Bagian I Manajemen Properti
Bagian I Manajemen Properti
BAGIAN I
Tinjauan atas Real Properti
BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
Agen Properti
The day Man decided that it was profitable for him to give authority to another to
take possession and occupy one of his dwellings, he realised that there was a need
for some sort of action to ensure that the occupier complied with all the provisions
permitting his occupancy. That form of action was management and the activity has
since then taken its place an important activity in sustaining the value of operational
property assets
(John M. Hutcheson)
BAB 1
Geliat Bisnis Manajemen Properti Jor-joran Bisnis dengan Margin Kecil, Copyright
Sinar Harapan 2003.
James Stoner
Suatu proses yang meliputi : perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, pengarahan, dan pengawasan terhadap manusia dan
sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu dari organisasi.
Manajemen
Perencanaan
Pengorganisasian
Pengkoordinasian
Pengarahan
Pengawasan
Tujuan Organisasi
Keterangan :
@ Perencanaan (planning)
John Downes, Jordan Elliot Goodman, Edisi Ketiga, Kamus Istilah Keuangan dan
Investasi, PT. Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia Jakarta, 1999
4
@ Pengorganisasian (organizing)
Involves bringing together human and material resources
which includes labour, capital, land, building materials, equipment
and information. Pemanfaatan dan penyusunan secara optimal dari
seluruh aset yang dimiliki merupakan bentuk upaya untuk bisa lebih
mengefisiensikan dan mengefektifkan organisasi untuk dapat
memperoleh hasil yang optimal.
@ Pengkoordinasian (coordinating)
Establishing some form of rank or order between human
resources to human resources and between human resources to
material resources. Koordinasi ini dimaksudkan agar tidak terjadi
hambatan-hambatan maupun misscommunication antara semua pihak
yang terlibat baik dalam hubungan vertical maupun horizontal (topdown).
@ Pengarahan (leading)
Giving orders directly or indirectly to subordinate. Suatu
organisasi sangat memerlukan suatu arahan yang jelas dan tegas,
baik yang disampaikan secara langsung maupun tidak langsung dari
atasan kepada bawahan melalui forum formal maupun informal
(sesuai dengan hierarki struktur organisasi). Ketidak jelasan dalam
hal masalah ini bisa menimbulkan kesalahan dalam mentafsirkan
suatu perintah/tugas yang diberikan oleh atasan kepada bawahannya.
@ Pengontrolan (controlling)
To investigate and evaluate and make sure the order is
carried through so that the aim is achieve. Tahap yang sangat
memegang peranan pada bagian akhir adalah pengawasan secara
menyeluruh atas keseluruah aktifitas organisasi. Dan segera
menyelesaikan setiap permasalahan ataupun kendala yang ada dan
selanjutnya memberikan masukan (input) sebagai feedback atas
kebijakan-kebijakan yang ada dalam suatu organisasi untuk
selanjutnya bisa dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan.
Arthur G. Bedeian
Procces of achieving desired result through efficient utilization
of human and material resources. Menurut Arthur justru mendefinisikan
manajemen sebagai keseluruhan dari suatu proses yang melibatkan
efisensi dalam memanfaatkan baik sumberdaya manusia maupun sumber
daya material yang dimiliki oleh suatu organisasi.
everything more or less attached to it. Ownership below to the center of the
earth and above to the heavens. In business, the activities concerned with
ownership and use transfers of the physical property6. Tentunya definisi ini
berbeda dengan apa yang berlaku di Indonesia bahwa apa yang ada di dalam
bumi dan di atas bumi tidak dapat dimiliki oleh perseorangan karena hukum
pertanahan di Indonesia menganut azas horizontal.
Secara umum Real estat dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Sektor Perkebunan, Pertambangan dan Perhutanan (Rubber Estate, Oil
Palm Estate, forestry, coal mining, etc).
b. Sektor Perumahan (Housing Estate, Multy Residential, Real estat
Complex, etc).
c. Sektor Komersial (Shopping Centre, Office Building, Apartment, Hotel, ,
Trade Center, etc).
d. Sektor Industri (Industrial Estate, Industrial Park, heavy, medium and
weight industrial, Etc).
Real Property adalah The interest, benefits and rights inherent in
ownership of physical real estat . Sedangkan Estate sebagai The present
interest in real property.
