PETUNJUK
1. Baca dengan cermat setiap situasi dalam kuesioner
2. Pikirkan tentang apa yang akan kita lakukan untuk setiap situasi
3. Lingkari suatu huruf pilihan yang dirasa paling sesuai dengan kita
1
Situasi Alternatif Tindakan
2
Situasi Alternatif Tindakan
3
12. Informasi terakhir menunjukan A. Menguji coba pemecahan masalah
timbulnya ketidakharmonisan dengan bawahan dan memeriksa
diantara bawahan. Kelompok perlunya praktik-praktik baru.
telah memiliki rekor pelaksanaan B. Membiarkan anggota kelompok
tugas dengan hasil yang memecahkan sendiri
mengagumkan. Para anggota persoalannya.
secara efektif telah berpedoman C. Bertindak cepat dan tugas untuk
pada tujuan-tujuan jangka mengoreksi dan mengarahkan
panjang.Mereka telah bekerja kembali.
secara harmoni selama tahun- D. Ikut serda dalam mendiskusikan
tahun yang lalu. Semua anggota masalah sembari memberikan
berkualifikasi baik untuk tugas- dukungan kepada bawahan.
tugas mereka.
Setelah kita baca dengan cermat dan telah kita temukan adanya suatu alternatif tindakan
yang sesuai, maka jawablah pada pada lembar jawaban berikut ini dengan melingkari salah satu
huruf yang kita pilih pada kolom I (Tingkat Gaya) dan kolom II (Penyesuaian Gaya).
Setelah kita lingkari setiap alternatif tindakan, maka jumlahkanlah lingkaran tersebut pada
setiap subkolom pada kolom I dan kolom II. Kemudian masukan jumlah tersebut pada kotak yang
disediakan.
GAYA KEPEMIMPINAN
Untuk mengetahui gaya kepemimpinan kita, pindahkan angka-angka dari kolom I ke kotak-
kotak segi empat pada Gambar Gaya Perilaku Dasar Pemimpin. Angka-angka tersebut
menunjukan kecenderungan gaya kepemimpinan kita menurut teori kepemimpinan situasional.
Dengan kata lain, jawaban yang terbanyak yang kita pilih itu menunjukan gaya kepemimpinan
kita yang paling dominan. Adapun angka-angka yang lebih kecil merupakan gaya yang
mendukung dari gaya dominan tersebut (supporting styles). Banyaknya jumlah angka pada kotak
yang satu dari yang lain merupakan jumlah dan derajat gaya mendukung sebagai yang kenal
atasnya.
Gaya kepemimpinan yang dikemukakan tersebut patut dicatat bahwa terdapat suatu
perbedaan diantara persepsi diri terhadap gaya kepemimpinan yang di tunjukan oleh kuesioner
LASI dengan gaya kepemimpinan yang sesungguhnya. Barangkali setelah kita mengisi kuesioner
tersebut, kita tunjukan bahwa gaya kepemimpinan kita adalah konsultasi. Tetapi kenyataannya
kita tidak bergaya konsultasi melainkan bergaya delegasi. Hal seperti ini bisa saja terjadi, karena
sebagaimana yang kita kemukakan diatas bahwa gaya kepemimpinan itu dsirumuskan sebagai
suatu pola prilaku yang konsisten yang kita tunjukkan dan yang diketahui oleh orang lain.
Dengan demikian, persepsi diri atas gaya.
4
Lembaran Jawaban Kuesioner, Penentuan Penyesuaian Gaya Tingkat
Gaya Kepemimpinan.
KOLOM I KOLOM II
(Tingkat Gaya) (Penyesuaian Gaya)
Alternatif Tindakan Alternatif Tindakan
1 2 3 4 1 2 3 4
1 A C B D D B C A
2 D A C B B D C A
3 C A D B C B A D
I
4 B D A C B D A C
S
5 C B D A A D B C
A
6 B D A C C A B D
U
7 A C B D A C B D
T
8 C B D A C B D A
I
9 C B D A A D B C
S
10 B D A C B C A D
11 A C D B A C B D
12 C A D B C A D B
1 2 3 4 a B C d
dikaitkan dengan
-2 -1 +1 +2
+ + + = jumlah
Kepemimpinan kita tersebut bisa saja merefleksi atau tidak merefleksi kepemimpinan yang
sesungguhnya. Dan kini semua tergantung pada bagaimana dekatnya persepsi kita dengan
persepsi orang lain.
(3) (2)
Partisipasi Konsultasi
(Tingkat hubungan/ (Tinggi Tugas/
Rendah tugas Tinggi Hubungan)
(4) (1)
Delegasi Instruksi
(Rendah Hubungan/ (Tinggi Tugas/
Rendah Tugas) Rendah Hubungan
5
Keterangan:
− Kotak I, melukiskan tentang tinggi perilaku tugas dan rendah perilaku hubungan. Gaya
semacam ini di depan di9terangkan sebagai gaya kepemimpinan yang lebih menyeukai
melakukan instruksi.
