Anda di halaman 1dari 64

KEBANGUNAN ROHANI YANG SEJATI

Istilah KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) sudah menjadi istilah yang begitu
akrab ditelinga orang Kristen dari berbagai denominasi dan organisasi. Istilah ini
muncul dan menjadi ciri khas dari gereja-gereja beraliran Pentakosta dan
Kharismatik sejak tahun 70-an dan menjadi istilah yang akrab sekitar tahun
1990-an hingga kini.
Karakteristik ibadah-ibadah dalam KKR meliputi khotbah yang ringan dan
impresif, penyembuhan massal, pujian dan penyembahan, ibadah yang tidak
terikat liturgi, pembahasan mengenai kuasa Yesus, pengusiran roh-roh jahat,
pengurapan dengan minyak, kotbah perihal akhir zaman dan kekudusan, bahkan
ajaran perihal Teologi Sukses atau Teologi Kemakmuran yang biasa disebut
Teologi Anak Raja.
Namun demikian apakah hakikat Kebangunan Rohani itu? Benarkah kebaktiankebaktian KKR yang merebak sekitar tahun 1990-an hingga sekarang merupakan
kebangunan rohani yang sejati? Sebelum kita membahas pertanyaan-pertanyaan
tersebut, kita akan meninjau secara singkat latar belakang kemunculan
fenomena Kebaktian Kebangunan Rohani yang menjadi ciri dan karakter gerejagereja beraliran Pentakosta dan Kharismatik.
Latar Belakang
Tidak ada satupun gerakan modern yang tidak menemukan bentuknya yang
sekarang yang tidak memiliki akar sejarah dan pengaruh dari gerakan-gerakan
sebelumnya. Demikian pula dengan peribadatan KKR, memiliki sumber dan akar
dari gerakan-gerakan sebelumnya di masa lalu.
Ada dua gerakan yang memberikan pengaruh secara tidak langsung yaitu
Pietisme dan Great Awakening.
Pengaruh Pietisme
Richard Kennedy memberikan definisi singkat sbb: A seventeenth century
German Protestan Movement (Gerakan kaum Protestan Jerman di Abad XVII)[1].
Pdt. Leonard Hale,MTh., memberikan catatan pendahuluan mengenai Pietisme
sbb: Tanpa Pietisme tidak bisa dibayangkan bagaimana Injil bisa masuk ke
Indonesia, sebab tokoh-tokoh pekabaran Injil yang bekerja di Indonesia melalui
badan-badan pekabaran injil adalah tokoh-tokoh yang dipengaruhi Pietisme[2]
Pietisme lahir sebagai reaksi terhadap kebekuan dalam kehidupan iman dan
peribadatan gereja-gereja di Jerman. Istilah Pietisme pertama kali muncul sekitar
tahun 1677 di Darmstadt Jerman di kalangan Lutheran untuk menamai beberapa
kelompok orang yang memiliki kehidupan saleh (Collegia Pietatis). Sejak tahun
1669 Jacob Spener bangkit menjadi pemimpin gerakan ini dan menerbitkan buku
dengan judul Pia Desideria untuk memberikan dasar bagi seluruh kegiatan
praktis tersebut. Alasan Spener membentuk kelompok-kelompok kesalehan
dikarenakan Jerman sedang dilanda kemerosotan moral yang dahsyat akibat
peperangan 30 tahun antara Roma Katolik dan gereja Reformasi (1618-1648).

Sekalipun perang telah berakhir dengan ditandai adanya Perjanjian Munster


tahun 1648 namun kerusakan sosial dan moral yang ditinggalkan telah merusak
sendiri-sendi kehidupan sosial dan keagamaan[3]. Gerakan Pietisme tidak begitu
kuat pengaruhnya di kalangan Calvinis di Prancis karena pada dasarnya ajaran
Predestinasi dan disiplin kerohanian yang dianjurkan Calvin sendiri begitu ketat
dan telah diterapkan sebagai gaya hidup keseharian[4].

Sesuai dengan namanya, Pietisme menekankan kesalehan hidup. Kesalehan ini


diekspresikan dalam empat wilayah yaitu:[5]
Natura Pietatis
Kaum Pietis percaya bahwa sifat dasar manusia itu baik. Sifat dasar ini menjadi
rusak poleh karena dosa. Melalui kelahiran kembali maka sifat dasar manusia
yang telah berdosa dapat dipulihkan menjadi baik kembali. Kelahiran kembali
bukan berarti peristiwa yang sudah selesai namun merupakan sebuah proses
yang menuju kesempurnaan. Oleh karenanya dikembangkan pola devosi seperti
pembacaan kitab suci, persekutuan doa, berpuasa dll.

Collegia Pietatis

Kaum Pietis menekankan kehidupan personal atau individual serta komunal


untuk mengenal dan mengalami Tuhan secara pribadi. Oleh karenanya mereka
bergiat dalam persekutuan-persekutuan kesalehan.

Praksis Pietatis

Kaum Pietis tidak berminat dalam teologi dan perdebatan-perdebatan seputar


tafsir Kitab Suci. Mereka gemar menjalani kehidupan praktis yang saleh. Salah
seorang pemimpinnya bernama Lewis Bayly menuliskan buku berjudul Practice
of Piety memberikan pedoman kehidupan kudus keseharian mulai dari doa-doa
harian hingga pedoman menghadapi penyakit dan penderitaan. Demikian pula
William Ames menuliskan buku dengan judul Medulla Sacrae Theologiae. Dalam
buku ini Ames mengatakan bahwa doktrin bergaul dengan iman, hidup bergaul
dengan ketaatan dan keduanya dirangkul oleh suara hari. Suara hati tidak boleh
dibatasi hanya pada kehidupan individu namun dia harus mencapai kehidupan
yang lebih luas yaitu masyarakat.

Reformatio Pietatis

Kaum Pietis menganggap reformasi Luther belum selesai dan tidak menyeluruh.
Luther tidak membahas perihal moral dan kesalehan, sehingga Spener
menuliskan gagasannya dalam buku Pia Desideria dan berbagai tulisan bernada
apokaliptik dan ramalan mulai dikembangkan seperti Bengel yang meramalkan
kedatangan Mesias yang kedua kali.

Pengaruh Great Awakening

The Great Awakening (Kebangunan Besar) diartikan sebagai, religious revival in


American religious history (kebangunan keagamaan dalam sejarah keagamaan
Amerika)[6]. The Great Awakening pun merupakan dampak dari gerakan
Pietisme Jerman. Jika di Inggris, muncul Gerakan Metodis yang berasal dari
Gereja Anglikan oleh dua bersaudara bernama John Wesley (1703-1791) dan
Charles Wesley. Sementara di Amerika muncul The Great Awakening yang
meliputi empat gelombang besar yaitu:[7]

Great Awakening I

Ketika Amerika mengalami kemerosotan moral bangkitlah tokoh bernama


Jonathan Edward (1703-1758) Menurut Stanford Encyclopedia of Philosophy,
Edward dijuluki is widely acknowledged to be America's most important and
original philosophical theologian," (yang secara luas diakui sebagai orang
Amerika terpenting dan teolog yang memiliki filsafat yang asli)[8] . Edwards
dikenal luas dengan banyak buku yang dia tulis al., The End For Which God
Created the World; The Life of David Brainerd, yang menginspirasi banyak para
misionari untuk pergi di Abad XVIII; bukunya yang berjudul Religious
Affections,masih menjadi rujukan kaum Evanggelikal hingga kini.