Jack C. Harris., Jack P. Friedman, Real Estate Handbook, 4th Ed. Barrons
Educational Series,Inc. New York . 1997
6
Ibid
Real
Properti
BERWUJUd
(TANGIBLE)
Personal
Properti
PROPERTI
Properti
Komersial
Properti Non
Komersial
TAK
BERWUJUD
(INTANGIBLE)
SURAT
BERHARGA
- Goodwill
- Hak Patent
- Franchises
- Merek Dagang
(Trade Mark)
- Hak Cipta
(Copyright)
- Proprietary Processes
- Saham
- Investasi
- Deposito
- Piutang Dagang
Sumber: Modul DPT III Khusus Keahlian Pajak, Penilai, BPLK Depkeu, 1991
pakar,
manajemen
properti
Scarret
To seek to control property interest having regard to the short and long
term objectives of the property owner and particularly to the purpose for
which the interest is held. Properti Manajemen berfungsi untuk
Ibid
Doli D Siregar, Pemahaman Bisnis Properti sebagai Titik Tolak Profesionalisme
dalam Manajemen Properti, Satyatama Graha Tara, 1999
8
Douglas Street
Manajemen properti bertujuan untuk mengawasi suatu properti
untuk tujuan jangka pendek atau jangka panjang bagi pemilik properti
terutama dalam kaitan kepemilikan properti tersebut; yaitu
melaksanakan aktifitas sewa-menyewa, mengadakan negoisasi harga
sewa dan menilai kembali harga sewa (rent review) ruang tersebut serta
perpanjangan sewa-menyewanya dikemudian hari pada saat jangka
waktu sewanya sudah habis, meneliti pemeliharaan gedung secara fisik
dan ketentuan sangsi hukum dalam kontrak sewa-menyewa, melibatkan
pada kegiatan perluasan (upgrading) maupun kemungkinan terjadinya
suatu merger, peka dan jeli melihat peluang untuk pengembangan
secara potensial serta secara hukum mewakili pemilik serta memenuhi
kewajiban sosialnya terhadap masyarakat.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa tugas dan
fungsi manajemen properti bukanlah pekerjaan yang sedemikian sederhana,
tetapi merupakan suatu pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus dan
pengalaman yang luas.
1.2
1.3
dalam
manajemen
properti
10
1.4
12
b. Total rentable area. Dalam suatu bangunan harus dihitung luas dari
lantai bangunan yang bisa disewakan apabila sewa didasarkan atas sewa
permeterpersegi bangunan. Luas bangunan yang digunakan sebagai
fasilitas bangunan antar pengguna/penyewa tidak termasuk dalam
kategori yang disewakan.
c. Prediksi harga sewa atau harga jual. Besaran ini juga sangat beragam
dan harus dilakukan survey lapangan properti sejenis yang digunakan
sebagai data pembanding. Apabila bangunan terdiri dari beberapa lantai
dan lokasi yang beragam, maka penentuan sewanya juga berbeda
dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
nilai.
d. Prediksi tingkat hunian atau tingkat penjualan. Penelitian pasar
(market research) maupun daya serap pasar (captive market) berperan
dalam menentukan tingkat hunian maupun tingkat penjualan. Analisis ini
digunakan untuk menentukan stategi dalam memaksimalkan tingkat
hunian maupun tingkat penjualan.
e. Biaya operasional dan biaya lainnya. Seluruh biaya yang diperlukan
yang berkaitan dengan operasional properti dan aktifitas usaha , baik
yang biaya tetap (fix cost) maupun yang biaya tidak tetap (variable cost)
perlu dikaji dalam rangka efektivitas dan efisiensi. Dan indikator ini juga
memerlukan suatu strategi yang mendasar dan menyentuh semua aspek.
Indikator-indikator tersebut, secara keseluruhan akan menjadi
prediksi pendapatan dan pengeluaran selama umur investasi yang
direncanakan. Manajemen properti ikut berperan menentukan keberhasilan
investasi sepanjang umur properti. Tugas atau peran tersebut dilaksanakan
dengan menetapkan strategi, tugas kerja dan evaluasi peran tersebut yang
mampu menjamin pendapatan yang paling baik (maksimal) dengan
menjamin pengeluaran yang paling optimal.
Sehingga diharapkan, investasi yang dilaksanakan tersebut memiliki
kinerja yang baik. Hal ini biasanya ditunjukkan oleh :
a. Tingkat hasil pengembalian intern atau internal rate of return (IRR).
Yaitu suatu tingkat diskonto dimana nilai sekarang dari arus kas suatu
investasi di masa datang sama dengan biaya dari investasi. Angka ini
ditemukan dengan proses mencoba dan mencoba lagi (trial and error),
jika nilai bersih sekarang dari arus kas keluar (biaya dari investasi) dan
arus kas masuk (laba atas investasi) sama dengan nol, maka tarif
diskonto yang digunakan adalah IRR. Apabila IRR lebih besar dari
13
14
a. Meneliti kewajaran penetapan pajak dari nilai objek pajak. Hal ini
dimaksudkan untuk dapat memberikan analisis terhadap nilai properti
yang digunakan sebagai dasar penetapan pajaknya. Walaupun dalam hal
ini Direktorat Jenderal Pajak memiliki ketentuan dan peraturan
tersendiri sebagai dasar penilaiannya dengan menggunakan Nilai Jual
Objek Pajak (NJOP) tanah dan bangunan yang mereka tetapkan.
b. Meneliti aspek legalitas yang berhubungan dengan kepemilikan atau
penguasaan properti. Seperti dalam hal masa berlakunya sertifikat
tanah seperti Hak Guna Bangunan (HGB), Hak Guna Usaha (HGU) ataupun
Hak Pengelolaan. Dan mengusahakan perpanjangan hak-hak tersebut
yang akan berakhir masa berlakunya.
c. Monitor peraturan berkaitan dengan pajak. Memahami seluruh
peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pajak properti, maupun
pajak-pajak lainnya yang terkait dengan ruang lingkup pekerjaan
manajemen properti dan selalu mengikuti perkembangannya mengingat
peraturan di bidang perpajakan sangat dinamis.
d. Keringanan pajak. Membantu untuk mengajukan permohonan keberatan
ataupun pengurangan terhadap besarnya pajak terhutang yang
dikenakan oleh Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
setempat apabila dipandang perlu.
e. Asuransi kebakaran. Melindungi pemilik properti terhadap berbagai
risiko, seperti kebakaran, kehilangan ataupun kerusakan lainnya.
