Anda di halaman 1dari 35

ETIKA PROFESI INSINY

UR

Siapa itu Insinyur?


Definisi pertama:
Insinyur adalah seseorang yang dalam
melaksanakan profesinya menggunakan
pengetahuan matematika dan
pengetahuan alam, yang diperoleh dari
pendidikan, pengalaman dan pelatihan
definisi lain:
Sebutan Profesi bagi seorang Sarjana
Teknik atau Sarjana Teknologi Pertanian,
dan telah terdaftar sebagai Anggota PII

Aspek kemampuan Insinyur berdasar


ABET (Accreditation Boarnd of
Engineering & Technology/ Badan
Akreditasi Keinsinyuran & Teknologi di
Amerika) ENGINEERING CRITERIA 2000:
Kemampuan menerapkan pengetahuan
matematika; ilmu pengetahuan dan engineering
Kemampuan merancang dan melaksanakan
eksperimen (uji kembang). Termasuk
menganalisis dan menafsirkan data/hasil uji
Kemampuan merancang suatu sistem
komponen, proses dan metoda unutk memenuhi
kebutuhan yang diinginkan
Kemampuan mengidentifikasi, memformulasi
dan memecahkan masalah-masalah
engineering

Kemampuan untuk berperan atau


berfungsi dalam tim kerja multi disiplin
Kemampuan komunikasi efektif
pemahaman terhadap dampak dari
penyelesaian engineering konteks
sosial dan global
Kesadaran akan kebutuhan dan
kemampuan untuk memenuhi dalam
proses belajar sepanjang hayat
pengetahuan terhadap permasalahan
mutakhir
Kemampuan menggunakan teknikteknik, ketrampilan; dan peralatan
engineering modern yang diperlukan

Tugas Pokok Insinyur Indonesia


Menciptakan budaya teknologi dan
memelihara etika profesi agar para
insinyur selalu menjaga integritas dan
akuntabilitas publiknya.
Membina dan mengembangkan
kerjasama dengan lembaga legislasi,
pemerintah, perguruan tinggi, lembaga
riset Industri, dan dunia usaha,
mengenai hal-hal yang dibutuhkan
untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta
pembinaan profesi keinsinyuran

Membina dan mengembangkan


kerjasama dengan asosiasi keinsinyuran
dalam negeri maupun negara lain baik
secara bilateral maupun multilateral
Membina dan mengembangkan
kemampuan/kompetensi profesional
para insinyur secara terus menerus
agar senantiasa sesuai dengan prinsip
dan standar kerja profesional yang
berlaku secara internasional.
Memperjuangkan aspirasi dan
melindungi kepentingan para insinyur
agar hak dan kewajiban profesionalnya
dapat terpenuhi dalam rangka berperan

Menyelenggarakan Sistem Sertifikasi


Insinyur Profesional agar para insinyur
dapat diakui dan mendapat
penghargaan berdasarkan
kemampuan profesionalnya
Menyelenggrakan sistem advokasi di
bidang keinsinyuran.
Melaksanakan Sistem Setifikasi
Insinyur Profesional (SSIP)

PROFESI INSINYUR
SEBUAH TINJAUAN KOMPARATIF
Seorang insinyur saat ini tidak hanya
dibekali dengan medium desain
teknologi dan perangkat keras
enjinering, tetapi telah menjelma jadi
perpaduan medium-medium tersebut
dengan pola pikir manajemen yang
progresif dan struktural

Insinyur adalah sebuah profesi.


Keprofesian insinyur kurang lebih sama dengan
keprofesian lain, seperti dokter, guru, pengacara
dan lain-lain. Dewasa ini, pembicaraan tentang
profesi dan kode etika insinyur kembali dibahas
dan dimunculkan. Berbagai opini dimunculkan
dan salah satu diantaranya yaitu perlunya studi
komparatif atau perbandingan profesi insinyur
dengan profesi lainnya. Seperti halnya profesi
dokter, guru, pengacara, dan sebagainya maka
insinyur bisa diklasifikasikan pula sebagai sebuah
profesi.