Edward pun produktif menuliskan kotbah-kotbahnya. Dari sekian kotbahnya


salah satunya yang mendatangkan kebangunan rohani besar dengan judul
Sinners in the Hands of an Angry God (Orang-orang Berdosa di Tangan Tuhan
Yang Murka) di Enfield, Connecticut tahun 1741. Jonatan Edward melukiskan
suasana ketika kotbah itu dibacakan sbb: Hampir setiap hari orang dari segala
lapisan masyarakat dan umur, memberikan perhatian kepada peristiwa-peristiwa
keagamaan dan dunia yang kekal. Yang kedengaran dimana-mana dan kapan
saja hanyalah percakapan tentang hal-hal spiritual dan hidup kekal[9]

Tony Lane memberikan gambaran mengenai kotbah terkenal tersebut sbb:


Edwards adalah pembela dan sekaligus pengritik kebangunan rohani
zamannya. Di dalam kotbahnya Sinners in the Hands of an Angry God (Orangorang Berdosa di Tangan Tuhan Yang Murka), dia menekankan secara khusus
tentang murka Tuhan, menyebabkan kebangkitan rohani.[10] Selanjutnya Tony
Lane mengutip isi kotbah Edwards sbb: (Tuhan) yang menaruh kamu di atas
lubang neraka, sama seperti kalau orang menaruh serangga yng memuakkan di
atas api, membenci kamu dan amarah-Nya yang mengerikan telah dibangkitkan.
Urka-Nya terhadapmu membara seperti api; Ia menganggap kamu tidak pantas
untuk yang lain daripada melempar kamu ke dalam api. Mata-Nya murni dan
tidak tahan melihat kamu. Kamu sepuluh ribu kali leboih buruk di dalam mataNya daripada ular berbisa yang paling dibenci dalam mata kita. Kamu sudah
menghina-Nya leboih dari seorang pemberontak melawan tuannya. Toh hanya
tangan Dia yang menahan kamu dan jatuh ke dalam api setiap saat[11]

Bukan hanya dampak spiritual yang terjadi, namun kebangunan rohani tahap
pertama ini menimbulkan perubahan politik. Joseph Tracey dalam bukunya The
Great Awakening menyitir bahwa kebangunan rohani pertama ini menjadi cikal
bakal terjadinya Revolusi Amerika dan berkembangnya demokrasi[12]

Great Awakening II

Tokoh gerakan kebangunan rohani tahap kedua adalah Charles Grandison Finney
(1792-1875) Barry Hankins, dalam bukunya The Second Great Awakening and
the Transcendentalists menjuluki Finney sebagai The Father of Modern
Revivalism (Bapak Kebangunan Rohani Modern)[13]. Beliau dikenal dengan
kotbah yang extemporaneous preaching (kotbah tanpa persiapan)[14]. Gerakan
ini pun berdampak sehingga muncullah berbagai aksi-aksi sosial dalam
menentang perbudakan di Amerika[15]

Jika Edward berlatar belakang seorang teolog maka Finney berlatar belakang
seorang pengacara. Tahun 1835, dia menuju Ohio dimana dia kemudian menjadi
profesor dan presiden Oberlin College dari 1851 sampai 1866. Sejak itu dia tekun
dalam membela persamaan dan hak-hak kaum wanita dan kulit hitam.

Dalam buku berjudul The Memoirs of Charles G. Finney, The Complete Restored
Text, oleh Garth Rosell dan Richard Dupuis dikatakan bahwa Finney pernah
menjadi anggota perkumpulan rahasia Fremasonry tingkat 3 selama 8 tahun
namun kemudian dia meninggalkannya[16].

Finney pernah mengatakan demikian, "I soon found that I was completely
converted from Freemasonry to Christ, and that I could have no fellowship with
any of the proceedings (cara kerja) of the lodge. Its oaths appeared to me to be
monstrously profane (sangat duniawi) and barbarous."[17] (Segera saya
mendapatkan bahwa saya harus bertobat dari Freemasonry kepada Mesias dan
saya tidak dapat melakukan persekutuan dengan berbagai cara kerja loji.
Sumpah Freemasonry nampak bagiku menjadi seperti sangat duniawi dan
barbarik). Finney mendapati bahwa organisasi ini sangat berbahaya dan
menentang pemerintahan terbukti dengan dugaan keterlibatan organisasi ini
dalam pembunuhan William Morgan[18]

Finney secara luas menuliskan perihal Freemasonry, dan dia menjadi pelawan
yang kokoh. Ada sekitar 200 surat terkait Masonrydalam artikel-artikel pribadinya
dan diapun menerbitkan buku dengan judul The Character, Claims, and Practical
Workings of Freemasonry pada tahun 1869[19]

Salah satu karyanya yang terkenal Religious Revival dan dituliskan kembali
dengan judul Revival Lecture dalam 5 bab oleh Fleming H. Revell Company.
Dalam bukunya tersebut, Finney mendefinisikan arti kebangunan rohani sbb: I
said that a revival is the result of the right use of the appropriate means The
means which God has enjoined for the production of a revival, doubtless have a
natural tendency to produce a revival[20] (kebangunan rohani adalah hasil dari
penggunaan yang tepat dari sebuah alat. Sebuah cara atau alat dimana Tuhan
memerintahkan untuk menghasilkan sebuah kebangunan, tanpa keraguan akan
menghasilkan kecenderungan alamiah untuk menghasilkan kebangunan rohani).

Selanjutnya beliau menjelaskan makna kebangunan secara rinci dalam lima pont
sbb:
1. A revival always includes conviction of sin on the part of the Church
(Sebuah kebangunan rohani termasuk pengakuan terhadap dosa sebagai
bagian dari Gereja)
2. Backslidden Christians will be brought to repentance (Orang Kristen yang
kembali melakukan kehidupan yang lama harus mengalami pertobatan)
3. A revival is nothing else than a new beginning of obedience to God
(Sebuah kebangunan rohani tiada lain sebuah tahapan baru bagi ketaatan
kepada Tuhan)
4. Christians will have their faith renewed (Orang-orang Kristen akan
senantiasa memperbarui keimanan mereka)

5. A revival breaks the power of the world and of sin over Christians (Sebuah
kebangunan rohani akan menghancurkan kekuatan duniawi dan dosa
terhadap orang-orang Kristen)
6. When the Churches are thus awakened and reformed, the reformation and
salvation of sinners will follow[21] (Ketika gereja-gereja dibangunkan dan
dibarui maka pembaruan dan keselamatan para pendosa akan terjadi)
Great Awakening III

Setelah Perang Saudara di Amerika antara tahun 1861 sampai 1865 muncullah
kebangunan rohani tahap ketiga dengan tokohnya Dwight L. Moody. Moody
adalah seorang awam yang bergiat dalam pemberitaan Injil bersama penyanyi
country bernama Ira Sankey. Sekalipun seorang awam namun Moody terlatih
dalam soal-soal Kitab Suci dan berhasil mendirikan Moody Bible Institute dan
mendirikan Young men Christian Association (YMCA).

Great Awakening IV

Usai Perang Dunia II maka muncullah kebangunan rohani keempat di Amerika


sekitar tahun 1920-1930. Gerakan ini muncul untuk melawan Liberalisme dan
Modernisme yang menyerang gereja dimana paham tersebut menafikkan peran
Tuhan dan mukjizat dalam kehidupan Kristen.

Tokoh kebangunan rohani periode ini adalah Billy Graham yang dikenal pada
tahun 1950an sebagai pengkhotbah televisi dan pendiri Campus Crusade for
Christ (CCC). Pada tahun 1970-an gerakan ini mengalami kemajuan karena
Presiden Jimmy Carter berasal dari kelompok ini.

Kelompok kekristenan di periode ini memunculkan mazhab Evangelikalisme atau


Injili sebagai respon terhadap Liberalisme dan Modernisme di bidang teologi. Di
Indonesia ditandai dengan hadirnya Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil di
Indonesia (YPPII) pada tahun 1961 dan Institut Injili Indonesia (I3) pada tahun
1959 serta Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT) di kota Malang

Pengaruh Holiness Movement

Pdt. DR. Jan S. Aritonang memberikan penjelasan sbb, Sejak dasawarsa 1860-an
banyak orang di lingkungan Metodis dan gereja-gereja lain yang menganut
ajaran ini ,yang melihat bahwa kesucian hidup semakin kurang dipelihara.
Mereka pun menghidupkan kembali ajaran dan praktek ini, sehingga muncullah
apa yang dinamakan Geraka Kesucian (Holiness Movement), seiring dengan
Kebangunan Besar Kedua (Second Great Awakening)[22]

