Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN MENINGITIS

A.

KONSEP DASAR
1. Definisi
Meningitis adalah suatu reksi keradangan yang mengenai satu atau
semua apisan selaput yang membungkus jaringan otak dan sumsum tulang
belakang, yang menimbulkan eksudasi berupa pus atau serosa. Disebabkan
oleh bakteri spesifik atau nonspesifik atau virus.
2. Insiden
a.

Meningitis lebih banyak terjadi pada laki-laki dari pada perempuan.

b.

Incident puncak terdapat rentang usia 6 12 bulan.

c.

Rentang usia dengan angka moralitas tinggi adalah dari lahir sampai
dengan 4 tahun.

3. Etiologi
a. Pada nonatus disebabkan oleh organisme primer basal enteria gram
negative, batang gram negative, streptokokus grub B.
b. Pada anak usia 3 bulan sampai dengan 5 tahun diebabkan oleh
organisme primer : Haemopilus influenzal tipe B.
c. Pada anak-anak yang lebih besar disebabkan oleh infeksi neisseria
meningitis atau infeksi stafilokokus.
4. Gejala Klinis
a. Neonatus
1) Gejala tidak khas
2) Panak (+)
3) Anak tampak malas, lemah, tidak mau minum, muntah dan kesadaran
menurun.
4) Ubun-ubun besar kadang kadang cembung.
5) Pernafasan tidak teratur.
b. Anak Umur 2 Bulan Sampai Dengan 2 Tahun
1) Gambaran klasik (-).
2) Hanya panas, muntah, gelisah, kejang berulang.
3) Kadang-kadang high pitched ery.

c. Anak Umur Lebih 2 Tahun


1) Panas, menggigil, muntah, nyeri kepala.
2) Kejang
3) Gangguan kesadaran.
4) Tanda-tanda rangsang meninggal, kaku kuduk, tanda brudzinski dan
kering (+).
5. Patofisiologi
Secara Langsung

Secara Tidak Langsung

(Cedera Traumatic)

Bakteri Atau Virus Masuk Meninges

Meninges Terinfeksi

Defisiensi Umum

Otitis Media, Sinusitis, Infeksi


Saluran Pernafasan

Melalui CSS

Dijanisme Disebarkan Ke Otak


Dan Jaringan Sekitar

1.

Tanda Prodromal Tidak Khas

2.

Gejala Mirip Hu Selama 1-2 Minggu

3.

Lemah Dan Lesu Selama Beberapa Minggu


(Tanda Dan Gejala Klinis Sesuai Usia)

MENINGITIS

6. Diagnosis
Diagnosis meningitis dibuat berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan
cairan serebrospinal, disokong oleh pemeriksaan :
a.

Darah : LED, leokosit, hitung jenis, biakan.

b.

Air kemih : biakan.

c.

X-foto dada.

d.

Uji hiperkulin.

e.

Biakan cairan lambung.

7. Penatalaksanaan
Farmakologis
a.

Obat anti inflamasi :


1) Meningitis tuberkulosa :
a) Isoniazid 10 20 mg/kg/24 jam oral, 2 kali sehari maksimal 500
gr selama 1 tahun.
b) Rifamfisin 10 15 mg/kg/ 24 jam oral, 1 kali sehari selama 1
tahun.
c) Streptomisin sulfat 20 40 mg/kg/24 jam sampai 1 minggu, 1 2
kali sehari, selama 3 bulan.
2) Meningitis bacterial, umur < 2 bulan :
a) Sefalosporin generasi ke 3
b) ampisilina 150 200 mg (400 gr)/kg/24 jam IV, 4 6 kali sehari.
c) Koloramfenikol 50 mg/kg/24 jam IV 4 kali sehari.
3) Meningitis bacterial, umur > 2 bulan :
a) Ampisilina 150-200 mg (400 mg)/kg/24 jam IV 4-6 kali sehari.
b) Sefalosforin generasi ke 3.

b.

Pengobatan simtomatis :
1) Diazepam IV : 0.2 0.5 mg/kg/dosis, atau rectal 0.4 0.6/mg/kg/dosis
kemudian klien dilanjutkan dengan.
2) Fenitoin 5 mg/kg/24 jam, 3 kali sehari.
3) Turunkan panas :
a) Antipiretika : parasetamol atau salisilat 10 mg/kg/dosis.
b) Kompres air PAM atau es.

c.

