Oleh karena itu, kita bisa memperkirakan di mana tempat absorpsi obat
tergantung pH obat. Obat bersifat asam seperti asetosal (aspirinR), ibuprofen (prorisR),
asam mefenamat (ponstanR) pasti akan mengalami absorpsi di lambung bukan di usus.
Sebabnya adalah dalam lambung yang bersuasana asam obat-obat asam akan mengalami
bentuk molekul yang lebih banyak dibandingkan bentuk ionnya (bentuk ion larut air
mudah diekskresikan, bukan diabsorpsi). Selama proses absorpsi, obat mengalami
penurunan jumlah karena tak semua obat diabsorpsi
Setelah obat ditelan, maka obat akan segera mencapai lambung. Di lambung obat akan
mengalam absorbsi. Setelah obat mencapai lambung, obat akan meneruskan perjalannya ke
usus halus. Di usus halus ini, obat diabsorbsi (diserap). Ada beberapa hal yang
mempengaruhi kecepatan absorbsi obat. Pertama, kelarutan obat, obat yang larut dapat segera
diserap oleh tubuh, semakin cair bentuk suatu obat maka akan semakin cepat diabsorbsi.
Sirup lebih cepat diabsorbsi dari pada obat bentuk tablet. Karena itu bila meminum obat,
seharusnya diminum dengan segelas air putih (jangan dengan susu atau jus) untuk
mempercepat kelarutan obat. Kedua, obat dapat berinteraksi dengan makanan atau obat yang
lain karena pada makanan mungkin terdapat zat-zat yang dapat merusak struktur kimia obat
sehingga bisa merusak obat. Obat juga dapat beriteraksi dengan obat lainya sehingga bisa
merusak struktur obat. Karena itu pengosongan lambung sebelum meminum obat itu perlu.
Pada proses absorpsi ini terjadi perpindahan massa obat, dikarenakan adanya perbedaan
konsentrasi dari obat dan juga perbedaan konsentrasi yang terdapat dalam lamina propria
yaitu lapisan pembuluh darah, oleh karena perbedaan konsentrasi itu terjadi absorpsi yaitu
penyerapan molekul obat yang akan melewati membran mukosa dan menuju lamina propria.
Dimana saat obat telah di absorpsi dan menuju lamina propria, molekul tersebut akan menuju
seluruh tubuh dan sebagiannya menuju liver untuk mengalami proses metabolism dan
ekskresi
Tidak semua seratus persen dapat terabsorbsi
Kemudian dengan mengetahui tempat absorpsi dipengaruhi oleh pHkita dapat tahu cara
konsumsi obat maka, obat asam jika dikonsumsi sesudah makan selain efeknya maksimal
juga efek samping nyeri lambung akan tereduksi dengan nyata. Sebaliknya obat seperti
parasetamol yang bersifat kurang asam lebih baik dikonsumsi sebelum makan, dengan
harapan saat ada makanan masuk lambung maka parasetamol akan terdorong ke usus di
mana menjadi tempat absorpsi yang maksimal bagi obat jenis kurang asam. Jadi perlu
ditegaskan kalau setiap obat memiliki sifat fisika kimia berbeda yang menyebabkan tak
semua obat harus dikonsumsi setelah makan. Masih banyak contoh obat yang bisa
dikonsumsi sebelum makan, bahkan adanya makanan di lambung bagi beberapa obat justru
akan mengurangi efeknya seperti berbagai jenis antibiotik.
Obat oral lebih mudah diabsorpsi, jika diberikan diantara waktu makan. Saat lambung
terisi makanan, isi lambung secara perlahan diangkut ke duodenum, sehingga absorpsi
melambat. Beberapa makanan dan antasida membuat obat berikatan membentuk kompleks
yang tidak dapat melewati lapisan saluran cerna. Contoh, susu menghambat absorpsi zat besi
dan tetrasiklin. Beberapa obat hancur akibat peningkatan keasaman isi lambung dan
pencernaan protein selama makan. Selubung enterik pada tablet tertentu tidak larut dalam
getah lambung, sehingga obat tidak dapat dicerna di dalam saluran cerna bagian atas.
Selubung juga melindungi lapisan lambung dari iritasi obat.