Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH

A. Identitas Klien
Identitas klien
Umur
Jenis kelamin
Agama
Status
Tanggal masuk RS
No R.M
Penanggung jawab
Hubungan dengan klien
Alamat

: Tn. A
: 31 tahun
: Laki-laki
: Islam
: belum Menikah
: 7 Mei 2013
: 01.05.46
:Tn. W
: Ayah
: Jl. Karya No. 27 RT/RW. 015/002 Kel. Wijaya
Kusuma Kec. Grogol Petamburan Kota Jakarta Barat

B. Tujuan Kunjungan Rumah


1. Tujuan Umum
Keluarga dapat menerima dan merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan
jiwa, menjadi sistem pendukung yang efektif sesuai dengan kondisi klien berdasarkan
asuhan keperawatan yang ada
2. Tujuan Khusus
a.

Memberikan informasi kepada keluarga tentang perkembangan


kondisi klien selama dirumah sakit

b.

Memvalidasi data dan melengkapi data yang diperoleh dari klien dan
data sekunder ( Rekam Medik ) mengenai
1)

Alasan masuk atau dirawat di Rumah Sakit

2)

Faktor predisposisi dan presipitasi

3)

Genogram keluarga

4)

Persepsi keluarga terhadap penyakit yang diderita klien

5)

Suport sistem keluarga

c.

Melakukan

pengkajian

keperawatan

sesuai

dengan

diagnosa

keperawatan terkait dengan Tn. A dan 5 tugas perkembangan keluarga.


1)

Keluarga mampu mengenal masalah yang dapat menyebabkan


klien mengalami gangguan jiwa (Halusinasi,Harga Diri Rendah, Resiko
Perilaku Kekerasan)

2)

Keluarga mampu mengambil keputusan dalam melakukan


perawatan terhadap klien.

3)

Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap klien yang


sakit di rumah.

4)

Keluarga dapat mengidentifikasi support sistem yang ada di


keluarga dan memodifikasi lingkungan yang terapeutik yang ada di
masyarakat.

5)

Keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di


masyarakat.

d.

Melakukan rencana intervensi keperawatan yang berkaitan dengan


masalah keperawatan.

e.

Melakukan Implementasi keperawatan yang berkaitan dengan


masalah keperawatan

f.

Melakukan evaluasi keperawatan yang berkaitan dengan masalah


keperawatan

g.

Melakukan pendidikan kesehatan sesuai dengan masalah kesehatan


yang ditemukan

h.

Memotivasi pihak keluarga untuk melajutkan perawatan ketika klien


sudah pulang dari runah sakit.

i.

Mendokumentasi hasil kunjungan rumah dan lingkungan sekitar agar


dapat ditindak lanjutkan dirumah.

C. Rencana Tindakan Keperawatan


1. Orientasi
a. Salam dan perkenalan
Mahasiswa memperkenalkan diri

dengan terlebih dulu memberi salam dan

menjelaskan bahwa perawat merupakan mahasiswa dari

STIKes Faletehan

Serang yang sedang menjalani praktek profesi di RSJ Soeharto Heerdjan dan
merupakan perawat praktek yang merawat klien selama 9 hari. Menjelaskan
tujuan dan kontrak waktu bila keluarga bisa menerima kedatangan mahasiswa.
b. Validasi
Mengkaji dan menvalidasi data tentang klien antara lain: alasan klien dibawa ke
RSJ Soeharto Heerdjan faktor predisposisi dan presipitasi, genogram, psikososial
dan lingkungan, persepsi keluarga tentang penyakit klien, sistem pendukung di
keluarga, usaha-usaha yang telah dilakukan keluarga, serta kendala keluarga

dalam merawat klien dirumah dan mendiskusikan dengan keluarga hal-hal yang
dapat dilakukan dirumah
c. Kontrak
Mahasiswa dan keluarga membuat kesepakatan tentang topic yang akan
dibicarakan terkait dengan masalah keperawatan Halusinasi pada Tn. A dan
perkembangan kondisi klien sewaktu di rumah dan waktu yang diperlukan untuk
membicarakan masalah klien serta memilih tempat yang nyaman bagi keluarga
dan perawat untuk berbincang-bincang dan berdiskusi.
2. Fase kerja
Tindakan keperawatan sesuai diagnosa keperawatan Tn. A
a. Diagnose 1: Halusinasi.
SP 1 Keluarga :
1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien:
2) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi dan jenis halusinasi yang
dialami pasien beserta proses terjadinya
-