Mengingat properti itu bisa mengalami hal-hal yang tidak diinginkan
seperti terjadinya kebakaran karena akibat hubungan arus pendek.
f. Polis asuransi dan penutupan asuransi. Menyimpan dengan baik polis
asuransi dan memastikan menggunakan jasa asuransi yang tepat
sehingga tidak mengalami masalah bila akan melakukan klaim pencairan
asuransi dan mengurus penutupan asuransi atau perpanjangannya bila
diperlukan.
1.5
17
18
19
KONTRAK SEWA
AKUNTING
(ACCOUNTING)
Catatan Properti
Jadwal
Pemeliharaan
Jadwal
Kontrak &
Penilaian
Kembali
Jadwal
Kegiatan
Kuitansi
Penerimaan
Faktur
Buku Pembayaran
Tunai
Dana Faktur
Berkas
Manajemen
Dana yang
dapat ditagih
Permintaan
Sewa
Kartu
Penyewa
Buku
Kuitansi
Penerimaan
Keuangan
Klien
21
RINGKASAN_________________________________________
Kehadiran dan keberadaan manajemen properti diperlukan oleh
perorangan ataupun badan hukum, baik sektor privat maupun sektor publik
yang memiliki dan/atau menggunakan properti dalam jumlah kecil maupun
besar, baik dalam hal kuantitas maupun nilai uangnya. Jasa manajemen
properti dapat diberikan untuk lingkup kerja yang luas maupun terbatas
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pemiliknya.
Secara umum, dilihat dari tujuannya manajemen properti dapat
diklasifikasikan menjadi 2 (dua) , yaitu:
Mengelola properti sebagai investasi / bisnis;
Mengelola dan melaksanakan aspek fisik lingkungan properti sehingga
tercapai hasil optimal secara efektif dan efisien.
Dengan maraknya bisnis manajemen properti yang memberikan
prospek yang semakin cerah, maka ruang lingkup manajemen properti dapat
diklasifikasikan menjadi:
Mengelola properti sebagai suatu investasi;
Mengelola properti sebagai suatu bisnis / usaha; dan
Mengelola properti kaitannya dengan pajak dan asuransi.
22
23
BAB 2
25
namun dapat pula negatif, dimana hal ini akan secara langsung atau
tidak langsung mempengaruhi return dan risiko investasi properti.
C. Perkiraan Aliran Kas (Cash Flow)
Langkah ketiga adalah memperkirakan cash flow selama kepemilikan
(holding period). Secara umum cash inflow properti bersumber dari hasil
sewa tahunan dan penjualan properti pada akhir periode investasi. Investor
perlu menetapkan asumsi-asumsi seperti besarnya biaya operasional,
pendanaan, kebijakan penjualan properti pada akhir holding period dan
sebagainya sebelum memutuskan berinvestasi pada properti. Dengan kata
lain untuk memformulasikan perkiraan cash flow, investor harus membuat
asumsi-asumsi yang berkaitan selama investasi dengan memperhatikan
beberapa analisis berikut :
a. Analisis pendanaan. Analisis yang dilakukan selanjutnya dalam rangka
memformulasikan perkiraan cash flow adalah keputusan pendanaan
apakah dengan modal sendiri atau pinjaman.
b. Analisis pembayaran pinjaman. Oleh karena sebagian pendanaan
mempergunakan dana pinjaman maka perlu dipertimbangkan distribusi
pembayaran bunga dan pokok kepada pihak kreditor setiap tahun selama
holding period.
c. Keputusan penjualan di akhir periode. Pada akhir periode investasi,
diputuskan untuk menjual properti. Investor harus dapat memperkirakan
faktor-faktor yang kiranya dapat mempengaruhi nilai properti sampai
akhir periode investasi.
d. Analisis Depresiasi. Hal terakhir yang perlu dianalisis dalam rangka
perkiraan cash flow adalah perkiraan depresiasi yang harus ditetapkan.
Dari uraian-uraian diatas, selanjutnya dibuatkan resume atas seluruh
asumsi-asumsi yang telah ditetapkan untuk investasi properti ini. Disamping
itu sebagaimana dalam analisis investasi pada umumnya, perlu dibuatkan
beberapa skenario yang mungkin akan dihadapi dalam investasi properti ini.
Dalam hal ini ditentukan tiga skenario, yaitu (1) the most likely, (2)
optimistic, dan (3) pessimistic. Untuk itu seorang properti manajer harus
benar-benar memahami seluk beluk investasi properti dan senantiasai
mempunyai ide-ide segar yang inovatif dan kreatif sesuai dengan tuntutan
organisasi manajemen di abad 21.
26
Wakhid Slamaet Ciptono, Organisasi Bisnis Properti Indonesia Abad 21, The Agile Property
Business, UGM 1999.
27
28
Ibid
30
31
Total Biaya
Pendapatan/
Biaya
Titik profit
Maksimum
Total Pendapatan
Output
32
diperoleh,
organisasi
akan
Total Biaya
Pendapatan/
Biaya
Total Pendapatan
Pasien/
Rumah sakit
W
Harga
P1
P2
S
S
D
33
Geliat Bisnis Manajemen Properti Jor-joran Bisnis dengan Margin Kecil, Copyright
Sinar Harapan 2003.
