Anda di halaman 1dari 32

Metode Riset Bisnis 1

METODE RISET
BISNIS

Boyke Hatman, SE., ST., MMSI., M.Si

Jakarta, Indonesia

2015

Metode Riset Bisnis 2

A. PENDAHULUAN

Metode riset merupakan cara atau teknik ilmiah untuk


memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara atau
teknik ilmiah yang dimaksud adalah dimana kegiatan riset itu
dilaksanakan berdasarkan ciri-ciri keilmuan, yaitu Rasional, Empiris
dan Sistematis. Rasional berarti peneltian dilakukan dengan cara
yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh nalar manusia. Empiris
berarti cara atau teknik yang dilakukan selama penenlitian itu dapat
diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati
dan mengetahui cara atau teknik atau langkah yang digunakan
selama proses riset. Sistematis, maksudnya adalah proses yang

Metode Riset Bisnis 3

dilakukan dalam riset itu menggunakan langkah-langkah tertentu


yang logis.
Data empiris yang diperoleh melalui riset itu harus mempunyai
kriteria valid. Yaitu data yang derajat ketepatan antara data yang
sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dikumpulkan
oleh peneliti. Misalnya dalam suatu pameran bisnis terjual 1080 set
gadget, sementara peneliti melaporkan jauh dibawah atau diatas
1080 set computer yang terjual, maka derajad validitas hasil riset itu
rendah. Atau misalnya dalam suatu perdagangan saham tidak terjadi
kerusuhan, dan peneliti melaporkan terjadi kerusuhan maka data
yang dilaporkan juga tidak valid. Untuk mendapatkan data yang valid
dalam riset sering sulit dilakukan, oleh karena itu, maka validitas
hasil riset dapat diuji melalui pengujian reliabilitas dan obyektivitas
data riset yang telah terkumpul. Pada umumnya kalau data itu
realiabel dan obyektif, maka hasil risetnya akan valid. Data yang
valid pasti reliable dan obyektif. Reliabelitas berkenaan dengan
derajad konsistensi/keajegan data dalam interval waktu tertentu.
Misalnya pada hari pertama wawancara, sumber data mengatakan
bahwa jumlah karyawan yang berdemonstrasi sebanyak 800 orang,
maka besok atau lusa pun sumber data tersebut akan tetap
mengatakan bahwa jumlah karyawan yang berdemonstrasi tetap
sebanyak 800 orang, maka data tersebut adalah data yang obyektif
(lawannya subyektif).
JIka ada beberapa kelompok peneliti memberikan data riset
tersebut tidak obyektif sehingga tidak valid. Data yang reliable belum
tentu valid, misalnya setiap hari seseorang karyawan perusahaan
pulang malam dengan alasan ada rapat, padahal kenyataannya
tidak ada rapat. Hal ini diucapkan secara konsisten tetapi datanya

Metode Riset Bisnis 4

tidak valid. Data yang obyektif juga belum tentu valid, misalnya 99 %
dari sekelompok orang menyatakan bahwa si A adalah pencuri, dan
1 % menyatakan bukan pencuri. Padahal yang benar justru yang
hanya 1 % yang menyatakan bahwa A adalah bukan pencuri.
Validitas data hasil riset dapat diperoleh dengan menggunkan
instrument yang valid, menggunakan sumber data tepat dan cukup
jumlahnya, serta metode pengumpulan dan analisis data yang
benar. Untuk mendapatkan data yang reliable, maka instrument
harus reliable dan riset nya dilakukan dengan berulang-ulang.
Selanjutnya untuk mendapatkan data yang obyektif, maka sampel
sumber data jumlahnya mendekati jumlah populasi.
Setiap riset mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara
umum tujuan riset ada tiga macam yaitu yang bersifat penemuan,
pembuktian dan pengembangan. Penemuan berarti data yang
diperoleh dari riset itu adalah data yang betul-betul baru yang
sebelumnya belum pernah diketahui. Pembuktian berarti data yang
diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan
terhadap informasi atau pengetahuan tertentu, dan pengembangan
berarti untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan yang
telah ada.
Melalui

riset

yang

dilakukan

oleh

manusia

dapat

menggunakan hasilnya, secara umum data yang diperoleh dari riset


dapat

digunakan

untuk

memahami,

memecahkan

dan

mengantisipasi masalah. Memahami berarti memperjelas suatu


masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi
tahu, memecahkan berarti meminimalkan atau menghilangkan
masalah, dan mengantisipasi berarti mengupayakan agar masalah
tidak terjadi.

Metode Riset Bisnis 5

Jadi metode riset bisnis, dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,
dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan
mengantisipasi masalah dalam bidang bisnis.

