarahan di bawah selaput tebal otak
- Sering: parietal, temporal
2. Countre Coup Laceration → berlawanan sisi trauma Mekanisme terjadinya :
- Benturan → acelerasi + decelerasi → Oscilasi 1. Laceratio jaringan otak & arachnoid
(getaran) otak → membentur duramater sisi yang 2. Pecahnya P.darah di permukaan otak
berlawanan 3. Perlukaan kembali dari lacerasi lama
- kepala dalam keadaan bergerak / kepala bebas 4. Fraktura daerah parietal dan temporal yg merobek
bergerak duramater dan meningica media
- Sering: parietal dan occipital Jumlah perdarahan yang mematikan + 60 gram
- Kelainan counter coup > coup
- Sub arachnoid Haemorrhage
Perdarahan di bawah selaput laba-laba otak. → V. Cerebri
- Oedema Cerebri superior
Tanda-tandanya : Tipe ringan primer: bercak pada daerah parieto occipital
- Permukaan gyri menjadi lebih rata uni/bilateral, tepi posterior cerebellum, daerah vermis.
- Sulci menjadi lebih dangkal Trauma berat: pendarahan menyeluruh
- Otak bertambah berat Dapat diakibatkan karena :
- Ventrikel-ventrikel mengecil 1. Trauma
- Karena adanya kompresi → bekas cetakan 2. Penyakit/spontan pecahnya ANEURYSMA CIRCULUS
‘Foramen Magnum’ pada Cerebellum bagian WILLISI
bawah
- Mikroskopis terdapat timbunan cairan intra Kekerasan Benda Tumpul Pada Leher dan tulang belakang
cellular, peri cellular, dan peri vascular
Leher:
- Commotio Cerebri
- local: pendarahan dalam otot atau patah tulang2 leher
Gangguan fungsi otak akibat trauma kepala, tanpa dapat
Sebab kematian:
ditentukan kelainan anatomisnya pada otak.
1. Shock berat
gejala :
2. Laryngeal spasme
1. Pingsan : sebentar s/d 15 menit 3. Vagal reflex
2. Muntah 4. Robekan trachea/larynx → empysema meluas ke
3. Amnesia leher dan mediastinum → asphyxia
4. Pusing kepala - Generalized: robekan larynx, trachea, oesophagus,
5. Tidak ada kelainan neurologi otot, saraf, pembulkuh darah
Sebab kematian:
3. SELAPUT OTAK : 1. Shock
- Epidural Haemorrhage 2. Infeksi sekunder
3. Obstructive asphyxia
Perdarahan di atas selaput tebal otak
Tulang belakang
Penyebabnya : Fraktura tengkorak yang merobek
Pembuluh Darah di luar duramater → Darah merembes di Langsung → fraktur / luxation pada sisi trauma
antara tulang dan duramater → membeku → Timbul gejala Tidak langsung → fraktur / dislokasi akibat tarikan /
kompresi otak. tekukan
Kekerasan Benda Tumpul Pada Dada
1. Tulang
A. Tulang iga
- Transverse fracture → trauma langsung
- Oblique fracture → crushing (terjepit), bending
(tertekuk), grinding (tergilas)
Kematian:
- Shock
- Hematothorax
- Pneumothorax
- Deformitas dada → ateclasis dan secondary
pneumonia
- Sepsis → abses dinding dada
B. Sternum
- Patah tulang manubrium → benturan depan
dada
- Fractura sternum di antara costa 2-4 →
kekerasan tidak langsung
- Robekan pericardium atau jantung
C. Scapula: jarang terjadi
D. Clavicula:
- dislokasi sendi di sternum atau acromion,
- tidak menyebabkan kematian
- langsung atau tidak langsung
2. organ dalam dada
- lepas dari fixasi
- chrushed/contused
- robek
- pecah / burst open
- lacerasi akibat costa yang patah
A. pericardium
- robek akibat patah tulang costa atau sternum
- robek pada samping akibat tekanan pada sisi dada
B. jantung → kerusakan hebat
C. paru-paru
D. diafragma
CARA KEMATIAN
‒ Bunuh diri
‒ Kecelakaan
‒ AUTOPSI
‒ Cadaveric spasme ??
‒ Kulit : bleached, washer woman’s, cutis
ancerina, wrinkling
‒ Saluran respirasi : buih di hidung dan
mulut, corpus alineum, perubahan paru
‒ Corpus alineum di GIT
‒ Corpus alineum the hands
‒ Memar bahu, tubuh
AIR TAWAR
‒ Hipotonic dibanding plasma
III. Traumatic/potitional – KOMPRESI dada ‒ Air ke sirkulasi
‒ Traumatik immobilisasi pada dada yang mengakibatkan ‒ Hemodilusi – hemolysis (Eritrosit lysis)
respirasi berhenti ‒ Hiperkalemia, hiponatremia, hipoklorida
‒ Umumnya terjadi pada kecelakaan lalulintas, bencana ‒ Senitisasasi otot jantung
‒ Tanda aphyxial : kemerah-merahan ‒ Ventricular fibrilasi
‒ Paru besar-ringan, bentuk biasa, merah
MEKANISME KEMATIAN : pucat, emfisematous, krepitasi ada, busa
‒ Hypoxic hypoxia banyak
CARA KEMATIAN ‒ Mati dalam 5 mt, 40 ml.kg BB
AIR ASIN III. pathology
‒ Hypertonik dibanding plasma Laringitis difteri
‒ Ekstraksi air dari darah ke alveoli Fibrosis paru
‒ Hemokonsentrasi - Paru menjadi besar Tumor paru
‒ Hypoxic hypoxia Oedema glotis
‒ Hipokalemia, hipernatremia, hiperklorida
‒ Mati dalam 5 – 10 menit, 20 ml/kgBB IV. iatrogenic
DRAWNING TEST
Getah paru /lonset proef
Diatome test/destruction test
Gettler test (kimia darah - Clorida plasma)
Magnesium plasma
Durlacher test BJ darah
II. Toxicology
SUFFOCATION INHALATION
Korban menghisap gas tertentu dalam jumlah berlebihan
sehingga kebutuhan O2 tidak terpenuhui.
