Pasal 3 UU No.15 Tahun 2001, Hak atas Merek adalalah hak eksklusif yang
diberikan oleh negara kepada pemilik merek yang terdaftar. Dengan mudah
dapat diketahui siapa pemilik merek yang terdaftar. Karena hak atas merek
lahir dari pendaftaran dan pendaftaran berfungsi sebagai pemberitahuan
kepada publik atau kepada pihak ketiga siapa pemilik merek yang sejati. Jika
terjadi perselisihan antara pemilik merek yang terdaftar dengan penerima
lisensi yang mengadakan perjanjian lisensi dengan pihak yang tidak
terdaftar sebagai pemilik merek ybs, maka perlindungan hukum diberikan
kepada pemilik merek yang terdaftar.
Pasal 44: lisensi non eksklusif. Karena itu pemilik merek yang
sudah memberikan lisensi tetap dapat menggunakan sendiri
mereknya atau memberikan lisensi kepada pihak ketiga.
Comment: Dalam hal lisensi merek diberikan secara non
eksklusif maka pemberi
lisensi dapat mencantumkan
persyaratan tata cara penggunaan merek tsb untuk memberi
indikasibahwa penggunaan merek tsb di bawah pengawasan
pemilik merek. Akan tetapi di negara-negara tertentu (di
luar Indonesia) terdapat persyaratanbahwa untuk dapat
digunakan, maka merek harus diterjemahkan dalam bahasa
domestik atau penggunan merek asing tidak diijinkan untuk
produk-produk yang dibuat melalui kerjasama dengan pihak
asing yang ditujukan untuk pasar domestik, tapi hanya
diijinkan dibuat untuk pasar eksport
Pengakuan terhadap
Goodwill dan Pengawasan
Mutu
Pasal 41:
REFERENCES
. Alison Firth, Shelley Lane Yvonne Smyth(editor),
Reading in Intellectual Property.
Anne Fitzgerald, Intellectual Property.
Bryan A. Garner, Blacks Law Dictionary.
Elizabeth A.Martin and Jonathan Law (editor)
Oxford Dictionary of Law.
Setiawan, Aneka Masalah Hukum dan Hukum
Acara Perdata.
Suharnoko, Lisensi Hak Cipta dan Lisensi Merek.
Walter Woon, Basic Business Law in Singapore.
TO BE CONTINUED