Kegunaan Riset, secara umum :


1. Memahami masalah
2. Memecahkan masalah
3. Mengantisipasi masalah

B. KONSEP DASAR METODE RISET BISNIS

Metode Riset Bisnis 6

Metode riset merupakan cara atau teknik ilmiah untuk


memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara atau
teknik ilmiah yang dimaksud adalah dimana kegiatan riset itu
dilaksanakan berdasarkan ciri-ciri keilmuan, yaitu Rasional, Empiris
dan Sistematis (RES). Rasional berarti peneltian dilakukan dengan
cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh nalar manusia.
Empiris berarti cara atau teknik yang dilakukan selama penenlitian
itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat
mengamati dan mengetahui cara atau teknik atau langkah yang
digunakan selama proses riset. Sistematis, maksudnya adalah
proses yang dilakukan dalam riset itu menggunakan langkahlangkah tertentu yang logis.
Data empiris yang diperoleh melalui riset itu harus mempunyai
kriteria valid. Yaitu data yang derajat ketepatan antara data yang
sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dikumpulkan
oleh peneliti. Misalnya dalam suatu pameran bisnis terjual 1080 set
gadget, sementara peneliti melaporkan jauh dibawah atau diatas
1080 set computer yang terjual, maka derajad validitas hasil riset itu
rendah. Atau misalnya dalam suatu perdagangan saham tidak terjadi
kerusuhan, dan peneliti melaporkan terjadi kerusuhan maka data
yang dilaporkan juga tidak valid. Untuk mendapatkan data yang valid
dalam riset sering sulit dilakukan, oleh karena itu, maka validitas
hasil riset dapat diuji melalui pengujian reliabilitas dan obyektivitas
data riset yang telah terkumpul. Pada umumnya kalau data itu
realiabel dan obyektif, maka hasil riset nya akan valid. Data yang
valid pasti reliable dan obyektif. Reliabelitas berkenaan dengan
derajad konsistensi/keajegan data dalam interval waktu tertentu.
Misalnya pada hari pertama wawancara, sumber data mengatakan

Metode Riset Bisnis 7

bahwa jumlah karyawan yang berdemonstrasi sebanyak 800 orang,


maka besok atau lusa pun sumber data tersebut akan tetap
mengatakan bahwa jumlah karyawan yang berdemonstrasi tetap
sebanyak 800 orang, maka data tersebut adalah data yang obyektif
(lawannya subyektif).
Kalau ada beberapa kelompok peneliti memberikan data riset
tersebut tidak obyektif sehingga tidak valid. Data yang reliable belum
tentu valid, misalnya setiap hari seseorang karyawan perusahaan
pulang malam dengan alasan ada rapat, padahal kenyataannya
tidak ada rapat. Hal ini diucapkan secara konsisten tetapi datanya
tidak valid. Data yang obyektif juga belum tentu valid, misalnya 99 %
dari sekelompok orang menyatakan bahwa si A adalah pencuri, dan
1 % menyatakan bukan pencuri. Padahal yang benar justru yang
hanya 1 % yang menyatakan bahwa A adalah bukan pencuri.
Validitas data hasil riset dapat diperoleh dengan menggunkan
instrument yang valid, menggunakan sumber data tepat dan cukup
jumlahnya, serta metode pengumpulan dan analisis data yang
benar. Untuk mendapatkan data yang reliable, maka instrument
harus reliable dan risetnya dilakukan dengan berulang-ulang.
Selanjutnya untuk mendapatkan data yang obyektif, maka sampel
sumber data jumlahnya mendekati jumlah populasi.
Setiap riset mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara
umum tujuan riset ada tiga macam yaitu yang bersifat penemuan,
pembuktian dan pengembangan. Penemuan berarti data yang
diperoleh dari riset itu adalah data yang betul-betul baru yang
sebelumnya belum pernah diketahui. Pembuktian berarti data yang
diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan
terhadap informasi atau pengetahuan tertentu, dan pengembangan

Metode Riset Bisnis 8

berarti untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan yang


telah ada.
Melalui riset manusia dapat menggunakan hasilnya, secara
umum data yang diperoleh dari riset dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Memahami
berarti memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak
diketahui dan selanjutnya menjadi tahu, memecahkan berarti
meminimalkan atau menghilangkan masalah, dan mengantisipasi
berarti mengupayakan agar masalah tidak terjadi.
Jadi metode riset bisnis, dapat diartikan sebagai cara ilmiah
untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,
dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan
mengantisipasi masalah dalam bidang bisnis.

C. PROSES RISET
.

Metode Riset Bisnis 9

Riset kuantitatif didasarkan pada paradigma positivisme yang


bersifat logico-hypotheco-verifikatif dengan berlandaskan pada
asumsi

mengenai

obyek

empiris.

Asumsi

pertama

bahwa

obyek/fenomena dapat diklasifikasikan menurut sifat, jenis, struktur,


bentuk, warna dan sebagainya. Berdasarkan asumsi ini maka
peneliti dapat memfokuskan risetnya pada sebagian dari konteks
bisnis yang berupa variable tertentu dari suatu obyek riset yang
menjadi masalah.
Peneliti dapat melakukan riset pada variable bisnis, misalnya
tentang proses Produksi, pemasaran, akutansi, lembaga-lembaga,

Metode Riset Bisnis 10

keuangan, perpajakan, kepemimpinan, sikap kerja. Peneliti tidak


harus meneliti terhadap seluruh variable dalam konteks bisnis,
karena hal didasarkan pada asumsi bahwa setiap konteks
mempunyai sifat yang dapat diklarifikasikan. Misalnya klasifikasi sifat
orang

berdasarkan

motivasi

kerjanya,

berdasarkan

gaya

kepemimpinannya, berdasarkan kemampuannya dll.


