Anda di halaman 1dari 20

KEKERASAN

SEKSUAL
Pembimbing:
dr. Netty Herawati M.Ked (for) Sp.F

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN


KLINIK
DI BAGIAN / SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
ABULYATAMA/
RSUD KOTA LANGSA

PEMERKOSAAN
MASUKNYA ALAT KELAMIN PRIA KE DALAM LIANG VAGINA
DENGAN / TANPA EJAKULASI, ADA KEKERASAN, PEMAKSAAN
ATAUPUN TIDAK
PERBUATAN CABUL
SEMUA PERBUATAN YG DILAKUKAN UNTUK MENDAPATKAN
KENIKMATAN SEKSUAL DILUAR PERSETUBUHAN DAN TIDAK
DIKEHENDAKI KORBAN , SEKALIGUS MENGANGGU
KEHORMATAN / SUSILA.
PELECEHAN SEKSUAL
SEMUA PERLAKUAN SEKSUAL YG TDK DIINGINKAN DAN
MEMBUAT SESEORANG MERASA TERHINA, TERTEKAN SERTA
DIRENDAHKAN MARTABATNYA.

I.
II.
III.
IV.
V.
VI.

Persetubuhan (Pasal 284, 285, 286, 287, 288, 293, 294).


Luka/ kekerasan (Pasal 285, 288).
Luka berat (Pasal 90, 286, 287, 288).
Pingsan/ tidak berdaya (Pasal 285, 286 ).
Batasan umur (Pasal 287, 293, 294).
Belum pantas untuk dikawin (Pasal 287, 288).

Dari segi hukum:


Pasal 285 KUHP tentang perkosaan
berbunyi :
Barang siapa dengan kekerasan atau
ancaman kekerasan memaksa perempuan
yang bukan istrinya bersetubuh dengannya,
dihukum karena memperkosa, dengan
hukuman penjara selama-lamanya 12
tahun.
Syarat :- laki-laki terhadap wanita
- bukan isterinya
- bersifat intravaginal coitus

Kasus pemerkosaan

APAPUN BENTUK, RIAS


WAJAH SERTA
PAKAIAN

ADA NIAT
ADA KESEMPATAN
KEJAHATAN
SEKSUAL

JENIS-JENIS HYMEN

Anamnesa
Anamnesa Umum
Nama dan alamat
korban
Umur
Agama dan suku bangsa
Status marital
Kehamilann persalinan,
abortus
Haid (menarche,
lamanya tiap haid,
keteraturan siklus, hari
pertama, haid terakhir)
Riwayat persetubuhan
Riwayat penyakit atau
pemakaian obat
Riwayat medis

Anamnesa Khusus
Kronologi kejadian
Waktu kejadian
Tempat kejadian
Bukti medis persetubuhan
Kejadian penetrasi
Sebagian atau total
Genital/digital/instrume
nt
Vaginal/anal/oral
Kejadian ejakulasi
Vagina
Anus

Mulut
Kejadian pembersihan
sebelum pemeriksaan
Berkumur

Membasuh vagina

Mandi
Keramas

Buang air kecil atau


buang air besar

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan Umum
Penampakan dan
Emosi
Pakaian dan
Perhiasan.
Parameter
Pertumbuhan
Tanda-tanda Vital
Luka-luka
Kuku Jari
Benda Asing
Rambut Pubis
Rambut Kepala
Kulit

Tanda-tanda
persetubuhan
Tanda-tanda
penetrasi
Pemeriksaan
selaput
dara
Bekas
kekerasan pada
vulva dan
vagina
Epitel vagina
pada
penis pelaku
Ejakulat (Usap

MEMAR DI VAGINA DAN ROBEK DI SELAPUT DARA

Pemeriksaan Lab..
Identifikasi Sperma :
adanya sperma pada pakaian, seprai, kertas tisu,
dan sebagainya.
Pemeriksaan yang dilakukan:
Penentuan spermatozoa (mikroskopis)
Penentuan cairan semen (kimiawi)
Penentuan golongan darah ABO pada sperma
Pemeriksaan bercak sperma pada pakaian,
dilakukan dengan skrining awal berupa reaksi
asam fosfatase, yang dilanjutkan dengan
pewarnaan Baecchi.

Perlu diambilkan contoh darah dan


urine atau empedu (post mortem)
untuk pemeriksaan Toksikologi.

Prosedur Pembuatan VER


Kekerasan
Seksual
1. Korban harus melapor terlebih dahulu ke polisi.
2. Pembuatan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) oleh pihak
kepolisian.
3. Dilanjutkan pembuatan SPV untuk dokter
4. Korban datang ke rumah sakit untuk pembuatan Visum
oleh dokter/petugas jaga.
5. Dokter memberi penjelasan (informed consent) pada
pasien mengenai pemeriksaan yang dilakukan. Pasien
atau wali pasien harus menandatangani formulir
persetujuan untuk dilaksanakannya pemeriksaan.
6. Pemeriksaan mencangkup anamnesis, pemeriksaan fisik
hingga , pemeriksaan laboratorium. Dokter kebidanan
(Sp.OG) berwenang untuk melakukan pemeriksaan alat
kelamin sedangkan dokter forensik berperan dalam
melakukan pencatatan pada tanda-tanda kekerasan atau
persetubuhan yang terdapat pada korban.
7. Setelah Visum et Repertum tersebut selesai maka Visum
et Repertum tersebut diserahkan pada pihak kepolisian.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai