Anda di halaman 1dari 26

1

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah
meningkatnya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat
terwujud, melalui terciptannya masyarakat,bangsa dan negara Indonesia yang
ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu, secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggitingginnya diseluruh wilayah Republuk Indonesia.
Paradigma yang akan mengarakan pembangunan kesehatan untuk lebih
mengutamakan upaya-upaya pencegaahan penyakit atau masalah kesehatan
(preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif) tanpa mengesampingkan upayaupaya penanggulangan atau penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif)
Fitriani Sinta,2011.
Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang menyeluruh, pembangunan
kesehatan di indonesia diarahkan untuk mencapai visi indonesia sehat 2010 yaitu
suatu keadaan masa depan dimana bangsa indonesia hidup dalam lingkungan
sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu,adil dan merata
sehingga memiliki derajat kesehatan yang optimal. Dengan visi ini, maka
pembangunan kesehatan dilandasan kepada paradigma sehat (Fitriani Sinta,2011)
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan cerminan pola hidup
keluarga yang senantiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh anggota
keluarga. Semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga

anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang dibidang
kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di
masyrakat merupakan pengertian lain dari PHBS (Proverawati A dan Rahmawati
E, 2012).
Program lingkungan sehat, akses masyarakat terhadap air bersih dan senitasi
telah berhasil ditingkatkan, seperti peningkatan pada presentasi keluarga
menghuni rumah yang memenuhi syarat kesehatan dari 70,9% menjadi 73,23%
belum mencapai target sebesar 75% pada tahun 2009, presentasi keluarga
menggunakan air bersih meningkat dari 58,3% menjadi 60,33% dari target 85%
pada tahun 2009, dan peningkatan presentasi tempat umum (TTU) sehat 78%
menjadi 78,5% namun belum mencapai target 80% pada tahun 2009, selain itu
kita juga perlu memberikan perhatian pada terjadinya peningkatan rumah tangga
yang tidak memiliki saluran pembuangan air limbah, dan masih ada rumah tangga
yang memelihara unggas atau ternak dalam rumah (Kementrian kesehatan
jakarta,2010).
Beberapa indikator yang digunakan dalam Riskesdas 2013 ini berbeda dengan
indikator yang digunakan dalam Riskesdas 2007, sehingga tidak bisa
menggambarkan kecenderungan kenaikan atau penurunan proporsi rumah tangga
ber-perilaku hidup bersih dan sehat. Berikut ini adalah proporsi rumah tangga
dengan beberapa indikator PHBS yang dikumpulkan dalam Riskesdas 2013,
sumber air bersih 82,2%,BAB dijamban 81,9%, tidak merokok didalam rumah

78,8%, cuci tangan dengan benar 47,2% konsumsi sayur dan buah tiap hari 10,7%
(Riskesdas,2013).
Realisasi indikator Rumah Tangga yang melaksanakan PHBS tahun 2013
sebesar 55,06%. Presentasi capaian kinerja sebesar 84,71% dari target yang
ditetapkan. Hasil tersebut menunjukan bahwa target 60% Rumah Tangga yang
melaksanakan PHBS pada tahun 2013 belum tercapai serta terjadi penurunan
capaian pada tahun 2013 sebesar 1,44% dibandingkan dengan tahun 2012 serta
ada kenaikan 4,96% dari capaian tahun 2010 berikut adalah presentasi rumah
tangga yang melaksanakan phbs tiap provinsi berdasarkan laporan capaian kinerja
dari provinsi dari tahun 2013 sulawesi utara mencapai target 70,7%. (Kementrian
kesehatan RI,2013).
Berdasarkan survei awal pada februari 2015 didapatkan jumlah Keluarga di
Lingkungan II Kelurahan Mahawu Kecamatan Tuminting sebanyak 185 kk. Selain
itu masih ada penduduk yang belum menggunakan sarana pembuangan tinja yang
layak dan kurangnya pengetahuan cara mencuci tangan yang baik dan benar, serta
masih banyak juga Rumah tangga yang belum menerapkan pola perilaku hidup
bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hal ini penulis tertarik
untuk meneliti tentang studi pengetahuan keluarga tentang perilaku hidup bersih
dan sehat Di Lingkungan II Kelurahan Mahawu Kecamatan Tuminting.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah yaitu:
Bagaimana Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Rumah Tangga di Lingkungan II
Kelurahan Mahawu Kecamatan Tuminting ?.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran perilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga di
Lingkungan II Kelurahan Mahawu Kecamatan Tuminting
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui penggunaan air bersih
b. Mengetahui Penggunaan jamban sehat
c. Mengetahui cara Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
d. Mengetahui Melakukan aktivitas fisik
e. Mengetahui Merokok dalam rumah
f. Mengetahui pemberantasan jentik nyamuk.
D. Manfaat penelitian
1. Untuk Desa
Dapat dijadikan sebagai bahan masukan agar lebih lagi memperhatikan
perilaku hidup bersih dan sehat, terutama dilingkungan rumah tangga