Pengobatan suportif :
1) Cairan intravena.
2) Zat asam, usahakan agar konsitrasi O2 berkisar antara 30 50%.

Perawatan
a.

Pada waktu kejang


1)

Longgarkan pakaian, bila perlu dibuka.

2)

Hisap lender

3)

Kosongkan lambung untuk menghindari muntah dan aspirasi.

4)

Hindarkan penderita dari rodapaksa (misalnya jatuh).

b.

Bila penderita tidak sadar lama.


1)

Beri makanan melalui sonda.

2)

Cegah dekubitus dan pnemunia ortostatik dengan merubah


posisi penderita sesering mungkin.

3)

Cegah kekeringan kornea dengan boor water atau saleb


antibiotika.

c.

Pada inkontinensia urine lakukan katerisasi.


Pada inkontinensia alvi lakukan lavement.

d.

Pemantauan ketat.
1)

Tekanan darah

2)

Respirasi

3)

Nadi

4)

Produksi air kemih

5)

Faal hemostasis untuk mengetahui secara dini adanya DC.

Penanganan Penyakit Fisoterapi Dan Rehabilitasi


Gambar : Bagan penatalaksanaan meningitis.
Tanda klinis meliputi :
1)

Panas

2)

Kejang

3)

Tanda rangsang meningeal

4)

Penurunan kesadaran

Cari tanda kenaikan tekanan intra cranial :


1)

Mual muntah hebat

2)

Nyeri kepala

3)

Ubun-ubun cembung
Hati2x

Fungsi lumbal

< 2 Tahun USG

Bila Ada Fasilitas

>2 Tahun CT scan


CSS Keruh
CSS, sel, protein, gkukosa

CSS jernih

Pengecatan gram
Biakan : CSS, darah, air kemih

1) Kontak TB

Nasofaring

2) Uji Tuberkulosis
3) X foto Dada

Antibiotika
(+)
Setelah 3 hari pungsi ulang

(-)

Obat Anti TB

CRP
Tes Limulus

Hasil baik
Antibiotika terus

Hasil tetap/memburuk
Evaluasi

Anghilasi lateus
(+)

(-)

1) Dosis

1) Fase dini

1) Jamur

2) Interval

2) Partially

2) Virus

3) Cara pemberian

treated

4) Meningitis

4) Penetrasi CSS
Antibiotika
Ganti antibiotika
Sesuai hasil biakan

8. Diagnosis banding
a.

Meningismus.

b.

Abses otak.

c.

Tumor otak.

9. Komplikasi
a.

cairan subdural.

b.

Hidrosefalus.

c.

Sembab otak

d.

Abses otak

e.

Renjatan septic.

f.

Pneumonia (karena aspirasi)

g.

Koagulasi intravaskuler menyeluruh.

10. Prognosis
Penderita meningitis dapat sembuh, baik sembuh dengan cacat motorik atau
mental atau meninggal tergantung :
a.

umur penderita.

b.

Jenis kuman penyebab

c.

Berat ringan infeksi

d.

Lama sakit sebelum mendapat pengobatan

e.

Kepekaan kuman terhadap antibiotic yang diberikan

f.

Adanya dan penanganan penyakit.

B.

