Anda di halaman 1dari 7

Golden Rules dalam Desain User Interface

Oleh: Andry Rihardika


Aplikasi Berbasis Web
Pada era informasi saat ini perkembangan teknologi berkembang sangat pesat dan
menjadi bagian kehidupan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat.
Broadband internet, sosial media dan smart phone yang semakin terjangkau menjadi
trend teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang hangat dibicarakan di
masyarakat. Aplikasi-aplikasi yang sebelumnya dikembangkan sebagai stand alone
atau desktop application mulai beralih menuju aplikasi berbasis web.
Aplikasi berbasis web adalah aplikasi yang dapat diakses hanya dengan menggunakan
web browser. Keuntungan aplikasi berbasis web, antara lain adalah dapat diakses dari
mana saja, karena tidak memerlukan proses instalasi dan dapat diakses dengan
perangkat apapun selama perangkat tersebut memiliki web browser (PC, notebook,
smartphone). Pengembangan aplikasi berbasis web pada umumnya dilakukan
menggunakan hypertext markup language (HTML) yang dikombinasikan dengan
bahasa pemrograman PHP dan javascript. Bahasa pemrograman yang non-proprietary
atau gratis menjadi salah satu faktor pesatnya perkembangan teknologi web saat ini,
karena semua orang dapat mengembangkan aplikasi atau website-nya sendiri dan
belajar dari dokumentasi yang tersebar luas di internet.
Faktor yang Mempengaruhi Pembuatan Aplikasi Web
Faktor kemudahan yang semakin tinggi membuat aplikasi web atau website dapat
dikembangkan atau dibuat oleh siapa pun dari anak-anak hingga orang dewasa. Saat
ini proses pembuatan website nyaris tidak memerlukan pengetahuan mengenai bahasa
pemrograman, hanya dibutuhkan pengetahuan dasar internet dan komputer, tools yang
tepat dan beberapa klik sudah cukup bagi seseorang untuk dapat membuat website
pribadinya sendiri. Apabila ingin membangun suatu aplikasi berbasis web, saat ini
telah banyak tersedia framework dan library dengan dokumentasi lengkap yang dapat
mempermudah pengembangan aplikasi layaknya menyusun sebuah puzzle.
Lain halnya dengan faktor teknis pengembangan aplikasiweb yang semakin mudah, di
mana untuk dapat membuat seorang pengguna mau menggunakan suatu aplikasi


terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi. Salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi penerimaan (acceptance) pengguna terhadap suatu aplikasi web
adalah faktor kegunaannya (useability) dan kemudahaan antarmuka (interface). Bagi
sebagian pengembang aplikasi, faktor antarmuka seringkali terlupakan, karena
orientasi yang terfokus hanya pada fungsi. Kesalahan utama dari para pengembang
yang sering terjadi adalah mereka berfikir bahwa semakin baik fungsi dari aplikasi
yang dibangun, semakin baik juga penerimaan para pengguna, padahal pada
kenyataannya faktor-faktor non-teknis juga memegang peranan yang penting.
Shneiderman dan 8 Golden Rules
Ben Shneiderman, seorang professor ilmu komputer di University of Maryland
menulis 8 aturan emas (8 golden rules) mengenai desain antarmuka antara manusia
dengan komputer. 8 golden rules yang ditulis Shneiderman merupakan hasil dari
penelitiannya dan bukti-bukti empiris lain yang ditemukannya. 8 golden rules tersebut
adalah:
1. Strive for consistency
Dalam desain antarmuka segala sesuatunya harus dirancang secara konsisten,
mulai dari tema, penggunaan bahasa, terminologi, menu, fitur help hingga urutanurutan proses harus diusahakan untuk konsisten.
Contoh:

2. Enable frequent users to use shortcuts


Seiring meningkatnya tingkat penggunaan seseorang dengan aplikasi, maka
semakin tinggi juga keinginan mereka untuk mengurangi interaksi dan
mempercepat pekerjaan. Untuk masalah tersebut perlu disiapkan fitur shortcuts
atau bahkan automation untuk mengurangi interaksi tersebut.