2. Untuk Institusi
Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam rangka peningkatan
pendidikan keperawatan, dan dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi
peneliti lain, yang ingin melakukan penelitian selanjutnya
3. Untuk peneliti
Sebagai bahan pengetahuan dan menambah wawasan peneliti tentang perilaku
hidup bersih dan sehat dikalangan rumag tangga, dan sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan pendidikan

BAB II.TINJAUAN PUSTAKA


A. Perilaku
Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme
(Makhluk hidup) yang bersangkutan.oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis
semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan
manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing.
Sehingga yang dimakud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah
tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentengan yang

sangat luaas antara lain berjalan,berbicara, menangis, tertawa, bekerja,


kulia,menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas
manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati
oleh pihak luar.
Skinner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku
merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari
luar). Karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap
organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori skiner ini
disebut teori S-O-R atau stimulus organisme respons.
1. Responden response atau reflexive, yakni respons yang ditimbulkan oleh
rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut
eliciting stimulution karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap.
Misalnya makan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya yang
menyebabkan mata tertutup, dan sebagainya respondent response ini juga
mencakup perilaku emosional, misalnya mendengar berita musibah menjadi
sedih

atau

menangis,lulus

ujian

meluapkan

kegembiraannya

dengan

mengadakan pesta, dan sebagainya.


2. Operan response atau instrumental response yakni respon yang timbul dan
berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu.
Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer, karena
memperkuat

respons.

Misalnya

apabila

seorang

petugas

kesehatan

melaksanakan tugasnya dengan baik kemudian memperoleh penhargaan dari


atasannya, maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam
melaksanakan tugasnya.
Berdasarkan perilaku dari skiner tersebut, maka perilaku kesehatan
adalahsuatu respon seseorang (organisme) terhadapstimulus atau objek yang
berkaitan dengansakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan
minuman, serta lingkungan (Notoatmodjo S,2012)
B. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indra Manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (Over behavior). Tingkat pengetahuan didalam
kognitif pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan (Fitriani Sinta,2011).
1. Tingkat Pengetahuan
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya,oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah
b. Memahami (Komprehensif)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan


secara benar tentang objek yang diketahui,dan dapa menginterprestasikan
materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau
materi harus dapat menjelaskan,menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagiannya terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Misalnya dapat
menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil
penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus memecahkan
masalah didalam pemecahan masalah dari kasus yang diberikan.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau satu
object kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam satu struktur
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Seperti dapat
menggambarkan

(membuat

bagan),

mebedakan,

memisahkan,

mengelompokkan, dan sebagainya


e. Sintesis (synthes)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseuruhan yang
baru.

Misalnya

dapat

menyusun,

merencanakan,

meringkaskan,

menyesuiakan, dan sebagainnya terhadap suatu teori atau rumusanrumusan yang telah ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemammpuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau object. Penilaian-

penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukkan sendiri, atau
menggunakan kriterian yang telah ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subject penelitian atau
responden, kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita
sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan yang diatas
C. Konsep Dasar Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah Perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga
selalu berinteraksi satu sama lain (Harmoko, 2012)
UU No. 10 tahun 1992 Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri dari suami, istri, dan anak atau suami istri, atau ayah dan anaknya, ibu
dan anaknya (Padila,2012).
a. Fungsi Keluarga
Dalam suatu keluarga ada beberapa fungsi dan tugas keluarga yang dapat
dijalankan. Fungsi keluarga adalah sebagai berikut (Harmoko,2012).
1) Fungsi biologis yaitu fungsi untuk meneruskan keturunan, memelihara
dan membesarkan anak, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga
2) Fungsi psikologis yaitu memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi
keluarga,

memberikan

perhatian

diantara

keluarga,

memberikan

kedewasaan kepribadian anggota keluarga


3) Fungsi sosialisasi pada anak membentuk norma-norma tingka laku sesuai
dengan tingkat perkembangan masing-masing dan meneruskan nilai-nilai
budaya

