Analisis Geokimia Fluida Pada Manifestasi Panasbumi Daerah Maribaya Bandung
Analisis Geokimia Fluida Pada Manifestasi Panasbumi Daerah Maribaya Bandung
1. GEOLOGI REGIONAL
Daerah Maribaya terletak di utara Kota Bandung dan berdekatan dengan Lembang.
Secara geologi Maribaya terletak dalam kawasan Cekungan Bandung yang hampir dikelilingi
oleh jajaran kerucut gunung api berumur Kuarter, di antaranya di sebelah utara terdiri atas
kompleks Gunung Burangrang Sunda Tangkuban- parahu, Gunung Bukittunggul, tinggian
batuan gunung api Cupunagara, Gunung Manglayang, dan Gunung Tampomas
Secara Geomorfologi daerah Maribaya termasuk dalam satuan perbukitan curam
dengan kemiringan lereng lebih dari 70% yang membentang di sepanjang Sungai cikapundung
dan Curug Dago. Secara genetis hal ini diakibatkan sifat kekerasan batuan yang tinggi.
Secara stratigrafi, yang mengalasi batuan gunung api Kuarter di daerah Bandung ini
adalah batuan sedimen berumur Tersier yang di permukaan terwakili oleh Formasi
1
1. Air Klorida
Air klori da merupakan fluida yang paling
dominan
pada
kebanyakan
lapangan
permukaan
dicirikan
oleh
2. Air Sulfat
Air sulfat memiliki kandungan klorida yang
rendah, kandungan sulfat tinggi, Al dan Fe
cukup tinggi (hasil pelarutan batuan). Air sulfat
umumnya terdapat pada sistem panasbumi di
daerah vulkanik, dengan uap air berkondensasi
ke air tanah. Kandungan sulfat yang tinggi
berasal dari oksidasi H2S pada zona vados. Karena terbentuk pada zona vados maka air
asam sulfat hanya dapat memberikan sangat sedikit informasi tentang bagian dalam
sistem panasbumi. Ciri fisik fluida jenis ini biasanya berwarna keruh akibat pelarutanpelarutan batuan samping oleh fluida yang reaktif, sering berasosiasi dengan kolam
lumpur dan collapse creater.
3
3. Air Bikarbonat
Fluida jenis ini dicirikan dengan kandungan Cl yang
rendah, kandungan sulfat juga rendah dan bikarbonat
(HCO3) sebagai anion utamanya. Pada sistem yang
berasosiasi dengan batuan vulkanik biasanya air
bikarbonat terbentuk pada bagian yang dangkal di
tepi lapangan oleh konden sasi uap di bawah muka
airtanah. Pada sistem yang berasosiasi dengan batuan sedimen pembentukan fluida
jenis ini dikontrol oleh keberadaan batugamping. Air bikarbonat cenderung sedikit
asam bisa juga netral atau sedikit basa.
4. Air Meteorik
Airtanah biasanya mengandung Ca, Mg, Na, K, SO4, HCO3 dan Cl selain itu terdapat
pula Fe, SiO2 dan Al. Selain itu airtanah juga biasanya mengandung gas terlarut berupa
O2 dan N2. Air sungai mempunyai anion utama HCO3 dan kation utama adalah Ca
sedangkan air hujan mempunyai anion utama Cl dan kation utama Na
Proses interaksi fluida panasbumi dengan batuan yang dilaluinya menjadi indicator sangat
penting untuk menentukan temperatur dari reservoir panasbumi. Konsep ini dikenal dengan
Geotermometer yaitu pendekatan yang dilakukan untuk menentukan temperature reservoir
panasbumi berdasarkan kelarutan unsur-unsur yang berada di fluida panasbumi dengan
konsentrasi unsur-unsur tersebut merupakan fungsi dari suhu.
Asumsi yang digunakan dalam Geotermometer ini adalah apanila fluida bergerak dengan
cepat ke permukaan, fluida akan mempertahankan komposisi kimianya selama perjalanan dari
reservoir ke permukaan karena tidak atau diasumsikan sedikit sekali mengalami pencampuran.
Namun keyataannya fluida dapat mengalami perubahan dalam perjalan dari reservoir ke
permukaan melalui proses pelarutan batuan samping, pencampuran, dilution, sehingga
perhitungan geotemometer harus mempertimbangkan factor-faktor tersebut serta pemilihan unsur
yang tepat untuk analisis geokima.
Geotermometer
Persamaan
Referensi
Quartz No
Fournier (1977)
Fournier (1977)
Geotermometer
Persamaan
Referensi
Quartz
T = 42.198 + 0.28831C-3.6686 x
Fournier &
Potter (1982)
steam loss
Quartz
maximum steam
loss at 100C
C
Quartz
T = 53.500 + 0.11236C-0.5559x
Arnorsson
(1983)
C
Chalcedony
Fournier (1977)
Chalcedony
Arnorsson
(1983)
Cristobalite
Fournier (1977)
Opal
Fournier (1977)
Geotermometer
Persamaan
Referensi
Na - K
Truesdell (1976)
Na - K
Tonani (1980)
Na - K
Arnorsson et all
(1983 )
Na - K
Fournier (1979)
Geotermometer
Persamaan
Referensi
Na - K
Na - K
Giggenbach (1988)
c. Geotermometer Na K Mg
Dengan menggunakan perbandingan unsur-unsur Na, Mg, dan K kita dapat mengetahui
temperature dari reservoir berdasarkan unsur-unsur tersebut yang larut dalam fluida
geothermal.