CARA KEMATIAN
Kecelakaan
Pembunuhan
Bunuh diri
Gas CO
Kebakaran
BJ lebih ringan udara
Lebam mayat merah terang
Tes Alkakli Dilution
Gas CO2
sumur tua, bawah tanah daerah
tambang
BJ = 1,52X lebih berat dari udara
Test Ca (OH)2 keruh Ca(CO3)2
Gas H2S
industri pemrosesan kulit, selokan
tertutup, septik tank
BJ = 1,19x lebih berat dari udara
test Pb Asetat
Tanatologi • Mata dlm 4 jam ditetesi Atropin
ilmu pengetahuan yang mempelajari perubahan- midriasis
perubahan pada tubuh seseorang yang telah meninggal Tanda-tanda kematian yang dapat diperiksa dalam stadium
Fungsi: somatic death :
Menentukan apakah seseorang benar-benar telah Hilangnya pergerakan dan sensibilitas.
meninggal atau belum. Berhentinya pernapasan.
Menentukan berapa lama seseorang telah Berhentinya denyut jantung dan peredaran darah.
meninggal.
Membedakan perubahan-perubahan post mortal Pemeriksaan:
dengan kelainan-kelainan yang terjadi pada waktu Hilangnya sensibilitas EEG (electro
korban masih hidup Enchephalograpy).
Berhentinya pernapasan :
Kapan seseorang dikatakan meninggal ? Fungsi sistem • Auscultatoir : dengan stetoskop didaerah
pernapasan & system peredaran darah Berhenti secara larynx dan didengarkan terus menerus
lengkap dan permanen selama 5 sampai 10 menit.
DECLARATION OF SYDNEY - 1968 • Test dari WINSLOW : Gelas berisi air
Penentuan seseorang telah meninggal harus diletakkan didaerah epigastrium bila
berdasarkan atas pemeriksaan klinis, dan bila perlu permukaan air bergerak, berarti korban
dibantu dengan pemeriksaan laboratoris. masih hidup.
Apabila hendak dilakukan transplantasi jaringan, • Mirror test letakkan sebuah cermin
maka penentuan bahwa seseorang telah meninggal didepan lubang hidung dan mulut, bila
harus dilakukan oleh 2 orang dokter atau lebih, dan cermin menjadi buram, berarti korban
dokter ini bukanlah dokter yang akan mengerjakan masih bernafas.
transplantasi nanti Berhentinya denyut jantung dan peredaran darah:
• Auscultatoir stetoskop pada precardial
dengar terus-menerus selama 5 sampai
10 menit.
• Test MAGNUS : Jari tangan diikat dengan
seutas tali aliran darah venous (-), tetapi
aliran darah arterial (+), bendungan
distal dari ikatan syanotic & pada
daerah ikatan tampak pucat. Sebaliknya
bila tidak terjadi perubahan warna, berarti
peredaran darah sudah tidak ada.
• Test ICARD dengan menyuntikkan
larutan icard secara subcutan. Bila
SOMATIC DEATH circulasi masih ada, maka daerah sekitar
Fungsi pernapasan dan peredaran darah berhenti suntikan berwarna kuning kehijauan.
anoxia yg lengkap dan menyeluruh dalam • Arteri Radialis diincisi. Bila circulasi masih
jaringan. ada, maka darah akan keluar secara
Akibatnya proses aerobik dalam sel-sel berhenti, pulsatif
sedangkan proses anaerobic masih berlangsung. MATI SURI/APPARENT DEATH
Beberapa jaringan yg masih dapat hidup terus Terjadi karena proses vital dalam tubuh menurun sampai
selama beberapa waktu al. : taraf minimum untuk kehidupan klinis sama dengan
• Sel-sel syaraf masih hidup selama 5 orang mati.
menit. • Terkena aliran listrik atau petir.
• Jaringan otot 3 jam setelah orang • Kedinginan
meninggal masih dpt dirangsang • Tenggelam
mekanik / elektrik. • Mengalami anestesi yang dalam
• Mengalami acute heart failure
• Mengalami neonatal anoxia Jenazah dgn posisi telungkup lebam mayat
• Menderita catalepsy ditemukan pada bagian :
• Dahi, Pipi & Dagu
• Dada
• Perut
Tanda-tanda cellular death : • bagian extensor tungkai
1. Menurunnya suhu mayat (ARGOR MORTIS ). Kadang-kadang stagnasi darah demikian hebat,
Setelah seseorang meninggal : sehingga pembuluh darah dalam rongga hidung
pecah perdarahan dari hidung.
Produksi panas berhenti
Pada korban yang menggantung lebam mayat
Pengeluaran panas berlangsung terus
terdapat pada bagian :
→ suhu jenasah akan turun
• ujung extremitas atas
Dipakai untuk memperkirakan saat kematian
• Ujung extremitas bawah
yaitu dengan memakai rumus berikut :
• genitalia externa (scrotum)
98,40 F – suhu rectal jenasah (0F)1,50F
4 jam setelah meninggal hemolysa pigmen
faktor-faktor yang Kecepatan penurunan suhu jenasah: darah keluar dan masuk ke dalam jaringan
Suhu Udara sekitarnya lebam mayat akan menetap.
Pakaian Lebam mayat dapat juga ditemukan pada Organ-2
Aliran udara dan kelembaban. tubuh, misalnya :
Keadaan tubuh korban • Bagian belakang otak
Aktifitas. • Bagian belakang paru
Sebab kematian • Bagian belakang hati
• Bagaian belakang lambung
2. Timbulnya lebam mayat (LIVOR MORTIS ). Keadaan ini perlu dibedakan dengan keadaan
Orang meninggal peredaran darahnya stop patologis seperti Pneumonia atau lambung yang
timbul stagnasi. mengalami keracunan.