10

4) Fungsi ekonomi yaitu mencari sumber-sumber penghasilan untuk


memenuhi kebutuhan keluarga saat ini dan menabung untuk memenuhi
kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang
5) Fungsi pendidikan yaitu menyekolakan anak untuk memberikan
pengetahuan, keterampilan, membentuk perilaku anak sesuai dengan
bakat dan minat yang dimilikinya.
b. Macam- macam struktur keluarga
Struktur keluarga terdiri atas bermacam-macam diantaranya sebagai
berikut (Harmoko,2012)
1) Patrilineal
Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
2) Matrilineal
Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedara
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu.
3) Matrilokal
Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedara istri.
4) Patrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga saudara suami
c. Tipe keluarga
Dalam sosiologi keluarga berbagai bentuk keluarga digolongkan sebagai
tipe keluarga tradisional dan nontradisional (Padila,2012).
1) Keluarga tradisional
a) Keluarga inti, ysitu terdiri dari suami,istri dan anak.biasanya keluarga
yang melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan orang tua
campuran atau orang tua tiri
b) Keluarga dengan orang tua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi
perceraian
c) Keluarga besar, terdiri

keluarga

inti

dan

orang-orang

berhubungan
d) Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami istri sudah tua
2) Keluarga non tradisional

yang

11

a) Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan
anak
b) Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada
hukum tertentu
c) Pasangankumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah
d) Keluarga gay atau lesbian, orang-orang berjenis kelamin yang sama
hidup bersama sabagai pasangan yang menikah
D. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Rumah Tangga
1. Pengertian
PHBS dirumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah
tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan
sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat (Proverawati
A dan Rahmawati E,2012)
Ada 10 PHBS dirumah tangga yang harus dilakuka
a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
b. Memberi ASI eklusif
c. Menimbang balita setiap bulan
d. Menggunakan air bersih
e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
f. Menggunakan jamban sehat
g. Memberantas jentik dirumah sekali seminggu
h. Makan buah dan sayur setiap hari
i. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
j. Tidak merokok didalam rumah
(Proverawati A dan Rahmawati E,2012)
2. Manfaat rumah tangga ber-PHBS
a. Bagi Rumah Tangga
1) Setiap anggota rumah tangga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.
2) Anak tumbuh sehat dan cerdas.
3) Anggota keluarga giat bekerja.
4) Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi
keluarga,pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan
keluarga (Proverawati A dan Rahmawati E,2012)
b. Bagi masyarakat
1) Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.
2) Masyarakat mampu mencega dan menanggulangi masalah-masalah
kesehatan.

12

3) Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada (Proverawati A


dan Rahmawati E,2012
3. Gambara Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dalam Lingkup Kesehatan Dalam
Rumah Tangga
a. Menggunakan air bersih
1) Syarat-syarat air bersih
a) Air tidak berwarna, harus bening atau jernih
b) Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa,
dan kotoran lainnya.
c) Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, dan tida berasa
pahit
d) Air tidak berbau seperti bau amis, anyer, busuk, atau bau belerang
2) Manfaat menggunakan air bersih
a) Terhindar dari gangguan penyakit seprti diare, kolera, disentri, typus,
kecacingan, penyakit kulit atau keracunan.
b) Setiap anggota keluarga terpelihara kebersihan dirinya.
3) Sumber-sumber air bersih
Mata air, Air sumur atau air sumur pompa, Air hujan, Air dalam kemasan,
air ledeng atau perusahaan air minum
b. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
1) Mengapa harus mencuci tangan dengan menggunakan air bersih dan
sabun
a) Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri
penyebab penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada
saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh
b) Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena
tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan
2)Kapan saja harus mencuci tangan
Setiap kali tangan kita kotor, setelah buang air besar, setelah menceboki
bayi atau anak, sebelum makan dan menyuapi anak, sebelum memegang
makanan, sebelum menyusui bayi
3) Cara mencuci tangan yang benar
a) Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun

13

b) Bersihkan telapak, pergelangan tangan, sela-sela jari, dan punggung


tangan
c) Setelah itu keringkan dan lap dengan bersih
c. Menggunakan jamban sehat
1) Pengertian jamban
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan
kotoran Manusia yang terdiri dari tempat jongkok atau tempat duduk
dengan leher angsa (cemplung)
2) Mengapa harus menggunakan jamban
a) Menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau
b) Tidak mencemari air yang ada disekitarnya
c) Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi
penularan diare, kolera, typus, kecacingan, penyakit kulit dan
keracunan
d. Memberantas jentik Rumah sekali seminggu
1) Hal-hal yang dilakukan agar Rumah bebas jentik engan cara 3 M plus
yaitu
a) Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak
mandi, pot kembang, dan tempat minum burung
b) Menutup rapat-rapat penampungan air seperti lubang pohon dan
lekukan-lekukan yang dapat menampung air hujan
c) Mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air
2) Cara menghindari gigitan nyamuk
a) Menggunakan kelambu ketika tidur.
b) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian didala kamar.
c) Memperbaiki saluran talang air yang rusak.
d) Mengupayakan penchayaan dan ventilasi yang memadai.
(Arman,2011)

14

Kerangka Konsep
Perilaku Keluarga Tentang PHBS Rumah Tangga
1. Menggunakan air
bersih
2. Menggunakan
jamban sehat
3. Mencuci tangan
dengan air bersih dan
sabun
4. Melakukan aktivitas
fisik

Baik

5. Tidak merokok dalam

rumah
6. Memberantas jentik
nyamuk
7. makan sayur dan
buah setiap hari
8. Memberi Asi eklusif
9. Menimbang balita

setiap bulan
10. Persalinan di
tolong tenaga kesehatan

Keterangan :

Kurang

15

: Yang Diteliti
: Yang Tidak Diteliti

BAB III. METODE PENILITIAN


A. Jenis Penilitian
Penelitian ini adalah jenis penilitian deskriptif yaitu penilitian yang
dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang keluarga
berperilaku hidup bersih dan sehat di Lingkungan II Kelurahan Mahawu
Kecamatan Tuminting.
B. Lokasi Penilitian
Lokasi penilitian yaitu di Lingkungan II Kelurahan Mahawu Kecamatan
Tuminting, Februari-Juni 2015.
C. Definisi Oprasional
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Rumah Tangga adalah tindakan nyata
responden dalam melaksanakan PHBS Rumah Tangga dalam lingkup kesehatan
yaitu menggunakan air bersih,menggunakan jamban sehat, mencuci tangan air
bersih dan sabun, memberantas jentik nyamuk, melakukan aktivitas fisik, tidak
merokok dalam Rumah.
Nilai

Kategori

16

Mencuci tangan dengan air bersih dan


sabun

Baik 7

Air bersih

Baik > 3

Kurang < 7

Kurang 3
Jamban sehat

Baik 5
Kurang < 5

Melakukan aktivitas fisik

Baik > 2
Kurang 2

Memberantas jentik nyamuk

Baik 6
Kurang < 6

Merokok dalam rumah

Baik 4
Kurang < 4

D. Populasi Dan Sampel


1. Populasi
Populasi penilitian ini adalah seluruh keluarga yang tinggal menetap di
Lingkungan II Kelurahan Mahawu Kecamatan Tuminting, dengan jumlah KK
185 KK.
2. Sampel
Teknk pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling
yaitu didasarkan atas pertimbangan peneliti. Sampel yang diperoleh peneliti
sebanyak 65 responden dengan menggumakan rumus (Suyanto, 2011), yaitu :

17

d
0,1

2
2
185

n=
=
=
1+ N
1+185
2,85

N
185
n=
n=

Kriteria Inklusif

= 65

: a. Keluarga yang bertempat tinggal di Lingkungan


II Kelurahan Mahawu Kecamatan Tuminting
b. Keluarga yang bersedia menjadi responden
c. Keluarga yang berada ditempat saat penelitian

Kriteria Eksklusif

Keluarga yang bukan berdomisili ditempat


tersebut tapi mereka tinggal di Lingkungan II
kelurahan Mahawu Kecamatan Tuminting
E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang berisi 20 pertanyaan


yang terbagi menjadi beberapa aspek yaitu: menggunakan air bersih,
menggunakan jamban sehat, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
melakukan aktivitas fisik, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok dalam
rumah. Setiap jawaban Tidak pernah di beri skor 0, jawaban kadang-kadang diberi
skor 1, dan jawaban Sering di beri skor 2.
F. Tekhnik Pengumpulan Data

18

1. Data Primer : Diperoleh melalui kuesioner yang diisi oleh keluarga yang
menjadi sampel dengan menggunakan kuesioner dari Rumah ke Rumah.
2. Data Sekunder : yaitu data pendukung yang akan diambil dari lokasi
penelitian Lingkungan II Kelurahan Mahawu Kecamatan Tuminting.
3. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diberikan
dan ditanyakan pada responden
4. Hasil penelitian dilakukan setalah data diperoleh yang kemudian ditabulasi.
G. Analisa Data
Data yang diperoleh dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel dan diuraikan
dalam bentuk narasi kemudian disimpulkan, Distribusi, frekuensi, median, modus.