Sebenarnya riset kuantitatif juga mengakui bahwa semua sifat
pada diri seseorang (kepribadian, bakat, gaya kepemimpinan dll)
tidak dapat dipisahkan. Tetapi pada diri seseorang akan mempunyai
modus tertentu dalam sifatnya, misalnya si A, motivasi kerjanya
tinggi tetapi gaya kepemimpinan, kemampuan, dan hubungan
dengan orang lain kurang baik. Selain itu riset kuantitatif
berpandangan bahwa setiap orang mempunyai kemampuan yang
terbatas pada bidang-bidang tertentu saja. Mungkin seorang
manajer melihat pegawai yang motivasi kerjanya rendah, baik,
kemampuan rendah; tetapi seorang dokter akan melihat pegawai
dari segi kesehatan fisik pegawai tersebut.
Asumsi ilmu yang kedua adalah determinisme (hubungan
sebab akibat). Asumsi ini menyatakan bahwa setiap gejala ada yang
menyebabkan. Perusahaan bisa bangkrut karena ada yang
menyebabkan nilai rupiah bisa jatuh karena ada yang menyebabkan,
orang malas kerja karena ada yang menyebabkan.
Berdasarkan asumsi pertama dan kedua maka peneliti dapat
memilih variable yang diteliti, dan mencari hubungan antara satu
variable dengan variable yang lain. Dengan demikian judul risetnya
dapat berbunyi hubungan X dengan Y, pengaruh X1 dan X2
terhadap Y.

Metode Riset Bisnis 11

Asumsi ilmu yang ketiga adalah bahwa suatu gejala tidak


akan mengalami perubahan dalam waktu tertentu. Kalau gejala yang
diteliti itu berubah terus maka akan sulit untuk dipelajari. Mahasiswa
yang ujian tesis atau yang disertasi adalah mempertahankan data
masa lampau yang mungkin saja pada waktu ujian data dari obyek
yang diteliti sudah berubah. Apalagi data dari bidang social.
Berdasarkan asumsi tersebut di atas dan juga berdasarkan
pada metode ilmiah yang bersifat logico-hypotheco-verifikatif, maka
proses riset kuantitatif akan bersifat linier. Seperti telah dikemukakan
dalam pengertian bahwa riset itu pada prinsipnya adalah untuk
menjawab masalah. Masalah merupakan penyimpangan dari apa
yang

seharusnya

dengan

apa

yang

terjadi

sesungguhnya.

Penyimpangan antara aturan dengan pelaksanaan, teori dengan


praktek, perencanaan dengan pelaksanaan dsb.
Riset kuantitatif bertolak dari studi pendahuluan dari obyek
yang diteliti (preminary study) untuk mendapatkan yang betul-betul
masalah. Masalah tidak dapat diperoleh dari belakang meja, oleh
karena itu harus digali melalaui studi pendahuluan melalui faktafakta empiris. Supaya peneliti dapat menggali masalah denagn baik,
maka peneliti harus menguasai teori melalui berbagai referensi.
Selanjutnya supaya masalah dapat dijawab maka dengan baik
masalah tersebut dirumuskan secara spesifik, dan pada umumnya
dibuat dalam bentuk kalimat tanya.
Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara
(berhipotesis) maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang
relevan dengan masalah dan berfikir. Selain itu penemuan riset
sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan
untuk memberikan kalau jawaban terhadap rumusan masalah yang

Metode Riset Bisnis 12

baru didasarkan pada teori dan didukung oleh riset yang relevan,
tetapi belum ada pembuktian secara empiris (factual) maka jawaban
itu disebut hipotesis.
Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih
metode/

strategi/

pendekatan/

desain

riset

yang

sesuai.

Pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat


ketelitian

data

yang

dapat

diperoleh

dan

konsisten

yang

dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis, adalah tersedianya


dana, waktu, dan kemudahan yang lain.
Setelah metode riset yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat
menyusun instrument riset. Instrumen ini digunakan sebagai alat
pengumpul data yang dapat berbentuk angket/kuesioner, untuk
pedoman

wawancara

atau

observasi.

Sebelum

instrument

digunakan untuk pengumpulan data, maka instrument riset harus


terlebih dulu diuji validitas dan reliabilitasnya.
Pengumpulan data dilakukan pada obyek tertentu baik yang
berbentuk populasi maupun sampel. Bila peneliti ingin memebuat
generalisasi terhadap temuannya, maka sampel yang diambil harus
representative (mewakili).
Setelah data terkumpul, maka selanjutnya dianalisis untuk
menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistic tertentu.
Berdasarkan analisis ini apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau
diterima atau apakah penemuan itu sesuai dengan hipotesis yang
diajukan atau tidak.
Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode riset
yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah. Walaupun
langkah riset kuantitatif tersebut bersifat linier tetapi tidak berarti riset
berakhir disitu. Proses riset kuantitatif itu dapat juga dilakukan

Metode Riset Bisnis 13

secara

berulang-ulang

seperti

pada

proses

riset

kualitatif,

pengulangan dalam riset kuantitatif dilakukan dalam rangka


mendapatkan konsistensi/ reliabilitas data riset dan membuktikan
riset yang telah ada.
Berdasarkan proses riset kuantitatif diatas maka nampak
bahwa pola pikir riset kuantitatif, bukan hanya deduksi tetapi juga
induksi

baik

dalam

merumuskan

hipotesis

maupun

untuk

generalisasi dari hasil riset.


