Modul 5 Ghs
Modul 5 Ghs
FISIKA DASAR
MODUL 5
GERAK HARMONIK SEDERHANA
Nama
: Nova Nurfauziawati
NPM
: 240210100003
Tanggal / jam
Asisten
: Dicky Maulana
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Mengungkapkan Hukum Hooke.
1.2.2 Menyelesaikan soal-soal gerak harmonik sederhana.
1.2.3 Menentukan tetapan pegas dan massa efektif pegas dengan
melaksanakan percobaan ayunan pegas yang dibebani.
1.2.4 Menentukan percepatan gravitasi dengan mengukur perpanjangan
pegas yang dibebani.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
F = -kx
dengan F = gaya pemulih (N), x = jarak benda ke kondisi keseimbangan (m),
dan k = konstanta pegas (N/m). Tanda minus pada persamaan di atas dipakai
untuk menunjukkan bahwa gaya pemulih memiliki arah yang selalu
berlawanan dengan arah gerakan. Jarak x bernilai bernilai positif bila pegas
ditarik tetapi gaya pemulih akan mengarah ke kiri (negatif) dan jarak x
bernilai negatif bila pegas ditekan, tetapi gaya pemulih akan mengarah ke
kanan (positif).
Gerak harmonik sederhana mempunyai beberapa besaran yang saling
terkait. Untuk memahami arti besaran tersebut kita dapat memperhatikan
gerak tanpa gesekan yang dilakukan oleh sebuah benda pada ujung sebuah
pegas.
Pada gambar 2.1 (a), balok kayu dengan massa m ditarik sejauh x
sehingga posisinya mencapai x = A, kemudian balok dilepaskan. Pada saat
dilepas, pada benda bekerja gaya pemulih (F), sementara kecepatan benda =
0. Gaya pemullih ini akan menarik balok untuk kembali ke kondisi
keseimbangan. Setelah dilepas, gaya pemulih akan menyebabkan balok
dipercepat sehingga mencapai kecepatan maksimum di titik keseimbangan,
dan gaya pemulih akan berkurang besarnya dan bernilai nol pada titik
keseimbangan (gambar 2.1.b). Pada saat melewati titik keseimbangan balok
mengalami percepatan sehingga balok akan terus bergerak ke kiri dan
menekan pegas. Akibatnya timbul gaya perlawanan pada pegas dan gaya ini
memperlambat balok sehingga benda berhenti pada x = -A (gambar 2.1.c).
Pada titik ini, gaya pemulih akan bernilai maksimum dan menyebabkan balok
kembali bergerak ke titik keseimbangan dengan arah yang berlawanan
(gambar 2.1.d) dan balok akhirnya kembali mencapai titik awal gerak
(gambar 2.1.e). Selanjutnya, balok mengulangi gerakan secara periodik.
Gerak dari posisi x = A menuju x = -A dan kembali ke x = A disebut satu
getaran. Berdasarkan gerakan benda pada gambar 1 dapat diketahui beberapa
besaran yang terkait dengan gerak harmonik pada pegas, yaitu simpangan (x),
amplitudo (A), periode (T) dan frekuensi (f ).
percepatan
diperoleh
dengan
mendiferensiasi
persamaan
kecepatan.
Persamaan gaya pemulih untuk gerak benda pada ujung sebuah pegas
adalah F = -kx atau ma = -kx. Sementara itu,
2
a=
d 2x
+ kx =
dt 2
2
2
+mx =0
2
t+
T
atau
x = A sin (2 t + )
dengan x = simpangan (m), t = waktu tempuh (s), f = frekuansi (Hertz), A =
amplitudo (m), T = periode (s) dan = sudut awal pada saat t = 0.
Persamaan kecepatan gerak harmonik sederhana dapat diperoleh dengan
mendiferensiasi persamaan simpangannya.
x = A sin (t + ) ; v =
v = A cos (t + )
Dapat terlihat bahwa kecepatan gerak harmonik sederhana berubah
terhadap waktu dan persamaannya berbentuk gungsi kosinus.