Na/K mewakili proses kesetimbangan reaksi di dalam reservoir yang bersifat lambat,.
K-Mg mewakili proses kesetimbangan yang cepat pada daerah yang mendekati
permukaan. Keduanya dapat digunakan untuk mengevaluasi di dalam reservoir
maupun di level dekat permukaan.
Cl
SO4
HCO3
satuan
(mg/L)
(mg/L)
(mg/L)
62.42
62.84
60.14
61.2
95.2
3.37
1.35
1.4
2.85
1.85
1016.5
1095.7
1127.04
1017.48
984.3
Dari data hasil plotting anion-anion sampel Maribaya didapatkan fluida dominan adalah
larutan bikarbonat yang terlihat dari komposisi Cl- rendah dan komposisi bikarbonat yang
dominan.
Geotermometer
Analisa geotermometer yang pertama adalah menggunakan kation Na , K dan Mg
didapatkan hasil bahwa kation yang tercatat dari hasil sampling memiliki temperature reservoir
dibawah 100 C (tidak terlalu jelas). Hal ini menunjukkan korelasi antara suhu reservoir dengan
fluida reservoir yang didapatkan karena pada umumnya memiliki temperature yang tidak terlau
tinggi.
Sampel
1
2
3
4
5
Mg
78.1
89.2
91.8
84.6
87
Na
111.01
121.94
124.68
129.67
116.8
K
27.96
29.75
30.47
30.4
29.86
Mg
8.83742
9.444575
9.581232
9.197826
9.327379
Na/1000
0.11101
0.12194
0.12468
0.12967
0.1168
K/100
0.2796
0.2975
0.3047
0.304
0.2986
10
Hasil untuk geotermometer berikutnya adalah analisis terhadap geotermometer silica. Jenis
silica disini adalah amorf silica dengan asumsi fluida dengan jenis bikarbonat memiliki
temperature yang relative lebih rendah dibanding dengan jenis fluida yang lain, sehingga jenis
silica yang digunakan adalah amorf silica.
Sampel
1
2
3
4
5
SiO2
160.31
174.84
178.24
172.7
169.04
Dari hasil plotting data geokimia dari kelarutan silica didapatkan temperature reservoir
berdasarkan geotermometer silica adalah berkisar antara 60-35 C.
11
2H
-11.04
-29.36
-106.24
Hasil plotting memperlihatkan perpotongan antara isotope stabil pada daerah Maribaya
dengan garis meteoric global hal ini dapat mengindikasikan fluida reservoir pada daerah Maribaya
mengalami interaksi dengan batuan dasar atau dengan air meteoric. Dilihat dari tren atau
12
kecenderungan perpotongan garis. Apabila terdapat data ketinggian dari masing-masing sampel
kita dapat menentukan daerah resapan dari fluida. Selain itu indikasi adanya interaksi antara fluida
dengan batuan cukup kuat dan masuk akal akibat adanya formasi Rajamandala pada Oligosen
Akhir Miosen Awal.
13
4. KESIMPULAN
1. Litologi darerah Maribaya di dominasi oleh Endapan Vulkanik Kuarter (Qvu) yang
umumnya terdiri dari breksi vulkanik, tuff, endapan lahar dan aglomerat. Sifat batuannya
sedikit kompak dan cukup permeable.
2. Dari data hasil plotting anion-anion sampel Maribaya didapatkan fluida dominan adalah
larutan bikarbonat yang terlihat dari komposisi Cl- rendah dan komposisi bikarbonat yang
dominan.
3. Analisis geotermometer dengan kation Na , K dan Mg didapatkan hasil bahwa kation yang
tercatat dari hasil sampling memiliki temperature reservoir dibawah 100 C.
4. Analisis geotermometer data geokimia dari kelarutan silica didapatkan temperature
reservoir berdasarkan geotermometer silica adalah berkisar antara 60-35 C.
5. Perpotongan antara isotope stabil pada daerah Maribaya dengan garis meteoric global
mengindikasikan fluida reservoir pada daerah Maribaya mengalami interaksi dengan
batuan dasar atau dengan air meteoric. Interaksi dengan batuan dasar diintepretasikan
merupakan interaksi fluida dengan Formasi Rajamandala yang mengalasi satuan batuan
Gunung Api Kuarter (daerah Maribaya)
14
DAFTAR PUSTAKA
Bronto, Sutikno dan Hartono Udi. 2006. Potensi sumber daya geologi di daerah Cekungan
Bandung dan sekitarnya. Bandung. Pusat Survei Geologi Indonesia.
Silitonga, P.H. 1973. Peta Geologi Lembar Bandung, Djawa. Direktorat Geologi.
Slide Perkuliahan:
Sucipta, Eddy I.G.B. 2014. Vulkanologi dan Geotermal ; Geokimia Geotermal. Bandung
Herdianita, Rina. 2010. Geologi Geotermal: Fluida Panasbumi.
Suwarman, Rusmawan. 2014. Hidrogeologi Umum : Kuliah 5 Penggunaan Isotop dalam
Geologi. Bandung.
Sumber website:
http://minerals.usgs.gov/performance/images/fig7sm.jpg
http://www.academia.edu/8569112/FASIES_DAN_UMUR_STRATIGRAFI_BATUGA
MPING_FORMASI_RAJAMANDALA
https://www.google.co.id/maps/@6.912347,107.6587928,2956a,20y,341.55h,75.33t/data=!3m1!1e3
15
LAMPIRAN
16