Penggunaan konsep dan teori yang relevan serta pengkajian
terhadap hasil-hasil riset yang mendahului guna menyusun hipotesis
merupakan aspek logika (logico-hypotetico), sedangkan pemilihan
metode riset, menyususn instrument, mengumpulkan data dan
analisisnya

adalah

merupakan

aspek

metodologi

untuk

menverifikasikan hipotesis yang diajukan.


Uraian dalam artikel ini memfokuskan pada riset kuantitatif
yang dapat digunakan dalam riset bidang bisnis, baik untuk
kepentingan akademis, professional dan institusional. Riset dapat
menggunakan metode survey, ex-post facto, eksperimen, policy dan
riset tindakan (action research).

D. MACAM-MACAM DATA RISET

Metode Riset Bisnis 14

Seperti telah dikemukakan bahwa riset adalah merupakan


cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid. Untuk bisa
mendapatkan data yang valid tersebut, maka peneliti harus terlebih
mengetahui
dikemukakan

macam-macam
berikut

data.

diperoleh

Macam-macam
dengan

data

instrument

yang
yang

menggunakan skala nominal, ordinal, interval dan ratio.

Macam Data Ada Dua Yaitu Data Kualitatif Dan Data Kuantitatif.
Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk
kata, kalimat, dan gambar
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data
kualitatif yang diangkakan (skoring: baik sekali = 5, baik = 4, Netral =
3, kurang baik = 2 dan tidak baik = 1).
Data kuantitatif dibagi menjadi dua, yaitu data diskrit/nominal
dan data kontinum. Data nominal adalah data yang hanya dapat
digolong-golongkan secara terpisah, secara diskrit atau kategori.

Metode Riset Bisnis 15

Data ini diperoleh dari hasil menghitung, misalnya dalam


suatu klas setelah dihitung terdapat 50 mahasiswa, terdiri atas 30
pria dan 20 wanita. Dalam suatu kelompok terdapat 800 orang suku
Jawa dan 1080 suku sunda dll. Jadi data nominal adalah data diskrit,
bukan data kontinum.
Data kontinum, adalah data yang bervariasi menurut
tingkatan dan ini diperoleh dari hasil pengukuran. Data
ini dibagi menjadi data ordinal, data interval dan data
ratio. Data ordinal adalah data yang berbentuk rangking
atau peringkat. Misalnya juara I, II, III dan seterusnya.
Data ini, bila dinyatakan dalam skala, maka jarak satu
data dengan data yang lain tidak sama.
Data interval, adalah data yang jaraknya sama tetapi
tidak mempunyai nilai nol (0) absulut / mutlak). Contoh
skala thermometer, walaupun ada nilai 00 C, tetapi
tetap ada nilainya. Data-data yang diperoleh dari
pengukuran dengan instrument sikap dengan skala
Likert misalnya adalah berbentuk data interval.
Data ratio adalah data yang jaraknya sama, dan
mempunyai nilai nol mutlak. Misalnya data tentang
berat, panjang, dan volume. Berat 0 kg berarti tidak ada
bobotnya, panjang 0 m berarti tidak ada panjangnya.
Data ini dapat dirubah ke dalam interval dan ordinal.
Data ini juga dapat dijumlahkan atau dibuat perkalian
secara aljabar. Misalnya 2 m + 3 m = 7 m. Kalau dalam
data interval penjumlahannya tidak seperti dalam data
ratio. Misalnya air 1 gelas dengan suhu 200 C + air 1
gelas dengan suhu 150C maka suhunya tidak menjadi

Metode Riset Bisnis 16

350 C, tetapi sekitar 17, 50 C. Data rasio adalah data


yang paling teliti.

E. RISET MENURUT JENIS DATA & ANALISIS

Seperti telah dikemukakan pada pengertian riset, bahwa pada


dasarnya meneliti itu adalah ingin mendapatkan data obyektif, valid
dan reliable tentang sesuatu hal (variable tertentu). Jenis data dan
analisisnya dalam riset dapat dikelompokkan menjadi dua hal utama
yaitu data kualitatif dan kuantitatif.
Pada suatu proses riset sering hanya terdapat suatu jenis data
yaitu kuantitatif atau kualitatif saja, tetapi mungkin juga gabungan
keduanya. Dalam analisis data juga terdapat dua macam, yaitu
analisis data kuantitatif dengan statistik dan kualititatif (tidak
mengutamakan statistik).
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat,
skema dan gambar. Data kualitatif adalah data yang
berbentuk angka atau data kualitatif yang Diangkakan.