Persamaan percepatan gerak harmonik sederhana dapat diperoleh dengan
mendiferensiasi pwesamaan kecepatannya.
v = A cos (t + ) ; a =
a = - 2 A sin (t + )
a = - 2 x
Dapat terlihat pula bahwa percepatan gerak harmonik sederhana berubah
terhadap waktu dan persamaannya berbentuk fungsi sinus. Fungsi sinus dan
kosinus mempunyai nilai antara +1 dan -1 sehingga simpangan akan bernilai
maksimum dan minimum sebesar +A dan A.
Kecepatan mempunyai nilai maksimum sebesar A sedangkan
percepatan mempunyai nilai maksimum + 2 A. Pada saat t=0 maka
simpangan bernilai nol, kecepatan mempunyai nilai maksimum v
maks=
dan percepatan bernilao nil. Pada saat simpangan bernilai maksimum (A),
kecepatan bernilai nol dan percepatan mencapai nilai maksimum (amaks) =
2A.
Apabila nilai kecepatan maksimum dimasukkan ke dalam persamaan
v = A cos (t + ) maka akan diperoleh persamaan berikut:
v = vmaks cos (t + )
dan apabila nilai percepatan maksimum dimasukkan ke dalam peersamaan
a = - 2 A sin (t + ) maka akan diperoleh persamaan berikut:
a = amaks (t + )
2.2 Periode
Periode merupakan waktu yang diperlukan untuk melakukan satu gerakan
penuh. Persamaan periode untuk pegas dapat diperoleh dengan cara
mengkaitkannya dengan massa (m) dan konstata pegas (k). Dengan
memperhatikan gaya pemulih pada pegas F = -kx atau ma = -kx dan a = - 2x,
diperoleh
-m 2x = -kx
2 =
;=
;=
T = 2
2.3 Frekuensi
Frekuensi merupakan banyaknya getaran yang terjasi dalam waktu satu
detik. Persamaan periode untuk pegas dapat diperoleh dengan cara
mengkaitkannya dengan massa (m) dan konstata pegas (k). Dengan
memperhatikan gaya pemulih pada pegas F = -kx atau ma = -kx dan a = - 2x,
diperoleh
-m 2x = -kx
2 =
;=
;=
T = 2
Karena hubungan periode dan frekuensi berbanding terbalik, maka
persamaan frekuens getar
f=
Tegangan
Regangan
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.2 Prosedur
3.2.1 Menyiapkan alat-alat yang diperlukan.
3.2.2 Mengaitkan pegas spiral pada statif.
3.2.3 Mengaitkan tabung tempat menaruh beban pada pegas yang telah
terpasang pada statif.
3.2.4 Memasang skala pelengkap statif pada statif dengan ujung tabung
tempat menaruh beban menunjukkan skala 0 pada skala tersebut.
3.2.5 Meregangkan pegas dengan menarik tabung tempat menaruh beban
sejajar, lalu lepaskan.
3.2.6 Menghitung waktu yang dibutuhkan untuk mencapai 10 getaran.
3.2.7 Mencatat hasil pengamatan.
3.2.8 Memasukkan beban 1 dan 2 ke dalam tabung tempat menaruh beban,
lalu meregangkan pegas dengan menarik tabung tempat menaruh
beban tersebut sekitar 2 cm, kemudian melepaskannya.
3.2.9 Menghitung waktu yang dibutuhkan untuk mencapai 10 getaran.
3.2.10 Mencatat hasil pengamatannya.
3.2.11 Melakukan percobaan yang sama untuk langkah 3.2.8 sampai dengan
3.2.10 dengan menambahkan dua buah beban setiap kali percobaan
hingga 10 beban yang masuk ke dalam tabung tempat menaruh beban.
