CATATAN:
DASA DARMA: TaCiPaPaReRaHeDiBerSu
3. Kode Etik Profesi
Pada dasarnya kode etik profesi mengakomodasi beberapa prinsip etika berikut ini:
1. Etika kemanfaatan umum (utilitarianism ethics), yaitu setiap langkah/tindakan yang
menghasilkan kemanfaatan terbesar bagi kepentingan umum haruslah dipilih dan
dijadikan motivasi utama;
2. Etika kewajiban (duty ethics), yaitu setiap sistem harus mengakomodasikan hal-hal
yang wajib untuk diindahkan tanpa harus mempertimbangkan konsekuensi yang
mungkin bisa timbul, berupa nilai moral umum yang harus ditaati seperti jangan
berbohong, jangan mencuri, harus jujur, dan sebagainya;
3. Etika kebenaran (right ethics), yaitu suatu pandangan yang tetap menganggap salah
terhadap segala macam tindakan yang melanggar nilai-nilai dasar moralitas.
Misalnya pembajakan hak cipta/karya orang lain, apapun alasannya akan tetap
dianggap salah karena melanggar nilai etika akademis;
4. Etika keunggulan.kebaikan (virtue ethics), yaitu suatu cara pandang untuk
membedakan tindakan yang baik dan salah dengan melihat dari karakteristik
(perilaku) dasar orang yang melakukannya; dan
5. Etika sadar lingkungan (environmental ethics), yaitu suatu etika mengajak
masyarakat untuk berpikir dan bertindak dengan konsep masyarakat modern yang
sensitif dengan kondisi lingkungannya.
3.1. Kode Etik Insinyur Indonesia:
I. Catur Karsa Insinyur Indonesia
Empat prinsip dasar:
Mengutamakan keluhuran budi.
Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk
kepentingan kesejahteraan umat manusia.
Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan
masyarakat, sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan
keahlian profesional keinsinyuran.
3.2. Kode Etik Insinyur Indonesia:
II. Sapta Dharma Insinyur Indonesia
Tujuh tuntunan sikap:
Insinyur Indonesia senantiasa mengutamakan keselamatan, kesehatan
dan kesejahteraan masyarakat.
Insinyur Indonesia senantiasa bekerja sesuai dengan kompetensinya.
Insinyur Indonesia hanya menyatakan pendapat yang dapat
dipertanggung-jawabkan.
Insinyur Indonesia senantiasa menghindari terjadinya pertentangan
kepentingan dalam tanggung jawab tugasnya.
Insinyur Indonesia senantiasa memegang teguh kehormatan, integritas
dan martabat profesi.
Insinyur Indonesia senantiasa mengembangkan kemampuan
profesionalnya.
4. KODE ETIK HPJI: PRINSIP DASAR
1. Menjunjung tinggi keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Mahaesa
2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuan
untuk kesejahteraan umat manusia secara
berkelanjutan.
3. Bekerja secara profesional untuk kepentingan
masyarakat, bangsa, negara, dan organisasi.
4. Meningkatkan pengetahuan dan kompetensi
serta menjunjung tinggi martabat profesinya.
4.1 KODE ETIK HPJI
Anggota HPJI:
1. Wajib bertindak konsekuen, jujur, dan adil dalam menjalankan profesinya,
2. Wajib menghormati profesi lain dan tidak boleh merugikan nama baik serta
profesi orang lain,
3. Wajib memperhatikan dengan sungguh-sungguh dan tidak merugikan
kepentingan umum, khususnya yang menyangkut lingkungan,
4. Setia dan taat pada peraturan dan perundang-udangan yang berlaku,
5. Harus bersedia memberi bimbingan dan pelatihan untuk meningkatkan
profesionalisme sesama anggota,
6. Wajib memenuhi baku kinerja dan tanggung jawab profesi dengan integritas
tinggi dan tidak akan menerima pekerjaan di luar bidang keahlian teknisnya,
7. Wajib menjunjung tinggi martabat profesi, bersikap terhormat, dapat dipercaya,
dan bertanggung jawab secara profesional berasaskan kaidah keilmuan,
kepatutan, dan kejujuran intelektualitas,
8. Dengan menggunakan pengetahuan dan keahlian yang dimilikinya wajib
menyampaikan pendapat dan pernyataan dengan jujur berdasarkan bukti dan
tanpa membedakan.
4.2 KODE ETIK HPJI: KAIDAH UMUM TATALAKU
1. Kejujuran (honesty)
2. Keadilan (fairness)
3. Satunya pikiran, ucapan, dan tindakan (integrity)
4. Dapat dipertanggungjawabkan (accountability)
5. Kebertanggungjawaban (responsibility)
6. Kesetiaan kepada bangsa dan neegara (loyality)
7. Tepat janji (committed)
8. Menghormati orang lain (respect to other)
9. Mengutamakan kepentingan masyarakat (community)
10. Menjanjikan karya terbaik (pursuit to excellence)
11. Mendukung perkembangan ilmu pengetahuan
12. Mengupayakan dan menjaga pelestarian lingkungan.
Etos Kerja Insinyur
1. Pengertian Etos Kerja
Beberapa definisi dari Etos Kerja adalah:
Keyakinan yang berfungsi sebagai panduan tingkah laku bagi seseorang,
sekelompok orang atau sebuah institusi.
Perilaku khas suatu komunitas atau organisasi, mencakup motivasi yang
menggerakkan, karakteristik utama, spirit dasar, pikiran dasar, kode etik, kode
moral, kode perilaku, sikap-sikap, aspirasi-aspirasi, keyakinan-keyakinan,
prinsip-prinsip, standar-standar.
