Anda di halaman 1dari 7

PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA

BLOK UROGENITAL

DEPARTEMEN BIOKIMIA
dr. Meizly Andina, M.Biomed
Emni Purwoningsih, S.Pd, M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

2014

PANDUAN PELAKSANAAN DAN EVALUASI PRAKTIKUM BIOKIMIA


I. TAHAPAN KEGIATAN PRAKTIKUM
A. Pembukaan dan Pretest (10 menit)
1. Doa pembuka.
2. Ujian pretest mengenai materi praktikum
3. Koreksi bersama hasil pretest
B. Pengantar Praktikum (10 menit)
1. Pada saat sesi pembukaan, narasumber memperkenalkan diri dan memperkenalkan
materi yang akan dipraktikumkan kepada mahasiswa serta tanya jawab singkat
terhadap materi yang belum jelas.
C. Pelaksanaan (90 menit)
Mahasiswa mempersiapkan semua bahan dan alat yang akan digunakan
1.
2. Mahasiswa melaksanakan praktikum dibimbing oleh dosen dan laboran
3. Dosen mengawasi dan membimbing serta memberikan feed-back (masukan) pada
mahasiswa saat dan setelah mahasiswa melakukan praktikum
4. Mahasiswa menuliskan laporan kegiatan sementara dan melaporkan kepada dosen
D. Rangkuman (10 menit)
1. Dosen memberikan kesempatan bertanya pada mahasiswa dan menjawab semua
pertanyaan dengan benar.
2. Dosen memberikan rangkuman terhadap kegiatan praktikum
3. Mengingatkan mahasiswa untuk menyerahkan tugas/logbook paling lambat 3 hari
setelah praktikum berlangsung serta mempersiapkan diri dengan baik pada praktikum
berikutnya
4. Doa penutup.
II. TATA TERTIB PESERTA PRAKTIKUM
1. Peserta praktikum adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran UMSU sesuai dengan blok
yang dijalani
2. Mahasiswa wajib mengikuti seluruh kegiatan praktikum Fakultas Kedokteran UMSU
3. Mahasiswa yang terlambat lebih dari 5 menit tidak diperkenankan mengikuti kegiatan
praktikum
4. Mahasiswa wajib mengikuti pretest, apabila tidak mengikuti pretest maka tidak
diperkenankan mengikuti kegiatan praktikum.
5. Mahasiswa harus menandatangani absensi sebagai bukti kehadiran
6. Mahasiswa wajib membawa alat dan kelengkapan seperti : kain lap, kertas label dan
tissu
7. Mahasiswa wajib membawa buku penuntun praktikum untuk kelancaran praktikum