3.2.12 Mengeluarkan semua beban pada tabung tempat menaruh beban.
3.2.13 Mengolah data yang diperoleh sesuai dengan tabel data yang tersedia.
3.2.14 Membuat grafik antara T2 terhadap massa total beban yang digunakan.
3.2.15 Menentukan nilai rata-rata tetapan pegas dari grafik.
3.2.16 Menentukan massa efektif pegas.
3.2.17 Mengatur skala sedemikian rupa hingga jarum menunjuk pada bagian
skala itu. Kemudian mencatat secara berturut-turut penunjukkan jarum
ketika tabung masih kosong.
3.2.18 Memasukkan beban 1 pada tabung tersebut, lalu mengamati
pergerakannya dan melihat angka yang ditunjuk ujung tabung pada
skala pelengkap statif.
3.2.19 Mencatat hasil pengamatan.
3.2.20 Memasukkan beban ke-2 hingga beban ke-10 secara satu persatu lalu
mengamati pergerakannya dan melihat angka yang ditunjuk ujung
tabung pada skala pelengkap statif.
3.2.21 Mencatat hasil setiap pengamatan.
3.2.22 Mengurangi beban satu persatu hingga tabung kosong, mengamati
pergerakannya dan melihat angka yang ditunjuk ujung tabung pada
skala pelengkap statif.
3.2.23 Mencatat hasil pengamatan.
3.2.24 Mengolah data dengan melengkapi tabel yang tersedia.
3.2.25 Membuat grafik antara simpangan dengan massa beban.
3.2.26 Menentukan nilai percepatan gravitasi dari grafik tersebut.
3.2.27 Membandingkan percepatan gravitasi tersebut dengan literatur yang
ada (percepatan gravitasi di Bandung 9,78 ms-2).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Data: mpegas = 5,63 x 10-3
kg
m1
= 5 x 10-3 5 x 10-4 kg
m2
= 5 x 10-3 5 x 10-4 kg
m3
= 5 x 10-3 5 x 10-4 kg
m4
= 5 x 10-3 5 x 10-4 kg
m5
= 5 x 10-3 5 x 10-4 kg
m6
= 5 x 10-3 5 x 10-4 kg
m7
= 5 x 10-3 5 x 10-4 kg
m8
= 5 x 10-3 5 x 10-4 kg
m9
= 5 x 10-3 5 x 10-4 kg
m10
= 5 x 10-3 5 x 10-4 kg
Tabel 1
Beban
m ...
T (10) ...
T = t/10
T2
(kg)
(s)
(s)
(s2)
member
64,57 x10-3
6,33
0,633
0,400689
member + m1 + m2
74,57 x 10-3
6,78
0,678
0,459684
member
84,57 x 10-3
7,41
0,741
0,549081
member
94,57 x 10-3
7,85
0,785
0,616225
member
104,57 x 10-3
8,29
0,829
0,687241
member
114,57 x 10-3
8,94
0,894
0,779236
0,8
0,7
T2
0,6
0,5
0,4
T2
0,3
Linear (T2)
0,2
0,1
0
64,57 x10-3
74,57 x 10-3
84,57 x 10-3
4 2
4 (3,142 )
7,836
a) mpegas =
a.K
4 2
= 5,033 Nm-1
=
0,116 (5,033)
4 (3,142 )
= 0,148 kg
b) Teori
c) Hasil praktikum
Tabel 2
X (ember) = X0 = 4,5 x 10-2 m
Beban
F = m.g
(X+ ...)
(X - ...)
(<X> ...)