Dalam hal ini Accreditation Board for


Engineering and Technology (ABET,
1993) telah mendefinisikannya
sebagai :
"the profession in which a knowledge of
the mathematical and natural sciences
gained by study, experience and
practice is applied with judgement to
develop ways to utilize, economically,
the materials and forces of nature for

Dengan mengacu pada pengertian dan


pemahaman profession tersebut di
atas, maka tampak jelas bahwa ruang
lingkup kegiatan rekayasa
(keinsinyuran) bisa disejajarkan dengan
kegiatan dalam lingkup kedokteran,
keguruan, kepengacaraan maupun
keprofesian lainnya. Ilmu
rekayasa/keinsinyuran (engineering)
sendiri secara umum dipahami sebagai
ilmu terapan (applied science) atau
penerapan dari prinsip-prinsip ilmiah
melalui penggunaan model dan

Dalam konteks kekinian, makna


insinyur secara etimologis telah
mengalami ameliorasi. Insinyur dahulu
dikenal sebagai ahli teknisi yang
mampu membuat jembatan, bangunan,
dan mesin-mesin pertanian. Insinyur
saat ini tidak hanya menempatkan
posisi keberartian insinyur sebagai ahli
teknisi saja, tetapi juga
menempatkannya sebagai seorang
pemikir dan pembangun yang moderat.
Pada masa sekarang, hampir setiap
rumpun ilmu memerlukan peran
seorang insinyur. Insinyur dibutuhkan

Seorang insinyur saat ini tidak hanya


dibekali dengan medium desain teknologi
dan perangkat keras enjinering, tetapi telah
menjelma jadi perpaduan medium-medium
tersebut dengan pola pikir manajemen yang
progresif dan struktural. Pergeseran makna
insinyur telah membawa suatu dampak
logis guna memunculkannya kembali dalam
studi komparasi sederhana dengan profesiprofesi lainnya.

Guru adalah sebuah profesi yang dapat


dijadikan sebagai objek pembanding.
Profesi guru hingga saat ini menjadi
sebuah profesi yang appreciate bila
dihubungkan dengan aspek non
materiil, berupa transfer of knowledges
dan transfer of value dari seorang guru
pada peserta didiknya. Profesi guru
terbagi atas tiga (3) fungsi umum, yaitu
guru sebagai konselor, guru sebagai
motivator dan guru sebagai fasilitator.
Seorang guru dalam posisinya sebagai
konselor mengambil peranan sebagai
psikolog dan pengayom kebutuhan non

Disamping itu, ia juga lebih berperan


sebagai penunjuk dan penyedia media
ajar yang kemudian dikenal sebagai
educational facilitator. Pada saat itu,
profesi guru menjadi sebuah profesi
yang prestisius yang layak memeroleh
nilai lebih dalam pandangan strata
masyarakat.
Keberadaan seorang guru mampu
melahirkan ratusan sumber daya
manusia yang berkualitas di masa
datang. Bahkan lebih dari itu, peran
seorang guru turut andil dalam
melahirkan generasi-generasi profesi
lainnya seperti dokter, pengacara,

Bagian dari deskripsi tugas seorang


guru adalah menyiapkan sumber
(bahan) pembelajaran, media
pembelajaran, kurikulum, dan strategi
ajar. Deskripsi tugas ini tentu saja
membutuhkan kemauan, semangat dan
ketekunan guna melahirkan
pendidikan
yang
pembekalan
Dalam analisis
sederhana,
ada
berkualitas
bagi peserta
didik.
beberapa kriteria
kesamaan
antara
profesi keguruan dan keinsinyuran,
diantaranya dilihat dari aspek
kemampuan, keahlian, kompetensi,
kecakapan hidup, dan kode etika.
Beberapa komparasi tersebut dan

Dalam analisis sederhana, ada


beberapa kriteria kesamaan antara
profesi keguruan dan keinsinyuran,
diantaranya dilihat dari aspek
kemampuan, keahlian, kompetensi,
kecakapan hidup, dan kode etika.
Beberapa komparasi tersebut dan
perbedaan deskripsinya diperlihatkan
dalam Tabel 1. berikut.