8. Mahasiswa yang tidak mengenakan busana sesuai dengan peraturan busana Fakultas
Kedokteran UMSU, memakai baju praktikum dan badge name sesuai dengan nama dan
standar FK UMSU tidak diperkenankan mengikuti kegiatan
9. Tidak diperkenankan mengaktifkan telepon genggam, makan, dan harus menjaga sopan
santun dan etika selama kegiatan
10. Bagi mahasiswa yang tidak mematuhi tata tertib 7 maka akan diberi peringatan 1
kali dan bila mengulangi, mahasiswa tersebut dianggap tidak hadir, dan hanya dapat
mengulang praktikum tahun berikutnya.
11. Satu orang perwakilan dari grup kecil, mengambil alat dan bahan yang diperlukan untuk
kegiatan praktikum pada laboran dan mengembalikan alat dan bahan tersebut seperti
sediakala setelah kegiatan selesai dilaksanakan. Apabila terjadi kerusakan/kehilangan,
maka grup tersebut wajib mengganti dengan alat/bahan yang sama
12.Selama jam praktikum, tidak dibenarkan meninggalkan laboratorium tanpa seizin
pengawas
13. Melakukan prosedur dengan lege artis
14. Mahasiswa harus berhati-hati pada percobaan/praktikum yang memakai bahan kimia
dan atau obat-obatan.
15. Mahasiswa yang tidak hadir karena alasan yang dapat dibenarkan, seperti:
a. Sakit, harus menunjukkan surat sakit (rawat jalan dari Klinik UMSU atau rawat inap RS)
b. Terkena musibah, harus menunjukkan surat keterangan orangtua/wali
c. Mendapat tugas dari fakultas atau universitas, harus menunjukkan surat tugas dari
Institusi
d. Atau alasan lain yang dapat dipertanggung jawabkan.
yang telah diajukan dan mendapat persetujuan sebelumnya oleh Wakil Dekan I,
dapat meninggalkan kegiatan pendidikan setelah menyampaikan keterangan tertulis.
Surat keterangan tersebut ditunjukkan paling lambat 1 (satu) hari setelah pelatihan
berlangsung disertai surat permohonan inhal atau pindah kelompok. Kegiatan
pendidikan yang ditinggalkan diganti dengan kegiatan yang sama pada waktu yang
akan diatur oleh MEU sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Apabila mahasiswa tidak
dapat memenuhi ketentuan tersebut di atas, kehadirannya dianggap tidak memenuhi
syarat.
16. Mahasiswa yang tidak hadir karena alasan yang tidak dapat dibenarkan, seperti:
terlambat, tidak mengetahui jadwal atau alasan lain yang tidak dapat dipertanggung
jawabkan harus menyerahkan surat permohonan inhal untuk mengganti dengan
kegiatan yang sama pada waktu yang akan diatur oleh Departemen Biokimia
sesuai prosedur yang telah ditetapkan paling lambat 1(satu) hari setelah pelatihan
berlangsung dan hanya diberi kesempatan sebanyak 1 (satu) kali inhal per semester
17. Hal-hal lain yang belum tercantum di dalam tata tertib ini akan ditentukan kemudian
oleh departemen dengan syarat tidak bertentangan dengan peraturan umum yang ada.
III. PEMBOBOTAN NILAI PRAKTIKUM
1. Syarat mengikuti ujian praktikum adalah mahasiswa yang telah melaksanakan
semua praktikum pada blok berjalan dan yang telah mengumpulkan tugas sebelum
pelaksanaan ujian berlangsung

2. Nilai praktikum didapat dari hasil akumulasi nilai pretest (20%), tugas (20%), ujian
(50%), attitude (10%).
3. Nilai praktikum merupakan salah satu bagian dari nilai blok yang sedang berjalan.
4. Tidak ada sistem remedial ujian praktikum.

PEMERIKSAAN PROTEIN, BADAN KETON, DARAH DAN KADAR


KREATININ DALAM URIN
Landasan teori
Jika urine mengandung gula atau zat warna empedu, maka ketika dipanaskan
juga akan terjadi warna coklat.
Tujuan
untuk memeriksa darah dalam urin
Bahan
Urin 15 ml, NaOH 10%
Alat
pot urin, tabung reaksi, lampu Bunsen/pemanas, pipet tetes
Cara kerja
Reaksi Heller
Kedalam 10 ml urine dimasukkan 2 ml NaOH 10%. Campuran dipanaskan
hingga mendidih dan didiamkan hingga 10 menit, kemudian endapan
diperiksa. Jika terdapat darah dalam urine yang diperiksa tersebut, maka
endapan akan bewarna coklat-merah.
Reaksi Bendizine
Sedikit Bendizine dilarutkan dalam 1 ml alkohol. Kemudian tambahkan 2 ml
H2 O2 3% DAN 1 ml asam asetat glacial. Campuran ini dibagi dalam 2
tabung reaksi. Pada salah satu tabung diteteskan urine yang dingin yang
telah dididihkan sebelumnya. Sedangkan tabung yang satu lagi dipergunakan
sebagai control. Jika kemudian terjadi perubahan warna yaitu menjadi warna
hijau ataupun biru, maka dikategorikan reaksi positif, yang berarti dalam
urine yang diperiksa tersebut terdapat darah.
Hasil pengamatan
Reaksi heller:
Jika urine mengandung gula atau zat warna empedu, maka ketika dipanaskan
juga akan terjadi warna coklat. Jika penderita menggunakan obat-obatan
seperti Santonin dll, maka dapat terjadi hasil yang false positif pada

percobaan ini.