Pengertian halusinasi

Gejala halusinasi yang dialami klien

Jenis halusinasi

Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutuskan


halusinasi

3) Beri reinforcement positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga
SP 2 Keluarga :
Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan halusinasi
SP 3 Keluarga :
Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien halusinasi di
rumah, beri kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama, bepergian bersama
SP 4 Keluarga :
1) Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat
(discharge planning)
2) Menjelaskan follow-up pasien setelah pulang kapan perlu mendapat bantuan:
halusinasi tidak terkontrol, dan resiko mencederai orang lain
b. Diagnosa 2: Harga Diri Rendah
SP 1 Keluarga:
1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien

2) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala serta proses terjadinya harga diri
rendah
3) Menjelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendah
SP 2 Keluarga
Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
SP 3 Keluarga
Melatih keluarga mempraktekan cara merawat langsung kepada harga diri rendah
SP 4 Keluarga
1) Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat
(discharge planning)
2) Menjelaskan follow up pasien setelah pulang.
c.

Diagnosa 3 : resiko perilaku kekerasan


SP 1 Keluarga
1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2) Menjelaskan pengertian perilaku kekerasan, tanda dan gejala serta proses
terjadinya perilaku kekerasan
3) Menjelaskan cara merawat klien dengan perilaku kekerasan
SP 2 Keluarga
1) Melatih keluarga mempraktekan cara merawat klien dengan perilaku
kekerasan
2) Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien perilaku
kekerasan
SP 3 Keluarga
1) Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum
obat (discharge planning)
2) Menjelaskan follow up klien setelah pulang.

3. Fase terminasi
a. Evaluasi respon keluarga terhadap kunjungan.
Menanyakan bagaimana perasaan keluarga setelah berdiskusi dengan perawat
seputar masalah yang dialami Tn. A
b. Evaluasi kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
Tn. A
1) Keluarga dapat menyebutkan apa yang bisa dilakukan dalam merawat Tn. A,
bersedia menjelaskan pentingnya keluarga dalam merawat dan dapat

menyebutkan cara merawat Tn. A dan mampu mendemonstrasikan cara


tersebut.
2) Keluarga memahami tanda, gejala serta akibat yang dapat terjadi jika
halusinasinya Tn. A muncul.
3) Keluarga mampu melaksanakan perawatan Tn. A dengan baik, dengan
mengingatkan minum obat teratur.
4) Keluarga mampu menyebutkan tempat yang di tuju jika Tn. A kambuh dan
mampu mengambil keputusan tersebut
c. Tindak lanjut
Meminta keluarga untuk melakukan hal hal yang didiskusikan untuk membantu
perawatan Tn. A selama di rumah.
d. Rencana pertemuan berikut.
Untuk saat ini meminta keluarga untuk mengunjungi Tn. A di rumah sakit
Soeharto Heerdjan Grogol pada besok hari di jam kunjungan pagi.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


Strategi Komunikasi
1. Orientasi
Selamat pagi Bapak/ibu, perkenalkan nama saya adalah Dedi Wahyudin biasanya saya
cukup di panggil Dedi, saya adalah mahasiswa STIKes Faletehan Serang. Saya ditugaskan
oleh Rumah Sakit jiwa Soeharto Heerdjan untuk melakukan kunjungan rumah pasien yang
bernama Tn. A dengan maksud dan tujuan kunjungan rumah ini adalah untuk membantu
proses keperawatan Tn. A melalui pengumpulan data lengkap, selain itu, untuk
memberikan informasi kepada Bapak/ibu mengenai kondisi perkembangan Tn. A selama
di rawat di Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan, Grogol.
2. Validasi

Bapak/ibu, apakah sebelumnya Tn. A pernah mengalami sakit seperti ini? Selama sakit
tersebut, apakah Tn. A dirawat di RSU atau RSJ? Untuk saat ini Tn. A dibawa ke RSJ
Soeharto Heerdjan untuk menerima perawatan, bagaimana prosesnya hingga Bapak/ibu
memutuskan Tn. A dirawat di Grogol dan membawanya ke sama? Apa yang telah terjadi
pada Tn. A sebelumnya? Tn. A mempunyai saudara berapa? Tn. A anak ke berapa? Saat
dirumah, siapa orang terdekat dengan Tn. A? Bagaimana hubungan antara Tn. A dengan
anggota keluarga di rumah dan masyarakat sekitar sini? Siapakah orang dalam keluarga
yang dekat dengan Tn. A? Apakah Tn. A pernah atau sering cerita kepada keluarga tentang
masalahnya yang sedang atau telah dialaminya? Menurut Bapak/ibu, gangguan yang
sedang dialami Tn. A ini bagaimana? Sebelum dirawat di Grogol, apa yang telah dilakukan
atau diberikan keluarga untuk Tn. A dalam proses kesembuhannya? Kendala apa yang
dialami oleh keluarga dalam memberikan perawatan kepada Tn. A? Apakah Bapak/ibu
pernah menjenguk Tn. A di RSJ. Soeharto Heerdjan selama Tn. A dirawat disana? Kapan
terakhir Bapak/ibu menjenguk Tn. A belakangan ini selama di RSJ Soeharto Heerdjan?
a. Kontrak
Apa Bapak/ibu tidak keberatan jika saya berada disini kurang lebih satu jam untuk
mendiskusikan tentang perkembangan Tn. A selama dirawat di RSJ Soerhato
Heerdjan dan memberitahukan kepada keluarga bagaimana cara merawat Tn. A saat
Tn. A pulang kerumah nanti.