KONSEP DASAR KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan Bayi Atau Anak.
Riwayat kelahiran (pada masa neonatus), penyakit kronis, neoplasma,
anemia sel sabit, imunosupresi, splenektomi, infeksi telinga dalam atau
infeksi pernafasan yang baru terjadi, mastoidetus, sinusitis, pembedahan
atau lumbal fungsi, fraktur tengkorak, atau trauma kepala : terpapar
campak meningitis, atau perjalanan ke luar negri, kondisi lingkungan
hidup yang padat, meminum racun, obat, keluhan perubahan perilaku,
demam, nausea, muntah, sakit kepala, kaku kuduk, fotopobia, diplobia,
nyeri pada pegerakan mata, nyeri sendi, sakit tenggorokan, sakit
punggung.
b. Pemeriksaan Fisik.
Pemeriksaaan fisik dipengaruhi oleh usia anak dan organisme penyebab,
perubahan tingkat kesadaran, irritable, latargi, kebingungan, serangan
mendadak (missal : local, sistemik) ataksia, tanda kering dan brutzinski
positif atau epitostonus, ubun-ubun cembung, nistagmus, berkurangnya
pendengaran, takikardi, disritmia, per BP, perubahan pola nafas, muntah,
diare, ptechie hasil lumbal fungsi abnormal.
c. Psikososial Atau Factor Perkembangan.
Umur, tingkat perkembangan, kebiasaan (apakah anak merasa Nyman,
waktu tidur teratur, benda yang difaforitkan) interaksi keluarga, pola
perilaku, mekanisme koping, pengalaman dengan penyakit sebelumnya
atau terdahulu, dan hospitalisasi, keyakinan agama.
d. Pengetahuan Klien Dan Keluarga.
Tingkat

pendidikan,

pemahaman

terhadap

kondisi,

patofisiologi,

kemampuan mengaitkan dengan tanda-tanda, dapat berkomunikasi,


perawatan, tindak lanjut, perawatan dirumah, kesiapan, kemauan dan
kemampuan untuk belajar.
2. Diagnosa Keperawatan, Tujuan, Intervensi Atau Implementasi Dn
Criteria Hasil.

Tujuan jangka panjang : Anak dapat mencapai kesehatan optimal dengan


meminimalkan kecacatan neurologist.
Diagnosa Keperawatan :
a.

Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan peningkatan tekanan


intra cranial.

b.

Ketidak efektifan jalan nafas berhubungan dengan fertigu, kelemahan,


prubahan tingkat kesadaran.

c.

Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan kegagalan usaha


bernafas.

Rasional :
Perubahan kesadaran, tekanan batuk dan reflek muntah yang mudah
mempengaruhi anak untuk mengalami kesulitan pada jalan nafas dan aspirasi
hiperkapni dan hipoksia merupakan dampak dari peningkatan tekanan intra
cranial yang selanjutnya dapat meningkatkan tekanan pada area yang sensitive
pada otak. Imobilisasi dan dehidrasi mengakibatkan penumpukan dan
penebalan secret pernafasan.
Tujuan :
Anak akan mempertahankan oksigenasi yang adekuat.
Implementasi :
a.

Auskultasi suara nafas setiap 4 jam, laporkan suara nafas abnormal


(missal : krakles, wheezing).

b.

Monitor RR, pola nafas, kepatena pertukaran udara.

c.

Monitor analisa gas darah apakah hipoksia dan untuk mengetahui


adanya inflitrat monitor foto thorax.

d.

Pastikan melakukan perubahan posisi sekurang-kurangnya setiap 2


jam, beridukungan untuk toleransi terhadap aktifitas sesuai dengan
kebutuhan ( missal : duduk, bergeser).

e.

Ajarkan melakukan nafas dalam 10 setiap 1 jam, gunakan permainan,


mainan digunakan untuk memberi dukungan kepada anak.

f.

Pertahankan kepatenan jalan nafas, gunakan peralatan suction


seperlunya, lakukan section dengan gentle untuk membersihkan sekret,
posisikan tidur miring jaw trust, head tilt.

g.

Periksa tekanan reflek muntah.

h.

Beri ogsigen sesuai dengan kebutuhan, monitor keefektifannya.

i.

Observasi

peningkatan

kebingungan,

irritable

ketidaknyamanan

beristirahat, laporkan pada dokter.


