DEFINISI
RADIOLOGI :
Cabang ilmu kedokteran yg menggunakan
energi pengion & bentuk2 energi lainnya
(non pengion) untuk tujuan diagnostik
imejing & terapi.
DIAGNOSTIK IMEJING
(PENCITRAAN DIAGNOSTIK)
DIAGNOSTIK IMEJING
(PENCITRAAN DIAGNOSTIK)
PROSEDUR PEMERIKSAAN
RADIOLOGI KONVENSIONAL
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
KONVENSIONAL TANPA KONTRAS
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
KONVENSIONAL DENGAN KONTRAS
KONTRAS MEDIA
KONTRAS MEDIA
KONTRAS MEDIA
KONTRAS MEDIA
KONTRAS MEDIA
Kontraindikasi :
Absolut
: Relatif
: -
Kontras media :
Kontras ionik
Kontras non-ionik
Dosis
PEMERIKSAAN SISTOGRAFI
Tujuan
PEMERIKSAAN SISTOGRAFI
Indikasi :
- Tumor buli-buli
- Ruptur buli-buli
- Hipertrofi prostat
- Sistitis kronis
- Divertikel buli, dll
PEMERIKSAAN SISTOGRAFI
Teknik :
- Menggunakan kateter dgn balon (Foley) ;
biasa ukuran 16F atau 18F.
- Buli-buli dikosongkan.
- Dimasukkan kontras dgn kepekatan 15-20 %
dalam larutan NaCl fisiologis sebanyak 150250 cc.
- Dibuat foto dalam posisi AP & Oblik.
PEMERIKSAAN URETHROSISTOGRAFI
PEMERIKSAAN URETHROSISTOGRAFI
Teknik :
- Menggunakan semprit khusus/spuit untuk
mengisi urethra & buli-buli.
- Ujung semprit/spuit diletakkan pada ujung
urethra, kemudian dilakukan pengisian dgn
perlahan & tekanan yg tetap.
- Dibuat foto posisi AP & Oblik.
- Kontras yg digunakan dengan kepekatan
15-20 % dalam larutan NaCl fisiologis.
PEMERIKSAAN HISTEROSALPINGOGRAFI
(HSG)
Indikasi : -
Infertilitas primer/sekunder
Abortus berulang
Perdarahan uterus yg abnormal
Translokasi IUD
Evaluasi operasi tuba
PEMERIKSAAN HISTEROSALPINGOGRAFI
(HSG)
Kontraindikasi : - Kehamilan
- Alergi kontras media
- Inflamasi akut rongga panggul
- Perdarahan uterus aktif
Persiapan
: Tidak diperlukan persiapan
khusus.
PEMERIKSAAN HISTEROSALPINGOGRAFI
(HSG)
Komplikasi pemeriksaan :
- Nyeri oleh tindakan/kontras
- Infeksi setelah tindakan
- Perdarahan
- Reaksi alergi
- Refleks vasovagal
- Intravasasi dari kontras media
PEMERIKSAAN HISTEROSALPINGOGRAFI
(HSG)
Teknik pemeriksaan :
- Kandung kemih dikosongkan sebelum pemeriksaan.
- Posisi litotomi.
- Memakai kanul metal atau kateter Foley pediatric 8F
& 10F.
- Dimasukkan kontras 2-4 cc untuk mengisi uterus &
selanjutnya kedalam tuba serta terdapat spill.
- Dibuat foto dalam posisi AP & Oblik kanan-kiri.
- Kontras yg dipakai larut air seperti : Urografin,
Ultravist, Omnipaque, Iopamiro, dll.
Indikasi :
- Nyeri epigastrium
- Ulkus/radang
- Tumor lambung/diluar lambung
- Hematemesis & melena (dimana perdarahan
sudah berhenti)
- Penurunan berat badan
Kontraindikasi :
- Adanya perforasi
- Ileus
- Keadaan umum yg buruk
- Hal-hal lainnya yg mungkin memperburuk
keadaan penderita
Persiapan
Teknik :
- Minum larutan Barium sulfat 300 cc.
- Dengan bantuan fluoroskopi, diikuti jalannya
kontras & dibuat foto serial.
Indikasi :
Kelainan didaerah usus halus, seperti :
- Tanda2 malabsorpsi
- BB menurun & adanya keluhan pd sal. cerna
- Anemia yg tidak diketahui sebabnya
- Sakit perut yg tidak diketahui sebabnya
Persiapan
Teknik :
- Dapat sbg lanjutan dari pemeriksaan OMD atau
terpisah.
- Minum sebanyak 2 gelas larutan Barium sulfat.