Gaya gravitasi darah mencari tempat yang Warna
terendah mengendap terlihat bintik-bintik Lebam mayat warna merah kebiruan.
berwarna merah kebiruan (LEBAM MAYAT) Korban yg meninggal krn keracunan CO/HCN
Pada umumnya lebam mayat sudah timbul dalam lebam mayatnya berwarna cherry red.
waktu 15 sampai 20 menit setelah orang Pada korban yang meninggal karena keracunan
meninggal. Nitro Benzena atau Potassium Chlorat maka
Lebam mayat mirip dengan luka memar (harus lebam mayatnya berwarna chocolate brown
dibedakan) Pada korban yang meninggal akibat asphyxia
LUKA MEMAR LEBAM MAYAT lebam mayatnya mendekati kebiruan.
Dan jenasah yang disimpan dalam kamar pendingin
1. Di sembarang tempat 1. Bagian tubuh yang lebam mayatnya berwarna merah terang atau
2. Pembengkakan (+) terendah pink
3. Tanda Intravital (+) 2. (-)
4. Ditekan tidak 3. (-)
menghilang 4. Menghilang
5. Diiris: tidak menghilang 5. Diiris: dibersihkan dengan 3. Terjadinya kaku mayat (RIGOR MORTIS )
kapas bersih
Jenasah dgn posisi terlentang lebam mayat Orang meninggal, terjadilah perubahan dari ATP
ditemukan pada bagian : ADP.
• Kuduk Selama dalam tubuh ada glycogen, masih dapat
• Punggung terjadi resintesa ADP ATP, sehingga otot-otot
• Pantat masih dalam keadaan lemas.
• bagian flexor tungkai Bila persediaan glycogen habis, maka resintesa
ADP ATP tidak ada,
Akibatnya semua ATP dirobah menjadi ADP, maka otot-otot lemas akibat mencairnya kembali bekuan cairan
terjadilah kaku. synovial
Sistem Pencernaan
Karsinoma
Ulkus peptikum
Varises esophagus
Ruptur pd kehamilan ectopic
Pankreatitis akut
Sistem Urogenital
Kehamilan ekstra uterin ruptur
Miofibroma subserosa, abortus
Toksemia gravidarum
Nefritis, nefrolitiasis
Peritonitis
Kista ovarium
Hernia inkarserata dgn ruptur intestinal
Sebab lain :
- Penyakit Adison’s
Visum et Repertum (Ve t R) • Keracunan --> dokter Internis.
• Visum et Repertum: Hasil pemeriksaan dokter → • Kekerasan pada mata → dokter spesialis mata
dilaporkan secara tertulis kepada pihak peminta visum • Sedangkan korban mati --> dokter Forensik
(penyidik)
• tugas dan profesi dokter → ahli, pemeriksaan / Defenisi Visum et Repertum :
perawatan korban suatu tindak pidana, baik korban
laporan tertulis untuk Justisi yang dibuat oleh dokter atas
hidup / mati & terhadap Barang bukti lain dari tubuh
sumpah, tentang segala sesuatu yang diamati (terutama
manusia
yang dilihat dan ditemukan) pada benda yang diperiksa
• visum et repertum → sebagai ganti Barang Bukti.
berdasarkan pengetahuan sebaik-baiknya.
karena barang bukti - tubuh manusia (luka, mayat atau
bgn tubuh) → segera berubah (sembuh atau busuk)
( Visum = dilihat, Repertum = ditemukan ).\
• visum et repertum --> alat bukti yang sah. KUHAP →
tidak mencantum kata visum et repertum.
Prosedur permintaan VetR korban hidup
Bantuan dokter pada penyidik : 1. Permintaan harus secara tertulis, tdk dibenarkan
1. Pemeriksaan Tempat Kejadian Perkara (TKP). secara lisan / telepon / via pos.
2. Pemeriksaan korban hidup 2. Korban = Barang bukti, → permintaan VetR harus
3. Pemeriksaan korban mati diserahkan sendiri oleh polisi bersama-sama
4. Penggalian mayat korban/tersangka.
5. Menentukan umur seorang korban / terdakwa. 3. Tidak dibenarkan permintaan V et R ttg sesuatu
6. Pemeriksaan jiwa seorang terdakwa peristiwa yang telah lampau, mengingat rahasia
7. Pemeriksaan barang bukti lain (trace evidence). kedokteran (Instruksi Kapolri No.Ins/E/20/IX/75).
Prosedur permintaan VetR korban mati (mayat) :
Pemeriksaan dokter tersebut sesuai dengan jenis tindak 1. Permintaan harus diajukan secara tertulis, tidak
pidananya, yg diatur dalam KUHP : dibenarkan melalui telepon, lisan atau pos.
Buku kesatu ( Aturan umum ) : 2. Mayat diantar bersama-sama SPVR oleh polisi
1. Bab III pasal 44 – 45, tentang hal yang menghapus, 3. Mayat harus diikatkan label yang memuat Identitas
mengurangi atau memberatkan pidana. mayat ( KUHAP psl 133 ayat 3). Dilak dan diberi materai
Buku kedua ( kejahatan ) : (segel) → birokrasi
2. Bab XIV pasal 284 –290 / 292 – 295, tentang BENTUK SPVR (Surat Permintaan V et R)
kejahatan kesusilaan. 1. Sudut kanan atas → alamat tujuan SPVR (Rumah sakit
3. Bab XIX pasal 338 – 348, tentang kejahatan atau dokter), dan tgl SPVR.
terhadap nyawa. Rumah sakit (Direktur) & tujuannya:
4. Bab XX pasal 351 – 355, tentang penganiayaan. * Kepala bagian / SMF Bedah
5. Bab XXI pasal 359 – 360, tentang meyebabkan mati * Kepala bagian / SMF Obsgyn
atau luka karena kealpaan. * Kepala bagian / SMF Penyakit dalam
Yang berhak meminta visum et repertum adalah : * Kepala bagian I.K.Forensik.
