Imunologi
Sejarah
Mereka yg sembuh dari
infeksi menjadi terlindung
Wabah di Athena, Yunani
430 SM anthrax
Louis Pasteur Father of
immunology studi
vaksinasi dini
Sejarah
DEFINISI
SISTEM IMUN
SPESIFITAS
SEL YANG
PENTING
Fagosit
Sel NK
Sel K
Limfosit
MOLEKUL
YANG
PENTING
Lizosim
Komplemen
Interferon
Antibodi
Sitokin
Komponen yg
larut
antibodi
Respon Time
Menit/jam
Selalu siap
Hari (lambat)
Tidak siap sampai terpajan
alergen
Harus ada pajanan sebelumnya
1. Spesies
2. Perbedaan individu dan pengaruh usia
3. Suhu
4. Pengaruh hormon
5. Faktor nutrisi
6. Flora bakteri normal
Pertahanan Fisik/Mekanik
Pertahanan Biokimia
pH asam dari keringat dan sekresi sebaseus efek
antimikrobal
Sekresi mukosa saluran napas dan telinga (sekresi lilin)
Lisozim dalam keringat, ludah, air mata dan air susu
melindungi dari berbagai kuman Gram Positif
menghancurkan dinding sel
Air susu ibu laktoferin dan asam neuraminik sifat
antibakterial terhadap E. Coli dan Staphylococcus
Asam hidroklorida dalam lambung, enzim proteolitik
dan empedu dalam usus halus menciptakan
lingkungan anti bakteri
Pertahanan Humoral
A. Komplemen
a. Fungsi komplemen
1. Menghancurkan sel membran banyak bakteri (lisis)
2. Melepas bahan kemotaktik yang mengerahkan
makrofag ke tempat bakteri (kemotaksis)
3. Mengendap pada permukaan bakteri memudahkan
makrofag untuk mengenal (opsonisasi) lalu
memakannya
b. Larut dalam keadaan non aktif diaktivasi oleh antigen,
kompleks imun, dsb mediator (biologik aktif ataupun
mjd enzim untuk reaksi selanjutnya)
c. Jalur aktivasi ini sering pula disertai dengan kerusakan
jaringan
Lanjutan komplemen...
Berbagai mediator yang dilepas pada waktu komplemen
diaktifkan :
C1qrs meningkatkan permeabilitas kapiler
C2 mengaktifkan kinin
C3a dan C5a bersifat kemotaksis mengerahkan leukosit dan
sebagai anafilatoksin yang dapat mempengaruhi mastosit
sehingga dapat melepaskan histamin dan lisosom
C3b berfungsi sebagai opsonin dan adherens imun
C4b berfungsi sebagai opsonin
C5-6-7 bersifat kemotaksis
C8-9 ikut diaktifkan melepas sitolisin, yang dapat
menghancurkan sel
Anafilatoksin
Anafilatoksin adalah bahan dengan berat molekul
kecil yang dapat menimbulkan degranulasi mastosit
dan atau basofil dan pelepasan histamin
Histamin me kan permeabilitas vaskular &
kontraksi otot polos dan menimbulkan gejala-gejala
yang ditemukan pada reaksi alergi
Pe kan permeabilitas vaskular menimbulkan edema
yaitu akumulasi cairan (antibodi dan komponen
komplemen) dalam jaringan me kan lagi
pelepasan anafilatoksin dan memperluas reaksi
C3a dan C5a adalah anafilatoksin
Kemotaksin
Lanjutan komplemen...