− Kotak 2, menggambarkan perilaku tinggi tugas dan tinggi hubungan. Gaya kepemimpinan ini
di rujuk dengan gaya partisipasi.
− Kotak 3, menunjukan perilaku tinggi hubungan dan rendah perilaku tugas. Gaya ini di rujuk
dengan gaya partisipasi.
− Adapun kotak 4, menerangkan perilaku rendah tugas dan perilaku rendah hubungan. Adapun
gaya seperti ini juga diterangkan di depan dirujuk sebagai gaya delegasi.
Orang yang berada dalam usaha pengaruh seseorang, atau tepatnya seorang bawahan yang
setiap hari bekerja sama dengan pemimpinnya akan memberikan reaksi dan penilaian terhadap
pimpinannya sesuai dengan persepsi atas kenyataan yang dilihatnya bukan berdasarkan kemauan
pimpinanya. Oleh karena itu, bisa saja seorang pemimpin beranggapan bahwa dirinya sangat
hangat, berkawan, demokratis, adil atau rapi, tetapi kalau orang-orang yang bekerja sama
dengannya melihat bahwa dia keras kepala,otokratis, mencari musuh, suka memihak, atau
ceroboh, maka persepsi orang-orang tersebut akan menyatakan seperti yang dilihat tersebut.
Instrumen LASI ini dapat pula digunakan untuk merefleksi persepsi-persepsi dari atasan,
dan teman sejawat sesama pimpinan. Membandingkan persepsi diri dengan persepsi dengan
persepsi-persepsi dari orang lain amat bermanfaat untuk memperoleh umpan balik tentang
perilaku pemimpin. Adapun persepsi dari atasan atau teman sejawat dapat digunakan sebagai
masukan informasi yang amat bermanfaat.
Setelah diketahui dua aspek pusat perilaku pemimpin yakni perilaku tugas dan hubungan di
atas, maka seringkali ditanyakan orang, manakah di antara emapat gaya dasar pada Gambar di
atas yang terbaik sebagai gaya kepemimpinan. Pada suatu saat gaya pada kotak 2 , yakni tinggi
tugas dan tinggi hubungan dipertimbangkan sebagai gaya yang terbaik, sementara kotak 4, yakni
rendah tugas dan rendah hubungan dipertimbangkan sebagai gaya yang terjelek. Akan tetapi
suatu bukti hasil riset pada dasawarsa terakhir ini jelas menunjukan bahwa tidak ada gaya
kepemimpinan yang tunggal baik untuk semua tujuan. Pemimpin-pemimpin yang berhasil adalah
mereka yang bisa menyesuaikan perilaku dirinya sesuai dengan tuntutan dari
keunikanlingkungannya. Dengan kata lain, kepemimpinan yang efektif atau tidak efektif itu
sangat tergantung akan gaya perilaku yang disesuaikan dengan situasi tertentu.
PENYESUAIAN GAYA
Penyesuaian gaya ini adalah suatu derajat perilaku pemimpin yang sesuai dengan kehendak
dari suatu lingkungan tertentui. Gaya ini dapat pula dinamakan keluwesan (flexibility) gaya,
karena dengan mudah perilaku pemimpin tersebut menyesuaikan dengan lingkungan tertentu.
Dengan demikian, seseorang pemimpin yang mempunyai tingkiat gaya (style range) yang sempit
dapat efektif sepanjang periode waktu tert6entu asalkan pemimpin tersebut tetap berada pada
situasi yang memungkinkan gayanya mempunyai sukses yang besar, bila tidak efektif kalau gaya
perilakunya tidak sesuai dengan tuntutan situasi.
Jadi jelaslah bahwa tingkat gaya ini relevan dengan keefektifan suatu penyesuaian gaya.
Tingkat gaya yang luas atau besar tidaklah akan menjamin keefektifan suatu perilakugaya
pemimpin.
Untuk mengetahui derajad keluwesan gaya kepemimpinan kita, dapat di lakukan dengan
cara menjumlahkan angka-angka pada kolom II, kemudian angka-angka tersebut
dipertimbangkan dengan cara dikalikan +2 sampai ke -2. angka timbangan ini berdasarkan pada
ryteori kepemimpinan tentang putaran kehidupan (Life Cycle theory of leadership). Perilaku
pemimpin yang menunjukan kemungkinan berhasilnya besar pada alternatif yang ditawarkan
untuk suatu situasi tertentu ditimbang dengan +2. Sedangkan perilaku yang mempunyai
kemungkinan berhasil terendah ditimbang dengan +1 dan yang ketiga ditimbang -1.
Setelah menghitung semua jumlah skor dari penyesuaian gaya atau keberhasilan gaya, maka
langkah berikutnya ialah mengintegrasikan skor tersebut ke dalam Model 3 Dimensi Efektivitas
Pemimpin, dengan menempatkan pada sepanjang garis panah dalam Gambar tersebut yang
menunjukan tidak efektif (-1 sampai 24) dan Efektif (+1 sampai +24). gaya yang tidak efektif ini
dapat pula dikatakan sebagai gaya yang kurang luwes, adapun yang efektif merupakan gaya yang
luwes.
6
7