1. Penyidik 2. Sudut kiri atas --> alamat peminta VetR, nomor surat, hal
Penyidik: aipda / ajudan inspektur dua, dan lampiran.
penyidik pembantu: bripda / brigadier dua 3. Bagian tengah :
2. Hakim pidana * Disebutkan SPVR korban hidup / mati
3. Hakim perdata * Identitas korban (nama, umur, kelamin,
3. Hakim agama kebangsaan, alamat, agama dan pekerjaan).
Yang berhak membuat visum et repertum. (KUHAP Pasal * Peristiwanya (modus operandi) antara lain
133 ayat 1) : - Luka karena . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
1. Ahli kedokteran kehakiman → keterangan ahli - Keracunan (obat/racun . . . . . . . . . .).
2. Dokter atau ahli lainnya. → keterangan - Kesusilaan (perkosaan/perzinahan/cabul).
Ketentuan tersebut diatas tidak sesuai dengan keadaan - Mati karena (listrik, tenggelam, senjata api/tajam/tumpul
sebenarnya untuk korban : dsb.).
• Luka --> diperiksa oleh dokter spesialis bedah * Permintaan pengobatan/perawatan.
• Kejahatan kesusilaan --> dokter Obsgyn. * Permintaan untuk melaporkan kepada penyidik bila
korban sembuh, pindah dokter/rumah sakit lain, pulang
paksa, melarikan diri atau meninggal 5. PENUTUP.
* Kolom untuk keterangan lain kalau perlu. - Memuat kata “Demikianlah visum et repertum ini dibuat
4. Kanan bawah : Identitas penyidik (peminta VetR): dengan mengingat sumpah pada waktu menerima
tentang nama, pangkat, kesatuan, NRP dan alamat. jabatan”.
Kemudian tanda tangan penyidik dan stempel dinas. - Diakhiri dengan tanda tangan, nama lengkap/NIP dokter.
5. Kiri bawah : Identitas penerima SPVR (petugas RS): Macam-macam visum et repertum.
nama, tanda tangan, tanggal dan jam SPVR diterima.
1. Visum et Repertum korban hidup :
Bentuk V et R a. Visum et repertum.
1. PRO JUSTISIA. Setelah diobati/diperiksa → tidak terhalang menjalankan
Kata ini dicantumkan disudut kiri atas → tidak perlu pekerjaannya
bermaterai, (pasal 136 KUHAP) b. Visum et Repertum sementara. Setelah diperiksa:
2. PENDAHULUAN. - perlu dirawat/diobservasi
- Identitas pemohon visum et repertum. - terhalang menjalankan pekerjaannya
- Identitas dokter yang memeriksa / membuat visum et c. Visum et Repertum lanjutan. Setelah
repertum. diperiksa/diobservasi:
- Tempat dilakukannya pemeriksaan (misalnya rumah - sembuh
sakit X Surabaya). -pindah rumah sakit atau dokter lain
- Tanggal dan jam dilakukannya pemeriksaan. -pulang paksa atau melarikan diri
- Identitas korban. -meninggal
- Keterangan dari penyidik mengenai cara kematian, luka, 2. Visum et Repertum mayat.
dimana korban dirawat, waktu korban meninggal. (Harus dibuat berdasarkan hasil autopsi lengkap).
- Keterangan mengenai orang yang menyerahkan / 3. Visum et Repertum pemeriksaan TKP.
mengantar korban pada dokter dan waktu saat korban 4. Visum et Repertum penggalian mayat.
diterima dirumah sakit. 5. Visum et Repertum mengenai umur.
3. PEMBERITAAN. 6. Visum et Repertum Psikiatrik.
- Identitas korban menurut pemeriksaan dokter, (umur, 7. Visum et Repertum mengenai BB.
Jenis kel,TB/BB), serta keadaan umum. Pencabutan SPVR
- Hasil pemeriksaan berupa kelainan yang ditemukan pada Penyidik dibenarkan mencabut SPVR
korban. (Instr. Kapolri No.Pol:INS/E/20/IX/75):
- Tindakan-tindakan / operasi yang telah dilakukan. - Bila ada keluarga korban/mayat keberatan jika diadakan
- Hasil pemeriksaan tambahan. visum et repertum bedah mayat, maka adalah kewajiban
dari petugas Polri cq.
Syarat-syarat :
- Pemeriksa untuk secara persuasif memberikan penjelasan
- Memakai bahasa Indonesia yg mudah dimengerti orang
perlu dan pentingnya autopsi untuk kepentingan penyidik,
awm.
kalau perlu ditegakkannya pasal 222 KUHP”.
- Angka harus ditulis dengan hurup, (4 cm ditulis empat
- Pada dasarnya penarikan/pencabutan kembali visum et
sentimeter).
repertum tidak dapat dibenarkan.
- Tidak dibenarkan menulis diagnose luka, (luka bacok, luka - Bila terpaksa visum et repertum yang sudah diminta
tembak dll). harus diadakan pencabutan/penarikan kembali, →
- Luka harus dilukiskan dengan kata-kata Komandan Kesatuan paling rendah setingkat Komres dan
- Memuat hasil pemeriksaan yang objektif (sesuai apa yang untuk kota besar hanya oleh Dantabes.
dilihat dan ditemukan). VISUM ET REPERTUM PSIKIATRIK
4. KESIMPULAN. Menurut Permenkes No.1993/Kdj/U/70, tentang
- Bagian ini berupa pendapat pribadi dari dokter yang perawatan penderita penyakit jiwa pasal 15 ayat 2
memeriksa, mengenai hasil pemeriksaan sesuai dgn kesaksian ahli jiwa ada 2 macam yaitu :
pengetahuan yang sebaik-baiknya. 1. Keterangan dokter
- Seseorang melakukan pengamatan dengan kelima panca 2. Visum et Repertum Psikiatrik
indera (pengelihatan, pendengaran, perasa, penciuman Keterangan dokter.
dan perabaan). -Definisi: keterangan yang diberikan pleh dokter atas
- Sifatnya subjektif.
permintaan jaksa, polisi atau pamong praja dalam 6. Terganggu daya pikirnya selama 4 minggu lebih.
pemeriksaan pendahuluan suatu perkara pengadilan. 7. Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan.
- Yang berhak membuat keterangan: dokter (tidak harus
Psikiater). Prinsipnya: Setiap dokter yang terdaftar pada
DepKes dan telah mendapat ijin bekerja dari MenKes,
berhak membuatnya.
Syarat pembuatan keterangan dokter (psikiatrik).
- Harus selesai dalam waktu 3 x 24 jam.
- Bila ada kekuatiran penderita/terdakwa akan lari, dapat
ditempuh pemeriksaan secara jalan dalam waktu yang
sama 3 x 24 jam.
- Bila ternyata penderitan/terdakwa benar sakit jiwa,
maka kepala tempat perawatan harus membuat laporan
kepada hakim PN (keterangan bahwa pdrta/terdakwa
menderita sakit jiwa dan perlu perawatan dan pengobatan
segera).
Visum et Repertum Psikiatrik:
Definisi: suatu persaksian tertulis dalam perkara pidana /
perkara perdata, yang dibuat atas permintaan hakim
Ketua Pengadilan dan mengingat sumpah dokter.
Persaksian → tentang keadaan kesehatan jiwa
penderita/terdakwa yang berperkara atau yang telah
melanggar hukum.
Yang berhak meminta: Hakim Ketua Pengadilan Negeri
Yang berhak membuat: ahli kedokteran jiwa suatu
tempat perawatan penderita penyakit jiwa yang ditunjuk
pengawas/Kepala DinKes Propinsi.
KUALIFIKASI LUKA
Pada kesimpulan visum et repertum untuk orang/korban
hidup, yaitu pada visum et repertum lanjutan, harus
dilengkapi dengan kualifikasi luka.
Kualifikasi luka → memudahkan hakim untuk menjatuhkan
pidana.
Kualifikasi luka (KUHP) terdiri dari :
1. Luka yang tergolong luka yang tidak menimbulkan
penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan
jabatan tau pencaharian (Pasal 352)
2. Luka yg tergolong luka yg menimbulkan penyakit atau
halangan utk menjalankan pekerjaan atau pencaharian
(Pasal 351 ayat 1).
3. Luka yang tergolong luka berat (Pasal 351 ayat 2).
LUKA BERAT (Pasal 90 KUHP)
1. Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi
harapan akan sembuh sama sekali atau yang menimbulkan
bahaya maut.
2. Tidak mampu secara terus menerus untuk
menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan pencaharian.
3. Kehilangan salah satu panca indera.
4. Mendapat cacat berat.
5. Menderita sakit lumpuh.
Kejahatan Seksual Tanda persetubuhan pasti → perkiraan waktu
Definisi: Kejahatan yang menyangkut tubuh, kesehatan dan persetubuhan
nyawa manusia yang berhubungan dengan persetubuhan Spermatozoa Bergerak di liang vagina: 4-5 jam post
Upaya Forensik dalam pembuktian Kejahatan Seksual: coital
1. Tanda persetubuhan Spermatozoa Ditemukan tidak Bergerak di liang
2. Tanda kekerasan vagina: 24-36 jam
3. Perkiraan Umur Bila Korban Meninggal → spermatozoa ditemukan:
4. sudah pantas dikawin atau tidak 7-8 hari
Persetubuhan yang merupakan kejahatan terhadap Penyembuhan luka-luka pada hymen: 7-10 hari
kesusilaan Faktor waktu dan keaslian barang bukti:
Waktu lebih cepat
Baju belum diganti
Pembuktian Kekerasan
Luka lecet
Luka memar
Luka bekas gigitan
Lokasi:
Mulut
Bibir
Leher
Putting susu
Definisi Persetubuhan: Pergelangan tangan
Suatu peristiwa terjadinya penetrasi penis ke dalam vagina, Pangkal paha sekitar alat kelamin
penetrasi tersebut lengkap atau tidak lengkap, dan dengan Perkiraan Umur:
atau tanpa disertai ejakulasi Ciri2 seks sekunder
Faktor – factor yang mempengaruhi upaya pembuktian Perkembangan fisik
persetubuhan Pertumbuhan gigi
besarnya penis Fusi tulang → tulang tengkorak
derajat penetrasi Pemeriksaan radiologi
bentuk dan elastisitas selaput dara (hymen) Waktunya dikawin
ada tidaknya ejakulat dan keadaan ejakulat Biologis → Menstruasi
posisi persetubuhan
UU Perkawinan → 16 tahun
waktu pemeriksaan
Pemeriksaan pada Pelaku Kejahatan Seksual
Tanda-tanda langsung
Tertangkap basah → epitel vagina pada penis
Robeknya selaput dara akibat penetrasi penis
Pemeriksaan Laboratorium
Lecet atau memar akibat gesekan penis
Adanya sperma akibat ejakulasi 1. Menentukan adanya spermatozoa
Bahan pemeriksaan: Vagina
Tanda-tanda tidak langsung
Hasil yang diharapkan: spermatozoa
Terjadi Kehamilan → tanda pasti Bahan pemeriksaan: pakaian (Malachite green)
Terjadi penularan penyakit kelamin → baru konta Hasil yang diharapkan: Kepala sperma → merah,
dengan laki-laki ekor → biru muda. Kepala sperma tampak
Robekan Hymen → tanda benda masuk ke dalam vagina menempel pada serabut benang yang bergerak-
Ejakulat di Vagina → Spermatozoa → tanda pasti gerak
persetubuhan 2. Menentukan adanya air mani
tidak ada Spermatozoa → Pemeriksaan Semen: Cairan Vagina:
Enzim Asam Fosfatase Asam fosfatase → ungu
Kristal Spermin Kristal Kholin →Florence Test → kristal khlorin