Gerakan Kesucian ini hampir bertumpang tindih dengan The Great Awakening
(Kebangunan Besar) namun bukan dimulai di zaman Jonathan Edward melainkan
di zaman C.H. Finney pada saat Second Great Awakening. Saya kembali
mengutipkan penjelasan DR. Jan Aritonang mengenai perkembangan Gerakan
Kesucian ini sbb: Gerakan kesucian ini muncul kepermukaan secara
bergelombang. Setelah gelombang pertama yang dipelopori Finney, datang
gelombang berikutnya pada akhir dasawarsa 1850-an, dipeolopori oleh Ny.
Phoebe Palmer dkk, anggota gereja Metodis di New York. Mereka
menyelenggarakan sejumlah perjalanan kebangunan rohani dan mendirikan
banyak pusat kesucian atau pusat kegiatan orang-orang yang sudah disucikan,
yang biasanya berbentuk camp meeting (pertemuan di perkemahan) salah satu
bentuk pertemuan yang dipelopori oleh dan menjadi tradisi di kalangan
Metodis....Gelombang ketiga dan terbedar sejak parohan kedua dasarwarsa
1860-an, segera setelah Perang Saudara di AS (1860-1865). Masa sesudah
perang itu ditandai oleh depresi moral;...Ditengah situasi seperti itu kembali
angin gerakan kesucian bertiup kencang, dengan para pendeta Metodis sebagai
penganjurnya antara lain William B. Osborn dan John S. Inkip. Mereka
menyelenggarakan serngkaian camp meeting yang berskala nasional dengan
nama National Camp Meeting Association for the Promotion of Holiness.
Rangkaian pertemuan itu, antara lain menghasilkan National Holiness Movement
dan National Holines Assocation yang mencapai puncaknya pada tahun 1880-an.
Mereka yang tergabung di dalamnya mengaku mengalami penyucian dan
kesempurnaan hidup sebagai berkat kedua[23]

Kebaktian Kebangunan Rohani & Teologi Sukses

Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa Kebaktian Kebangunan Rohani yang


muncul disekitar tahun 1990-an memiliki karakteristik sbb: khotbah yang ringan
dan impresif, penyembuhan massal, pujian dan penyembahan, ibadah yang tidak
terikat liturgi, pembahasan mengenai kuasa Yesus, pengusiran roh-roh jahat,
pengurapan dengan minyak, kotbah perihal akhir zaman dan kekudusan, bahkan
ajaran perihal Teologi Sukses atau Teologi Kemakmuran yang biasa disebut
Teologi Anak Raja.

Corak atau karateristik di atas sebenarnya telah menyimpang jauh dari gerakangerakan yang terdahulu meskipun masih ada yang masih memiliki gaungnya
sampai hari ini yaitu kekudusan, hubungan pribadi dengan Tuhan, pengusiran
roh-roh jahat. Corak dan karateristik yang menyimpang adalah konsep mengenai
Teologi Sukses atau Teologi Kemakmuran. Ir. Herlianto, MTh., memberikan
kesimpulan mengenai latar belakang kemunculan Teologi Anak Raja sbb:
Dengan adanya dua hal di atas yaitu meningkatnya perekonomian jemaat kota
besar dan kejenuhan hidup di kota besar, maka ibadat gaya Teologi Sukses
cenderung makin populer, karena merupakan kompensasi kejiwaan yang
menarik dan diinginkan manusia, sekalipun ibadat demikian tidak memberikan
dampak spiritual yang mendalam. Ibadat yang menawarkan spiritualityas semu
tanpa mempersoalkan perlunya etika Kristen selalu akan menarik hati
manusia![24]

Beberapa tokoh penganjur Teologi Sukses yang memakai media Kebaktian


Kebangunan Rohani antara lain Jim Backer dengan siaran TV Praise the Lord
(PTL), Oral Robert, Benny Hinn, dll. Di Korea kita mengenal nama Pdt. Yonggi Cho
pendiri gereja mewah dengan nama Yoido Full Gospel Church.

Ir. Herlianto, MTh., memberikan deskripsi mengenai penyebaran ajaran Teologi


Sukses melalui Kebaktian Kebangunan Rohani sbb: Penyebaran di Indonesia
juga dipopulerkan melalui ajaran-ajaran penginjil Sukses dan membangun Praise
Center dan disamping itu, penyebaran ajaran sukses demikian diramaikan
dengan outreach yang banyak menggunakan tempat-tempat mewah seperti
hotel-hotel berbintang, restoran-restoran mewah, kelab malam maupun gedunggedung megah lainnya[25]

Jika kebangunan rohani di Abad XVII mengimbas dalam perubahan sosial politik
khususnya saat terjadi Great Awakening I di Amerika di masa Jonatan Edward
hidup sehingga menghasilkan Revolusi Amerika dan terciptanya Demokrasi,
namun gerakan kebangunan rohani akhir-akhir ini justru menjauh dari spirit
pembebasan dan lebih cenderung kepada kompensasi atas kejenuhan hidup di
kota besar dan penekanan pada materialisme dengan ajaran Teologi Suksesny

Apakah Kebangunan Rohani Sejati itu?

Saya akan ulangi kotbah C.H. Finney mengenai arti Kebangunan Rohani dalam
Revival Lecture. Dalam bukunya tersebut, Finney mendefinisikan arti
kebangunan rohani sbb: I said that a revival is the result of the right use of the
appropriate means. The means which God has enjoined for the production of a

revival, doubtless have a natural tendency to produce a revival[26] (kebangunan


rohani adalah hasil dari penggunaan yang tepat dari sebuah alat. Sebuah cara
atau alat dimana Tuhan memerintahkan untuk menghasilkan sebuah
kebangunan, tanpa keraguan akan menghasilkan kecenderungan alamiah untuk
menghasilkan kebangunan rohani).

Finney menegaskan bahwa kebangunan rohani adalah HASIL dari sebuah ALAT
yang dipergunakan dengan tepat. Apakah alat yang dimaksudkan? Finney
menjelaskan, In the Bible, the Word of God is compared to grain, and preaching
is compared to sowing the seed, and the results to the springing up and growth
of the crop. A revival is as naturally a result of the use of the appropriate means
as a crop is of the use of its appropriate means (Dalam Kitab Suci, Firman Tuhan
disamakan dengan benih padi dan kotbah disamakan dengan penabur benih dan
hasilnya adalah berseminya dan bertumbuhnya hasil panen. Kebangunan rohani
secara alamiah adalah hasil dari penggunaan yang tepat alat sebagaimana hasil
panen adalah merupakan hasil dari penggunaan yang tepat).

Dua kata kunci untuk memahami dan mengalami kebangunan rohani


berdasarkan perspektif Finney yaitu Firman Tuhan dan Pemberitaan Firman
Tuhan. Jika Firman Tuhan disampaikan dengan benar dan berkuasa, maka setiap
orang akan mengalami sentuhan rohani. Jika Firman Tuhan disampaikan tanpa
sebuah pemahaman yang mendalam, maka akan menghasilkan damai yang
semu. Bagaimana Firman akan menjadi kekuatan yang mengubahkan seseorang
jika ada para pendeta atau mahasiswa teologia yang menganut Liberalisme
mengatakan bahwa Kitab Suci hanyalah tulisan manusia belaka? Beberapa
sekolah teologia beraliran Liberal tidak menaruh sikap hormat atas otoritas Kitab
Suci dan memandangnya sama seperti buku-buku sastra kuno lainnya yang bisa
dengan sembarangan dikritisi tanpa batasan-batasan metodologis.

Jika Firman Tuhan dibaca tanpa sebuah keimanan atas apa kita baca, bagaimana
mungkin akan terjadi kebangunan rohani? Baru-baru ini saya menanggapi dan
terlibat perdebatan sengit dengan seorang pendeta yang mengatakan bahwa
kita harus membaca Kitab Suci terlepas dari keimanan. Bahkan dia mengatakan
bahwa mukjizat yang dialami orang Kristen sebenarnya merupakan ideological
conditioning process (proses pengondisian ideologi) yang ditanamkan secara
neurologis dalam otak saja sehingga seolah-olah dia merasa bahwa nama Tuhan
telah menyembuhkan.