11
34
35
Tugas
pokok
dari
properti
36
Penetapan
Kebijakan
(Policy Making)
Umpan Balik
(Feedback)
Pengawasan
(Monitoring)
STRATEGI
MANAJEMEN
PROPERTI
Hasil Keluaran
(Outcomes)
Tujuan (Objectives)
Perumusan Kebijakan
(Policy Interpretation)
Formulasi Program
(Programs Formulation)
Pelaksanaan Program
(Programs Implementation)
37
Valuation
Dept.
Property
Management
Department
Project
Management
Department
Estate
Agency &
Auction
Department
General
Administration
& Finance Dept.
38
PROPERTY OWNER
Marketing
Administration
And Manpower
Accounts
Operations
Project
Management
Marketing
Executive
Administration
Execcutive
Accounts
Clerk
Building
Supervisor
Project
Manager
OTHER PERSONNEL
Building Assistants
Chargeman
Wireman
Plumber
Handyman
Gardener
Security Officer
Security Guards
Car Park Attendants
Lift Attendants
39
40
41
42
Mengoptimalkan
potensi ekonomi
aset,
sehingga
meningkatkan profitabilitas kepemilikan aset.
Menjadi arahan dalam menetapkan strategi bisnis.
mampu
43
Bidang Teknik
(engineering)
Penilaian
(valuation)
Analis Ekononomi
(Economic Analyst)
PROFESI
DALAM
MANAJEMEN
PROPERTI
Hukum
(legal)
Analis Properti
(Property Analyst)
Analis Investasi
(Investment Analyst)
Manajemen
(management)
Gambar 2.7. Keahlian dalam Bidang Manajemen Properti
RINGKASAN
Apapun bentuk manajemen properti yang diterapkan, manajer
properti memiliki peranan yang penting dalam hubungan antara pemilik dan
penyewa bangunan. Oleh karena itu dalam manajemen properti diperlukan
pengetahuan dan kemampuan khusus, karena :
@ Investasi dalam real estat adalah berbeda dengan bentuk investasi
lainnya.
@ Real estat adalah investasi yang dapat dinaikkan nilainya oleh
pemilik dengan menggali potensi yang dapat dihasilkan dari
kepemilikan atau penguasaan atas suatu properti.
Dikenal 2 (dua) bentuk organisasi manajemen properti yaitu internal
(in house) dan eksternal manajemen properti.
Properti selain sebagai ajang investasi, juga merupakan aset.
Dikaitkan dengan properti sebagai aset, maka tugas manajemen properti
adalah bagaimana manajemen mampu mempertahankan, meningkatkan dan
menjamin kontinuitas terhadap nilai properti sebagaimana telah disebutkan
di atas.
44
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Bagaimana prospek manajemen properti di masa mendatang? jelaskan
pendapat anda!
2. Apa saja yang perlu diperhatikan berkaitan dengan implementasi dan
praktek manajemen properti di Indonesia? Jelaskan!
3. Uraikan peran/tugas manajer properti!
4. Apa saja bentuk organisasi manajemen properti? Jelaskan!
5. Bagaimana tugas manajer properti jika properti sebagai aset?
45
BAB 3
46
properti seperti pusat pertokoan, apartemen, perkantoran, dan lainlain, peran keberadaan manajemen properti pada jenis properti ini
sangat vital.
Manajemen & permasalahannya. Perlu dipertimbangkan dan dikaji
seluruh potensi masalah yang dihadapi dalam masalah manajemen
properti ini dari segala aspek dan mencari solusi terbaik untuk
mengatasinya.
c. Tingkat pelayanan (level of service)
Kriteria/persyaratan dari Pemilik. Butir-butir perjanjian yang
menyebutkan seluruh kewajiban yang harus dilakukan oleh manajer
properti sesuai dengan keinginan dari pemilik properti harus
disepakati terlebih dahulu sejak pembuatan kontrak. Hal ini untuk
menentukan secara tegas sejauh mana tingkat pelayanan yang akan
diberikan dan sanksi-sanksi yang harus diberikan apabila standar
pelayanan tersebut tidak sesuai dengan kesepakatan. Hal ini
berpengaruh terhadap besaran kontrak yang akan diterima oleh
manajer properti.
Besaran dari pengeluaran. Konsekuensi terhadap besar kecilnya
tingkat pelayanan yang harus disediakan oleh manajer properti juga
berdampak terhadap besaran pengeluaran yang harus dijalankan oleh
pengelola properti tersebut.
Tingkat otomatisasi bangunan. Sistim komputerisasi yang dikenal
dengan istilah Building Automation System (BAS) memang
memerlukan investasi awal yang cukup besar namun dalam
pelaksanaannya akan dapat mengurangi biaya operasional.
Keberadaan BAS ini juga akan dapat memberikan tingkat pelayanan
yang lebih baik kepada para pelanggan atau pengguna jasa
manajemen properti.
d. Masa Kontrak
Kriteria. Kapan bermula dan berakhirnya masa kontrak, bagaimana
jika akan diadakan pemutusan kontrak sebelum masa kontrak habis
atau perpanjangan kontrak, semua kriteria ini harus dibuat dan
disepakati antara pemilik dan manajer properti.
