LP Tumor Abdomen
LP Tumor Abdomen
2000).
Tumor abdomen merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang berbeda-beda,
yang disebabkan oleh sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara
autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel tersebut berbeda
dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Secara patologi kelainan ini mudah
terkelupas dan dapat meluas ke retroperitonium, dapat terjadi obstruksi ureter atau
vena kava inferior. Massa jaringan fibrosis mengelilingi dan menentukan struktur
2. Epidemiologi
Tumor adalah penyakit kedua setelah penyakit kardiovaskuler yang menyebabkan
kematian utama di Amerika Serikat. Lebih dari 496.000 orang Amerika meninggal
akibat proses maligna, setiap tahunnya. Memperlihatkan frekuensinya, penyebab
kematian akibat tumor di Amerika Serikat meliputi kanker paru, prostate, dan area
kolorektal pada pria dan pada tumor paru, payudara, dan area kolorektal pada wanita.
(Smelstzer, 2001).
3. Etiologi / Faktor Predisposisi
Penyebab terjadinya tumor karena terjadinya pembelahan sel yang abnormal.Perbedaan
sifat sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsi
autonominya
dalam
pertumbuhan,
kemampuannya
mengadakan
infiltrasi
dan
dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase (penyebaran tumor)
pada bagian tubuh yang lain. (Kusuma, 2001).
Meskipun penyakit ini dapat diuraikan secara umum seperti yang telah digunakan,
namun tumor bukan suatu penyakit tunggal dengan penyebab tunggal : tetapi lebih
kepada suatu kelompok penyakit yang jelas denagn penyebab, metastase, pengobatan dan
prognosa yang berbeda. (Smelstzer, 2001).
(Pathway terlampir)
5. Klasifikasi
-
Neuroblastoma
Diagnosis dini tumor ini sulit. Sebagian besar datang dalam stadium lanjut sehingga
diagnosis lebih mudah ditegakkan tetapi angka kematiannya tinggi.
Tumor ini paling banyak berasal dari kelenjar adrenal dan gejala yang ditimbulkan
merupakan akibat dilepaskannya metabolit katekolamin secara berlebihan yaitu
berupa hipertensi, kemerahan (flushing), keringat yang berlebihan dan demam. Bila
tumor telah membesar menyebabkan perasaan tidak nyaman dan penuh dalam perut
disertai penurunan berat badan sampai failure to thrive. Ditemukannya benjolanbenjolan subkutis terutama di daerah kepala atau proptosis dan ekimosis periorbita,
merupakan gambaran penyakit yang lanjut atau metastasis.
Kadar vanillyl mandelic acid (VMA) ialah suatu derivat katekolamin biasanya
meningkat dan dapat ditemukan dalam urin penderita.
Pemeriksaan foto polos abdomen tidak jarang dapat ditemukan tanda-tanda
perkapuran dalam massa tumor dan pada pielografi intravena biasanya sistem
pelviokalises masih baik hanya letaknya berubah. Pemeriksaan USG dan CT scan
dapat lebih mengetahui perluasan tumor dan metastasis.
Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan histopatologis tumor, kadang-kadang
diperlukan pemeriksaan imunohistokimia seperti neurofilament, synaptophysin dan
neuron specific enolase (NSE)
Pada stadium lanjut dapat ditemukan kelompok-kelompok metastasis neuroblastoma
dalam sumsum tulang.
dapat merangsang aktifitas renin. Gejala tersebut dapat disertai nyeri, demam ataupun
kadang-kadang anemia atau gejala tumor abdomen umumnya.
Tumor Wilms disebut dalam kepustakaan dapat disertai aniridia dan hemihipertrofi,
walaupun keadaan tersebut sangat jarang. Pada pielografi intravena biasanya
ditemukan gambaran sistem pelviokalises yang rusak atau gambar hidronefrosis dan
tidak jarang gambaran sekresi ginjal tidak tampak.
Pada stadium lanjut dapat ditemukan gambaran metastasis dalam paru. Ultrasonografi
dan CT scan walaupun tidak mutlak tetapi sangat membantu menegakkan diagnosis
dan juga mencari metastasis.
Diagnosis pasti ditentukan dengan pemeriksaan histopatologi dari ginjal yang berisi
tumor yang telah diangkat pada laparatomi eksplorasi.
Limfoma Abdomen
Limfoma abdomen dapat timbul dari kelenjar getah bening di hati, limpa dan usus.
Apabila timbul di hati atau limpa akan menyebabkan hepatomegali atau splenomegali
atau keduanya. Tetapi bila timbulnya di usus, maka massa tumor dapat menyebabkan
obstruksi usus atau sebagai leading point untuk terjadinya intususepsi. Gejala yang
dapat timbul ialah nyeri disertai pembengkakan perut dan perubahan kebiasaan buang
air besar serta gejala obstruksi usus serta mual dan muntah. Perdarahan saluran cerna
jarang terjadi apalagi perforasi usus. Biasanya pasien dengan gejala seperti tersebut di
atas datang pada ahli bedah. Pemeriksaan radiologik yang diperlukan ialah barium
meal terutama bila obstruksinya parsial. Dapat pula dilakukan pemeriksaan USG usus.
-
Teratoma
Tumor yang berasal dari sel germinativum ini dapat timbul di manamana. Tumor
yang asalnya dari rongga abdomen hanya sekitar 1-2% dan biasanya letaknya
retroperitoneal.
Kira-kira
29%
teratoma
berasal
dari
ovarium.
Teratoma
Rhabdomiosarkoma
Umumnya sebagian tumor ini berasal dari rongga pelvis, tetapi bila sudah besar dapat
mendesak ke rongga abdomen sehingga secara klinis sukar dibedakan asalnya.
Tumor ini dapat memberikan gejala hematuria, sekret berdarah ataupun obstruksi
saluran kemih. Pada anak perempuan tumor dapat keluar melalui vagina khususnya
jenis botryoid, sehingga diagnosis menjadi lebih mudah.
Pemeriksaan penunjang lain untuk tumor ini tidak banyak memberikan bantuan
kecuali pemeriksaan histopatologis dan imunohistokimia seperti vimentin, actin,
myosin dan desmin.
6. Gejala Klinis
Tumor abdomen merupakan salah satu tumor yang sangat sulit untuk dideteksi. Berbeda
dengan jenis tumor lainnya yang mudah diraba ketika mulai mendesak jaringan di
sekitarnya. Hal ini disebabkan karena sifat rongga tumor abdomen yang longgar dan
sangat fleksibel. Tumor abdomen bila telah terdeteksi harus mendapat penanganan
khusus. Bahkan, bila perlu dilakukan pemantauan disertai dukungan pemeriksaan secara
intensif. Bila demikian, pengangkatan dapat dilakukan sedini mungkin.
Gejala dan tanda dini tidak ada karena tumor disini walaupun sudah amat besar, jarang
menimbulkan keluhan. Keluhan pertama berupa pembesaran perut disertai perasaan
penuh dengan atau tanpa nyeri jelas. Selanjutnya, timbul gejala akibat pendorongan atau
penekanan tumor besar pada organ-organ retroperitoneal. Mual, muntah, perubahan
kebiasaan buang air besar dapat terjadi karena ada penekanan pada saluran cerna.
Hematuria, disuria, polakisuria, oliguria, dan anuria terjadi karena penekanan pada
saluran kemih. Nyeri yang menjalar ke kedua paha menunjukkan adanya penekanan pada
saraf lumbal dan sakral. Udem dan varises pada tungkai bawah dapat terjadi karena
penekanan pada pembuluh limfa atau vena. Penderita mungkin sesak nafas karena letak
tinggi diafragma. Semuanya akhirnya diikuti dengan hilangnya nafsu makan, dan
penurunan berat badan. (Karnadiharaja, 2004)
Tanda dan Gejala :
-
Hiperplasia.
Tumor epitel biasanya mengandung sedikit jaringan ikat, dan apabila tumor
berasal dari masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat elastis kenyal atau
lunak.
Konstipasi.
Nyeri.
Pendarahan.
Keluhan yang menonjol adalah nyeri perut. Adapun jenis nyeri perut terdiri dari :
a) Nyeri Viseral
Terjadi bila terdapat rangsangan pada organ atau struktur dalam rongga perut.
Peritonium visceral yang menyelimuti organ perut dipersarafi oleh sistem saraf
otonom dan tidak peka terhadap rabaan atau pemotongan. Akan tetapi bila dilakukan
regangan organ atau terjadi kontraksi yang berlebihan pada otot yang menyebabkan
iskhemia akan timbul nyeri. Pasien biasanya tidak dapat menunjukkan secara tepat
letak nyeri. Nyeri visceral disebut juga sebagai nyeri sentral.
