Anda di halaman 1dari 8

Koreksi Geometrik

Menggunakan ER Mapper

I. Pendahuluan
Setiap data citra yang diperoleh pada umumnya akan mengalami distorsi geometrik.
Adapun penyebabnya adalah distori sistematik yang bersifat konstan dan dapat
diperkirakan sebelumnya. Distorsi non sistematik sifatnya acak sehingga tidak dapat
diperkirakan. Sebagai contoh uraian

berikut mengungkapkan sumber distorsi yang

umum terjadi pada citra satelit.


Distorsi sistematik :

Scan skew, disebabkan oleh pergerakan maju satelit yang tidak normal
terhadap jalur yang sebenarnya.

Mirror scan velocity, disebabkan oleh laju canner yang tidak konstan.
Distorsi sistematik dikoreksi dengan ukuran pre-launch calibration di stasion

penerima data satelit. Sedangkan distorsi non sistematik dikoreksi dengan melakukan
proses rektifikasi geometri. Pada pelaksanaan pembuatan mosaik citra MOS-MESSR ini
data citra yang diperoleh sudah dalam keadaan terkoreksi radiometrik, jadi proses
pemulihan citra yang dilakukan hanya proses koreksi (rektifikasi) geometrik.
Geometrik suatu citra merupakan korelasi antara koordinat suatu objek (x,y)
pada permukaan bumi. Hal ini sebagai akibat dari proses pengambilan data yang
dilakukan melalui suatu media (sensor) dan terdapat jarak antara, maka hasil yang
diperoleh dalam proses tersebut akan selalu dihinggapi distorsi geometrik. Koreksi
geometrik (rektifikasi) dapat diterapkan terhadap berbagai citra dari berbagai wahana
(platform) penginderaan jauh baik satelit ataupun pesawat udara. Sensor satelit
seperti multispectral scanner, thematic mapper, biasanya memberikan citra yang tidak
terkoreksi geometrik akibat distorsi tadi.
Selain untuk menghilangkan distorsi geometrik pada citra, koreksi geometrik
juga dilakukan untuk mendapatkan hubungan antara sistem koordinat citra (bariskolom) dengan sistem koordinat proyeksi. Pada Pelatihan ini sistem proyeksi yang
digunakan adalah Transverse Mercator dengan sistem koordinat Universal Transverse
Mercator.
Koreksi geometrik pada dasarnya mentransformasikan koordinat titik-titik pada
citra yang masih mengandung kesalahan geometrik menjadi koordinat citra yang
dianggap benar secara geometrik dengan bantuan citra atau peta dasar yang

Modul Pelatihan Koreksi Geometrik

mempunyai nilai koordinat dan bentuk geometri yang dianggap benar, sehingga dapat
dihasilkan citra baru yang bergeoreferensi.

II Pendefinisian Ground Control Point (GCP)


Sebelum kita melakukan

koreksi geometrik terhadap suatu citra maka

diperlukan hubungan relasional antara citra dengan posisi spasial di lapangan yang
dinyatakan dengan peta topografi. Hubungan ini diwujudkan dengan melakukan proses
rektifikasi melalui transformasi matematis dari koordinat citra ke koordinat peta
topografi. Dalam hal ini maka peta topografilah yang menjadi referensi dalam
melakukan rektifikasi citra.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pendefinisian GCP pada peta dan citra adalah
sebagai berikut;
Titik kontrol harus nampak jelas pada citra sehingga memudahkan dalam
pengidentifikasian, misalnya perpotongan dua jalan raya, atau perpotongan jalan
raya dengan sungai besar.
Jumlah GCP harus memenuhi persyaratan dan merata agar dapat direktifikasi,
semakin banyak dan merata GCP maka hasil rektifikasi akan semakin baik.
Kualitas GCP pun harus baik, yang diperlihatkan dengan nilai RMS errornya yang
kecil. Besarnya nilai RMS error tergantung pada ketepatan letak antara titik yang
sama pada citra.
RMS titik GCP merupakan vektor kesalahan yang komponen-komponennya
adalah selisih koordinat hasil hitung dengan koordinat sebenarnya di titik tersebut.
Berdasarkan nilai RMS kita dapat memilih titik-titik GCP yang baik kualitasnya,
sehingga dengan fleksibel titik-titik GCP dapat diaktif / non-aktifkan. Pemilihan GCP
dilakukan sampai diperoleh nilai RMS yang memenuhi syarat .