Tabel 2. Kompetensi Guru dalam


Standardisasi Profesi2

Perbandingan melalui analisis


sederhana tersebut di atas tidak
semata memberikan gambaran bagi
banyak kalangan tentang keberadaan
insinyur sebagai sebuah profesi.
Perbandingan tersebut setidaknya
mendasari satu pertanyaan, dalam
posisi mana keberadaan insinyur saat
ini apabila dilihat dari profesionalitas,
kepatuhan terhadap kode etik, serta
yang paling sentral yaitu kemampuan
bobot atau kompetensi yang dipunyai
insinyur itu sendiri. Kode etik adalah
rambu-rambu yang tidak dapat
diindahkan oleh seorang insinyur atau

Etika profesi keinsinyuran menurut


Bennet4 (1996) didefinisikan sebagai
"study of the moral issues and decisions
confronting individuals and organizations
involved in engineering". Dengan
demikian, kode etik berhubungan dengan
masalah moral, individu dan atau
organisasi yang memuat sanksi yang
dapat diberikan oleh wadah asosiasi
profesi yang memayunginya.

Disamping profesi guru, juga terdapat


profesi lain yang tidak kalah penting
yaitu profesi dokter. Profesi kedokteran
sebenarnya telah lama menjadi sasaran
kritik sosial yang tajam3. Rasa kurang
puas terhadap profesi kedokteran
muncul dalam media massa. Sejauh ini,
masyarakat biasanya baru tersentak
jika pelanggaran etik kedokteran telah
menyangkut bidang hukum. Dengan
semakin berkembangnya kesadaran
masyarakat akan hak dan kewajiban
profesi kedokteran, maka tindakantindakan yang merupakan pelanggaran

Hal-hal yang dahulu tidak dikenal


sebagai pelanggaran, sekarang sudah
mulai disadari. Bahkan tindakantindakan yang sebenarnya tidak
termasuk pelanggaran etik dengan
mudahnya dianggap sebagai
pelanggaran etik dan dinyatakan
sebagai malpraktik. Hal tersebut
kemudian menimbulkan kesan
bertambahnya kasus-kasus
pelanggaran etik. Namun bukan berarti
profesi guru atau insinyur dapat
terlepas dari persoalan kode etik yang
pelik sepertihalnya profesi dokter.

Pada dasarnya profesi dokter dan insinyur memiliki


dua (2) kesamaan yang sangat substansial yaitu
peranan dalam memegang teguh prinsip dasar
dan kode etik profesi, serta acuan dasar
kompetensi yang digariskan secara bersama oleh
asosiasi profesi dari masing-masingnya. Asosiasi
profesi dokter di Indonesia dipayungi oleh Ikatan
Dokter Indonesia (IDI), sementara asosiasi profesi
insinyur Indonesia diorganisir oleh Persatuan
Insinyur Indonesia (PII).
Tabel 3. Perbandingan Profesi Dokter dan Insinyur

Perbandingan melalui analisis


sederhana tersebut di atas tidak
semata memberikan gambaran bagi
banyak kalangan tentang keberadaan
insinyur sebagai sebuah profesi.
Perbandingan tersebut setidaknya
mendasari satu pertanyaan, dalam
posisi mana keberadaan insinyur saat
ini apabila dilihat dari profesionalitas,
kepatuhan terhadap kode etik, serta
yang paling sentral yaitu kemampuan
bobot atau kompetensi yang dipunyai
insinyur itu sendiri. Kode etik adalah
rambu-rambu yang tidak dapat

Etika profesi keinsinyuran menurut


Bennet4 (1996) didefinisikan sebagai
"study of the moral issues and
decisions confronting individuals and
organizations involved in engineering".
Dengan demikian, kode etik
berhubungan dengan masalah moral,
individu dan atau organisasi yang
memuat sanksi yang dapat diberikan
oleh wadah asosiasi profesi yang
memayunginya.
Pengenalan dan pemahaman mengenai
etika profesi keinsinyuran ini perlu
dilakukan sedini mungkin, bahkan

Accreditation Board for Engineering and


Technology (ABET) sendiri secara
spesifik memberikan persyaratan
akreditasi yang menyatakan bahwa
setiap mahasiswa teknik (engineering)
harus mengerti betul karakteristik etika
profesi keinsinyuran dan penerapannya.
Dengan persyaratan ini, ABET
menghendaki setiap calon insinyur
harus betul-betul memahami etika
profesi, kode etik profesi dan
permasalahan yang timbul diseputar
profesi yang akan ditekuninya nanti.