Criteria Evaluasi Yang Diharapkan :
Anak diharapkan :
a. Pertahankan BGA dalam Batas normal.
b. Tidak ada suara nafas abnormal.
c. Berubah dan berorientasi sesuai umur.
d. Bernafas tidak sulit dengan pertukaran udara yang bagus.
Diagnosa Keperawatan :
a. Perubahan perfusi jaringan otak berhubungan dengan proses inflmasi,
peningkatan tekanan intra cranial.
b. Potensial injuri berhubungan dengan disorientasi, ketidak nyamanan
istirahat, serangan mendadak, lingkungan asing.
c. Perubahan proses piker berhubungan dengan perubahan tingkat kesadaran.
d. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan disorientasi dan
kebingungan.
Rasional :
Proses inflamasi menyebabkan jaringan membengkak yang menghalangi
pergerakan cairan yang melalui otak, peningkatan tekanan intra cranial, dan
obstruksi aliran darah otak.
Tujuan :
Anak akan mempertahankan perfusi jaringan otak yang adekuat, sesuai dengan
umur, bebas dari injuri.
Implementasi
a. Observasi dan catat perubahan tingkat kesadaran pada laporan kesehatan
klien dan melalui tiap kontak.
b. Monitor tanda peningkatan tekanan intra kranial .
c. Catat aktivitas serangan mendadak, catat kecenderungan bagian tubuh,
lamanya serangan, aura.
d. Tempatkan penyaman bila ada serangan.
e. Beri anti konvulsi sesuai kebutuhan, monitor keefektifannya.
f. Tinggikan kepala 30o.

g. Pelihara posisi kepala dan leher lurus untuk memfasilitasi aliran balik
darah vena.
h. Beri terapi anti biotic tepat waktu untuk memastikan pemeliharaan level
darah.
i. Pelihara ketenangan, lingkungan yang relaks.
j. Minimalkan jumlah orang yang menjaga klien.
k. Ajarkan pada anak yang lebih tua untuk menghindari maneuver valsava
( missal : tekanan batin, batuk, bersin) dan pergantian posisi berlahan.
l. Pewndekatan dengan ketenangan yang tepat, konsisten, bicara jelas dan
perlahan untuk meningkatkan pengetahuan.
m. Bicara ketika memberi perawatan, gunakan sentuhan terapeutik dan teknik
mendengarkan.
n. Orientasi verbal kepada orang, tempat, waktu, situasi melalui mainan
bentuk binatang, benda faforit, radio, televise.
o. Gunakan nama anak-anak mendukung kehadiran keluarga.
p. Hindarkan penahanan jika mungkin.
q. Monitor tanda atau gejala shock sepsis (hipotensi, kebingungan,
disorientasi).
Criteria Evaluasi Atau Hasil Yang Diharapkan :
Anak diharapkan dapat :
a. Mempertahankan orientasi dan kewaspadadaan
b. Bebas dari serarangan mendadak.
c. Tanda-tanda vital dalam batas normal.
d. Istirahat dengan tenang.
Diagnosa Keperawatan :
a. Perubahan volume cairan defisit berhubungan dengan penurunan intake
cairan, kehilangan cairan yang abnormal.
b. Perubahan volume cairan berlebih berhubungan dengan ketidak sesuaian
sekresi ADH.
Rasional :
Keadaan hipermetabolik dari proses infeksi yang dikombinasi dengan
anoreksia, nausea dan vomiting menyebabkan peningkatan IWL dan SWL,
oerubahan keseimbangan cairan dan elektrolit. Disfungsi hipotalamus, yang

10

secara teratur disertai penyakit SSP, yang merupakan dampak dari syndrome
ketidak sesuaian sekresi ADH.
Tujuan :
Anak akan mempertahankan cairan dan elektrolit secara adekuat.
Implementasi :
a.

Ukur TTV setiap jam

b.

Monitor hasil lab, terutama elektrolit, berat jenis urine selama 4 jam.

c.

Observasi tanda dehedrasi.

d.

Inspeksi tanda retensi cairan dan hipotonisitas, indikasi SIADH.

e.

Catat intake dan output setiap shif sesuai dengan keperluan, catat dan
laporkan ganguan keseimbangan.

f.

Dorong intake cairan peroral sesuai kebutuhan.

g.

Beri cairan sedikit tapi sering untuk meminimalkan distensi gastric.

h.

Pertahankan suhu kurang dari 38,3 oC.

i.

Beri terapi IV untuk dehidrasi atau hindarkan dari antibiotic.

j.

Pertahankan dan monitor CVP bila terpasang.

Criteria Evaluasi Atau Hasil Yang Diharapkan :


Anak diharapkan :
a.

TTV dalam batas normal.

b.

Pertahankan nilai serum elektrolit dalam batas normal.

c.

Kulit tetap lembab dengan turgor yang baik.

d.

Pertahankan suhu dibawaah 38,3oC.

e.

Ekskresi urine sekurang-kurangnya 1 CC/kg urine/jam.

f.