Choline peryodia: jaru-jarum coklat
Kristal Spermin → Metode Berberio → kristal
spermin pikrat: rhomboik / jarum kuning kehijauan
Pakaian:
Asam fosfatase → ungu
Sinar ultra violet → flouresensi
Visual, taktil, penciuman
Aborsi - Injeksi 10 unit oxytosin intra uterin
Definisi: pengeluaran hasil konsepsi pada setiap stadium Abdominal : Sectio Caecaria
perkembangannya sebelum masa kehamilan yang lengkap indikasi medik yg dapat dipertimbangkan antara lain :
tercapai (38-40 minggu). → 20 % kehamilan Faktor kehamilannya sendiri :
Abortus dengan penyebab yang wajar (abortus
Ectopic pregnancy yang terganggu
Spontanea) → 50% - 60%
Kehamilan yang sudah mati
Abortus yang sengaja dibuat (abortus provocatus)
Mola hydatidosa
Abortus Provocatis Medicinalis (APM)
Kelainan plasenta
Abortus Provocatus Criminalis (APC)
Penyakit diluar kehamilannya :
Patut diduga terjadi abortus spontan bila mengenai :
pasangan suami istri yang belum mempunyai anak Ca. Cervix
Ibu yang sudah mempunyai anak tapi masih Ca. Mamma yang aktif
mendambakan anak Penyakit sistemik si ibu :
Abortus provokatus kriminalis sering terjadi pada : Toxaemia gravidarum
Wanita hamil diluar pernikahan Penyakit ginjal
Kehamilan yang tidak dikehendaki Diabetes berat
Abortus Provokatus Kriminalis (APC)
Penyebab abortus yang spontan : 40% kasus aborsi
Kelainan uterus Pelaku APC biasanya adalah :
Kelainan ovarium wanita bersangkutan
Penyakit sistemik ibu Dokter / tenaga medis lain (demi
Hormonal keuntungan atau demi rasa simpati)
Rhesus factor Orang lain yang bukan tenaga medis yang
karena suatu alasan tidak mengahendaki
Psychogenik instability
kehamilan seorang wanita
Abortus provokatus atas indikasi medik
Cara-cara melakukan APC
Di Indonesia ya→ indikasi medik → demi menyelamatkan
1. Kekerasan mekanik :
nyawa ibu.
Umum
Syarat-syaratnya :
Lokal
Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
2. Kekerasan kimiawi / obat-obatan atau bahan-bahan
keahlian dan kewenangan untuk melakukannya (yaitu
yang bekerja pada uterus
seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit
kandungan) sesuai dengan tanggung jawab profesi Kekerasan mekanik :
Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain, Umum :
agama, hukum, psikologi) Harus ada persetujuan Latihan olahraga berlebihan
tertulis dari penderita atau suaminya atau keluarga Naik kuda berlebihan
terdekat Mendaki gunung, berenang, naik turun
Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga / tangga
peralatan yang memadai, yang ditunjuk oleh Tekanan / trauma pada abdomen
pemerintah Lokal :
Prosedur tidak dirahasiakan Memasukkan alat-alat yang dapat
Dokumen medik harus lengkap menusuk kedalam vagina : pensil, paku,
jeruji sepeda
Cara-cara yang dipakai untuk melakukan abortus atas Alat merenda, kateter atau alat
indikasi medik adalah : penyemprot untuk menusuk atau
menyemprotkan cairan kedalam uterus
Vaginal :
untuk melepas kantung amnion
- Ketuban dipecah
Alat untuk memasang IUD
- Dilatasi Cervix
Alat yang dapat dilalui arus listrik
Penyebab kematian : Pemeriksaan post mortem korban abortus
1. Immediate (seketika) : kriminalis bertujuan :
Vagal reflek Mencari bukti dan tanda kehamilan
Emboli Udara (10cc) Mencari bukti abortus dan kemungkinan adanya
Perdarahan tindakan kriminal dengan obat-obatan atau
instrumen
Keracunan Anastesi
Menentukan kaitan antara sebab kematian dengan
2. Delayed (beberapa saat setelah tindakan abortus)
abortus
Septicaemia (alat-alat kotor/kontaminasi
Menilai setiap penyakit wajar yang ditemukan
dari anus)
Pemeriksaan Ibu :
Pyaemia
General Peri tonitis 1. Identifikasi umum :
Toxemia TB/BB, Umur, pakaian, tanda-tanda kontak dgn
suatu cairan, terutama pd pakaian dalam.
Tetanus
1. Catat suhu badan, warna dan distribusi lebam
Perforasi uterus dan viscera abdomen
jenasah.
Emboli lemak (penyemprotan lisol)
2. Periksa dgn palpasi uterus kepastian kehamilan.
3. Remote (lama sekali setelah tindakan abortus)
3. Cari tanda-2 emboli udara, gelembung sabun,
Jaundice cairan pada :
Renal failure arteria coronaria
Bacterial endocarditis ventricle kanan
Pneumonia, emphysema arteria pulmonalis
Meningitis arteria dan vena dipermukaan otak
Kekerasan kimiawi/obat-obatan vena-vena pelvis.
Jenis obat-obatan yang dipakai untuk menginduksi abortus 4. Vagina dan uterus diinsisi pada dinding anterior →
al. : menghindari jejas kekerasan yang biasanya terjadi
Emmenagogum : obat untuk melancarkan haid pada dinding posterior, misalnya perforasi uterus.