Metode Riset Bisnis 17

Data kualitatif yang diangkakan (scoring) misalnya


terdapat dalam skala pengukuran.
Suatu

pernyataan/pertanyaan

yang

memerlukan

alternative

jawaban, sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju dimana


masing-masing: sangat setuju diberi angka 5
- Sangat setuju. angka
4 - Setuju, angka 3 Netral,

angka 2 - tidak setuju, angka 1

sangat tidak setuju .

E. RISET MENURUT TINGKAT EKPLANASINYA

Tingkat explanasi (level of explanation) adalah tingkat


penjelasan. Jadi riset menurut tingkat eksplanasi adalah riset yang
bermaksud menjelaskan kedudukan variable-variabel yang diteliti
serta hubungan antara satu varibel dengan variable yang lain.
Berdasarkan hal ini, riset dapat dikelompokkan menjadi, deskriptif,
komparatif, dan asosiatif.
a. Riset Deskriptif
Riset yang dilakukan untuk menggambarkan suatu
variabel secara mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa
membuat

perbandingan

atau

menghubungkan

variabel

Metode Riset Bisnis 18

dengan variabel lainnya. Riset yang dilakukan terhadap


variabel

yang

data-datanya

sudah

ada

tanpa

proses

manipulasi (data masa lalu dan sekarang).


Suatu riset yang berusaha menjawab pertanyaan
seperti, bagaimanakah profil pelaku bisnis di Indonesia,
seberapa

besar

produktivitas

kerja

seberapa

besar

keuntungan

PT

karyawan
ABC

di

tahun

XYZ;
ini;

bagaimanakah etos kerja, dan prestasi kerja para karyawan di


departemen P, adalah suatu riset deskriptif. Yang dicetak
miring adalah variable yang diteliti, yang bersifat mandiri.
Judul Riset Deskriptif :
a. Performa Badan Usaha Milik Negara tahun 2014
b. Kenyamanan Pelayanan Kesehatan di Jakarta

b. Riset Komparatif
Riset komparatif, adalah suatu Riset yang bersifat
membandingkan. Di sini variabelnya masih sama dengan
Riset variable mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari
satu, atau dalam waktu yang berbeda.
Contoh:
Adakah perbedaan keuntungan antara BUMN dengan
perusahaan Swasta, adakah perbedaan nilai penjualan antara
tahun 2010 dengan 2011. Tahun 2012 dan 2013 adalah waktu
yang berbeda.
Judul Riset Komparatif :
a. Perbandingan performa BUMN dengan swasta.
b. Perbandingan disiplin kerja PNS dengan Swasta

Metode Riset Bisnis 19

c. Perbandingan prestasi kerja pegawai setelah


dengan sebelum mengikuti diklat
c. Riset Asosiatif/hubungan
Riset asosiatif merupakan riset yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih. Riset ini
mempunyai tingkatan yang tertinggi bila dibandingkan dengan
riset deskriptif dan komparatif. Dengan riset ini maka akan
dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk
menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
Judul Asosiatif :
a. Pengaruh Iklim Organisasi terhadap kinerja pegawai
b. Hubungan motivasi dengan prdosuktivitas kerja
c. Pengaruh Jiwa pemimpin terhadap efektifitas kerja

Pada riset ini minimal terdapat dua variable yang dihubungkan,


bentuk hubungan antara variable ada tiga yaitu: simetris, kausal, dan
interaktif/resiprocal.
o Hubungan Simetris adalah suatu bentuk hubungan
karena

munculnya

bersama-sama,

misalnya

ada

hubungan antara datangnya kupu-kupu dengan tamu.


Kalau ada kupu-kupu masuk rumah diramalkan akan
ada tamu. Yang menyebabkan datangnya tamu bukan
kupu-kupu.
(karena

munculnya

bersama-sama)

tidak

mempengaruhi Y atau sebaliknya.


o Hubungan kausal adalah hubungan sebab akibat, bila X
maka Y, contoh bila gaji pegawai negeri maupun swasta
naik, maka daya beli masyarakat akan naik. Jadi yang

Metode Riset Bisnis 20

menyebabkan daya beli naik adalah adanya kenaikan


gaji. Kausal / sebab akibat. X mempengaruhi Y
o Hubungan interaktif atau reciprocal atau timbale balik
adalah hubungan yang saling mempengaruhi.

Bila

pengeluaran untuk iklan naik maka nilai penjualan juga


akan naik, dan bila nilai penjulan naik, maka biaya untuk
iklan akan naik juga. Interaktif / Resiprokal (timbal balik)
X dan Y saling mempengaruhi

Riset yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui


hubungan antara 2 variabel atau lebih.
Riset asosiatif merupakan riset dengan tingkatan tertinggi
dibanding riset deskriptif dan komparatif. Dengan riset
asosiatif dapat dibangun suatu teori yang berfungsi untuk
menjelaskan,

meramalkan

dan

mengontrol

gejala/fenomena.