Selanjutnya Finney menjelaskan makna kebangunan secara rinci dalam lima pont
sbb:

1. A revival always includes conviction of sin on the part of the Church


(Sebuah kebangunan rohani termasuk pengakuan terhadap dosa sebagai
bagian dari Gereja)
2. Backslidden Christians will be brought to repentance (Orang Kristen yang
kembali melakukan kehidupan yang lama harus mengalami pertobatan)
3. A revival is nothing else than a new beginning of obedience to God
(Sebuah kebangunan rohani tiada lain sebuah tahapan baru bagi ketaatan
kepada Tuhan)
4. Christians will have their faith renewed (Orang-orang Kristen akan
senantiasa memperbarui keimanan mereka)
5. A revival breaks the power of the world and of sin over Christians (Sebuah
kebangunan rohani akan menghancurkan kekuatan duniawi dan dosa
terhadap orang-orang Kristen)
6. When the Churches are thus awakened and reformed, the reformation and
salvation of sinners will follow[27] (Ketika gereja-gereja dibangunkan dan
dibarui maka pembaruan dan keselamatan para pendosa akan terjadi)
Jika kita telah mengalami perubahan sikap hidup dari perbuatan yang cenderung
memenuhi hasrat nafsu keduniawian menuju hasrat untuk mencintai Tuhan dan
mengenalnya lebih dalam maka disitulah telah terjadi kebangunan rohani yang
sejati.

Jika kita mengalami perubahan orientasi hidup dari sikap hidup materialistik dan
konsumeristik menuju kehidupan yang berbagi kekayaan dengan mereka yang
tidak mampu dan membutuhkan pertolongan, inilah kebangunan rohani yang
sejati.

Jika kita meninggalkan sikap hidup yang bergelimang dosa seperti berjudi,
berzinah, sihir, perdukunan, intrik dll dan melaksanakan kehidupan yang wajar
dan bersih, inilah kebangunan rohani yang sejati.

Jika suatu kelompok umat beriman dalam suatu organisasi gereja memiliki
kepedulian satu sama lain, saling menopang dan mendoakan, saling menolong
dan membantu, inilah kebangunan rohani yang sejati.

Sayangnya, akhir-akhir ini telah terjadi pemahaman yang keliru mengenai


kebangunan rohani yang dipersempit pada bentuk-bentuk artifisial (luaran)
seperti kebaktian dengan mengundang pembicara terkenal dengan disertai artisartis ibukota dan iringan musik band modern yang jauh dari suasana sakral dan

khusyuk. Kebangunan rohani hanya dimaknai secara sempit sebagai bentuk


penyembuhan dan pengusiran setan oleh nama Yesus Sang Mesias.

Ketahuilah, jika hal-hal di atas menjadi ukuran suatu kebangunan rohani, maka
kita belum memasuki pada pemahaman terhadap kebangunan rohani yang
sejati. Hal-hal tersebut di atas barulah sebagian kecil aspek kebangunan rohani
dan bukan essensi kebangunan rohani yang sejati.

Apakah Pengusiran Setan dan Penyembuhan adalah Bukti Bagi


Kebangunan Rohani? Studi Kasus Matius 7:22-23

Saya telah melakukan pelayanan eksorcisme (pengusiran roh-roh jahat) dalam


tubuh seseorang atau di suatu rumah sejak tahun 1997. Bahkan Skripsi S-1
Teologia saya mengkhususkan diri mengenai penggunaan kuasa Yesus Sang
Mesias dalam mengalahkan kuasa jahat. Namun saya tidak memandang bahwa
itu merupakan bukti bahwa setiap orang yang telah mengalami kesembuhan
adalah orang-orang yang telah mengalami kebangunan rohani. Kebangunan
rohani terjadi saat orang yang kita layani menerima Firman dan bertumbuh di
dalam Firman dan mengalami perubahan orientasi hidup.

Matius 7:22-23 memberikan peringatan telak bagi mereka yang memaknai


secara sempit arti kebangunan rohani sebatas kebaktian mewah dengan ditandai
exorsisme dan penyembuhan. Mari kita baca teks Matius 7:22-23 sbb: Pada hari
terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuan, Tuan, bukankah kami
bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan
banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus
terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah
dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!

Mengapa Yesus mengatakan tidak mengenal mereka yang telah melakukan


sebagaimana yang Dia perintahkan yaitu mengusir setan, bernubuat dan
melakukan penyembuhan? Bukan hanya tidak mengenal melainkan Yesus
mengatakan bahwa mereka pembuat kejahatan? Karena mereka sekalipun
melakukan apa yang diperintahkan namun mereka tidak memiliki hubungan
yang benar dengan Yahweh Bapa Surgawi dan Yesus Sang Mesias. Karena
mereka tidak memiliki hubungan yang benar maka mereka tidak mengetahui
kehendak Bapa dan tidak melakukan kehendak Bapa sebagaimana dikatakan
dalam Matius 7:21 sbb: Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuan,
Tuan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan
kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

Apakah kehendak Bapa di Sorga itu? Untuk menemukan apa kehendak Bapa
dalam konteks ayat ini, kita kembali kepada kata pembuat kejahatan yang
merupakan terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia. Kata ini dalam bahasa
Yunaninya dipergunakan kata (Anomian) dari kata A-NOMOS.

Kata NOMOS dalam Septuaginta (TaNaKh atau lazim disebut sebagai Kitab
Perjanjian lama terjemahan bahasa Yunani) dipergunakan untuk menerjemahkan
kata TORAH. Kata Yunani NOMOS dapat menunjuk pada Torah dan hukum pada
umumnya atau hukum rohani. Baik Kitab PL dan PB menggunakan istilah NOMOS
dalam pengertian tersebut.

Taurat (nomos) YHWH itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan YHWH itu
teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. (Mzm 19:7)

dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung
YHWH, ke rumah Tuhan Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya,
dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran
(Torah) dan firman YHWH dari Yerusalem." (Yes 2:3)

"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum


Taurat (nomon) atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya,
melainkan untuk menggenapinya (Mat 5:17)

Bukankah Musa yang telah memberikan hukum Taurat (nomon) kepadamu?


Namun tidak seorangpun di antara kamu yang melakukan hukum Taurat itu.
Mengapa kamu berusaha membunuh Aku?" (Yoh 7:19)

Mendengar itu mereka memuliakan Tuhan. Lalu mereka berkata kepada Paulus:
"Saudara, lihatlah, beribu-ribu orang Yahudi telah menjadi percaya dan mereka
semua rajin memelihara hukum Taurat (nomou, Kis 21:20)

"Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu,


perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat
(nomos) dan kitab para nabi (Mat 7:12)

Kita tahu bahwa hukum Taurat (nomos) itu baik kalau tepat digunakan (1 Tim
1:8)
...kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum (nomos) yang
menentang hal-hal itu (Gal 5:23)

Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Tuhan karena ia tidak


takluk kepada hukum Tuhan (nomou); hal ini memang tidak mungkin baginya
(Rm 8:7)

Kata Yunani ANOMOS dapat menunjuk pada pelanggaran terhadap Torah dan
hukum pada umumnya atau hukum rohani. Baik Kitab PL dan PB menggunakan
istilah NOMOS dalam pengertian tersebut.

Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku
tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat
kejahatan!"(anomian, Mat 7:23)

Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Tuhan (anomian),
sebab dosa ialah pelanggaran hukum Tuhan (1 Yoh 3:4)

Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan (anomian); sebab itu


Tuhan, Tuhan-Mu telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda
kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-Mu." (Ibr 1:9)

Aku mengatakan hal ini secara manusia karena kelemahan kamu. Sebab sama
seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba
kecemaran dan kedurhakaan (anomian) yang membawa kamu kepada
kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggotaanggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada
pengudusan (Rm 6:19)

Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan (anomian), maka kasih


kebanyakan orang akan menjadi dingin (Mat 24:12)

Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan


mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang
melakukan kejahatan (anomian) dari dalam Kerajaan-Nya (Mat 13:41)

Dari pengkajian atas kata ANOMOS, maka istilah ini dapat diterjemahkan dengan
mengabaikan Torah, mengabaikan Ajaran, mengabaikan Syariat.

The Scriptures menerjemahkan sbb: And then I shall declare to them, I never
knew you, depart from Me, you who work lawlessness![28] Dan Restoration
ScripturesAnd then I will profes to them, I never knew you; depart from Me, you
that work Torah-less-ness[29] menerjemahkan sbb:

Mengapa Torah? Karena Torah adalah kehendak Tuhan. Torah diberikan oleh
Tuhan Yahweh sebagai panduan untuk mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama
manusia. Yesus bersabda demikian, "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku
datang untuk meniadakan Torah atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk
meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota
atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari Torah, sebelum semuanya terjadi.
Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah Torah sekalipun yang
paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan
menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa
yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah Torah, ia akan
menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga (Mat 5:17-19).