b. Fase Kerja
Baiklah Bapak/ibu, saya akan menjelaskan dan menceritakan tentang kondisi atau
keadaan terakhir yang sedang dialami oleh Tn. A, saat ini Tn. A sudah kooperatif saat
komunikasi, baik dengan teman-temannya disana dan para perawat yang memberikan
perawatan disana, saat ini Tn. A sedang mengalami halusinasi, harga diri rendah, dan
resiko perilaku kekerasan.
Saya akan menjelaskan satu persatu gangguan yang sedang dialami Tn. A tersebut,
kita mulai dari harga diri rendah. Harga diri rendah adalah suatu keyakinan dimna kita
tidak berguna bagi orang lain dan lebih memilih berdiam sendiri dari pada bergaul
dengan orang lain.
Tanda dan gejala dari harga diri rendah adalah ketika seseorang lebih senang sendiri,
tidak mau berinteraksi dengan lingungan sosialnya.

Bapak, Ibu apa yang sudah saya jelaskan ini adalah tentang harga diri rendah, dan
sekarang saya akan lanjutkan menjelaskan apa itu resiko perilaku kekerasan. Resiko
perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
seseorang, baik secara fisik maupun psikologis.
Tanda dan gejala dari resiko perilaku kekerasan adalah muka merah dan tegang,
pandangan tajam, mengatupkan rahang dengan kuat, mengepalkan tangan, jalan
mondar-mandir, bicara kasar, suara tinggi, menjerit atau berteriak, mengancam secara
verbal atau fisik, melempar atau memukul benda/orang lain, merusak barang atau
benda, tidak memiliki kemampuan mencegah/mengendalikan perilaku kekerasan.
Bapak, Ibu apa yang sudah saya jelaskan ini adalah tentang resiko perilaku
kekerasan. Sekarang saya akan lanjutkan menjelaskan tentang apa itu halusinasi.
Halusinasi adalah tanggapan yang salah tanpa rangsangan dari luar yang dapat
berupa halusinasi pendengarang, penglihatan, penciuman, perabaan dan kecap.
Tanda dan gejala adalah berbicara sendiri, pembicaraan kacau kadang tidak masuk
akal, tertawa sendiri tanpa sebab, ketakutan, ekspresi wajah tegang, tidak mau
mengurus diri, sikap curiga dan bermusuhan, menarik diri dan menghindari orang
lain.
Halusinasi mempunyai beberapa tahapan, antara lain tahap I dimana halusinasi
bersifat menyenangkan, tanda dan gejalanya yaitu menyeringai atau tertawa tidak
sesuai, menggerakkan bibir tanpa bicara, gerakan mata cepat, bicara lambat, diam dan
pikiran dipenuhi oleh sesuatu yang mengasyikan.
Tahap II dimana bersifat menjijikan, dengan tanda antara lain cemas, konsentrasi
menurun, ketidakmampuan membedakan yang nyata dan tidak nyata.
Tahap III yaitu halusinasi yang bersifat mengendalikan, tandanya antara lain
cenderung mengikuti halusinasinya. Kesulitan berhubungan dengan orang lain,
perhatian atau konsentrasi menurun/ cepat berubah dan kecemasan berat (berkeringat,
gemetar, tidak mampu mengikuti petunjuk/ perintah).
Tahap IV adalah halusinasi bersifat menaklukan, tandanya adalah klien mengikuti
perintah halusinasi, klien tidak mampu mengendalikan diri, klien tidak mampu
mengikuti perintah nyata dank lien berisiko mencederai diri dan orang lain dan
lingkungan.
Cara mengendalikan halusinasi antara lain dengan mengajarkan klien untuk tidak
mengikuti perintah halusinasi misalnya, saya tidak mau mendengar kamu!.
Mengajarkan klien untuk meminta tolong dengan orang lain untuk menghentikan