Permintaan khusus untuk renovasi maupun upgrading. Untuk dapat
mempertahankan nilai dari bangunan pada jangka waktu tertentu
serta untuk keperluan meningkatkan pendapatan dari properti yang
48
49
53
1:
2:
3:
Pendekatan
Sistem
Tata
Ruang
Pendekatan
Sistem
Sirkulasi
Bangunan
Pendekatan
Sistem
Utilitas
Bangunan
Kombinasi
(Contoh kawasan
mix-use,
pertokoan dan
hotel)
54
RUANG SEWA
Ruang sewa
permanen
(structurally fixed)
Long term lease
Ruang sewa
koridor
RUANG
SERVIS
Shaft : sampah
Janitor (Gudang)
Ruang Control-Security
55
Sirkulasi Horisontal
Lift
Escalator
Tangga darurat
Koridor
Selasar
Hall
Ramp (untuk
orang cacat
RUANG
SIRKULASI
Sirkulasi Vertikal
Musholla
Ruang pegawai
(manajemen gedung) :
Kantor
security
Locker
RUANG
PPENUNJANG
Ruang parkir :
Basemen
Pelataran tapak
Bangunan tersendiri
56
Area
Area
Area
Area
Sewa
.. %
penunjang
.. %
servis
.. %
sirkulasi
.. %
(+) Ruang struktur = 100 %
dalam
persetujuan
permohonan/
59
60
Informasi Properti
Hasil Sewa
Sistem Informasi
Perawatan dan
Pengelolaan
Keputusan
Inventasi
Riset Pasar
Nilai Modal
Nilai
Pengembalian
Equiti
61
64
KONTRAK MANAJEMEN
PEMELIHARAAN BANGUNAN
PENGALIHAN
DAN MANAJEMENNYA
MANAJEMEN
_____________________________
Strategi harga
Struktur biaya
Pertimbangan
Karakteristik umur bangunan
Syarat dan kondisi dalam
dalam
ada
Faktorpusat
yang mempengaruhi
Dalam hal yang menyangkut properti, tidak
pasar tempat
perjanjian
pengalihan
pemeliharaan
terjadi jual beli karena seseorang sangat tergantung pada market
Rencana
Standar dan kebijakan
intelligence dan bukan hanya pada informasi yang ada. Oleh karena itu
manajemen
pemeliharaan
diperlukan sejumlah data yang
dianalisis. Harus
dijaga, pekerjaan
diperiksa
benar
Analisis
Klasifikasi
pemeliharaan
tidaknya, bahkan mungkin pula alternatif
ada data berbagai lembaga yang tidak
Dilihat sebagai
industri, maka real estat itu merupakan
salah satu
MANAJEMEN
MANAJEMEN
PENYEWAAN
sektorDAN
penting
dalam
ekonomi nasional. Kenyataannya industri ini adalah
SISTEM
RENTAL
indikator yang terkemuka dan sangat berpengaruh
pada konsumen
Keuntungan
dan risiko MIS dan
investor.
Oleh
karena
itu
penerimaan
investasi
di
sektor
real
estat akan
Pemantapan
Peninjauan kembali harga sewa
Evaluasi
dan
seleksi
Sistem
mempengaruhi
Sewa tetap vs pertumbuhan
sewa persentase ekonomi.
komputer
BAB 4
Kyle, Robert C, Property management, Real Estate Education, chapter 5,6 & 7
66
67
Tipe hak ini dapat dibuat dalam bentuk perjanjian atau operasional
hukum seperti pada estate from period to period.
Tidak seperti pada estate for years dan estate from period to period,
estate at will berakhir jika salah satu pihak meningggal dunia.
4. Tenancy at Sufferance :
Terjadi jika si penyewa memperoleh hak kepemilikan atas real estat
secara sah
(hukum) tetapi kemudian diharuskan meninggalkan
properti tersebut setelah berakhirnya masa hak menyewa.
Contoh: Si penyewa yang gagal untuk mengembalikan kepemilikan
atas real estat pada tanggal yang telah ditentukan dalam perjanjian.
Kondisi ini menimbulkan biaya ekstra bagi manajer properti, karena
ia harus memberikan perhatian khusus pada penyewa tipe ini.
C. Tipe Sewa
Ada tiga bentuk dasar sewa:
1. Sewa kotor (gross lease)
Penyewa membayar sejumlah uang sewa secara tetap (fixed rate)
dan si pemilik membayar biaya operasional properti.
2. Sewa bersih (net lease)
Penyewa membayar semua atau beberapa bagian biaya
operasional yang biasanya telah ditentukan oleh si pemilik, seperti
pajak, asuransi, utilitas dan pemeliharaan, dan juga sejumlah tarif sewa
tetap.
3. Persentase sewa (percentage lease)
Penyewa membayar sewa dari persentasi pemasukan atau
pendapatan hasil usaha.
A. Deskripsi Properti
Jika properti disewakan termasuk lahan, yang mungkin menjadi kasus
ketika menyewakan ruang komersial atau industri, perjanjian sewamenyewa sebaiknya mengikutsertakan deskripsi hukum atas properti.
Sebuah dokumen kontrak sewa atas ruang pada sebuah bangunan tertentu
seperti perkantoran atau apartemen (rumah susun), harus secara
tepat/akurat menggambarkan batas-batas dari ruang tersebut. Dan juga
untuk properti lahan harus memiliki deskripsi hukum yang tepat atau akurat
atas lahan tersebut.