Mengapa Torah? Karena Torah membedakan mana yang tahor (bersih) dan mana
yang tame (kotor). Yekhezkiel 22:26 mengatakan, Imam-imamnya memperkosa
Torah-Ku dan menajiskan hal-hal yang kudus bagi-Ku, mereka tidak
membedakan antara yang kudus dengan yang tidak kudus, tidak mengajarkan
perbedaan yang najis dengan yang tahir, mereka menutup mata terhadap harihari Sabat-Ku. Demikianlah Aku dinajiskan di tengah-tengah mereka.

Rasul Paul mengatakan, Kita tahu bahwa Torah itu baik kalau tepat digunakan,
yakni dengan keinsafan bahwa Torah itu bukanlah bagi orang yang benar,
melainkan bagi orang durhaka dan orang lalim, bagi orang fasik dan orang
berdosa, bagi orang duniawi dan yang tak beragama, bagi pembunuh bapa dan
pembunuh ibu, bagi pembunuh pada umumnya, bagi orang cabul dan pemburit,
bagi penculik, bagi pendusta, bagi orang makan sumpah dan seterusnya segala
sesuatu yang bertentangan dengan ajaran sehat yang berdasarkan Injil dari

(Tuhan) yang mulia dan maha bahagia, seperti yang telah dipercayakan
kepadaku (1 Tim 1:8-10).

Mengapa Torah? Karena Torah adalah pedoman setelah kita menerima


keselamatan di dalam Yesus Sang Mesias sebagaimana dikatakan, Ketika kami
tiba di Yerusalem, semua saudara menyambut kami dengan suka hati. Pada
keesokan harinya pergilah Paulus bersama-sama dengan kami mengunjungi
Yakobus; semua penatua telah hadir di situ. Paulus memberi salam kepada
mereka, lalu menceriterakan dengan terperinci apa yang dilakukan Tuhan di
antara bangsa-bangsa lain oleh pelayanannya. Mendengar itu mereka
memuliakan Tuhan. Lalu mereka berkata kepada Paulus: "Saudara, lihatlah,
beribu-ribu orang Yahudi telah menjadi percaya dan mereka semua rajin
memelihara Torah(Kis 21:17-20).

Mengapa Torah? Karena Torah membuat kita pandai dan bijaksana sebagaimana
dikatakan, Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari.
Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab
selama-lamanya itu ada padaku. Aku lebih berakal budi dari pada semua
pengajarku, sebab peringatan-peringatan-Mu kurenungkan. Aku lebih mengerti
dari pada orang-orang tua, sebab aku memegang titah-titah-Mu (Mzm 119:97100)

Reformasi Yosia & Kebangunan Rohani Israel: Studi Kasus 2 Tawarikh


34:1-33

Raja Yosia (:Yosiyahu) memerintah sebagai raja dalam usia yang belia yaitu
pada usia delapan tahun dan lama pemerintahannya adalah tiga puluh satu
tahun (2 Taw 34:1). Kualitas kerohanian Yosia sangat baik sebagaimana
dikatakan, Dia melakukan apa yang benar di mata Yahweh dan hidup seperti
Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri(2 Taw
34:2). Tiga kata Ibrani yang merefleksikan kerohanian Yosia adalah ( yashar)
yang artinya lurus, benar, jujur dan ( yelek) dari kata halak yang
artinya berjalan atau tindakan serta ( lo sar) yang artinya tidak
berbalik.

Pada tahun kedelapanbelas pemerintahannya Yosia melakukan dua hal yaitu


mencari Tuhan dan melakukan pembenahan spiritual yaitu mentahirkan Yehuda
dan Yerusalem dari paganisme seperti dikatakan, Pada tahun kedelapan dari
pemerintahannya, ketika ia masih muda belia, ia mulai mencari Tuhan Daud,
bapa leluhurnya, dan pada tahun kedua belas ia mulai mentahirkan Yehuda dan

Yerusalem dari pada bukit-bukit pengorbanan, tiang-tiang berhala, patungpatung pahatan dan patung-patung tuangan (2 Taw 34:3). Apa makna
( lidrosh le Elohey Dawid, avi)? Mencari Tuhan adalah idiom semitik
yang mengandung dua makna yaitu, pertama menyelidiki hukum YHWH untuk
menemukan petunjuk hidup dan yang kedua memohon pengampunan dan
memperoleh perkenan YHWH.

Dalam Kitab Torah, Neviim, Kethuvim (TaNaKh) yang lazim oleh kekristenan
disebut Perjanjian Lama, kata Carilah YHWH muncul dibeberapa ayat al:

dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan
mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan
mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri
mereka (2 Taw 7:14).

Aku telah mencari YHWH, lalu Dia menjawab aku, dan melepaskan aku dari
segala kegentaranku (Mzm 34:5).

Carilah YHWH dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!(Mzm 105:4)

Dan upaya reformasi oleh Yosia untuk melenyapkan jejak-jejak paganisme


(penyembahan berhala) berlanjut hingga seluruh Yerusalem dan Yehuda tahir (2
Taw 34:4-7).

Masih dalam tahun kedelapanbelas pemerintahan Yosia, setelah proses


pentahiran atas Yerusalem dan Yehuda selesai, dilanjutkan dengan memperbaiki
rumah YHWH dengan menyerahkan tugas pada Safab ben Azalya dan Maaseya
serta Yoah ben Yoahas (2 Taw 34:8). Tiga orang yang dipercaya sebagai
pelaksana pekerjaan ini menyerahkan uang kepada Imam Hilkia (2 Taw 34:9).
Uang tersebut akan diserahkan kepada para pekerja untuk memulai pekerjaan
perbaikan rumah YHWH (2 Taw 34:10-11).

Pada satu kesempatan Imam Hilkia menemukan kitab Torah YHWH yang
diberikan melalui Musa (2 Taw 34:14) dan ketika kitab itu diberikan kepada Safan
(2 Taw 34:15) dan sampai ke tangan raja Yosia, maka Yosia mengalami
pencerahan batin atas apa yang didengar dari isi Torah tersebut sehingga dia
menyuruh imam Hilkia untuk meminta petunjuk seorang nabi perempuan
bernama Hulda untuk meminta petunjuk YHWH (2 Taw 34:22). Nabiah Hulda

menyampaikan firman YHWH yang berisikan (1) Penghukuman atas


ketidaktaatan Israel (2) Penegasan dan jaminan bahwa Yosia akan mati dalam
damai dan Israel akan dihindarkan dari malapetaka.

Raja bertobat secara pribadi kepada Tuhan mengalami kebangunan rohani dan
merespon firman Tuhan dengan memanggil seluruh umat Israel baik imam dan
tua-tua serta umat untuk mengikat perjanjian dengan YHWH di rumah YHWH (2
Taw 34:29-32). Dan Yosia menindaklanjuti dengan melarang paganisme dan
memerintahkan umat Israel hanya menyembah YHWH saja (2 Taw 34:33)

Dari kisah di atas kita mendapatkan pelajaran berharga perihal kebangunan


rohani sejati. Penemuan Kitab Torah yang tersembunyi di rumah YHWH yang
rusak mendatangkan pencerahan batin dan pertobatan serta kebangunan rohani
secara personal terhadap Raja Yosia yang kemudian mendorongnya untuk
melakukan ikrar dan perjanjian di hadapan Tuhan YHWH atas seluruh rakyat yang
dipimpinnya untuk hanya menyembah dan melayani YHWH. Dan peristiwa
mengikat perjanjian dengan YHWH adalah sebuah kebangunan rohani kolosal
yang mempengaruhi seluruh perjalanan bangsa Israel di masa pemerintahan
Yosia.

Tahapan kebangunan rohani sejati dalam kisah Raja Yosia adalah:


1. Mendengar/Memahami Firman Tuhan
2. Pertobatan pribadi
3. Doa
4. Komitmen kepada Tuhan dan Firman-Nya
5. Transformasi spiritual secara individual dan sosial
Dalam 2 Tawarik 7:14 dikatakan, dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut,
merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalanjalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni
dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka

Tuhan akan memulihkan hidup kita, memulihkan rejeki kita, memulihkan


pekerjaan kita, memulihkan gereja kita, memulihkan masyarakat kita,
memulihkan negara kita jika kita merendahkan diri dan mencari kehendak Tuhan
serta bertobat. Inilah prasyarat kebangunan rohani yang sejati.