19

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini di laksanakan di Kelurahan Mahawu Lingkungan II
Kecamatan Tuminting. Gambaran Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Rumah
Tangga dengan jumlah 65 responden. Yang menjadi responden yaitu masyarakat
yang tinggal di Kelurahan Mahawu lingkungan II Kecamatan Tuminting. Adapun
gambaran penelitian sebagai berikut :
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian
1. Geografis
Daerah Kelurahan Mahawu lingkungan II dengan luas wilayah daerah :
sebelah Utara berbatasan dengan Lingkungan V
sebelah Selatan berbatasan dengan lingkungan I
sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Tuminting
sebelah Barat berbatasan dengan Lingkungan IV
Di Lingkungan II memiliki satu gedung Masjid, satu gedung Mushola,dan
satu gedung Sekolah Dasar.
2. Demografi
Ditinjau dari kondisi demografi, kelurahan Mahawu Lingkungan II
memiliki penduduk sebanyak 679 jiwa dan terdapat 185 Kepala Keluarga.
B. Hasil Penelitia
Melalui hasil penelitian di Kelurahan Mahawu Lingkungan II kecamatan
Tuminting dengan menggunakan kuesioner dan diperoleh 65 responden. Hasil
penelitian ini ditampilkan menyeluruh sebagai berikut:

20

Tabel 1 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Golongan Umur di


Lingkungan II Kelurahan Mahawu Kecamatan Tuminting
No
Umur
Jumlah
Persentasi (%)
1

26-35

28

43,1

36-45

12

18,5

46-55

12,3

56-65
Total

17
65

26,1
100

Sumber : Data Primer 2015


Tabel 1 menggambarkan bahwa sebagian besar umur responden berada
pada umur 26-35 tahun berjumlah 28 responden (43,1%)
Tabel 2 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di
Lingkungan II Kelurahan Mahawu Kecamatan Tuminting
No
Jenis Kelamin
Jumlah
Persentasi (%)
1

Laki-laki

34

52,3

Perempuan
Total

31
65

47,7
100

Sumber : Data Primer 2015


Tabel 2 menggambarkan bahwa responden terbanyak adalah laki-laki
dengan jumlah 34 responden (52,3%).

Tabel 3 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Rumah Tangga di Lingkungan II Kelurahan Mahawu Kecamatan Tuminting

21

No

Tingkat Pendidikan

Jumlah

Persentasi %

SD

16

24,6

SMP

23

35,4

SMA

25

38,5

S1
Total

1
65

1,5
100

Sumber : Data Primer 2015


Tabel 3 menggambarkan bahwa responden yang memiliki tingkat
pendidikan yang paling banyak adalah SMA dengan jumlah 25 responden
(38,5%).
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden PHBS Rumah Tangga di
Lingkungan II Kelurahan Mahawu Kecamatan Tuminting
PHBS