F. RISET MENURUT METODE

Riset menurut metodenya, dapat dikelompokkan menjadi, sbb :

suatu

Metode Riset Bisnis 21

1. Metode Riset Survey,


2. Ex Post Facto,
3. Eksperimen,
4. Naturalistic,
5. Policy Research (Riset Kebijakan),
6. Action Research (Riset Tindakan),
7. Evaluasi
8. dan Sejarah.

a. Riset Survey
Riset survey adalah Riset yang dilakukan pada populasi besar
maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel
yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadiankejadian

relative,

distribusi

dan

hubungan-hubungan

antar

variable sosiologis maupun psikologis.


Riset survey pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu
generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. Walaupun
metode survey ini tidak memerlukan kelompok control seperti
halnya pada metode eksperimen, namun generalisasi yang
dialkukan bisa lebih akurat bila digunakan sampel yang
representative .
Contoh misalnya:

Riset untuk mengungkapkan kecendrungan masyarakat dalam


mengkonsumsi jenis minuman.

b. Riset Ex Post facto

Metode Riset Bisnis 22

Riset Ex post Facto adalah suatu riset yang dilakukan untuk


meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke
belakang

untuk

mengetahui

faktor-faktor

yang

dapat

menimbulkan kejadian tersebut. Riset ini menggunakan logika


dasar yang sama dengan riset eksperimen yaitu jika x maka y,
hanya saja dalam riset ini tidak ada manipulasi langsung
terhadap variable independent.
Contoh misalnya:

Riset

untuk

mengungkapkan

sebab-sebab

terjadinya

sebab-sebab

terjadinya

kebakaran pabrik sepatu.

Riset

untuk

mengungkapkan

penurunan produktivitas penjualan.

c. Riset Eksperimen
Riset dengan pendekatan eksperimen adalah suatu riset yang
berusaha mencari pengaruh variable tertentu terhadap variable
yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Terdapat
empat bentuk metode eksperimen yaitu experimental, true
eksperimental

factorial,

dan

quasi

experimental..

Riset

eksperimen ini pada umumnya dilakukan pada laboratorium.


Riset yang dilakukan terhadap variabel yang data-datanya belum
ada sehingga perlu dilakukan proses manipulasi melalui
pemberian treatment/ perlakuan tertentu terhadap subjek riset
yang kemudian diamati/diukur dampaknya (data yang akan
datang). Riset yang dilakukan secara sengaja oleh peneliti
dengan cara memberikan treatment/perlakuan tertentu terhadap
subjek riset guna membangkitkan sesuatu kejadian/keadaan
yang akan diteliti bagaimana akibatnya.

Riset ini merupakan

Metode Riset Bisnis 23

riset kausal (sebab akibat) yang pembuktiannya diperoleh


melalui komparasi/perbandingan antara :
a. Kelompok

eksperimen

(diberi

perlakuan)

dengan

kelompok kontrol (tanpa perlakukan); atau ;


b. Kondisi subjek sebelum perlakuan dengan sesudah
diberi perlakuan.
Contoh misalnya:

Pengaruh unsur kimia tertentu terhadap kelezatan makanan

Pengaruh jenis bahan tertentu terhadap keindahan warna


kain, dsb.

d. Riset Naturalistic
Metode riset ini sering disebut dengan metode kualitatif. Metode
kualitatif adalah metode riset yang digunakan untuk meneliti
pada kondisi obyek alamiah (seabagai lawannya adalah
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci.
Teknik pengumpulan data dilakukan secara induktif. Hasil riset
kualitatif lebih menekankan makna darip-ada generalisasi.
Contoh :

Riset untuk mengungkapkan makna upacara ritual atau


adanya sesaji terhadap keberhasilan bisnis.

Hubungan antara pelaku bisnis yang punya pesugihan


dengan jumlah penjualan, dsb.

e. Policy Research (Riset policy)


Policy Research (penggunaan metode riset kebijakan) dimulai
karena adanya masalah, dan masalah ini pada umumnya dimiliki
oleh para administrator/manajer atau para pengambil keputusan

Metode Riset Bisnis 24

pada suatu organisasi. Majchrzak (1984) mendefinisikan policy


research adalah suatu proses riset yang dilakukan pada, atau
analisis terhadap masalah-masalah sosial yang mendasar,
sehingga temuannya dapat direkomendasikan kepada pembuat
keputusan untuk bertindak secara praktis dalam menyelesaikan
masalah. Policy research ini sangat relevan bagi perencana dan
perencanaan.
Contoh :

Riset untuk mendapatkan informasi guna menentukan sistem


penggajian karyawan.

Riset untuk mendapatkan informasi guna menentukan jenis


barang apa yang perlu diproduksi besar-besaran, dsb.

f. Action Research (Riset tindakan)


Riset

tindakan

merupakan

riset

yang

bertujuan

untuk

mengembangkan metode kerja yang paling efisien, sehingga


biaya produksi dapat ditekan dan produktivitas lembaga dapat
meningkat. Riset melibatkan peneliti dan karyawan untuk
mengkaji bersama-sama tentang kelemahan dan kebaikan
prosedur kerja, metode kerja, dan alat-alat kerja yang digunakan
selama ini dan selanjutnya mendapatkan metode kerja yang
digunakan selama ini dan selanjutnya mendapatkan metode
kerja baru yang dipandang paling efisien. Metode kerja baru
tersebut selanjutnya dicobakan, dievaluasi secara terus menerus
dalam pelaksanaannya, sehingga sampai ditemukan metode
yang paling efisien untuk dilaksanakan. Riset yang dilakukan
oleh seseorang yang bekerja pada suatu bidang tertentu
terhadap proses kegiatannya yang sedang berlangsung dengan

Metode Riset Bisnis 25

cara memberikan tindakan/action tertentu dan diamati terus


menerus dilihat plus-minusnya, kemudian diadakan pengubahan
terkontrol sampai pada upaya maksimal dalam bentuk tindakan
yang paling tepat.
Contoh :

Riset untuk memperbaiki prosedur dan metode kerja dalam


pembuatan suatu jenis makanan yang diproduksi masal.