Penutup

Kebangunan rohani yang sejati bukanlah sebuah kegiatan meriah yang ditandai
dengan kebaktian massal dimana ada pengkhotbah terkenal dari luar kota atau
luar negeri. Kebanguna rohani sejati bukanlah semata-mata orang-orang sakit
disembuhkan d atau roh-roh jahat keluar di dalam nama Yesus serta berbagai
mukjizat dinyatakan di depan mata kita. Lebih daripada itu, kebangunan rohani
yang sejati adalah pertobatan diri yaitu meninggalkan berbagai perbuatan
daging yaitu sihir, perselisihan, perselingkuhan, perzinahan, pembunuhan,
perdukunan dll.

Saya ingin memberikan kesaksian mengenai kebangunan rohani yang terjadi di


Gereja Kristen Jawa Tengahan (GKJ Tengahan) , Klirong, Kebumen pada sekitar
tahun 1998 saat saya masih berstatus calon pendeta. Sekarang saya tidak
melayani lagi di tempat itu. Namun kisah ini perlu saya bagikan untuk berbagi
pengalaman iman.

Tahun 1998 lalu saat saya mengadakan pertemuan pemuda-pemudi dan remaja
di dalah satu rumah warga pada malam minggu. Saat itu saya menyampaikan
kotbah singkat dari Kisah Rasul 1:8 dalam bahasa Jawa sbb: Nanging kow
bakal padha diparingi kasektn, yakuwi samasa Sang Roh Suci wis nedhaki
kow, ateges kow wis dikwasani dning Panjenengan. Lan kow bakal padha
dadi seksi-Ku ana ing kutha Yrusalm, ing tanah Yuda kabh lan ing tanah
Samaria, malah ing salumahing bumi." Lalu saya menjelaskan bahwa kasekten
yang dimaksudkan disini bukanlah kemampuan supranatural berupa kekebalan
atau kemampuan magis sebagaimana didemonstrasikan orang-orang dunia
melainkan kuasa Roh Kudus yang akan menyertai saat kita menerima Yesus dan
memberikan kemampuan kepada kita untuk bersaksi. Dan saya bertanya pada
mereka, sopo sing pengen nampa kasekten? (siapa yang ingin menerima
kesaktian). Saya bertanya seperti itu untuk menarik perhatian anak-anak muda
karena saya tahu di antara mereka ada yang gemar mencari ilmu-ilmu magis
dan ada yang sudah memilikinya.

Semua mengacungkan tangan, dan saya mengajak mereka bangkit berdiri


berkeliling serta menyanyikan lagu Mukjizat Terjadi beberapa kali. Kemudian
saya berjalan mengelilingi mereka dan menumpangkan tangan dari kejauhan.
Beberapa menit kemudian saya mendengar isak tangis beberapa orang, lalu ada
yang tiba-tiba terjatuh terlentang, lalu ada yang berlutut, ada yang badannya
bergetar, dan berbagai manifestasi lainnya.

Saya cukup kewalahan karena tidak menyangka akan ada lawatan


supranatural seperti itu dan saya hanya sendirian tidak dibantu tim atau teman
lainnya, sehingga saya harus satu persatu menangani masing-masing orang
yang mengalami manifestasi.

Saya tumpangi tangan satu persatu di antara mereka yang mengalami


manifestasi. Ada yang menangis tiada berhenti. Ketika saya wawancarai diantara
mereka apa yang terjadi, masing-masing mengalami pengalaman spiritual yang
berbeda. Ada yang mengatakan seperti merasakan Yesus berjalan di hati
mereka, ada juga yang menceritakan bebannya diangkat, ada pula yang
mengaku menyadari dosa-dosanya dan mengalami penyesalan yang mendalam.

Fenomena ini terjadi sebanyak tiga kali. Dua kali di rumah warga dan satu kali di
gedung GKJ Tengahan. Dan kembali manifestasi terjadi. Ada yang merasa gempa
di sekelilingnya sehingga dia tidak kuat berdiri, ada yang badanya terlembar
membentur tembok karena dia memiliki jimat dan mantra, dll.

Satu hal yang saya catat, masing-masing pemuda dan remaja yang mengalami
manifestasi tersebut mengalami perubahan sikap hidup dan mereka merasa
menemukan kedamaian yang luar biasa.

Namun sayang, peristiwa tersebut menimbulkan kontroversi dan kemarahan


majelis gereja sehingga saya dipanggil dan disidang yang berujung pada
penghentian diri saya sebagai calon pendeta walau kemudian dianulir karena
protes pemuda dan remaja atas keputusan tersebut.

Dan ketika tahun 1999 saya menyampaikan pengajaran bahwa Yahweh adalah
nama Tuhan dan Pencipta serta Bapa Surgawi, peristiwa ini menimbulkan
kontroversi berkepanjangan. Sebagian mengikuti pengajaran saya dan sisanya
meninggalkan saya. Melalui berbagai persidangan panjang maka dikeluarkanlah
surat keputusan untuk menghentikan aktivitas saya selaku calon pendeta di GKJ
Tengahan, Klirong-Kebumen.

Namun Tuhan tidak membiarkankan firman-Nya terbelenggu. Sebagaimana


dikatakan dalam Yesaya 55:11, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulutKu: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan
melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang
Kusuruhkan kepadanya, sekarang saya tetap memberitakan kuasa Yesus Sang
Mesias dan memberitakan nama Yahweh sebagai nama Tuhan Pencipta dan Bapa

Surgawi serta visi Kekristenan yang Back to Hebraik Root (kembali ke akar
Ibrani) melalui media internet yaitu www.messianic-indonesia.com serta blog
teguhhindarto.multiply.com serta akun facebook dengan nama shem tov

Apa yang saya tuliskan merupakan hasil pergumulan dan penelitian berbulanbulan dan bertahun-tahun. Saya selalu mengalami kebangunan rohani yang
terus menerus dan saya membagikan pada setiap orang agar merekapun
mengalami pembaruan dan kebangunan rohani yang sejati.

TORAH & PEMBERDAYAAN EKONOMI


Midrash Kitab Imamat 25:35-55

Kemiskinan kata penyair W.S. Rendra adalah musuh dan lingkaran setan.
Indonesia, masih bergelut terus menerus dengan persoalan kemiskinan. Koran
SINDO edisi 2 Agustus 2007 melaporkan, Jumlah penduduk miskin D.I.Y. per
Maret 2007 mengalami peningkatan 7.240 jiwa. Info BPS D.I.Y dalam Survey
Sosial Ekonomi 2007 mengatakan bahwa jumlah penduduk miskin per Maret
2007 sebanyak 633.040 jiwa. Jumlah ini naik sekitar 18,99% dibandingkan data
Juli 2005 sebanyak 625.800 jiwa. Sementara itu jumlah penduduk miskin atau di
bawah garis kemiskinan di jateng pada posisi Maret tahun ini mencapai 6,55 juta
orang. Jumlah ini cenderung dibandingkan Juni 2005 yang hanya 6,53 juta
orang.

Bagaimana Torah mengatasi kemiskinan? Kitab Imamat 25:35-55 Memberikan


solusi cerdas meminimalisir kemiskinan. Ayat 35 dibuka dengan kalimat, Apabila
saudaramu jatuh miskin. Dalam teks Ibrani dikatakan, we ki yamuk akhika.
Kata yamuk merupakan bentuk kata kerja imperfek orang ketiga tunggal dari
kata muk yang artinya menjadi kekurangan. Ayat ini memberikan
pemahaman kepada kita sbb: Pertama, bahwa kemiskinan merupakan suatu
realita yang mendapat perhatian dari Yahweh melalui Torah-Nya. Kedua,
kemiskinan dapat terjadi pada siapapun dan dikarenakan banyak faktor. Berbeda
dengan ajaran Succesfull Theology [Teologi Sukses] atau Prosperity Gospel [Injil
Kemamkmuran] yang banyak diajarkan oleh gereja-gereja tertentu yang
memandang bahwa kemiskinan adalah kutuk nenek moyang yang harus dibuang
dan untuk menjadi anak Tuhan harus hidup dalam kelimpahan materi, maka
Torah mengajarkan bahwa seseorang dapat mengalami kemiskinan dan Torah
mengatur apa yang harus dilakukan terhadap orang miskin.