Nomer rumah tinggal (landed house) atau rumah susun (apartemen)
dan alamat bangunan adalah identifikasi yang cukup jelas dalam perjanjian
sewa-menyewa rumah tinggal atau rumah susun. Untuk ruang komersial,
denah lantai (lay-out) dimana menunjukkan area yang disewakan harus
dimuat dalam perjanjian.
Perjanjian kontrak sewa harus memuat gambaran mengenai real
estat atau ruang dan pernyataan dari hak penyewa seperti: penggunaan
tangga, lift, hall, koridor, maupun parkir. Daftar personal property atau
furniture dan deskripsi yang jelas mengenai kondisi personal property
tersebut harus dimuat dalam perjanjian (bisa sebagai lampiran). Ruangruang pendukung yang termasuk dalam sewa seperti gudang, garasi, dan
sebagainya harus diidentifikasikan secara jelas.
Dokumen sewa seharusnya menggambarkan secara detil segala
macam perubahan atau perbaikan fisik yang akan dikerjakan oleh pemilik
demi kepentingan penyewa, hal ini sering terjadi pada properti komersial
dan industri. Dokumen tersebut harus merinci perbaikan apa yang akan
dilakukan, bagaimana pembagian atas beban biaya dan bagaimana
pekerjaan tersebut akan dilakukan. Dalam sewa-menyewa ruang
perkantoran, pemilik dapat saja melakukan pekerjaan renovasi seperti
perbaikan atau pemasangan dinding partisi, pintu, pemasangan instalansi
listrik, komputer, dsb. Gambar lay-out (blueprint) dan contoh bahan
bangunan biasanya melengkapi spesifikasi pekerjaan tersebut. Karena
69
70
71
72
jawab atas perbaikan yang digunakan untuk menjaga agar bangunan atau
lahan tetap berfungsi. Melaui manajer properti, pemilik dapat terus
mengikuti perkembangan aktivitas penggunaan ruang bersama,
pembuangan sampah, pembersihan kaca cendela dan servis-servis
lainnya.
J. Komplain Penyewa
a. Komplain terhadap perjanjian sewa-menyewa. Jika manajer properti
gagal untuk memenuhi segala macam kewajiban yang tertuang di dalam
dokumen kontrak sewa, penyewa dapat menuntut atau mengakhiri sewa
dengan memberiakan pemberitahuan kepada pemilik. Jika tindakan
perbaikan tidak dilakukan dalam jangka waktu tertentu, penyewa dapat
menuntut atas kerugian jika tidak dapat mengadu ke lembaga hukum.
b. Kegagalan atas Penggunaan Bangunan atau Lahan. Pemilik harus
mampu memberikan hak kepemilikan atas area ruang sewa secara aktual
kepada penyewa. Jika hal tersebut tidak terpenuhi, maka pennyewa
tidak harus membayar sewa. Bukan hal yang lumrah jika seorang
manajer properti tidak mampu memberikan hak kepemilikan sepenuhnya
karena penyewa sebelumnya belum mengosongkan ruang sewa atau
kerusakan yang terjadi belum diperbaiki oleh penyewa.
c. Kegagalan atas Penyediaan Pelayanan Utama. Contoh dari kegagalan
atas penyediaan pelayanan utama:
1. Kegagalan untuk menyediakan air.
2. Kegagalan untuk menyediakan listrik.
3. Kegagalan untuk memperbaiki bagian-bagian lain di luar area sewa.
K. Komplain Pemilik
a. Komplain terhadap perjanjian sewa-menyewa. Perjanjian sewamenyewa pada umumnya pemilik dapat saja mengirimkan
pemberitahuan tertulis kepada penyewa dalam jangka waktu tertentu,
menyatakan kondisi kontrak dan meminta agar penyewa tetap mematuhi
apa yang tertuang di dalam dokumen kontrak sewa.
Jika penyewa sesuai perjanjian tidak mampu memperbaiki
kerusakan yang ada di area sewa-nya, pemilik dapat memasuki area
sewa tersebut dan melakukan perbaikan dan kemudian biaya perbaikan
tersebut dapat dibebankan kepada penyewa. Perjanjian sewa-menyewa
harus memuat jika pemilik memilih untuk mengakhiri masa sewa, maka
tagihan akan segera keluar pada saat itu.
75
b. Cidera janji. Dalam hal penyewa membuat cidera janji maka pemilik
dapat melakukan atau memberikan sangksi-sangksi yang sudah
disepakati sejah awal.
c. Bangkrut. Jika penyewa mengalami kebangkrutan pemilik dapat
melakukan tuntutan atas kewajiban-kewajiban yang belum dipenuhi oleh
penyewa dengan melakukan negosiasi terhadap harta milik para
pemegang sahamnya. Hal ini juga perlu dibuat kesepakatan awal antara
pemilik dan penyewa.
Perusahaan jasa pelayanan real estat memiliki format khusus untuk
dokumen kontrak. Keuntungan menggunakan standard dokumen sewa
adalah manajer properti dapat menjadi lebih terbiasa terhadap bagianbagian dokumen kontrak beserta aspek hukumnya. Kerugiannya adalah
manajer properti harus sering merevisi dan memperbaharui format/bentuk
dari dokumen tersebut.