(X=<X>-X0)
(N)
m1
0,0489
5,5 x 10-2
5,0 x 10-2
5,25 x 10-2
0,75 x 10-2
m1+m2
0,0978
6,5 x 10-2
6,3 x 10-2
6,4 x 10-2
1,9 x 10-2
m1+m2+m3
0,1467
7,5 x 10-2
7,3 x 10-2
7,4 x 10-2
2,9 x 10-2
m1+...+ m4
0,1956
8,7 x 10-2
8,5 x 10-2
8,6 x 10-2
4,1 x 10-2
m1+...+ m5
0,2445
9,7 x 10-2
9,6 x 10-2
9,65 x 10-2
5,15 x 10-2
m1+...+ m6
0,2934
10,8 x 10-2
10,8 x 10-2
10,8 x 10-2
6,3 x 10-2
m1+...+ m7
0,3423
12,0 x 10-2
11,8 x 10-2
11,9 x 10-2
7,4 x 10-2
m1+...+ m8
0,3912
13,0 x 10-2
13,2 x 10-2
13,1 x 10-2
8,6 x 10-2
m1+...+ m9
0,4401
14,0 x 10-2
14,2 x 10-2
14,1 x 10-2
9,85 x 10-2
m1+...+ m10
0,4890
15,5 x 10-2
15,5 x 10-2
15,5 x 10-2
11 x 10-2
y = 0,011x - 0,004
R = 0,999
0,1
0,08
X 0,06
0,04
Linear (X)
0,02
0
5 x 10 x 15 x 20 x 25 x 30 x 35 x 40 x 45 x 50 x
10-3 10-3 10-3 10-3 10-3 10-3 10-3 10-3 10-3 10-3
m
g
atau g b k
k
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini pada dasarnya adalah untuk mengetahui
hubungan kuantitatif antara gaya yang dikerjakan pada pegas dengan
pertambahan panjangnya. Setiap panjang pegas ketika diberi gaya tarik
dengan panjang awalnya disebut pertambahan panjang. Dari data yang
diperoleh pada percobaan ini bahwa pertambahan panjang yang dipengaruhi
oleh massa beban yang tergantung secara vertikal dapat mempengaruhi besar
nilai periode (T) dan frekuensi (f) getaran benda pada pegas. Hal ini dapat
dibuktikan antara percobaan pertama saat tabung tempat menaruh beban
kosong dan saat tabung tersebut berisi sepuluh buah lempengan beban. Pada
saat tabung tersebut kosong periodenya adalah 0,633 sekon, sedangkan saat
tabung tersebut berisi 10 buah lempengan beban maka pariodenya berubah
menjadi 0,894 sekon. Hal ini disebabkan semakin besar berat beban yang
diberikan maka waktu yang dibutuhkan untuk satu getaran akan semakin
dibutuhkan waktu yang lama (besar) dan periodenya akan semakin besar pula,
sedangkan frekuensinya akan semakin kecil. Pertambahan panjang yang
dipengaruhi oleh massa beban yang tergantung secara vertikal berbanding
lurus dengan periode dan berbandingan terbalik dengan frekuensi.
Pada saat praktikum untuk menentukan periode dari pegas tersebut,
dilakukan perhitungan dengan cara mencatat waktu ketika pegas telah
bergetar selama sepuluh kali kemudian waktu yang dicatat tersebut di bagi
sepuluh. Hal ini dilakukan karena dengan mengamati sepuluh getaran
memberikan hasil yang lebih teliti dari pada satu getaran saja. Jika kita
mengamati hanya satu getaran saja maka kemungkinan kesalahannya relatif
besar.
Jika dituangkan ke dalam bentuk grafik antara periode kuadrat terhadap
perubahan panjang, maka akan didapatkan sebuah grafik yang berbentuk
garis linier. Dari grafik tersebut kita pun dapat memperoleh nilai tetapan
pegas. Melalui persamaan K =
5,033 Nm-1.
Tetapan pegas (k) dipengaruhi oleh periode, frekuensi, dan massa beban.
Semakin besar nilai periode, maka nilai tetapan pegas akan semakin kecil.
Semakin besar nilai frekuensi, maka nilai tetapan pegas akan semakin besar
pula, sedangkan semakin besar nilai massa beban, maka nilai tetapan pegas
akan semakin besar. Hal ini disebabkan tetapan pegas berbanding lurus
dengan frekuensi dan massa beban, sedangkan berbanding terbalik dengan
periodenya. Namun, nilai tetapan pegas pada percobaan ini ditentukan
melalui perhitungan kalkulator
perhitungan.