Istilah miskin dalam TaNaKh digunakan beberapa kata yang berbeda, al:
Evyon [Ul 15:11], Aniy [Kel 22:24], Dallim [Ams 10:15], Rash [Ul 10:4].

Kitab Perjanjian Baru naskah Greek menggunakan istilah miskin dengan sebutan
Ptokhos [Mrk 12:42], Tuphlos [Mat 9:7], Gumnos [Kis 19:16], Eleinoteros
[1 Kor 15:19].

Kata miskin memiliki makna denotatif maupun konotatif. Makna denotatif dari
miskin adalah kondisi ketidakmampuan secara ekonomi sehingga gagal untuk
memenuhi sejumlah kebutuhan tertentu yang diperlukan dalam perputaran
kehidupan. Sementara kata miskin dalam pengertian konotatif adalah kondisi
yang lemah dan tidak berdaya [Mzm 40:18; 70:6, Mat 5:3, Gal 4:9].

Apa yang menyebabkan terjadinya kemiskinan? Kita akan melihatnya dari tiga
sudut pandang. Pertama dari sudut Teologis, kedua dari sudut Ekonomis dan
ketiga dari sudut Politis. Marilah kita lihat satu persatu.

Dari sudut Teologis, Kitab Amsal dan Kitab Amos memberikan penjelasan
mengapa terjadi kemiskinan yaitu:

Tangan yang lamban alias tidak gesit [Ams 10:4]

Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan
kaya

Menyukai tidur alias kemalasan [Ams 20:13]

Janganlah menyukai tidur, supaya engkau tidak jatuh miskin, bukalah matamu
dan engkau akan makan sampai kenyang

Menyukai minuman keras [Ams 23:21]

Karena si peminum dan si pelahap menjadi miskin, dan kantuk membuat orang
berpakaian compang-camping

Tidak menyukai pendidikan [Ams 13:18]

Kemiskinan dan cemooh menimpa orang yang mengabaikan didikan, tetapi


siapa mengindahkan teguran, ia dihormati

Penindasan ekonomi pihak lain [Am 2:6-7]

Beginilah firman Yahweh: "Karena tiga perbuatan jahat Israel, bahkan empat,
Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku: Oleh karena mereka menjual
orang benar karena uang dan orang miskin karena sepasang kasut; mereka
menginjak-injak kepala orang lemah ke dalam debu dan membelokkan jalan
orang sengsara; anak dan ayah pergi menjamah seorang perempuan muda,
sehingga melanggar kekudusan nama-Ku;

Dari sudut Ekonomi, kemiskinan dapat dikarenakan, ketidak adilan sosial,


kemalasan, tidak berpendidikan, bencana alam. Topik ini secara mendalam dan
menarik diulas oleh Eko Prasetyo dalam kedua bukunya, Orang Miskin Dilarang
Sekolah [Yogyakarta: Resist Book, 2005] dan Orang Miskin Dilarang Sakit
[Yogyakarta: Resist Book, 2004]. Sementara dari Sudut Politis, kemiskinan dapat
dikarenakan oleh adanya peperangan antar negara dan pengaruh kebijakan
negara. Ulrich Duchrow dalam bukunya, Mengubah Kapitalisme Dunia: Tinjauan
Alkitabiah Bagi Aksi Politis, menyatakan bahwa biang kekacauan ekonomi dan
munculnya kemiskinan yang tiada berakhir khususnya di negara berkembang
adalah sistem ekonomi Kapitalis [Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000].

Setelah kita memiliki pemahaman umum mengenai istilah kemiskinan dan


berbagai faaktor penyebabnya, marilah kita mendalam apa yang dikatakan Torah
jika ada saudara kita yang mengalami kemiskinan dikarenakan sesuatu sebabsebab tertentu. Torah tidak mengajarkan kepada kita agar melecehkan mereka
dan mengatakan telah mengalami kutuk dari Yahweh atau sebagai orng tidak
memiliki iman dalam kehidupannya.

Sebaliknya, Torah mengajarkan beberapa prinsip sbb: Pertama, wehekhezaqta


bo ger we toshav [ay 35]. Hendaklah engkau menopang atau mengokohkan dia
seperti layaknya sebagai orang asing dan pendatang. Apa yang dimaksud
dengan orang asing dan pendatang itu? Istilah Ibrani Ger maupun Toshav
memiliki makna orang asing yang bukan Israel yang masuk dan hidup mengiuti
prinsip dan aturan ditengah-tengah Israel. Kitab Keluaran 12:49 mengatakan,
Torah akhat yihyeh laezrakh welagger haggar betokkem [Satu Torah berlaku
bagi penduduk asli dan bagi orang asing yang tinggal ditengah kamu sebagai
orang asing]. Kitab Imamat 19:33 mengatakan, We ki yagur itka ger
beartsekem, lo tonu oto [Apabila orang asing tinggal ditengah kamu sebagai
orang asing, janganlah kamu menindas dia]. Berarti ketika ada saudara, teman,
sahabat kita yang sedang mengalami kesusahan dan kemiskinan, langkah yang
harus dilakukan adalah membantu apa yang dia perlukan, layaknya orang asing
dan pendatang yang telah masuk dalam lingkungan komunitas kita.

Kedua, Al tiqqakh meitto neshek wetarbit weyareat Yahweh[ay 36-38].


Janganlah kamu mengambil uang riba maupun bunga melainkan takutlah akan
Yahweh. Mengapa kita dilarang mengambil neshek dan tarbit?

Merugikan sesama [Yehkz 22:12]

Padamu orang menerima suap untuk mencurahkan darah, engkau memungut


bunga uang atau mengambil riba dan merugikan sesamamu dengan pemerasan,
tetapi Aku kaulupakan, demikianlah firman Adonai Yahweh

Menimbun kekayaan pribadi [Ams 28:8]

Orang yang memperbanyak hartanya dengan riba dan bunga uang,


mengumpulkan itu untuk orang-orang yang mempunyai belas kasihan kepada
orang-orang lemah

Ketiga, Wenimkkar lak, lo taavod bo avodat eved [ay 39]. Jika dia menjual
dirinya kepadamu, janganlah kamu membuat dia bekerja sebagai seorang
hamba. Torah bukan menginjinkan perhambaan atau perbudakan, namun Torah
mengatur bagaimana selayaknya memperlakukan seorang hamba aatau budak,
dikarenakan konteks budaya dan hukum disekitar Israel adalah demikian. Dan
saudara, teman, sahabat kita yang mengalami kemiskinan janganlah
diperlakukan secara semena-mena layaknya seorang hamba atau budak. Jika
kita melakukan hal demikian, berarti kita telah merendahkan martabatnya dan
membunuh karakternya.

Keempat, Kkesyakir ketoshav yihye immak, ad shenat hayovel yaavod immak


[ay 40]. Sebagai orang sewaan dan sebagai orang pendatang dia harus tinggal
dan bekerja diantara kamu sampai Tahun Yobel. Apa itu Tahun Yobel? Yahweh
menjelaskan mengenai Tahun Yobel dalam Imamat 25:8-13 sbb: Selanjutnya
engkau harus menghitung tujuh tahun sabat, yakni tujuh kali tujuh tahun;
sehingga masa tujuh tahun sabat itu sama dengan empat puluh sembilan tahun.
Lalu engkau harus memperdengarkan bunyi sangkakala di mana-mana dalam
bulan yang ketujuh pada tanggal sepuluh bulan itu; pada hari raya Pendamaian
kamu harus memperdengarkan bunyi sangkakala itu di mana-mana di seluruh
negerimu. Kamu harus menguduskan tahun yang kelima puluh, dan
memaklumkan kebebasan di negeri itu bagi segenap penduduknya. Itu harus
menjadi tahun Yobel bagimu, dan kamu harus masing-masing pulang ke tanah
miliknya dan kepada kaumnya. Tahun yang kelima puluh itu harus menjadi tahun

Yobel bagimu, jangan kamu menabur, dan apa yang tumbuh sendiri dalam tahun
itu jangan kamu tuai, dan pokok anggur yang tidak dirantingi jangan kamu petik
buahnya. Karena tahun itu adalah tahun Yobel, haruslah itu kudus bagimu; hasil
tahun itu yang hendak kamu makan harus diambil dari ladang. Dalam tahun
Yobel itu kamu harus masing-masing pulang ke tanah miliknya

16

Tahun Yobel adalah tahun yang jatuh setiap limapuluh tahun dan merupakan
suatu tahun rahmat dan pembebasan, khususnya bagi kaum muskin yang
berhutang dan para hamba sahaya. Sungguh Yahweh telah mengatur EKONOMI
KEMAKMURAN bagi umat-Nya dan Ger serta Toshav yang tinggal di Israel, melalui
TORAH-NYA. Di Tahun Yobel itulah, segala hutang dan beban orang miskin
dibebaskan dan saudara kita yang bekerja pada kita, harus diijinkan pulang dan
kembali kepada kaum keluarganya.