Purgativa/Emetica :obat-obatan yang menimbulkan Cara pemeriksaan : uterus direndam dalam larutan
kontraksi GI tract formalin 10 %, selama 24 jam, kemudian direndam
Ecbolica : menimbulkan kontraksi uterus secara dlm alkohol 95 % selama 24 jam, iris tipis untuk
langsung melihat saluran perforasi. Periksa juga tanda-tanda
Garam dari logam : biasanya sebelum mengganngu kekerasan pada cervix (abrasi, laserasi)
kehamilannya sudah membahayakan keselamatan ibu 5. Ambil sampel semua organ pemeriksaan
Pemeriksaan korban hidup histopalogis
Ibu : 6. Buat swab dinding uterus pemeriksaan
mikrobiologi
Tanda-tanda kehamilan :
7. Ambil sampel :untuk pemeriksaan toksikologis :
striae gravidrum
isi vagina
uterus yang membesar
isi uterus
hiperpigmentasi areola mammae
darah (v.cava inf & ventricle)
tes kehamilan ( GM, Pack tes )
urine
Tanda-tanda Partus :
lochia isi lambung
keadaan ostium uteri rambut pubis
Golongan Darah 8. Periksa golongan darah
Janin : Pemeriksaan janin :
Umur janin Umur janin
Golongan darah Berdasarkan panjang badan :
Pemeriksaan korban mati Umur Panjang Badan (cm)
(Bulan) (Puncak kepala – tumit)
1 1x1=1
2 2x2=4
3 3x3=9
4 4 x 4 = 16
5 5 x 5 = 25
6 6 x 5 = 30
7 7 x 5 = 35
8 8 x 5 = 40
9 9 x 5 = 45
10 10 x 5 = 50
7 Pertumbuhan lengkap/sempurna
Golongan darah
ABORTUS DITINJAU DARI SEGI HUKUM
Menurut KUHP :
Setiap usaha untuk mengeluarkan hasil konsepsi sebelum
masa kehamilan yang lengkap tercapai adalah suatu tindak
pidana, apapun alasannya
Pembunuhan anak / infanticide 3. Bila masih mengapung maka diambil dari masing2
Batasan & Pengertian Pembunuhan Anak lobus dari diapungkan ke dlm air.
• Pembunuhan yg dilakukan oleh seorang ibu 4. Bila masih mengapung maka diambil lagi bagian
terhadap anak kandungnya pada saat lahir atau kecil yg masih mengandung beberapa alveoli
tdk lama kemudian krn takut ketahuan telah kemudian ditaruh diantara 2 kasa & dilakukan
melahirkan anak. penekanan terhadapnya dgn beban berat tubuh
• Dengan demikian, persyaratan yg hrs dipenuhi dlm pemeriksa & diapungkan lagi.
kasus pembunuhan anak : 5. Bila hal ini masih mengapung → test apung paru
- Pelaku : ibu kandung positif → bayi lahir pernah bernafas, krn masih ada
udara residu dlm alveoli akibat pernafasan.
- Korban : Anak kandung
- Alasan : Takut ketahuan telah melahirkan anak Paru belum bernafas Paru sudah bernafas
- Waktu : Pada waktu melahirkan atau beberapa saat
setelah melahirkan 1 Volume kecil, kolaps, Volume 4-6x lebih besar,
menempel vertebrata, sebagian menutupi
• LAHIR HIDUP :
konsistensi padat, tdk ada jantung, konsistensi spt
Ialah bila setelah bayi terpisah lengkap/sama sekali dari krepitasi karet busa (ada
si ibu, menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti krepitasi).
jantung yg aktif, pernapasan, pergerakan anggota tubuh,
menangis dsb. 2 Tepi paru tajam Tepi paru tumpul
• LAHIR MATI :
Ialah keadaan bila setelah bayi terpisah lengkap/sama 3 Warna homogen, merah Warna merah muda
sekali dari si ibu tidak bernafas ataupun menunjukkan kebiruan/ungu
tanda2 kehidupan lain.
Tanda-tanda kehidupan 4 Kalau diperas dibawah Gelembung gas yang
permukaan air tdk keluar keluar halus & rata
1. Pernapasan :
gelembung gas, atau bila ukurannya
- Paru mengembang. sudah ada pembusukan
- Udara dlm lambung atau usus gelembungnya besar, tak
2. Menangis rata
3. Pergerakan otot
5 Tdk tampak alveoli yg Tampak air sac, kadang2
4. Sirkulasi darah & denyut jantung serta perubahan Hb.
berkembang (air sac) pd terpisah sendiri2
5. Isi usus permukaan.
6. Keadaan tali pusat.
PERNAPASAN 6 Kalau diperas hanya keluar Bila diperas keluar byk
• rangsangan atmosfer & adanya gangguan sirkulasi darah sedikit & tdk berbuih darah berbuih walaupun
placenta → perubahan penting yg permanen pada paru (kecuali .bila sudah ada belum ada pembusukan
→ Pernapasan spontan. pembusukan) (volume drh 2x volume
sblm nafas)
• Pernapasan dpt terjadi dlm vagina (vagitus vaginae)
atau bernafas dlm uterus (vagitus uterinus). 7 Berat paru +/- 1/70 bb Berat paru 1/35 bb
• Berat jenis paru sebelum pernapasan 1,04 – 1,05. →
tenggelam dlm air. Paru akan mengapung bila berta
jenisnya kurang dari 1,00 dan hal ini dpt terjadi akibat 8 Seluruh bagian paru Bagian2 paru yg
pernafasan, artificial inflation atau pembusukan. → tenggelam dlm air mengembang terapung
untuk membedakan: test hydrostatik (DOCIMASIA dlm air
HYDROSTATIKA PULMONUM) Penilaian terhadap percobaan apung paru
Percobaan Apung Paru → Sebaiknya paru belum 1. Bila percobaan apung positif : sudah pernah
membusuk bernafas.
1. Paru-paru bersama dgn jantung & thymus diambil 2. Bila percobaan apung negatif :
sbg kesatuan kemudian diapungkan ke dlm air. - Belum pernah bernafas
2. Bila masih mengapung maka paru kanan & kiri - Pernafasan lemah & udara diresorbsi kembali.
dipisahkan kemudian masing2 diapungkan juga.