Pertahankan berat badan sebelum sakit.

Diagnosa Keperawatan :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, fatigue, mual dan muntah.
Rasional :
Proses infeksi dan penyembuhan meniongkatkan metabolisme dan kebutuhan
nutrisi, peningkatan tekanan intra cranial menstimulasi mual dan muntah, hal
ini dapat menggangu intake yang adekuat.

11

Implementasi :
a. tanyakan pada anak atau orang tyua mengenai makanan yang disukai anak.
b. Sediakan diet yang dibutuhkan dan yang dapat ditoleransi anak.
c. Hidangkan makanan dalam porsi kecil, sering dan bergizi.
d. Anjurkan untuk makan perlahan dan menghindari tidur satu jam setelah
makan.
e. Izinkan keluarga menyiapkan makanan yang sesuai dengan terapi.
f. Catat secara adekuat makanan yang dikonsumsi.
g. Monitor Berat Badan setiap hari.
h. Ciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk makan.
i. Anjurkan keluarga untuk makan bersama anak bila memungkinkan.
j. Batasi intake cairan selama makan, 1 jam sebelum dan sesudah makan
untuk meminimalkan distensi.
k. Beri perawatan oral.
Criteria Evaluasi Atau Hasil Yang Diharapkan :
Anak diharapkan :
a.

Memakan 75% diet sesuai usia.

b.

Berpartisipasi memilih makanannya.

c.

Mempertahankan berat badan sebelum sakit.

Diagnosa Keperawatan :
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi, diaporesis,
deficit neurologist.
Rasional :
Betrest atau imobilisasi ditambah dengan kekurangan intake makanan (nutrisi)
dan kelembaban kulit dapat menyebabkan kerusakan karena iritasi local dan
iskemik oleh tekanan berlebihan pada area yang sensitive.
Tujuan :
Anak dapat mempertahankan keutuhan kulit.
Implementasi :
a.

Jaga kulit tetab bersih dan kering, ganti dengan segera linen yang telah
basah dan lembab.

b.

Bantu melakukan latihan room aktif maupun pasif sesuai kebutuhan


(boleh jadi meningkatkan tekanan intra kranial).

12

c.

Ingatkan atau Bantu untuk merubah posisi selama 2 jam.

d.

Gunakan pakaian atau selimut tipis untuk menghindari kelembaban.

e.

Pertahankan kesimbangan cairan atau nutrisi.

f.

Observasi pada tulang yang menonjol setiap 8 jam.

g.

Massase kulit, terutaa pada tulang yang lebih menonjol setiap 4 jam,
gunakan pelindung kulit, Bantal ditumit sesuai kebutuhan.

Criteria Evaluasi Atau Hasil Yang Diharapkan :


Anak diharapkan :
a.

Mempertahankan keutuhan kulit.

b.

Merubah posisi secara teratur.

c.

Menjalankan petunjuk ROM.

Diagnosa Keperawatan :
Perubahan kenyamanan nyeri berhubungan dengan bedrest iritasi meningeal.
Rasional :
Iritasi meningeal dan peningkatan tekanan intra kranial menyebabkan tandatanda antara lain : sakit kepala, foto fobia, nyeri leher dan pungung. Bedrest
dapat menyebakan spasme otot atau kesakitan.
Tujuan :
Anak dapat mencapai tingkat kenyamanan yang adekuat.
Implementasi :
a.

Kaji derajat nyeri menggunakan sekala 0 10 untuk


mengukur secara obyektive.

b.

Evaluasi indikasi nyeri lokasi, radiasi, durasi, intensitas,


presipitasi atau factor pemberat.

c.

Implementasikan pengukuran kenyamanan .

d.

Beri analgesic sesuai indikasi evaluasi efek yang


ditimbulkan setelah satu jam.

e.

Ajarkan kepada anak yang dapat dimengerti untuk


menghindarkan gerakan yang dapat meningkatkan tekanan intra kranial.

f.

Batasi pembesuk.

13

Criteria Evaluasi Atau Hasil Yang Diharapkan :


a.

Mendemonstrasikan perilaku atau rehabilitasi


penurunan nyeri.

b.

Menampakan kemampuan beristirahat.

c.