Jadi dapat dinyatakan disini bahwa, Riset tindakan adalah suatu


proses yang dilalui oleh perorangan atau kelompok yang
menghendaki perubahan dalam situasi tertentu untuk menguji
prosedur yang diperkirakan akan menghasilkan perubahan
tersebut dan kemudian, setelah sampai pada tahap kesimpulan
yang dapat dipertanggungjawabkan, melaksanakan prosedur ini.
Tujuan utama riset ini adalah mengubah (1) situasi, (2) perilaku,
(3) organisasi termasuk struktur mekanisme kerja, iklim kerja dan
pranata.

g. Riset Evaluasi
Dalam hal yang khusus, riset evaluasi dapat dinyatakan sebagai
evaluasi, tetapi dalam hal lain juga dapat dinyatakan sebagai
riset. Sebagai evaluasi berarti hal ini merupakan bagian dari
proses pembuatan keputusan, yaitu untuk membandingkan
suatu kejadian, kegiatan dan produk dengan standard dan
program yang telah ditetapkan. Evaluasi sebagai riset berarti
akan berfungsi untuk menjelaskan fenomena.

Metode Riset Bisnis 26

Terdapat dua jenis dalam riset evaluasi yaitu: riset evaluasi


formatif yang menekankan pada proses dan evaluasi sumatif
yang menekankan pada produk.
Evaluasi formatif ingin mendapatkan feedback dari suatu
aktivitas dalam proses, sehingga dapat digunakan untuk
meningkatkan

program

atau

produk.

Evaluasi

sumatif

menekankan pada efektifitas pencapaian program yang berupa


produk tertentu.
Contoh:

Riset untuk mengevaluasi apakah suatu produk yang


direncanakan terjual 95% tercapai atau tidak.

h. Riset Sejarah
Riset sejarah berkenaan dengan analisis yang logis terhadap
kejadian-kejadian yang berlangsung dimasa lalu. Jadi riset tidak
mungkin lagi mengamati kejadian yang akan diteliti. Walaupun
demikian sumber datanya bisa primer, yaitu orang yang terlibat
langsung dalam kejadian itu, atau sumber-sumber dokumentasi
yang berkenaan dengan kejadian itu.
Tujuan riset sejarah adalah untuk merekonstruksi kejadiankejadian masa lampau secara sistematis dan obyektif, melelui
pengumpulan, evaluasi verifikasi, dan sintesa data diperoleh,
sehingga dapat ditetapkan fakta-fakta untuk membuat suatu
kesimpulan. Namun demikian kesimpulan yang diperoleh
sifatnya masih hipotesis.

Metode Riset Bisnis 27

Riset sejarah terutama dapat digunakan untuk menjawab


pertanyaan tentang : kapan kejadian itu berlangsung, siapa
pelaku-pelakunya, dan bagaimana prosesnya.
Contoh:

Riset untuk mengetahui perkembangan bisnis di Indonesia


antara tahun 1968 s/d 2010.

G. JENIS-JENIS RISET

Berikut ini dikemukakan berbagai jenis riset dalam Metodologi


Riset ini yang dapat digunakan untuk Riset dalam bidang bisnis, baik
Riset yang bersifat, Sbb :
1. Akademik (mahasiswa),

Metode Riset Bisnis 28

Riset akademik merupakan riset yang dilakukan oleh para


mahasiswa dalam membuat skripsi, tesis dan disertasi. riset
ini

merupakan

sarana

edukatif,

sehingga

lebih

nmementingkan validitas terbatas, serta kecanggihan analisis


disesuaikan dengan jenjang pendidikan (S1, S2, S3) denngan
ciri ciri, sbb :
Merupakan sarana edukasi
Mengutamakan validitas internal (cara yang harus
benar)
Variabel riset terbatas
Kecanggihan analisis disesuaikan dengan jenjang (S1,
S2, S3)

2. Professional (pengembangan ilmu)


Riset professional merupakan risetnya para Dosen dan
peneliti lainnya. Tujuannya adalah mendapatkan pengetahuan
baru. Variabel riset lengkap, kecanggihan analisis disesuaikan
untuk kepentingan masyarakat ilmiah. Untuk itu risetnya harus
dilakukan dengan cara yang betul (validitas internal), dan
hasilnya

berguna

untuk

pengembangan

ilmu

(validitas

eksternal). ciri/ penekanan :


Bertujuan

mendapatkan

pengetahuan

baru

yang

berkenaan dan ilmu, teknologi dan seni.