Visualisasi skematik dari metode pemilihan GCP adalah sebagai sebagai berikut

Modul Pelatihan Koreksi Geometrik

Data set Citra serta peta referensi

Identifikasi titik kontrol Tanah


(GCP)

RMS
memenuhi
Syarat ?

Citra beserta GCP dalam data set

Citra siap direktifikasi

Gambar 1: Flowchart pemilihan GCP

III Tahapan pendefinisian GCP dengan ER-Mapper


Tahapan penentuan GCP dalam ER-Mapper adalah sebagai berikut,
1. Mengeset parameter GCP
Melalui menu proses, pilih rectification
Melaui menu rectification pilih Define Ground Control point, kemudian GCP
setup akan muncul.

Gambar 2 : Kotak dialog seting GCP

Isi FROM dan To algorithm dengan data set, Anda harus memuat FROM
algorithm sehingga data set tersebut dapat ditampilkan.

Modul Pelatihan Koreksi Geometrik

Pilih satu atau lebih metode untuk memeilih groud control point.

Kita dapat memuat beberapa teknik untuk memilih GCP untuk satu data set
tergantung informasi yang dimiliki, yaitu sebagai berikut,

Algorithm

Digitizer

Manual Entri

Dalam hal ini pilih manual entri.


Tekan OK. Dua atau tiga tampilan

window dan GCP edit akan ditampilkan.

Ketiga tampilan window tersebut adalah From GCP Zoom, To GCP Zoom dan
To GCP (Overview roam geolink)
Adapun tampilan GCp edit sebagai berikut,

Gambar 5 : Daftar titik GCP

Tekan Set Up, box ateup GCP information ditampilkan sebagai berikut,

Gambar 6 : Gambar GCP setup

Set To Coordinat Space, kemudian isi datum geodetik, proyeksi peta, To


koordinat, To sudut rotasi.

Modul Pelatihan Koreksi Geometrik

Pilih parameter rektifikasi


Type rektifikasi

pilih polinomial

Rectifikasi polinomial

pilih linier

Rectifikasi sampling

pilih Nearest Neighbor

2. Memilih Ground Control point


Pilih Ground control pada citra FROM
Pilih TO point menggunkan salah satu citra berikut ini

Menggunakan point yang sesuai dengan citra FROM

Tipe yang menghubungkan TO coordinat, menggunakan point dari peta


dengan proyeksi peta.

Memilih TO point dengan digitizer

Setelah hal di atas maka akan ditampilkan informasi untuk masing-masing titik
Informasi

Keterangan

Name

Nomor control point

Off

nilai RMS error tidak memepengaruhi point yang lain

On

Tekan untuk mengaktifkan point atau untuk menonaktifkan

Edit

tekan edit point. Tekan lagi untuk menonaktifkan dan mengunci


point.

Undo

Tekan undo untuk mengundo pergerakan terahir

Cell X

Koordinat sel control point pada sumbu X di FROM dataset

Cell Y

Koordinat sel control point pada sumbu Y di FROM dataset

TO Easting

Posisi X control point yang sebenarnya di peta

TO Northing

Posisi Y control point yang sebenarnya di peta

RMS

Error

antara

data

pada

masukkan

dataset

dan

polinomial

memberikan root means square error untuk rektifikasi orde


polinomial
Tabel 1 : Daftar istilah GCP setup.
Tekan button up berikut untuk mengeset tampilan
Button Up
Grid
Auto zoom
Errors

Keterangan
Pilih untuk tampilan grid polinomial
Pilih untuk secara otomatis menzoom point yang dipilih
Pilih untuk tampilan grafik dari RMS error untuk masing-masing

RMS order

titik di dataset
Pilih nilai RMS yang diinginkan

Modul Pelatihan Koreksi Geometrik

Tabel 2: Daftar perintah GCP setup


Ketika kita memilih jumlah titik minimum yang dibutuhkan untuk tipe polinomial,
kita dapat memilih dari TO image. Tekan compute ROM ER Mapper akan secara
otomatis menghitung pendekatan posisi dari FROM point.
Tampilan window GCP yang telah diisi,

Gambar 3 : Daftar koordinat titik GCP


Save ketika sudah selesai

IV. Rektifikasi
Jika seluruh Ground control point (GCP) telah selesai didefinisikan maka kita
dapat melakukan rektifikasi terhadap citra. Pada umumnya tahapan pekerjaan dari
pemilihah metode sampai pemeriksaan akurasi oleh sebagian pembuat perangkat
lunak pengolahan citra dikelompokkan dalam pekerjaan tersendiri yang dikenal sebagai
rektifikasi. Rektifikasi merupakan suatu proses pekerjaan untuk memproyeksikan citra
yang ada ke bidang datar dan menjadikan bentuk konform (sebangun) dengan sisitem
proyeksi

yang

kita

gunakan,

juga

terkadang

mengorientasikan

citra sehingga

mempunyai arah yang benar.