Himpunan perilaku positif yang lahir sebagai buah keyakinan fundamental dan
komitmen total pada himpunan paradigma kerja yang integral.
Pengertian etos kerja menurut (Cliford Geerta, 2000:9) merupakan refleksi dari
sikap hidup yang mendasar yang bersumber dari nilai-nilai tersebut yang
diwujudkan dalam bentuk kegairahan kerja.
Menurut Herell bahwa etos kerja itu adalah suatu nilai budaya yang menurut
seseorang menginvestasikan sumber-sumber dayanya dalam usaha jangka
panjang guna meningkatkan kesejahteraan materi dan meningkatkan martabat
sosialnya.
2. Pengertian Etos Kerja
Studi-studi sosiologi dan manajemen mengaitkan antara
etos kerja manusia (atau komunitas) dengan keberhasilan
manusia:
“bahwa keberhasilan di berbagai wilayah kehidupan ditentukan oleh
sikap, perilaku dan nilai-nilai yang diadopsi individu-individu manusia
di dalam komunitas atau konteks sosialnya”
Etos kerja mempunyai pengaruh dengan semangat dan
bergairahnya karyawan dalam melakukan pekerjaannya
sehingga hasil yang dicapai juga akan dapat meningkat baik
dalam hal kualitas maupun kuantitas.
3. Penilaian Etos Kerja:
Etos Kerja Tinggi
Mengingat kandungan yang ada dalam pengertian etos kerja, adalah
unsur penilaian, maka secara garis besar dalam penilaian itu, dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu penilaian positif dan negatif.
Berpangkal tolak dari uraian itu, maka menurut bahwa suatu individu
atau kelompok masyarakat dapat dikatakan memiliki etos kerja yang
tinggi, apabila menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut:
Mempunyai penilaian yang sangat positif terhadap hasil kerja manusia.
Menempatkan pandangan tentang kerja, sebagai suatu hal yang amat luhur
bagi eksistensi manusia.
Kerja yang dirasakan sebagai aktivitas yang bermakna bagi kehidupan
manusia.
Kerja dihayati sebagai suatu proses yang membutuhkan ketekunan dan
sekaligus sarana yang penting dalam mewujudkan cita-cita,
Kerja dilakukan sebagai bentuk ibadah.
4. Penilaian Etos Kerja:
Etos Kerja Rendah
Sedangkan bagi individu atau kelompok masyarakat, yang
dimiliki etos kerja yang rendah, maka akan menunjukkan ciri-
ciri yang sebaliknya, yaitu:
Kerja dirasakan sebagai suatu hal yang membebani diri,
Kurang dan bahkan tidak menghargai hasil kerja manusia,
Kerja dipandang sebagai suatu penghambat dalam
memperoleh kesenangan,
Kerja dilakukan sebagai bentuk keterpaksaan,
Kerja dihayati hanya sebagai bentuk rutinitas hidup.
5. Etos Kerja yang Baik
▪ Aktif ▪ Jujur ▪ Ramah
▪ Ceria ▪ Kerja Keras ▪ Sabar
▪ Dinamis ▪ Kerja Tim ▪ Semangat
▪ Disiplin ▪ Konsisten ▪ Tanggung Jawab
▪ Efektif ▪ Kreatif ▪ Tekun
▪ Efisien ▪ Lapang Dada ▪ Teliti
▪ Energik ▪ Membagi ▪ Tepat Waktu
▪ Fokus ▪ Menghargai ▪ Teratur
▪ Gesit ▪ Menghibur ▪ Terkendali
▪ Ikhlas ▪ Optimis ▪ Toleran
▪ Interaktif ▪ Peka ▪ Total
▪ Jeli ▪ Rajin ▪ Ulet
6. Dimensi Kesadaran dalam Etos Kerja:
Dimensi Makrifat (aku tahu)
Seseorang yang memiliki etos kerja yang baik harus
memperhatikan 7 (tujuh) knows, yaitu:
- Korupsi Transaktif
- Korupsi Pemerasan
- Korupsi Investif
- Korupsi Defensif
- Korupsi Dukungan
MENERIMA HADIAH , SUAP, KOMISI, DISKON KHUSUS &
ENTERTAINMENT DI LUAR BATAS KEWAJARAN
Diskon khusus yang tidak diberikan kepada umum dari supplier atau entertaint
di luar batas kewajaran termasuk suap yang terselebung. Oleh karena itu para
Pegawai dilarang menerimanya.
TANYA / JAWAB :
‘bermasalah’
Ketua Pengadilan Tinggi Jakarta:
Peradilan Belum Berubah, Masih Buruk!
Buruk : 61,2%
Baik : 29%
Tidak Tahu : 10,8%
Tahun 2005
Transparancy Internasional menempatkan
Indonesia sebagai negara terkorup no 6 se jagad.
Indeks Persepsi Korupsi (IPK)
IPK merupakan indeks persepsi pebisnis dalam urusan
bisnis, di antaranya:
Ijin-ijin usaha (ijin domisili, ijin usaha, HGU, IMB, ijin ekspor,
angkut barang, ijin bongkar muat barang, dll.).
Pajak (restitusi pajak, penghitungan pajak, dispensasi pajak).
Pengadaan barang dan jasa pemerintah (prosedur tender,
penunjukan langsung, dll.).
Proses pengeluaran dan pemasukan barang di pelabuhan
(bea cukai).
Pungutan liar oleh polisi, imigrasi, tenaga kerja.
Proses pembayaran termin proyek dari KPKN.
Indeks Persepsi
Korupsi
Indeks
Posisi Persepsi
Nama Negara
Negara
IPK Korupsi 2005
Posisi Nama
Negara
Negara IPK