- Atelectase
- Pneumonia • Bila dalam lambung bayi ditemukan benda asing yg
MENANGIS hanya dapat masuk akibat reflek menelan, maka ini
• Bernafas dapat terjadi tanpa menangis, tetapi merupakan bukti kehidupan (lahir hidup)
menangis tdk dpt terjadi tanpa bernafas. • Udara dalam lambung & usus dapat terjadi akibat
• Suara tangis yg terdengar belum berarti bayi tsb pernafasan wajar, pernafasan buatan atau tertelan.
lahir hidup krn tangisan dpt terjadi dlm uterus atau Keadaan2 tersebut tidak dibedakan
dlm vagina. • Cara pemeriksaan :
• Yang merangsang bayi menangis dlm uterus - Oesophagus diikat, dikeluarkan bersama lambung yg
adalah: diikat pada jejunum pertama, kemudian dimasukkan ke
- Masuknya udara dlm uterus. dalam air.
- Kadar oksigen dlm drh menurun & atau kadar CO2 dlm - Makin jauh udara masuk ke dalam usus, makin kuat
darah meningkat. dugaan adanya pernafasan
PERGERAKAN OTOT • 24-48 jam post mortem meconeum sudah keluar
seluruhnya dari usus besar.
• Keadaan ini harus disaksikan oleh saksi mata,
karena post mortem tidak dapat dibuktikan. ISI USUS & LAMBUNG
• Kaku jenasah dapat terjadi pada bayi yang lahir • Bila dalam lambung bayi ditemukan benda asing yg
hidup kemudian mati maupun yang lahir mati. hanya dapat masuk akibat reflek menelan, maka ini
merupakan bukti kehidupan (lahir hidup)
PEREDARAN DARAH, DENYUT JANTUNG & PERUBAHAN
PADA HEMOGLOBIN • Udara dalam lambung & usus dapat terjadi akibat
pernafasan wajar, pernafasan buatan atau tertelan.
Meliputi bukti fungsional & bukti anatomic :
Keadaan2 tersebut tidak dibedakan
• Bukti fungsional : denyut tali pusat & detak
• Cara pemeriksaan :
jantung (harus ada saksi mata).
- Oesophagus diikat, dikeluarkan bersama lambung yg
• Bukti anatomis : Perubahan2 pada Hb, dalam
diikat pada jejunum pertama, kemudian dimasukkan ke
duktus arteriosus Bottali, foramen ovale & dalam
dalam air.
duktus venous (cab. Vena umbilicalis & langsung
masuk vena cava inferior) - Makin jauh udara masuk ke dalam usus, makin kuat
dugaan adanya pernafasan
• Bila ada yg menyaksikan denyut tali pusat/detak
jantung pd bayi yg sudah terlahir lengkap → bukti • 24-48 jam post mortem meconeum sudah keluar
suatu kelahiran hidup. seluruhnya dari usus besar.
• Foramen ovale tertutup → telah terjadi pernafasan KEADAAN TALI PUSAT
& sirculasi ( 1 hr sampai beberapa minggu) • Yang harus diperhatikan pada tali pusat adalah :
• Ductus arterious perlahan-lahan menjadi jaringan - Ada atau tidak adanya denyut tali pusat setelah kelahiran.
ikat (paling cepat dlm 24 jam). → saksi mata
• Ductus venosus menutup dlm 2 – 3 hr sampai -Pengeringan tali pusat, letak & sifat ikatan, bagaimana tali
beberapa minggu. pusat itu diputus (secara tajam atau tumpul )
• Perubahan pada Hb (Barcrofft) : • 18 – 24 jam post natal : pengeringan tali pusat di
- Waktu lahir : Hb 20 %, 80 % Foetal Hb, Erythrocyt 6,2 daerah melekatnya tali pusat pada dinding
juta. abdomen.
- Hari ke 8 : Hb 18 %, foetal Hb menurun, Erytrocyt 5,4 • 30-36 jam post natal : kemerahan melingkari pusat
juta. • 5 – 8 hari post natal : tali pusat terlepas.
- Bulan ke 3 : foetal Hb 7 –8 % • 10 –12 hari post natal : penyembuhan tempat
- Bulan ke 6 : foetal Hb habis. bekas melekatnya tali pusat pada dinding
abdomen.
• Foetal Hb & adult Hb berbeda dlm hal :
KEADAAN KULIT
- Selubility
• Tidak satupun keadaan kulit yg dpt membuktikan
- Bentuk
adanya kehidupan setelah bayi lahir.
- Sifat isoelektrik
• Tanda yg dpt memastikan bahwa bayi tsb tidak
- Spectrogram lahir hidup maceration.
- Inti sel darah merah hilang setelah 24 jam • Terjadi bila bayi sudah mati in utero beberapa hari
ISI USUS & LAMBUNG (8-10 hr).
• Harus dibedakan dgn proses pembusukan pd Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan
maceration tdk terbentuk gas krn terjadi secara anak, pada saat dilahirkan atau tidak lama kemudian,
steril. dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam
• Bila bayi yg mengalami macerasi dibiarkan dlm karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara
udara terbuka akan mengalami proses paling lama tujuh tahun
pembusukan biasa. PASAL 342 KUHP
• Bayi yg mati waktu dilahirkan belum sempat Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang
kemasukan bakteri dlm paru atau GI tractnya, shg ditentukan karena takut akan ketahuan melahirkan anak,
proses pembusukan terjadi lambat, seringkali pada saat dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan
terjadi mummifikasi. sengaja merampas nyawa anaknya, diancam karena
Bukti kematian dalam kandungan melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana,
dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun
• Adanya ante partum rigor mortis sering
menimbulkan kesulitan waktu melahirkan. PASAL 343 KUHP
• Maceration dengan ciri-ciri : Bagi orang lain yang turut serta melakukan kejahatan yang
diterangkan dalam pasal 342 KUHP diartikan sebagai
- Warna merah kecoklatan (pada pembusukan warnanya
pembunuhan atau pembunuhan berencana
hijau)
- Kutikula putih, sering membentuk bula berisi cairan
kemerahan.
- Tulang2 lentur & lepas dari jaringan lunak.
- Tidak ada gas, baunya khas.