Berpartisipasi dalam aktifitas-aktifitas yang bisa


ditoleransi.

Diagnosa Keperawatan
a.

Ketidak efektifan individu atau koping


keluarga berhubungan dengan kebutuhan adaptasi terhadap lingkungan
rumah sakit.

b.

Perubahan proses keluarga berhubungan


dengan hospitalisasi.

c.

Cemas berhubungan dengan actual atau


potensial perubahan fungsi tubuh.

d.

Takut berhubungan dengan intervensi


medis atau keperawatan, sakit resiko kematian.

e.

Berduka berhubungan dengan actual


potensial atau kehilanghan yang diamati oleh anak.

f.

Gangguan

tumbuh

kembang

berhubungan dengan keterasingan hospitalisasi.


Tujuan :
Anak atau keluarga dapat mendemonstrasikan adaptasi positif terhadap
penyakit dan hospitalisasi.
Implementasi :
a.

Berorientasi pada unit dan rutinitas rumah sakit.

b.

Jelaskan semua prosedur dan rasionalnya.

c.

Menerapakan teknik mendengar, beri kesempatan kepada orang tua


untuk mendengarkan ekspirasi perasaan anak.

d.

Dukung verbalisasi atau ekspirasi pikiran atau ketakutan, menggambar,


bermain boneka, cerita-cerita untuk menolong anak bersungguh-sungguh.

e.

Berbagi indikasi kesehatan anak kepada orang tua.

f.

Sertakan anak atau orang tua dalam perawatan dan membuat keputusan
sesuai kemampuan.

14

g.

Observasi mekanisme koping yang digunakan, dukung atau dampingi


anak dan orang tua untuk mengunakan mekanisme koping yang lebih baik.

h.

Memperkuat kemandirian sesuai dengan usia.

i.

Dukung anak atau orang tua dalam poses adaptif.

j.

Dalam

penyembuhan

anak

dukung

aktivitas-aktivitas

yang

menyenangkan.
Criteria Evaluasi Atau Hasil Yang Diharapkan :
Orang tua dan anak diharapkan :
a.

Berpartisipasi dalam membuat keputusan dan perencanaan.

b.

Interaksi baik dengan staf.

c.

Membicarakan penyakit, dampak dan potensial hasilnya.

Diagnosa Keperawatan :
Deficit pengetahuan mengenai penyakit, hospitalisasi perawatan.
Rasional :
Anak atau orang tua mendapat informasi yang salah dan konsep yang salah
tentang fungsi tubuh
Implementasi :
a.

Memberi kesempatan bertanya.

b.

Menjelaskan penyakit dan kaitan tanda dan gejala dengan penyakit.

c.

Menjawab pertanyaan secara jujur dan lengkap sesuai dengan


kemampuan, memperkuat pengajaran yang didapat sebelumnya.

d.

Menjelaskan semua prosedur atau perawatan dan rasionalnya.

e.

Menggunakan teknik pengajaran yang sesuai dengan usia .

f.

Mendiskusikan tanda dan gejala komlikasi.

g.

Mereview tindak lanjut perawatan dan konsentrasi terhadap komplikasi


yang timbul pada dokter.

15

DAFTAR PUSTAKA

Greenberg, Cindy Smith. 1988, Nursing Care Planning Guides For Children. USA :
California State University.
L. Betz, Cecily, Linda A. Sowden. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatric.
Jakarta : EGC.
Mayers, Marlene, A. Jacobson. 1995. Pediatric Nursing. USA : Mc. Graw. Hill
RSUD Dr. Soetomo, Tim. 1994. Pedoman Diagnosa Dan Terapi. Surabaya : RSUD
Dr. Soetomo

16

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Dari Mata Kuliah


Keperawatan Anak (KJR 212)

Disusun Oleh :
Kelompok II.A
ANANG SATRIANTO

(0201100002)

DIAN ARITINAWATI

(0201100008)

ELY NUFRIYANTI

(0201100014)

IMTICHANATUL AZIZAH

(0201100020)

NUR FITRIA

(0201100026)

SRI EKO JUMIATI

(0201100032)

YAYAN AGUS SAURI

(0201100038)

17

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MALANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
MALANG
2004

18

Anda mungkin juga menyukai