Penentuan kadar creatin dalam urin


Landasan teori
Creatinine dengan asam pikrin dalam lingkungan yang alkalis akan
membentuk suatu senyawa yang mempunyai warna merah jingga. Warna
merah ini akan dibandingkan dengan warna yang diperoleh dari hasil reaksi
standar creatinine dengan asam pikrin.
Tujuan
Untuk menentukan kadar creatinin dalam urin
Bahan
Asam pikrin : 1%
NaOH
: 10%
Standar creatinine
:
Larutkan 1 g creatinine dalam 100 ml 1N HCL, kemudian diencerkan
menjadi 1000 ml. (1 ml mengandung 1 mg creatinine).
Cara kerja
Ambil 3 buah gelas Erlemmeyer bervolume 50 ml.
Masing-masing diberi tanda dengan : B = Blanko, S = Standar, U = Urine
Blanko
Standar
Urine
Urine
0,5 ml
H2O
0, 5 ml
Standar
0,5 ml
NaOH
1 ml
1 ml
1 ml
Asam Pikrin
10 ml
10 ml
10 ml
Campur baik-baik ketiga jenis larutan diatas, biarkan selama 15 menit dan
larutan diencerkan sampai volumenya 50 ml. tentukan kadar creatinine
dalam urine tersebut dengan membaca Extinctir pada Spektrophometer
dengan filter 530 nm (warna hijau).
Dengan menggunakan Formula (rumus) berikut ini, maka dapat diperoleh
nilai konsentrasi Creatinine dalam urine tersebut.

Keterangan
:
Cu
: Consentrasi Creatinine dalam urine
Eu
: Extinctie pada sampel urine
Es
: Extinctie pada sample standar.
Pemeriksaan Badan-Badan Keton dalam Urin
Landasan teori
Pemeriksaan ini umumnya dilakukan bila pemeriksaan karbohidrat terutama
Glukosa member hasil positif ataupun dari gejala klinis pada seseorang yang
menderita gangguan metabolism.
Alat
:
Tabung reaksi, pot urin, pipet tetes
Bahan
:
Urin, Natrium Nitroprussid 5 %, Ammonia 10%, (NH4)2SO4.
Cara kerja :
Reaksi Rothera: kedalam 3 ml urine ditambahkan 2 tetes larutan Natrium
Nitroprussid 5 %, dicampur dengan 3 ml Ammonia 10% yang sudah ditetesi
dengan 3 tetes larutan (NH4)2SO4.
Interpretasi : reaksi (-) bila tidak terjadi warna lembayung, hal ini berarti
urine tidak mengandung aceton. Reaksi disebut (+) bila terjadi warna
lembayung yang berarti terdapat aceton dalam urine tersebut.
Reaksi Gerhardt
Sebanyak 5 ml urine ditetesi dengan beberapa tetes larutan FeCL3 10%
dan perhatikan perubahan warna yang terjadi. Bila didalam urine terdapat
asam diacetat, maka akan terbentuk warna merah yang bila dipanaskan akan
menghilang.
Hasil pengamatan: Reaksi ini biasanya dilakukan apabila reaksi untuk
membuktikan adanya aceton member hasil positif. Apabila warna merah
yang terjadi menetap setelah pemanasan, maka hal ini bermakna suatu False

Positif yang disebabkan oleh zat-zat yang bukan badan-badan keton.

Anda mungkin juga menyukai