Contoh:
shortcuts ctrl+c untuk fungsi copy pada Ms. Windows
atau

3. Offer informative feedback


Berikan feedback yang informatif pada setiap operasi yang dijalankan. Apabila
operasi yang dijalankan bersifat frequent seperti save atau delete, respon yang
diberikan dapat secara sederhana. Namun, semakin penting suatu operasi dan
bersifat jarang, maka respon yang diberikan harus semakin informatif. Hal yang
perlu diperhatikan dalam memberikan respon suatu operasi adalah informasi yang
diberikan harus komprehensif dan bermakna, serta memperhatikan timing
kemunculannya secara tepat. Respon dapat berupa dialog box, alert, progress bar
atau yang lainnya.
Contoh:

4. Design dialogs to yield closure


Saat suatu operasi telah selesai, berikan informasi kepada pengguna bahwa
operasi tersebut telah selesai dan pengguna dapat melanjutkan ke operasi
selanjutnya atau dapat menggunakan fitur yang lain. Informasi kepada pengguna
dapat berupa dialog box yang menyatakan suatu operasi telah selesai atau dengan


action grouping agar pengguna mendapatkan informasi operasi-operasi apa yang
sudah dilakukan dan operasi apa selanjutnya.
Contoh:

5. Offer error prevention and simple error handling


Sedapat mungkin suatu aplikasi dirancang agar pengguna tidak menghasilkan
kesalahan (error) yang signifikan. Untuk memandu pengguna agar tidak
menghasilkan error, maka perlu adanya mekanisme pencegahan error sebelum
suatu operasi dijalankan. Apabila pada akhirnya user menghasilkan error,
penyebab kesalahan tersebut harus diinformasikan (aturan nomor 3). Pencegahan
error dapat dilakukan dengan proses validasi input sebelum mengirimkan (submit)
atau dengan menampilkan petunjuk (hints) saat pengguna berinteraksi dengan
aplikasi.
Contoh:

6. Permit easy reversal of actions


Saat suatu operasi sudah dijalankan, sebaiknya disediakan suatu fitur untuk
mengembalikan operasi tersebut. Fitur ini dapat mengurangi kecemasan pengguna
aplikasi apabila melakukan kesalahan dan menghindari pengguna untuk mencobacoba fitur yang tidak mereka pahami. Hal tersebut dapat diimplementasikan
dengan adanya fitur undo, baik untuk single action ataupun group action.
Contoh:

7. Support internal locus of control


Pada umumnya pengguna selalu memiliki keinginan untuk memegang kendali
atas apa yang dilakukan oleh aplikasi. Oleh karena itu, perlu adanya fitur-fitur
yang menunjukkan bahwa penggunalah yang memegang kendali dan aplikasi
bekerja sesuai apa yang diperintahkan oleh pengguna. Hal ini dapat dilakukan


salah satunya dengan memberikan fitur cancel pada operasi yang sedang berjalan
atau form pengaturan.
Contoh:

8. Reduce short-term memory load


Secara alamiah manusia memiliki keterbatasan dalam memproses suatu informasi
pada ingatan jangka pendeknya. Oleh karena itu, tampilan dan proses pada suatu
aplikasi juga harus memperhatikan hal tersebut. Tampilan harus dirancang
sesederhana mungkin, namun berisi informasi yang komprehensif. Sistem kognitif
manusia akan lebih mudah untuk mengenali dibandingkan dengan mengingat.
Oleh karena itu, penggunaan iconography, warna dan visual lainnya akan
membantu pengguna aplikasi menemukan fungsi yang dibutuhkan. Jika operasi
pada aplikasi terdiri atas beberapa proses, maka informasi penting dari proses
sebelumnya harus dapat terlihat pada proses setelahnya. Rata-rata ingatan manusia
dapat menampung hingga plus minus tujuh (7) informasi pada ingatan jangka
pendeknya.


Referensi

Block, H. (2013, 1 18). The golden rules: back to the basics. Retrieved 11 29, 2013,
from Frantic: https://www.frantic.com/notes/The-golden-rules--back-to-the-basics61.html

Shneiderman's "Eight Golden Rules of Interface Design". (n.d.). Retrieved 11 29,
2013,
from
University
of
Washington
Faculty
Web
Server:
http://faculty.washington.edu/jtenenbg/courses/360/f04/sessions/schneidermanGolden
Rules.html

Anda mungkin juga menyukai