Adherens Imun
Adherens imun merupakan fenomen dari partikel
antigen yang dilapisi antibodi dan atas pengaruh
komplemen melekat pada berbagai permukaan
mudah dimakan fagosit
C3b adalah Adherens Imun
Opsonisasi
Opsonin
Aktivasi Komplemen
C1q adalah komplemen yang diaktifkan pertama kali,
membutuhkan IgG1, IgG2, IgG3, dan IgM
C1q selanjutnya mengaktifkan C1r dan yang akhir
mengaktifkan C1s
C1s yang aktif mempunyai sifat esterolitik dan proteolitik
C1s mengaktifkan C4
C4 aktifasi mengakibatkan : berikatan dengan membran
sel yang diikat oleh epitop antigen dan C1q, dan
berinteraksi dengan C1s lalu mengaktifkan C2
C2 yang diaktifkan tetap berikatan dengan C4
membentuk enzim C42 (konvertase C3) mengaktifkan
C3
C3 dipecah menjadi fragmen-fragmen C3a yang kecil dan
C3b yang lebih besar
Aktivasi Komplemen
Aktivasi Komplemen
B. Interferon
Interferon (IFN) adalah
suatu glikoprotein yang
dihasilkan oleh sel dan
dilepas sebagai respon
terhadap infeksi virus
antivirus menginduksi
sel-sel sekitar sel yang
terinfeksi menjadi resisten
terhadap virus
IFN-
IFN mengaktifkan sel
NK (Natural Killer)
Fagosit polimorfonuklier
Neutrofil Soldiers of the body 7-10 jam
Eosinofil melawan inf parasit
Basofil bagian terkecil mediator
2. Sel Null
Sel-sel limfoid yang tidak mengandung petanda seperti
yang ditemukan pada sel T dan B
Berupa Large Granular Lymphocyte (LGL)
Dibagi menjadi 2 yaitu : Sel NK (Natural Killer) dan Sel
K (Killer)
Sel NK : membunuh sel tumor dan sel yang mengandung
virus dengan cara non spesifik tanpa bantuan antibodi
Sel K : merupakan efektor dari ADCC (Antibody
Dependent Cellular Cytotoxicity) yg dapat membunuh sel
secara non spesifik hanya terjadi bila sel sasaran
dilapisi antibodi
3. Sel Mediator
Basofil dan mastosit : mediator yang dapat
meningkatkan permeabilitas kapiler dan respon
inflamasi serta mengerutkan otot polos bronkus
Trombosit : agregasi menyumbat dinding vaskuler
yang rusak, respon inflamasi, dan sitotoksik
4. Sel assesori
Eosinofil, basofil, sel mastosit, trombosit, dan sel
APC
Sel T
Sel Th (T helper)
Sel Ts (T suppressor)
Sel Tc (cytotoxic)
Sel Th0
2. Sel B
Perkembangan Sel B dalam sumsum tulang
adalah antigen independen tetapi perkembangan
selanjutnya memerlukan rangsangan dari antigen
Fungsi utama sel B adalah memproduksi antibodi
Atas pengaruh Sel T sel B berberploriferasi
dan berdiferensiasi menjadi sel plasma yang
mampu membentuk Ig yang spesifik
Pertahanan Seluler
1.
2.
3.
Fagosit
Makrofag
SPESIFIK HUMORAL
Benda asing sel B berproliferasi dan
berkembang menjadi sel plasma membentuk
antibodi mentetralisir toksin infeksi ekstraseluler
SPESIFIK SELULER
Sel T Pertahanan terhadap infeksi intraseluler
SISTEM LIMFOID
Tempat pematangan sel T dan sel B
ANTIGEN
ANTIGEN-ANTIBODI KOMPLEKS
HAPTEN-CARRIER KOMPLEKS
ANTIBODI
Menentukan
spesifitas Ab
thd Ag
Ig A
Ig D
Ig E
Ig G
Ig M
Interaksi Ab-Ag
1.
Fiksasi komplemen :
Ab mengikat komplemen diaktivasi melalui jalur klasik :
Opsonisasi : Ag diselubungi Ab/komplemen fagositosis
Sitolisis : ruptur membran plasma isi seluser keluar
Inflamasi : produk komplemen melalui aktivasi sel mast,
basofil, dan trombosit
Lanjutan interaksi...