Baik

Presentase

Kurang

Persentasi
%

Mencuci tangan

34

52,3

31

47,7

Menggunakan air bersih

51

78,5

14

21,5

Jamban sehat

46

70,8

19

29,2

Aktivitas fisik

10

15,4

55

84,6

Memberantas jentik nyamuk

27

41,5

38

58,5

Tidak merokok dalam rumah

52

80

13

20

Berdasarkan Tabel 4, dari 65 responden dalam penelitian ini yang terbanyak


pada kategori baik yaitu

tidak merokok dalam rumah dengan jumlah 52

responden (80%) dan kurang berjumlah 13 responden (20%) sedangkan yang

22

paling sedikit pada kategori baik yaitu aktivitas fisik dengan jumlah 10 responden
(15,4%) dan kurang berjumlah 55 responden (84,6%)
C. Pembahasan
Hasil penelitian dari 65 responden berdasarkan pada Tabel 1 menunjukan
bahwa yang terbanyak responden berada pada kelompok umur 26-35 tahun
dengan jumlah 28 responden (43,1%). Hal ini menunjukan bahwa keluarga
termasuk dalam kategori umur dewasa akhir, meskipun umur masuk dewasa akhir
tetapi masih ada keluarga yang masih tinggal dengan orang tuanya. Hal tersebut
didukung oleh hasil penelitian Harmoko, S.Kep.Ns (2012) yang mengatakan tahap
ini dimulai pada saat anak terakir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini
bergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau anak yang belum berkeluarga
dan tetap tinggal bersama orang tua. Tujuan utama adalah mengorganisasi kembali
keluarga untuk tetap berperan dalam melepas anaknya untuk hidup sendiri.
Menurut Depkes (2009) kelompok umur ini masuk dalam kategori masa dewasa
akhir
Pada tabel 2 menunjukkan bahwa responden terbanyak berjenis kelamin
laki-laki dengan jumlah 34 responden (52,3%). Pria lebih cenderung berperilaku
tidak sehat dibandingkan wanita. Dapat dilihat dari perokok pada umumnya
berjenis kelamin laki-laki. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian
Proverawati dkk (2012) yang mengatakan pria akan mengalami 2 kali resiko
terjadi infertil (tidak subur) serta mengalami resiko kerusakan DNA pada sel

23

spermanya merokok dapat menyebabkan rusaknya sistim reproduksi seseorang


mulai dari masa pubertas sampai usia dewasa.
Pada tabel 3 menunjukan bahwa sebagian besar responden berpendidikan
SMA dengan jumlah 25 responden (38,5%). Tingkat pendidikan akan
mempengaruhi perilaku seseorang. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian
Pricilia (2012) yang mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang akan semakin mudah untuk menerima serta mengembangkan
pengetahuan dan teknologi.
Tabel 4, dari 65 responden dalam penelitian ini yang terbanyak pada kategori
baik yaitu tidak merokok dalam rumah dengan jumlah 52 responden (80%) dan
kurang berjumlah 13 responden (20%) sedangkan yang paling sedikit pada
kategori baik yaitu melakukan aktivitas fisik dengan jumlah 10 responden
(15,4%) dan kurang berjumlah 55 responden (84,6%).Hal tersebut didukung oleh
hasil penelitian Proverawati dkk (2012) yang mengatakan bahwa perilaku hidup
bersih dan sehat merupakan cermin pola hidup keluarga yang senantiasa
memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga semua perilaku
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga
dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Pendapat peneliti jika responden
dikategorikan baik namun jawaban responden hampir keseluruhan tidak pernah
dilakukan tapi beberapa point dalam kuesioner dijawab sering dilakukan sehingga
skor yang didapat pada kuesioner responden yaitu 10-20 yang dikategorikan

24

perilaku hidup bersih dan sehat rumah tanggga baik. Point dalam kuesioner yang
di jawab sering dilakukan misalnya apakah bapak/ibu mencuci tangan dengan air
bersih yang mengalir, sebelum menghidangkan makanan mencuci tangan dengan
air bersih yang mengalir, setelah memegang hewan/kotoran mencuci tangan
dengan air bersih yang mengalir, mandi menggunakan air bersih yang mengalir,
memasak menggunakan air bersih yang mengalir.

25

BAB V. PENUTUP
A Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai :Gambaran perilaku hidup bersih dan sehat
rumah

tangga

di

Lingkungan

II

Kelurahan

Mahawu

Kecamatan

Tuminting,Setelah data di analisa dapat disimpulkan bahwa dari 65 responden


yang diteliti, diperoleh hasil :
1. Mencuci tangan yang baik (52,3%)
2. Menggunakan air bersih yang baik (78,5%)
3. Menggunakan jamban sehat yang baik (70,8%)
4. Aktivitas fisik yang baik (15,4%)
5. Memberantas jentik nyamuk yang baik (41,5%)
6. Tidak merokok dalam rumah (80%)
B. Saran
1. Untuk Desa
Dapat dijadikan sebagai bahan masukan agar lebih lagi memperhatikan
perilaku hidup bersih dan sehat, terutama dilingkungan rumah tangga
2. Untuk Institusi
Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam rangka peningkatan
pendidikan keperawatan, dan dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi
peneliti lain, yang ingin melakukan penelitian selanjutnya

3. Untuk peneliti
Sebagai bahan pengetahuan dan menambah wawasan peneliti tentang perilaku
hidup bersih dan sehat dikalangan rumag tangga, dan sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan pendidikan

26

Anda mungkin juga menyukai