- Dengan bantuan fluoroskopi, dibuat foto serial.
- Pemeriksaan berakhir bila ileum terminal telah
terisi kontras.
Indikasi :
Kelainan2 di daerah usus besar seperti polip,radang atau
fistel, tumor, invaginasi, kelainan congenital (penyakit
Hirschprung), dll.
Kontraindikasi
:
- Perforasi sal. cerna
- Kolitis berat dimana dinding kolon menjadi sangat tipis
& ditakutkan terjadi perforasi seperti pada NEC, tifus.
- Ileus paralitik
- Keadaan umum yg buruk, misalnya gagal jantung
Persiapan :
- Obstipasi kronis : minimal 2 hari sebelum pemeriksaan
makan makanan yg mudah dicerna, lunak & tidak
mengandung serat & lemak.
Obstipasi tidak ada : minimal 1 hari makan makanan
lunak.
- Diberikan laksan sekitar 8-10 jam sebelum pemeriksaan.
Bila terdapat riwayat obstipasi laksan yg kuat
seperti garam Inggris, castor oil.
Bila tidak ada riwayat obstipasi/normal laksan yg
ringan seperti Dulcolax, Laxadine, dll.
Tehnik pemeriksaan :
- Dengan kontras ganda.
- Dibagi dalam fase pengisian, fase pelapisan,
fase evakuasi & fase pengembangan serta
fase pemotretan.
Efek samping :
- Perforasi
- Refleks vagal karena distensi yg berlebihan
atau terlalu cepat.
- Meteorismus
Prinsip
Keuntungan
:
- tidak ada radiasi ionisasi
- non invasif
- mobile, biaya murah
- tidak memerlukan kontras media
Kelemahan
:
- tidak dapat digunakan untuk kelainan2 pada
jaringan tulang, usus & paru-paru (jaringan
yg banyak udara).
- operator-dependent
USG CRANIUM
Tujuan
Persiapan
: Tidak ada
USG CRANIUM
Indikasi :
- Ukuran kepala yg lebih besar dari normal.
- Kelainan pernafasan yg tidak diketahui
sebabnya.
- Kelainan neurologis.
- Penurunan kadar Hb pada neonatus.
- Sutura yang melebar.
- Fontanel yg menonjol.
USG ABDOMEN
Indikasi :
- Melihat organ intraabdominal (bentuk, ukuran &
kelainannya).
- Melihat massa intraabdominal (bentuk, ukuran
& letak serta strukturnya solid/kistik).
- Mempelajari pergerakan organ intraabdominal
(janin, aorta, dll).
- Untuk biopsi jarum terpimpin
USG ABDOMEN
USG MAMMAE
Indikasi :
- Keluhan di payudara seperti : benjolan, nyeri,
nipple discharge, dll.
- Sebagai konfirmasi pada hasil mammografi yg
meragukan.
- Untuk penuntun biopsi.
PEMERIKSAAN CT SCAN
Prinsip kerja :
1. Radiasi ----- jaringan tubuh ----- detektor ----komputer ----- direkonstruksi menjadi gambar
pd layar/monitor/TV.
2. Tiap2 jaringan tubuh mempunyai koefisien
atenuasi yang berbeda ----- disebut :
Hounsfield Unit (HU).
PEMERIKSAAN CT SCAN
Contoh :
Macam
Air
Udara
- 1000
Tulang
250
Hati
65 + 5
Darah
80 + 10
Exudate
18 + 2
Transudate
18 + 2
PEMERIKSAAN CT SCAN
Keuntungan :
1. Non invasif
2. Ketepatan diagnostik cukup tinggi
3. Memperpendek waktu pencapaian diagnosa
4. Memperpendek masa rawat pasien di RS
Kelemahan :
1. Harga mahal -----> sehingga biaya pemeriksaan tinggi
2. Biaya perawatan & pengelolaannya tinggi
3. Tidak mobile
4. Membutuhkan pendidikan tambahan utk petugas/
pelaksana
PEMERIKSAAN CT SCAN
Indikasi :
1. Menentukan luas & sifat suatu lesi/kelainan serta
penyebaran atau perluasannya ke jaringan/organ
sekitarnya.
2. Membantu penentuan stadium tumor.
3. Sebagai sarana peningkatan nilai D/ suatu lesi yg
dicurigai atau belum terdeteksi dgn radiografi
konvensional atau imaging non invasif lainnya.
4. Untuk follow up & menilai hasil dari pengobatan.
PEMERIKSAAN CT SCAN
Persiapan :
Pemeriksaan CT Scan kepala, thorax, daerah leher
& muskuloskeletal tidak memerlukan persiapan
khusus.