76
pada
suatu
perjanjian
a. Nama dan alamat tetap. Data nama dan alamat tetap yang menyewakan
dan penyewa secara jelas dan benar.
b. Letak dan deskripsi bangunan. Pengertian dari kata bangunan yang
disewakan.
c. Obyek ruang yang disewakan. Hal ini mencakup cara pengukuran luas
lantai, daftar standar material finishing dari ruang kantor yang
disewakan yang disediakan oleh pihak yang menyewakan.
d. Jangka waktu sewa. Menyatakan tanggal permulaan sewa dan tanggal
berakhirnya sewa. Dalam perjanjian persewaan ini harus dinyatakan
bahwa penyewa tidak dapat memutuskan perjanjian ini selama jangka
waktu sewa masih berlaku dan yang menyewakan dapat memutuskan
perjanjian dalam hal terjadi ingkar kewajiban oleh penyewa.
e. Nilai sewa dan biaya lainnya. Nilai sewa dan biaya pelayanan (service
charge) dari beberapa pajak yang terkait dengan properti seperti Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Besar dan cara
pembayaran uang sewa yang telah disetujui kedua belah pihak yang
berkepentingan serta bentuk dari pelayanan dasar yang akan diberikan
oleh yang menyewakan kepada penyewa selama jangka waktu sewa.
Penyewa selama jangka waktu sewa akan membayar PPN sesuai tarif
yang ditetapkan oleh pemerintah atas biaya sewa dan biaya pelayanan.
f. Deposito jaminan (Security Deposit) :
@ Besarnya deposito jaminan yang akan diberikan oleh penyewa.
@ Hal-hal yang akan dilaksanakan apabila terjadinya ingkar kewajiban
oleh pihak penyewa atas depositi jaminan.
@ Cara dan waktu pengembalian dari sisa deposito jaminan tersebut
setelah berakhirnya jangka waktu sewa.
g. Tunggakan sewa (Arrears in payment). Selang waktu yang diberikan
oleh pihak yang menyewakan kepada penyewa untuk membayar uang
sewa dan biaya pelayanan yang telah disetujui bersama beserta sanksisanksi yang dilakukan oleh yang menyewakan terhadap penyewa apabila
terjadi penunggakan pembayaran.
77
@ Penyelesaian bangunan.
j. Perikatan dari yang menyewakan (convenants of the lessor) :
@ Penyerahan (delivery).
@ Asuransi.
@ Kenyamanan bagi penyewa (the lessee to enjoy the premises).
k. Kerusakan bangunan :
@ Pemberitahuan adanya kesalahan (notice of defaults).
@ Kerusakan obyek persewaan (destruction of the demises premises).
@ Kerusakan bangunan (destruction of the building).
@ Penguasaan, perbaikan dan pemulihan.
l. Hal yang terjadi dalam keadaan luar biasa (special circumstances).
Apabila terjadi keadaan yang luar biasa, maka apa yang harus dilakukan
oleh yang menyewakan.
m. Definisi ingkar kewajiban (event of default) dan konsekuensinya,
meliputi :
@ Ingkar kewajiban membayar (payment defaults).
@ Pelanggaran (breach).
@ Ketentuan-ketentuan lain tentang ingkar kewajiban (other provisions
defaults).
n. Peraturan lainnya, meliputi :
@ Perlindungan terhadap bangunan dan perawatannya.
@ Peraturan-peraturan umum yang dibutuhkan untuk menjaga
ketertiban dan keterangan, antara lain :
1. Penyewa tidak diperbolehkan membawa binatang peliharaan dan
minuman ke dalam bangunan tanpa persetujuan tertulis dari yang
menyewakan.
2. Penyewa dilarang menempatkan barang atau benda apapun di
atas atau disekitar obyek persewaan yang melampaui batas berat
maksimum yang diijinkan.
3. Penyewa dilarang memuat atau mengijinkan diperbuatnya suara
gaduh/bising yang tidak pantas dan berlebihan di dalam obyek
persewaan yang dapat menyebabkan gangguan terhadap penyewapenyewa atau orang lain.
@ Cara penggunaan tempat parkir.
@ Kepadatan populasi (jumlah pekerja) yang diijinkan.
79
RINGKASAN
Hubungan antara pemilik real estat terhadap manajer properti
diformalkan melalui manajemen kontrak. Manajer properti biasanya
bertanggung jawab atas penyewaan ruang, meskipun peran ini bervariasi
sesuai dengan kondisi kontrak. Sejarah mencatat, kontrak sewa-menyewa
dibuat oleh ahli hukum yang disewa untuk mewakili pemilik properti dan
manajer properti, sehingga tidak mengherankan jika kontrak kebanyakan
berpihak pada pemberi sewa (lessor). Karakter dari tipe kontrak dewasa ini
telah berubah mengarah pada kepentingan dua belah pihak.
Hak atas sewa (penyewa) timbul ketika pemilik atau manajer
properti (bertindak sebagai wakil dari pemilik) menyerahkan kepada
penyewa hak untuk menghuni dan menggunakan properti si pemilik untuk
periode waktu tertentu.
Ada tiga bentuk/tipe dasar sewa:
Gross lease. Penyewa membayar sejumlah uang sewa secara tetap
(fixed rate) dan si pemilik membayar biaya operasional properti.
Net lease. Penyewa membayar semua atau beberapa bagian biaya
operasional yang biasanya telah ditentukan oleh si pemilik, seperti
pajak, asuransi, utilitas dan pemeliharaan, dan juga sejumlah tarif
sewa tetap.