Adapun kekurangan yang dihadapi oleh


kalangan insinyur saat ini adalah
anggapan minor terhadap terjadinya
deteriorisasi kode etik dan atau
kemampuan keinsinyuran yang
berdampak terhadap brand
profesionalitas insinyur itu sendiri.
Kelebihan dan Kekurangan Profesi
Insinyur dengan Guru dan Dokter
Secara konseptual, profesi insinyur
memiliki perbedaan dengan profesi
guru. Profesi guru diperoleh melalui
sertifikasi formal yang dilegalkan oleh
Institut Keguruan atau Universitas yang
memegang paten keguruan. Sementara

Di Indonesia, sertifikasi insinyur disahkan


oleh asosiasi PII dan setiap calon insinyur
diharuskan untuk mengikuti kegiatan rutin
yang dapat mendukung pemahaman dan
kompetensi calon insinyur terhadap
bidang kajiannya. Profesi dokter
sebenarnya tidak berbeda jauh dengan
profesi insinyur, pokok fondasi dari kedua
profesi ini tidak jauh berbeda karena
memegang teguh kode etik masingmasing yang dalam garis besar dibedakan
atas etika kemanfaatan umum
(utilitarianism ethics), etika kewajiban
(duty ethics), etika kebenaran (right
ethics), etika keunggulan/ kebaikan (virtue

Kesamaan lain dari keduanya (insinyur


dan dokter) adalah sama-sama
menuntut keahlian rasional-matematika
(basic sciences) dan meramunya dengan
permasalahan praktis di lapangan.
Perbedaan yang cukup menonjol saat ini
yaitu seorang insinyur harus dibekali
dengan sedikit pengetahuan organisasi
dan manajerial yang secara teoritik tidak
diperoleh lewat bangku pembelajaran
keguruan/kedokteran. Adapun
kekurangan yang dihadapi oleh kalangan
insinyur saat ini adalah anggapan minor
terhadap terjadinya deteriorisasi kode

Pengakuan terhadap legalisasi profesi


insinyur pada saat sekarang tidak
sebaik pandangan masyarakat
terhadap profesi lain, seperti dokter dan
pengacara. Sebagai pandangan logis,
setiap dokter atau pengacara dapat
mengambil peruntungan legalisasi
profesi dengan membuka praktik umum
atau komersialisasi penyediaan jasa
secara legal. Berbeda dengan saat ini,
seorang insinyur yang telah
bersertifikasi tidak dapat dengan
segera membuka penyediaan jasa
konsultan sebelum terlebih dahulu

PENERAPAN
Dalam kenyataannya, penerapan kode
etik profesi belum sepenuhnya dapat
diterapkan secara baik oleh
keseluruhan profesi (guru, dokter,
insinyur). Pelaksanaan pedoman kode
etik profesi seharusnya diimbangi
dengan pemuatan sanksi hukum tertulis
terhadap pelanggaran poin kode etik
tersebut. Pelanggaran kode etik dapat
saja terjadi untuk profesi apapun, dan
sanksi hukum untuk tiap profesi adaptif

Pelanggaran dalam etika profesi dapat


berupa pelanggaran terhadap perbuatan
yang tidak mencerminkan respek
terhadap nilai-nilai yang seharusnya
dijunjung tinggi oleh profesi atau
pelanggaran perbuatan pelayanan jasa
profesi yang kurang mencerminkan
kualitas keahlian yang kurang dapat
dipertanggung-jawabkan.
Profesi dokter dan insinyur adalah profesi
yang tidak hanya berhubungan dengan
individu atau sekelompok orang, tetapi
berhubungan langsung dengan
komunitas masyarakat dan menyangkut
kepentingan publik. Seorang insinyur

Seorang dokter juga memiliki tanggung jawab


moral terhadap pasiennya karena menyangkut
keselamatan hidup orang lain. Dengan demikian,
organisasi profesi bersama pemerintah dan
aparat hukum harus mencermati dan membuat
perundangan yang tegas terhadap tiap
pelanggaran yang berhubungan dengan
pelanggaran kode etik profesi. Pemberian sanksi
oleh asosiasi profesi saja tidak cukup tanpa
adanya sanksi atau perundangan hukum yang
dapat mengikat pelaku pelanggar kode etik
profesi tersebut.

Disadur dari tuliasn karya: Insannul


Kamil. Dosen Tetap Jurusan Teknik
Industri Universitas Andalas Padang.
Ketua Umum Persatuan Insinyur
Indonesia (PII) Wilayah SUMBAR.
Andhika Dinata. Mahasiswa Riset Jurusan
Teknik Industri Universitas Andalas. Saat
ini sedang menyelesaikan studi di
almamternya tersebut.

Anda mungkin juga menyukai