Rektifikasi dilakukan agar grid pada piksel dari citra diubah kedalam suatu
sistem proyeksi peta atau citra acuan. Terdapat beberapa alasan untuk melakukan
rektifikasi antara lain,
1) Untuk membandingkan sebuah piksel dalam berbagai aplikasi seperti deteksi
perubahan yang terjadi atau pemetaan kelembaman yang panas (perbandingan
citra yang diambil pada siang atau malam hari).
2) Untuk membangun basis data sebuah pemodelan sisitem informasi geografis
3) Untuk identifikasi sampel yang mengacu pada koordinat peta
4) Untuk membuat sebuah peta citra / foto yang berskala tepat
5) Untuk tumpang susun (overlay) sebuah citra dengan data vektor seperti Arc/INFO.
Modul Pelatihan Koreksi Geometrik

6) Untuk membandingkan sebuah citra dalam berbagai skala


7) Untuk meningkatan ketepatan hitungan jarak dan luas pada citra
8) Untuk membuat mosaik citra
9) Berbagai aplikasi lain yang membutuhkan identifikasi sebuah lokasi geografis
secara teliti.
Rektifikasi citra secara geometrik menjadi sisitem koordinat peta dilakukan atas dasar
operasi yaitu interpolasi spasial dan interpolsi intensitas.

IV. Interpolasi Spasial


Adapun interpolasi spasial merupakan proses rektifikasi atau relokasi piksel
dalam citra asli (X,Y) ke posisi aslinya dalam output citra yang direktifikasi (X,Y)
dengan

menerapkan

transformasi

koordinat

geometrik.

Untuk

melaksanakan

transformasi ini maka digunakan titik Ground Control Point (GCP) yang telah
didefinisikan sebelumnya, sebagai titik kontrol. Ada beberapa model transformasi yang
sering digunakan, dan dapat dilihat dari tabel berikut.
Model Transformasi
1. Helmert

Formula
X = ax + by +

(konform)

Jumlah Parameter
4

Y = ay bx +
2. Tranformasi Affine

d
X = ax +by +

c
Y = dx + ey +
f
3. Polinomial

Tergantung orde polinomial


yang digunakan
Tabel 4 : Model transformasi koordinat

Dalam pelaksanaan interpolasi spasial kali ini akan dipilih metode polinomial derajat
dua dengan formula matematik yaitu :
X = a0 + a1 x + a2 y + a3 x y + a4 x + a5 y
Y = b0 + b1 x + b2 y + b3 x y + b4 x + b5 y
X dan Y adalah koordinat titik pada citra
x dan y adalah koordinat titik pada peta / citra referensi

Modul Pelatihan Koreksi Geometrik

Dalam pemilihan metode transformasi ini, maka jumlah minimal titik sekutu
yang diperlukan dapat diketahui dari jumlah parameter yang akan dipecahkan. Dalam
hal ini diperlukan minimal tiga titik kontrol (titik sekutu).
Setelah pemiliihan model transformasi, selanjutnya adalah memecahkan transformasi
dengan model statistika, misalnya yang paling sering digunakan adalah metode
kuadrat terkecil, karena seringkali digunakan ukuran lebih untuk mencapai tingkat
ketelitian yang diinginkan. Ukuran lebih tersebut diperoleh dari titik kontrol yang yang
lebih banyak dari jumlah titik kontrol yang diperlukan.
Besarnya parameter yang diperlukan ini kemudian digunakan untuk menghitung
ulang koordinat hasil transformasi. Biasanya hasil koordinat transformasi ini berbeda
dengan koordinat sebelumnya (titik kontrol tadi). Selisih antara koordinat dengan
koordinat hasil transformasi dikenal dengan istilah root mean square (RMS)
Formula dari RMS tersebut adalah

RMS

Xr Xi

Yr Yi

dengan (Xr,Yr) adalah koordinat hasil transformasi


(Xi, Yi) adalah koordinat titik kontrol
Kesalahan tersebut harus kurang dari toleransi yang diinginkan.

Modul Pelatihan Koreksi Geometrik

Anda mungkin juga menyukai