Variabel riset lengkap
Kecanggihan

analisis

disesuaikan

kepentingan

masyarakat ilmiah
Validitas internal (cara yang benar) dan validitas
eksternal (kegunaan dan generalisasi) diutamakan

Metode Riset Bisnis 29

3. Institusional (riset untuk perumusan kebijakan atau pengambilan


keputusan)
Riset institusional merupakan riset yang bertujuan untuk
mendapatkan informasi yang dapat digunakan pengembangan
lembaga.

Hasil

riset

informasi

yang

dapat

digunakan

pengembangan lembaga. Hasil riset akan sangat berguna


bagi

pimpinan,

manajer,

direktur

untuk

pengambilan

keputusan. Oleh karena itu hasil riset lebih menekankan pada


validitas eksternal (kegunaan), variable lengkap (kelengkapan
informasi), dan kecanggihan analisis disesuaikan untuk
pengambilan keputusan. Dengan menekanan pada :
Tujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat
digunakan untuk pengembangan kelembagaan
Mengutamakan validitas eksternal (kegunaan)
Variabel riset lengkap (kelengkapan informasi)
Kecanggihan analisis disesuaikan untuk pengambilan
keputusan.

Jenis-jenis

riset

dapat

dikelompokkan

menurut,

tujuan,

pendekatan, tingkat eksplanasi, dan analisis & jenis data. Hal


ini dapat disusun dengan mengetahui jenis-jenis riset tersebut,
maka peneliti pada bidang bisnis diharapkan dapat memilih
metode yang paling efektif dan efisien untuk mendapatkan
informasi yang akan digunakan untuk memecahkan masalahmasalah di bidang bisnis.
Menurut Pendekatan
1. Riset Longitudinal (Bujur)

Metode Riset Bisnis 30

Riset yang pengumpulan datanya dilakukan melalui proses


dan waktu yang lama terhadap sekelompok subjek riset
tertentu (tetap) dan diamati/diukur terus menerus mengikuti
masa perkembangannya (menembak beberapa kali terhadap
kasus yang sama).
2. Riset Cross-Sectional (Silang)
Riset yang pengumpulan datanya dilakukan melalui proses
kompromi (silang) terhadap beberapa kelompok subjek riset
dan diamati/diukur satu kali untuk tiap kelompok subjek riset
tersebut sebagai wakil perkembangan dari tiap tahapan
perkembangan subjek (menembak satu kali terhadap satu
kasus).

H. RISET MENURUT TUJUAN

Bila riset diarahkan untuk mendapatkan informasi yang dapat


digunakan untuk memecahkan masalah, maka riset yang dilakukan
diarahkan sekedar untuk memahami masalah secara mendalam
dalam organisasi secara mendalam (tanpa ingin menerapkan

Metode Riset Bisnis 31

hasilnya) maka hal itu dinamakan riset dasar. Hasil riset yang
diperoleh akan berguna untuk pengembangan ilmu manajemen.
Sebenarnya sulit untuk membedakan antara riset murni
(dasar) dan terapan secara terpisah, karena keduanya terletak pada
satu garis kontinum. Riset dasar bertujuan untuk mengembangkan
teori dan tidak memperhatikan kegunaan yang langsung bersifat
praktis. Riset dasar pada umumnya dilakukan pada laboratorium
yang kondisinya terkontrol dengan ketat. Riset terapan dilakukan
dengan

tujuan

menerapkan,

menguji,

dan

mengevaluasi

kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan


masalah masalah praktis. Jadi riset murni/dasar berkenaan dengan
penemuan dan pengembangan ilmu.
Menurut Tujuan
1. Riset Eksploratif
Bertujuan untuk mengungkap secara luas dan mendalam
tentang

sebab-sebab

dan

hal-hal

yang

mempengaruhi

terjadinya sesuatu.
2. Riset Pengembangan
Bertujuan untuk menemukan dan mengembangkan suatu
prototipe

baru

atau

yang

sudah

ada

dalam

rangka

penyempurnaan dan pengembangan sehingga diperoleh hasil


yang lebih produktif, efektif dan efisien.
3. Riset Verifikatif
Bertujuan untuk mengecek kebenaran hasil riset yang
dilakukan terdahulu/ sebelumnya.
4. Riset Kebijakan

Metode Riset Bisnis 32

Riset yang dilakukan suatu institusi/lembaga dengan tujuan


untuk membuat langkah-langkah antisipatif guna mengatasi
permasalahan yang mungkin timbul di kemudian hari.

Riset dasar atau murni adalah riset yang bertujuan yang


menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah
diketahui,

sedangkan

riset

terapan

adalah

bertujuan

untuk

memecahkan masalah-masalah kehidupan praktis.

Menurut Kegunaan
1. Riset Murni (Pure Research) / Riset Dasar
Riset yang kegunaannya diarahkan dalam rangka penemuan
dan pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Riset Terapan (Applied Research)
Riset

yang

kegunaannya

diarahkan

dalam

memecahkan masalah-masalah kehidupan praktis.

rangka

Anda mungkin juga menyukai