Pemeriksaan CT Scan abdomen
- Pd kasus2 emergency, misal : trauma abdomen,
tidak perlu persiapan.
- Pd kasus2 non emergency, misal : suspek suatu
tumor, kista, dll, diperlukan persiapan ----diberikan kontras media peroral untuk menandai
traktus digestivus.
PROSEDUR PEMERIKSAAN
RADIOLOGI STANDAR
PADA KEADAAN GAWAT
DARURAT
AKUT ABDOMEN
Tujuan pemeriksaan :
1. Memperlihatkan adanya perforasi usus.
2. Mencari adanya tanda2 sumbatan traktus
gastrointestinal.
3. Mencari adanya distensi usus halus & usus
besar.
4. Mencari adanya ascites, kalsifikasi.
AKUT ABDOMEN
Teknik :
Dilakukan pemeriksaan Abdomen 3 posisi :
1. Supine
2. duduk ( toraks & abdomen)
3. Lateral dekubitus
Bila penderita sangat payah :
1. Supine, sinar AP
2. Supine, sinar horisontal
TRAUMA DADA
Tujuan pemeriksaan :
- Mencari adanya fraktur tulang2 dinding dada.
- Mencari adanya benda asing (luka tembak).
- Mencari adanya Hematothorax & Pneumothorax.
- Mencari adanya kelainan pada mediastinum.
TRAUMA DADA
Pemeriksaan Radiologi :
1. Foto thorax AP & lateral utk mencari adanya
fraktur, hematothorax, pneumothorax, benda
asing & melihat kelainan diafragma & sinus.
2. USG melihat adanya efusi pleura.
3. CT Scan melihat adanya pneumothorax yg
tersembunyi, adanya benda asing atau dugaan
cedera pd pembuluh darah (aorta).
TRAUMA KEPALA
Tujuan pemeriksaan :
Menemukan fraktur, perdarahan ekstra &
intraserebral serta komplikasi lain akibat trauma.
TRAUMA KEPALA
Pemeriksaan Radiologi :
1. Foto cranium (AP/Lat)
Dilarang memanipulasi pasien, terutama bila diduga
adanya fraktur cervikal.
Foto posisi lateral sebaiknya menggunakan sinar
horisontal sehingga daerah cervikal masuk lapangan
radiografi.
2. Untuk trauma daerah wajah ----- foto posisi Waters
(bila memungkinkan).
3. Cedera kepala berat ----- langsung pemeriksaan CT
Scan.
Tujuan pemeriksaan :
- Memperlihatkan ada/tidak fraktur, fragmen fraktur serta
komplikasi yg ditimbulkan di daerah trauma tsb.
- Memperlihatkan adanya korpus alienum seperti proyektil
pd luka tembak.
Teknik pemeriksaan :
1. Foto polos : cukup dibuat 2 posisi saja (AP/Lat) &
diusahakan tidak memanipulasi pasien.
2. CT Scan.
3. MRI ; bila trauma diduga mengenai medulla spinalis.
Tujuan pemeriksaan :
Untuk melihat kemungkinan adanya kontusio, laserasi atau
ruptur ginjal & buli2.
Teknik pemeriksaan :
1. Foto BNO/Abdomen polos
melihat adanya fraktur pd tulang2, distribusi udara
usus & garis psoas serta peritoneal fat line.
2. IVP
melihat fungsi ginjal, adanya ekstravasasi kontras
pd ginjal & buli2.
3. USG & CT Scan
menilai parenkim ginjal, struktur buli2 & organ
sekitarnya.
Tujuan pemeriksaan :
Memperlihatkan adanya laserasi atau hematom serta
ruptur dari lobus2 hati.
Teknik pemeriksaan :
1. USG hati
: menilai struktur parenkim hati & melihat
ada/tidak hematom intraparenkimal.
2. CT Scan
: bila pemeriksaan USG sulit dilakukan
pada orang yg gemuk atau banyak
udara usus mengganggu pemeriksaan
USG.
Tujuan pemeriksaan :
Memperlihatkan kemungkinan adanya ruptur lien.
Teknik pemeriksaan :
1. USG lien : untuk memperlihatkan adanya
hematom intrakapsular serta
adanya ruptur pd lien.
2. CT Scan : hanya dilakukan bila pemeriksaan
USG meragukan hasilnya.
Teknik pemeriksaan :
1. Uang logam :
Foto thorax & abdomen.
Bila diperlukan dpt dilakukan pemeriksaan
dgn bantuan fluoroskopi utk melihat benda
asing di daerah cervikal.
THANK YOU