halusinasi. Misalnya : Apakah kamu (orang lain itu) mendengar apa yang saya
dengar? Meminta orang lain untuk menyapa jika klien berbicara sendiri.
Dan bagaimana penanggulangan halusinasi di rumah?, penanggulangan atau
penanganan klien di rumah antara lain jangan biarkan klien sendiri, anjurkan untuk
terlibat dalam kegiatan rumah, Bantu klien untuk berlatih cara menghentikan
halusinasinya. Memotivasi keluarga untuk mengawasi klien minum obat, dan
menjelaskan prinsip benar untuk minum obat. jika klien terlihat bicara atau tertawa
sendiri, segera sapa atau mengajak klien bicara, memotivasi anggota keluarga yang
lain untuk mengontrol keadaan klien, memberi pujian positif pada klien dan keluarga
saat mampu melakukan apa yang dianjurkan, dan segera membawa ke RSJ jika
halusinasi berlanjut dan beresiko mencederai diri, dan orang lain.
2. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi subjektif
Sekarang bagaimana perasaan Bapak/ibu setelah saya menyampaikan keadaan
Tn. A kepada Bapak/ibu?.
Apakah Bapak/ibu sudah mengerti tentang masalah yang sekarang dialami oleh
Tn.

A?

dan

bagaimana

peran

Bapak/ibu

dalam

membantu

proses

penyembuhannya?.
Apakah Bapak/ibu sudah memahami apa itu harga diri rendah? Bagaimana tanda
dan gejalanya? Apa itu resiko perilaku kekerasan? Bagaimana tanda dan
gejalanya? Apa itu halusinasi?, serta bagaimana tanda dan gejalanya?, apa peranan
keluarga dalam menghadapi klien dengan harga diri rendah, resiko perilaku
kekerasan, dan halusinasi?.
2) Evaluasi objektif
Baiklah Bapak/ibu, coba Bapak/ibu jelaskan kembali apa yang sedang
anak/saudara Bapak/ibu alami? Dan bagaimana peran Bapak/ibu dalam
membantu proses penyembuhannya?, apa yang harus Bapak/ibu lakukan bila
gangguan-gangguan

itu

muncul?,

bagaimana

peran

keluarga

dalam

memberikan perawatan pada Tn. A?.


b. Tindak lanjut
Tn. A sangat membutuhkan dukungan dari keluarga dalam proses penyembuhannya,
kapan Bapak/ibu bersedia mengunjungi anak Bapak/ibu?, sekarang Bapak/ibu telah

mengerti gangguan apa yang sedang dialami Tn. A jadi saya harap Bapak/ibu
menerapkannya pada Tn. A agar proses penyembuhannya Tn. A menjadi lebih
optimal.
c. Rencana yang akan datang
Baiklah Bapak/ibu sudah satu jama kita berdiskusi tentang masalah dan cara
perawatan Tn. A yang saat ini masih dirawat di RSJ Soeharto Heerdjan Grogol.
Mudah-mudahan apa yang telah saya sampaikan tadi dapat bermanfaat bagi
Bapak/ibu dalam memberikan perawatan Tn. A saat pulang nanti.
Jika ada hal-hal yang ingin disampaikan, Bapak/ibu dapat menghubungi RSJ
Soeharto Heerdjan Grogol untuk mendapatkan keterangan atau penjelasan lebih
lanjut.
Jakarta,
Juni 2013
Mahasiswa
Dedi Wahyudin S. Kep

DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna,1996. Hubungan Terapetik Perawat klien, Jakarta : EGC
Keliat, Budi Anna dkk, Basic Course Community Mental Health Nursing ( CMHN ), modul
IV (B3) Asuhan Keperawatan Klien Dewasa dengan Halusinasi
Stuart, Gail Wisdcarz. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa Ed.3. Jakarta:EGC
FIK UI (1998). Gangguan konsep diri pada klien gangguan fisik di rumah sakit umum.
Jakarta: tim kesehatan jiwa

BUKTI KUNJUNGAN RUMAH

Yang bertanda tangan dibawah ini


Nama

Umur

Hubungan dengan klien

Demikian tanda kunjungan rumah ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya

Jakarta,....................
Mengetahui,
Ketua RT/RW

Keluarga

(..................................)

(....................................)

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH


PADA KLIEN Tn. A DENGAN CORE PROBLEM HALUSINASI
DI RUANG MERAK RSJP DR. SOEHARTO HEERDJAN
JAKARTA BARAT

DISUSUN OLEH
DEDI WAHYUDIN S.KEP
50.12.13.1.011

KEPERAWATAN JIWA
PROGRAM PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FALETEHAN
SERANG-BANTEN
2013

Anda mungkin juga menyukai