Massa efektif adalah massa yang mempengaruhi gerak pegas dengan
nilai sangat kecil. Nilai massa efektif pada percobaan ini ditentukan melalui
perhitungan kalkulator yang telah dijabarkan pada bagian perhitungan. Massa
efektif dipengaruhi oleh tetapan pegas dan nilai a kalkulator. Semakin besar
nilai dari tetapan pegas (k) dan nilai a kalkulator, maka semakin besar pula
nilai massa efektif tersebut. Dalam teorinya massa efektif akan selalu lebih
kecil dari massa sebenarnya. Perhitungan massa efektif melalui persamaan
mpegas =
a.K
4 2
teorinya yaitu massa efektif perhitungan lebih kecil dari massa sebenarnya
dengan nilai massa efektif perhitungan 0,148 kg dan nilai massa sebenarnya
5,63 x 10-3 kg.
Pertambahan massa beban yang diberikan mempengaruhi pertambahan
panjang (X) pegas. Hal ini disebabkan gaya yang diberikan terhadap pegas
semakin besar juga. Pengurangan beban akan menyebabkan timbulnya gaya
pemulih. Gaya pemulih adalah gaya yang bekerja pada gerak harmonik yang
selalu mengarah pada titik keseimbangan dan besarnya sebanding dengan
simpangannya.
Gravitasi bekerja pada benda bermassa yang dikaitkan pada ujung pegas.
Pegas akan meregang atau mengerut jika diberi gaya luar baik berupa sebuah
tarikan maupun sebuah dorongan. Akibatnya, walaupun tidak ditarik ke
bawah pegas dengan sendirinya akan meregang sejauh X0. Pada keadaan ini
benda yang digantungkan pada pegas berada pada posisi seimbang. Total
kedua gaya ini tidak sama dengan nol karena terdapat pertambahan jarak
sejauh x, sehingga gaya pegas bernilai lebih besar dari gaya berat. Karena
terdapat gaya pegas (gaya pemulih) yang berarah ke atas maka benda akan
bergerak ke atas menuju titik keseimbangan.
Nilai percepatan gravitasi (g) pada percobaan ini diperoleh melalui
persamaan g = kb, dengan k adalah konstanta pegas yang nilainya didapatkan
dari perhitungan
sebelumnya
dan b
merupakan
hasil
perhitungan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik suatu benda di
sekitar titik keseimbangan. Dalam gerak harmonik sederhana, ketika akan
menentukan periode dari sebuah pegas, mengamati sepuluh getaran akan
memberikan hasil yang lebih teliti dari pada satu getaran saja. Jika kita
mengamati hanya satu getaran saja maka kemungkinan kesalahannya relatif
besar.
Pegas sangat erat kaitannya dengan regangan, tegangan dan juga
keelastisitasan. Ketika berbicara tentang keelastisitasan maka akan terkait
dengan hukum Hooke yang berbunyi Jika gaya tarik tidak melampaui batas
elastisitas pegas, maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus
(sebanding) dengan gaya tariknya.
Tetapan pegas dapat diperoleh melalui persamaan K =
4 2
sedangkan
a.K
4 2
Berdasarkan teori, massa efektif pegas akan selalu lebih kecil daripada massa
sebenarnya, dalam percobaan ini didapatkan hasil yang sesuai dengan
teorinya yaitu massa efektif perhitungan lebih kecil dari massa sebenarnya
dengan nilai massa efektif perhitungan 0,148 kg dan nilai massa sebenarnya
5,63 x 10-3 kg.
Dengan mengukur perpanjangan pegas yang dibebani kita dapat
menentukan percepatan gravitasi. Percepatan gravitasi yang diperoleh dari
hasil perhitungan pada saat praktikum ternyata lebih besar dari pada literatur
yang ada. Percepatan gravitasi hasil perhitungan adalah 11,434976 ms-2
sedangkan percepatan gravitasi pada literatur adalah 9,78 ms-2.
5.2 Saran
Peralatan yang akan digunakan untuk praktikum terutama pegas
hendaknya tidak bekas (baru) karena pegas yang terlalu sering digunakan
DAFTAR PUSTAKA