Percentage lease.Penyewa membayar sewa dari persentasi
pemasukan atau pendapatan hasil usaha.
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Bagaimanakah cara memformalkan hubungan antara pemilik properti
dengan manajer properti? Jelaskan!
2. Jelaskan tiga bnetuk/tipe dasar sewa!
3. Apa saja yang perlu dituangkan dalam dokumen kontrak sewa?
4. Apa yang dimaksud dengan klausa step-up? Kapan diterapkan? Jelaskan!
5. Apa yang dimaksud dengan assignment dan subletting?
80
BAB 5
AGEN PROPERTI
Dengan
Populasi. Jumlah dan besar kecilnya rumah tangga, jumlah bersih inmigrasi, karakteristik sosial dan ekonomi, distribusi usia. Hal-hal
83
84
85
Dengan demikian manfaat yang didapat dari jasa agen pemasaran ini
antara lain:
aman
untuk
investasi
bagi
87
Broker.Agen adalah orang atau pihak yang bertindak atas nama principal
karena memperoleh kepercayaan dan wewenang.
Pihak ketiga. Pihak ketiga adalah orang atau pihak yang dihubungi oleh
agen dan diharapkan dapat menjalin transaksi dengan principal.
Biasanya lingkup tugas ini tidak termasuk hak menyetujui tawaran pihak
ketiga dan atau penandatanganan atau alih kepemilikan properti.
a. Kewajiban Pemakai Jasa. Sebagai orang atau pihak yang menggunakan
jasa seorang broker, pemakai jasa mempunyai kewajiban membayar
imbalan atas jasa pelaksanaan tugas tersebut sesuai dengan perjanjian
yang telah disepakati. Selain itu pemakai jasa juga berkewajiban
memberikan informasi yang sejelas jelasnya tentang properti yang
dimiliki atau dikehendaki, sedangkan negosiasi dalam menjual,
menyewakan atau membeli atas nama pemakai jasa merupakan tugas
broker.
88
89
90
91
92
93
Penyewaan
Investasi (jual-beli)
Pengembangan
Para agen diharapkan akan lebih aktif bergerak atau aktif di ketiga
sub pasar tersebut, sedangkan proporsinya tergantung pada keadaan pasar.
Menurut pengamatan, properti di perkotaan lebih menarik banyak perhatian
para agen terutama hunian, perkantoran atau ruang usaha yang memang
bila dipandang dari sudut investasi telah mencangkup ketiga hal yang
diharapkan yaitu: pendapatan, apresiasi dan nilai tambah.
94
5.8
Pertokoan.
Perindustrian dan perdagangan.
Perumahan.
Perkebunan, dan
Properti-properti khusus.
97
9. Peraturan perundang-undangan. Mencakup persyaratan undangundang, pembuatan sertifikat baru, dan pajak-pajak properti (pajak
penghasilan dan pajak penjualan properti tersebut di masa
mendatang).
d. Sumber informasi mengenai bisnis investasi di bidang properti.
Sumber-sumber informasi dimana kita bisa mendapatkan informasi
mengenai bisnis investasi di bidang properti dapat diperoleh dari:
Orang-orang yang terlibatsecara langsung dalam bidang penjualan,
pembelian, penyewaan, dan konsultasi di bidang properti, misalnya
agen perumahan (estate agent) dan penilai (valuer).
Orang-orang yang terlibat dalam industri properti, misalnya
pengacara (lawyer), arsitek, dan pegawai bank.
Surat kabar.
Majalah ataupun jurnal dalam bidang properti.
Pelelangan.
B. Proses pemilikan properti
a. Ruang lingkup. Keputusan untuk memperoleh suatu properti meliputi
ruang lingkup sebagai berikut:
Identifikasi prospek dari properti. Hal ini berhubungan dengan
masalah penghunian, penyewaan, perombakan, modrnisasi, dan
sebagainya.
Pertimbangan mengenai tingkat pengembalian yang dapat
dihasilkan dari pembelian properti. Pengembalian tersebut dapat
berupa uang sewa atau pengembalian dalam bentuk modal dengan
memperhitungkan harga permintaan and prosepek di masa depan.
Syarat-syarat kontrak. Perjanjian pembelian dan penjualan seperti
deposit, jangka waktu pembayaran, biaya pembelian, dan
sebagainya.
Pencatatan. Pencatatan hasil penjualan dan pembelian dan
pemindahan secara hukum dari properti tersebut.
b. Tahap pemilikan properti. Tahap-tahap dalam pemilikan suatu properti
dapat diidentifikasi sebagai berikut:
Tahap sebelum dilakukan kontrak dan pada saat dilakukan kontrak.
Tahap setelah dilakukan kontrak.
Tahap pencatatan surat-surat kepemilikan.
1. Tahap sebelum dilakukan kontrak. Pada tahap ini terjadi keinginan
untuk memiliki atau menginvestasi dalam suatu properti. Suatu
98
99
102
103
dan
104
Broker.Agen adalah orang atau pihak yang bertindak atas nama principal
karena memperoleh kepercayaan dan wewenang.
105
Pihak ketiga. Pihak ketiga adalah orang atau pihak yang dihubungi oleh
agen dan diharapkan dapat menjalin transaksi dengan principal.
106