Penderita memperlihatkan pola yang khas sesuai dengan persarafan organ embrional
yang terlibat. Saluran cerna yang berasal dari usus depan (foregut) menyebabkan nyeri
di ulu hati atau epgastrium. Saluran cerna yang berasal dari usus tengah (midgut)
menyebabkan nyeri di sekitar umbilikus. Bagian saluran cerna yang berasal dari usus
belakang (hindgut) menyebabkan nyeri di perut bagian bawah. Demikian juga nyeri
dari buli-buli atau rektosigmoid. Karena tidak disertai rangsang peritonium nyeri ini
tidak dipengaruhi gerakan sehingga penderita dapat aktif bergerak.
b) Nyeri Somatik
Nyeri somatik terjadi karena rangsangan pada bagian yang dipersarafi oleh saraf tepi,
dan luka pada dinding perut. Nyeri dirasakan seperti ditusuk atau disayat, dan pasien
dapat menunjukkan secara tepat letaknya dengan jari. Rangsang yang menimbulkan
nyeri ini berupa rabaan, tekanan, rangsang kimiawi atau proses radang.
Gesekan antara visera yang meradang menimbulkan rangsang peritoneum dan
menyebabkan nyeri. Perdangannya sendiri maupun gesekan antar kedua peritoneum
menyebabkan perubahan intensitas nyeri.
7. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan
fisik, yang
menonjol adalah
ditemukannya
massa
tumor
6) Endoskopi
Memvisualkan langsung rongga tubuh atau saluran dengan memasukan suatu ke
dalam rongga tubuh atau ostium tubuh; memungkinkan dilakukannya biopsy jaringan,
aspirasi dan eksisi tumor yang kecil.
7) Pencitraan kedokteran nuklir
Menggunakan suntikan intravena atau menelan bahan radiosisotope yang diikuti
dengan pencitraan yang menjadi tempat berkumpulnya radioisotope
9. Diagnosis
Diagnosis dini tumor ini sulit. Sebagian besar datang dalam stadium lanjut sehingga
diagnosis lebih mudah ditegakkan tetapi angka kematiannya tinggi. Tumor ini paling
banyak berasal dari kelenjar adrenal dan gejala yang ditimbulkan merupakan akibat
dilepaskannya metabolit katekolamin secara berlebihan yaitu berupa hipertensi,
kemerahan (flushing), keringat yang berlebihan dan demam. Bila tumor telah membesar
menyebabkan perasaan tidak nyaman dan penuh dalam perut disertai penurunan berat
badan sampai failure to thrive. Ditemukannya benjolan-benjolan subkutis terutama di
daerah kepala atau proptosis dan ekimosis periorbita, merupakan gambaran penyakit
yang lanjut atau metastasis. Diagnosis ditegakkan atas dasar pemeriksaan histologik.
(Karnadiharaja, 2004)
10. Therapy / Tindakan Penanganan
Pengelolaan tumor Retroperitoneum terdiri atas operasi, radiasi, dan khusus untuk
limfoma, kemoterapi disertai radioterapi.
Pengobatan operatif biasanya paling efektif dan memberikan kemungkinan besar untuk
penyembuhan. Terutama pada tumor jinak, operasi eksisi dapat memberikan kesembuhan
sempurna. Umumnya jaringan biopsi harus diperoleh melalui laparotomi.
Indikasi radioterapi adalah tumor yang tidak mungkin dsoperasi, sisa tumor setelah
operasi, tumor yang radiosensitif seperti limfoma malignum, dan sebafgai terapi adjuvan
tertentu. (Karnadiharaja, 2004).
perkawinan
DAFTAR PUSTAKA
Aquilino, M.L., et al. 2004. Nursing Outcomes Classification (NOC). Fourt Edition.
Missouri: Mosby Elsevier.
Karnadiharaja, W. 2004. Bedah Retroperineum. Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
McCloskey, J.C. 2004. Nursing Interventions Classification (NIC). Fourth Edition. Missouri:
Mosby Elsevier.
NANDA International. 2012. Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.
Smeltzer, S. C & Bare, B. G. 2002. Keperawatan Medikal-Bedah. Volume 1. Edisi 8. Jakarta:
EGC