Latar belakang :
1. Semula dianggap sebagai ilmu di luar hukum.
2. Masuknya bidang ini sebagai bagian Ilmu Hukum (1994).
3. Mengapa bidang ini penting bagi ilmu hukum? (agar tidak
frustasi dan mengerti bahwa hukum itu tak bisa dipandang
sebagai norma semata-mata)
Arti Politik:
3.
4.
5.
6.
7.
mencerdasakan
kehidupan
bangsa,
memajukan
kesejahteraan umum, melaksanakan ketertiban dunia.
Cita hukum: Pancasila sebagai dasar dan tujuan hukum
dengan lima sila yang tersusun sebagai satu kebulatan dan
hirarkis pimidal.
Sistem hukum Pancasila sebagai ideologi:
a. Konsepsi Prismatik (gabungan nilai-nilai yang baik
yang dapat mengaktualkan dengan perkembangan):
1) indivisualisme (pribadi) dan kolektivisme (sosial);
2) hukum sebagai alat (Pound) dan hukum sebagai
cermin (Savigny);
3) Rechsstaat dan the Rule of Law;
4) Negara agama dan negara sekuler.
b. Kaidah Penuntun:
1) Menjaga integrasi teritori dan ideologi,
2) Bernegara dengan demokrasi dan nomokrasi,
3) Membangun keadilan sosial,
4) Medasari sikap toleransi beragama yang
berkeadaban.
UUD 1945: memuat aturan main main politik sesuai dengan
sistem hukum dan ideologi disertai dengan aturan-aturan
yang sifatnya fundamental tentang perlindungan HAM dan
sistem pemerintahan negara.
Prolegnas (Program Legislasi Nasional) yang membuat
daftar hukum yang akan dibuat, dicabut, atau diganti
dalam periode lima tahunan yang kemudian dipenggalpenggal dalam prolegnas tahunan. Dibuat oleh Pemerintah
dan DPR, dituangkan dalam Kpeutusan Ketua DPR. Ini
dapat diuji lagi konsistensinya melalui judicial review oleh
Mahkamah Konstitusi.
Prolegda (Program Legislasi Daerah) yang membuat daftar
Perda seperti Prolegnas. Ini dapat diuji konsistensinya
melalui judicial review oleh Mahkamah Agung.
Sistem/konfigurasi
Politik
bermacam-macam. Misalnya teori
cyclus dari Plato dan Polibios:
Monarki Aristokrasi Oligarki
Demokrasi Okhlorasi/Anarki
Tirani Monarki dst.
-Otoriter
Konseptuliasasi
Istilah demokrasi dan otoriter merupakan konsep yang
ambigu, baik pengertian, pelembagaan, maupun pelaksanaannya.
Negara liberal (seperti Amerika Serikat) dan negara sosialis
(seperti bekas Uni Soviet, RRC, Korea Utara) memberi
pengertian dan impelemntasi yang berbeda tentang demokrasi.
Begitu juga konsep-konsep tentang karakter produk hukum. Itu
berlaku juga untuk berbagai konsep lainnya di dalam ilmu-ilmu
social.
Oleh sebab itu dalam satu penelitian diperlukan
konseptualisasi atau definisi konsep yang secara khusus
dipergunakan untuk penelitian tertentu. Konseptualisasi itu
kemudian diturunkan ke dalam indikator-indikator untuk
dijadikan alat ukur ketika mengkualifikasi hasil-hasil penelitian
ke dalam konsep-konsep yang telah dipilih.
Indikator konfigurasi politik dan karakter produk hukum dalam
konteks ini adalah:
Sist/Konf. Politik
1. Demokratis:
1. Responsif:
a.
Pembuatannya
a. Parpol/Parlemen/DPR
pastisipatif
dominan dlm pembuatan
(melibatkan
policy Negara.
masyarakat
dan
b. Lembaga
eksekutif
elemen-elemennya).
(Pemerintah dalam arti
b.
Isinya
aspiratif
sempit) bersifat netral.
(menggambarkan
c. Kebebasan pers terjamin.
kehendak terbesar
Bahan Kuliah Prof. Dr. Moh. Mahfud MD
masyarakat).
Cakupannya
bersifat
limitatif,
tak
banyak
memberi peluang
penafsiran dengan
peraturan
pelaksanaan.
2. Ortodoks/Konservatif:
a.
Pembuatannya
bersifat sentralistik
(didominasi
scr
sepihak
oleh
lnegara).
b.
Isinya
bersifat
positivistikinstrumentalistik
(alat
pembenar
kehendak
penguasa).
c.
Cakupannya
bersifat
open
interpretatif
(membuka peluang
besar
utk
ditafsirkan
dgn
peraturan
pelaksanaan).
2. Otoriter:
c.
a. Parpol/Parlemen/DPR
lemah secara politik.
b. Lembaga
Eksekutif
bersifat intervensionis.
c. Pers
terpasung
oleh
restriksi.
Hasil Penelitian
Periode UUD
Politik
yang
berlaku
1945-1959
1959-1966
Sistem/Kon
f Politik
UUD
Demokratis
1945,
Kons. RIS
1949,
UUDS
1950
UUD 1945 Otoriter
Karakter
Produk
Hukum
Catatan
Responsif
UUD
1945
berlaku 2 bulan,
lalu disimpangi
dgn Maklumat
No. X.
Ortodoks
Ada UUPA yg
responsif tapi itu
di
bidang
1966-1998
Ortodoks
Reformasi 1998
Ketika terjadi gerakan reformasi yang tak dapat dibendung
pada 1998 muncullah beberapa amanat reformasi : Amandemen
UUD 1945, Penghapusan Dwifungsi ABRI, Penegakan Supremasi
Hukum dan perlindungan HAM serta pemberantasan KKN,
Otonomi Daerah secara luas dan adil, kebebasan pers, dan
pembangunan demokrasi.
Semula sulit diubah, tapi Reformasi membuka jalan untuk itu
dengan lima kesepakatan dasar:
1. Pembukaaan tak diubah.
2. Negara kesatuan dipertahankan.
3. Menuju sistem Presidensiil murni.
4. Penjelasan ditiadakan, tapi isinya yang bersifat normatif
dijadikan pasal.
5. Perubahan dilakukan dengan addendum (naskah asli
dipertahankan, perubahan dijadikan putusan MPR
tersendiri yang terpisah namun dilampirkan sesuai dengan
tahannya). Susunan dalam satu naskah lengkap yang ada
bukanlah dikeluarkan oleh MPR secara resmi (artinya tidak
melalui sidang dan putusan MPR)
melainkan untuk
mempermudah saja.
Cita-cita Bangsa:
Masyarakat Adil dan
Makmur Berdasar
Pancasila
10
Struktur/Aparat
Materi/Isi
Budaya
Problem
Terkonsep
DLLDLL
Problem
Prolegnas
Ketegasan
Rencana Isi
(Potret Isi Hukum)
Mekanisme
Produk
UU
Judicial
Review oleh
MK
Prolegda
Judicial Review
oleh MA
11
12
13
14
15
16
17