2. Netralisasi
Ab menutup sisi toksik antigen no danger
3. Aglutinasi (penggumpalan)
Terjadi jika antigen adalah materi partikulat,
seperti bakteri atau sel-sel merah
4. Presipitasi
Terjadi jika antigen dapat larut
SITOKIN
SITOKIN (lanjutan)
Peran sitokin dalam aktivasi Sel T
Ag diproses APC dipresentasikan ke Th dan Tc
APC melepas IL-1 yg merangsang sel T berproliferasi
dan berdeferensiasi sel T memproduksi sitokin
untuk reaksi selanjutnya
REAKSI HIPERSENSITIVITAS
Merupakan reaksi imun yang patologik respon
imun yang berlebihan kerusakan jaringan
Tipe
Manifestasi
Mekanisme
Biasanya IgE
II
III
Kompleks Ab-Ag
IV
Sifatnya segera
Juga disebut Reaksi Anafilaktik
Patofis : pengikatan Ag dengan IgE pada permukaan sel
mast melepaskan mediator alergi vasodilatasi,
peningkatan permeabilitas kapiler, kontraksi otot polos,
dan eosinofilia
Contoh klinis : asma ekstrinsik, rinitis alergika, reaksi
sengatan serangga, reaksi alergi obat/makanan, urtikaria,
eczema
Dependen komplemen
Disebut juga Reaksi Sitotoksik
Patofis : pengikatan IgG atau IgM dengan Ag seluler
mengaktifkan rangkaian komplemen
fagositosis/sitolisis
Contoh klinis : anemia pernisiosa, anemia hemolitik
autoimun, trombositopenia, reaksi obat (sebagian), reaksi
tranfusi, dan myasthenia gravis
DEFISIENSI IMUN
No
1.
2.
3.
4.
Defisiensi sistem
imun
Sel B atau Antibodi Infeksi bakteri rekuren seperti otitis media, pneumonia
rekuren
Sel T
Kerentanan meningkat terhadap virus, jamur, dan protozoa
Fagosit
Infeksi sistemik oleh bakteri yang dalam keadaan biasa
mempunyai virulensi rendah, infeksi bakteri piogenik
Komplemen
Infeksi bakteri, autoimunitas
AUTOIMUNITAS
Autoimunitas (hilangnya toleransi) adalah reaksi sistem
imun terhadap antigen jaringan sendiri
Contoh : SLE, SJS, RHD
Ada beberapa teori autoimunitas :
a. Teori forbidden clones eliminasi klon yang tidak
lengkap klon yang meloloskan diri kembali dan
bermutasi
b. Reaksi silang dengan antigen bakteri epitop bakteri
sama dengan sel sendiri reaksi silang
c. Rangsangan molekul poliklonal stimulasi
bakteri/virus kepada sek B untuk menyerang sel sendiri
d. Kegagalan autoregulasi pengawasan sel autoreaktif
oleh sel T suppresor yang gagal
INFLAMASI
INFLAMASI (lanjutan)
INFLAMASI (lanjutan)
Rangkaian peristiwa inflamasi :
1. Produksi faktor-faktor kimia vasoaktif meliputi
histamin, serotonin, derivatif asam arakidonat
(leukotrien, prostlagandin, dan tromboksan), dan
kinin (protein plasma teraktivasi). Faktor-faktor
ini mengakibatkan efek :
a. Vasodilatasi eritema, nyeri berdenyut,
panas
b. Peningkatan permeabilitas kapiler
bengkak
c. Pembatasan area cidera bekuan fibrin
INFLAMASI (lanjutan)
2. Kemotaksis (gerakan fagosit ke arah cidera) 1 jam setelah
permulaan inflamasi
a.
b.
b.
c.
b.
INFLAMASI (lanjutan)
4. Pemulihan
a. Regenerasi jaringan mitosis sel-sel sehat
b. Pembentukan jaringan parut respon alternatif
c. Regenerasi atau pembentukan parut ditentukan
oleh sifat jaringan yang rusak dan luasnya cidera.
Kulit kemampuan regenerasi yang tinggi
regenerasi lengkap, kecuali jika cidera terlalu
dalam
Lanjutan...
Kandungan sel fagosit
Lisosom : enzim yang mencerna dan merusak bahan yang dimakan
Fagolisosom : gabungan fagosom + lisosom menurunkan pH dan
mengaktifkan protease
Granul : lisosom khusus dari granulosit berisikan berbagai protein
bakterisidal
Lisozim : enzim yang mencerna ikatan proteoglikan dalam dinding
bakteri Gram Positif
Protein kationik : merusak lapisan lipid bagian luar bakteri Gram
Negatif
Defensin : sitotoksik dan bersifat antibakterial luas dan antimikotik
Laktoferin : mengikat zat besi yang esensial untuk bakteri