Sekalipun kita tidak lagi berlindung di bawah sistem Teokrasi Yahweh atas
Yishrael sebagaimana di zaman Moshe, namun essensi Tahun Yobel dapat
diaplikasikan dalam kehidupan perekonomian dan pemerataan. Jika essensi Yobel
ini diberlakukan atas orang-orang miskin atau berhutang pada diri kita, maka
mereka akan diberikan kesempatan memperbaiki kehidupan mereka tanpa harus
terbebani dengan lilitan hutang piutang yang tiada kunjung selesai.

Kelima, Lo tirddeh vo beparek weyareta me Eloheyka [ay 43]. Jangan


menguasai mereka dengan kekerasan melainkan takutlah akan Elohimmu.
Mereka adalah manusia yang sama dengan kita, yang diciptakan berdasarkan
gambar dan rupa Elohim, maka kita dilarang untuk merendahkan harkat dan
martabat orang-orang yang bekerja pada kita dikarenakan statusnya yang
berubah menjadi orang miskin.

Yahweh menginstruksikan bahwa orang-orang yang layak untuk menjadi


hamba untuk bekerja pada orang Yishrael adalah Goyim atau bangsa-bangsa
non Israel yang tinggal disekeliling mereka dan anak-anak Goyim yang dilahirkan
di Yishrael. Namun kepemilikikan atas Goyim yang menjadi hamba yang bekerja
di lingkungan rumah orang Yshrael, bukan diperoleh dengan paksa melainkan
harus tiqnu atau dibeli [Band. Ay 44-45]. Para hamba sahaya ini boleh
diwariskan kepada anak cucu Yishrael. Tindakan ini sepintas merupakan tindakan
rasialis dan mengijinkan perhambaan atau perbudakan, namun ini adalah
konteks kebudayaan di Timur Tengah pada waktu itu. Dan Yahweh memberikan
petunjuk untuk memperlakukan para hamba sahaya dengan benar kepada
Yishrael.

Bagaimana jika yang mengalami posisi menjadi miskin adalah Bangsa Yishrael,
namun tinggal pada orang non Yishrael yaitu Ger dan Toshav dan orang non
Yishrael itu tinggal di Yishrael serta telah menjadi orang mampu? Yahweh
memberikan petunjuk-Nya dengan mengatakan pada ayat 48, Geullah ttihyeh
lo [dia berhak ditebus] atau jika dia telah menjadi mampu, dia dapat menebus
dirinya sendiri, niggal [ay 49]. Sekali lagi Torah mengatur kesejahteraan orang
yang jatuh miskin namun bekerja di luar Yishrael, dengan jalan ditebus. Budaya
bangsa-bangsa modern sudah tidak mengenal perbudakan sebagaimana zaman
lampau, namun ayat ini masih relevan diaplikasikan. Jika saudara atau teman
kita yaitu kaum Mesianik yang jatuh miskin dan harus bekerja pada orang yang
tidak memiliki kepercayaan Mesianik, adalah baik jika kita dapat memindahkan
dia pada pekerjaan yang lebih baik dari tempat di mana dia bekerja sekarang.

Dengan berbagai peraturan yang Yahweh berlakukan atas Yishrael, Dia mengajak
Bangsa Yishrael selalu introspeksi diri bahwa apa yang mereka lakukan, haruslah
sebagaimana yang Yahweh lakukan sejak masih berada di Mesir, di mana Dia
menyatakan kemurahan-ya dengan membebaskan mereka dari perbudakan
Mistrayim [Ay 38, 42, 55].

Dari keseluruhan pengkajian kita atas Kitab Imamat 25:35-55, sangat nyata
RELEVANSI TORAH sebagai sumber KEMAKMURAN DAN KESEJAHTERAAN Umat
Yahweh dan bukan umat Yahweh. EKONOMI TORAH memberdayakan dan
meninggikan martabat seseorang yang jatuh dalam kemiskinan.
TEFILAH: IBADAH HARIAN KEKRISTENAN
Jika kita memperhatikan dan membandingkan aspek ibadah agama-agama,
maka hampir memiliki sejumlah kesamaan, al. adanya tempat beribadah,
adanya pola beribadah yang teratur, adanya pola doa pribadi yang teratur serta
waktu-waktu tertentu dalam ibadah serta doa pribadi.
Kekristenan yang lahir dan dibesarkan dalam konteks Yudaisme, tidak luput dari
bentuk-bentuk ibadah yang teratur tersebut. Bentuk-bentuk ibadah tersebut al.,
Sabat, 7 Hari Raya, dan Doa Harian. Namun jika kita melihat fakta yang kita
temui saat ini, justru kita melihat suatu distorsi yang luar biasa terjadi dalam
tubuh gereja. Salah satu distorsi yang mencolok adalah terabaikannya eksistensi
dan fungsi doa harian. Kekristenan lebih mengenal doa-doa spontan yang
dilakukan pada waktu-waktu yang insidental (tiba-tiba]) Kecenderungan ini
sangat kuat terjadi dikalangan denominasi Protestan, Pentakostal dan
Kharismatik. Gerakan Reformasi yang dilakukan Luther dan para reformator
lainnya banyak memangkas aspek-aspek penting dalam peribadahan, al. doa
harian yang sebenarnya dalam Gereja Roma Katholik pada waktu itu masih
diberlakukan.

Dalam kajian kali ini kita akan melakukan penelusuran historis mengenai pola
doa orang-orang beriman dizaman pra Mesias sekaligus zaman pra pembuangan
ke Babilonia dan Asyur lalu dilanjutkan zaman Mesias serta pra Mesias. Pada
bagian akhir tulisan ini, kami akan mengajak pembaca sekalian untuk
mengaktualisasikan kembali spiritualitas pengikut Mesias yang telah terlupakan
dalam rentang sejarah gereja.
DEFINISI DOA
Dalam bahasa Ibrani, kata Doa rata-rata diterjemahkan dengan Tefilah.
Padanan dalam bahasa Yunaninya adalah Proseuche. Baik Tefilah maupun
Proseuche dapat memiliki dua pengertian:
1.Perkataan spontan seseorang kepada Tuhan yang diutarakan dalam ibadah
pribadi (2 Sam 7:7, Mzm 141:5, Luk 19:46, Mat 17:21)
2.Waktu-waktu tertentu dalam berdoa dengan diiringi sikap tubuh yang tertentu
(Mzm 55:17, Dan 6:11)

POLA DOA PRA PEMBUANGAN:


(WAKTU BERDOA)
Daud
Tetapi aku berseru kepada Tuhan dan YHWH akan menyelamatkan aku-diwaktu
petang, pagi dan tengah hari aku cemas dan menangis; dan Dia mendengar
suaraku (Mzm 55:17-18)
Tetapi aku ini, ya YHWH, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada
waktu pagi doaku datang kepada-Mu (Mzm 88:14)
Daniel
Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka kearah Yerusalem; tiga
kali sehari dia berlutut, berdoa serta memuji Tuhannya, seperti yang biasa
dilakukannya (Dan 6:11)
Ezra
Pada waktu korban petang bangkitlah aku dan berhenti menyiksa diriku, lalu
aku berlutut dengan pakaianku dan jubahku yang koyak-koyak sambil
menadahkan tanganku kepada YHWH Tuhanku (Ezr 9:5)

(SIKAP TUBUH SAAT BERDOA)


Berdiri
Tetapi Abraham masih tetap berdiri dihadapan YHWH (Kej 18:23)
Sujud
Sujudlah menyembah kepada YHWH dengan berhiaskan kekudusan (Mzm
96:9)
Berlutut
Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut dihadapan YHWH yang
menjadikan kita (Mzm 95:6)
Mengangkat kedua tangan
Marilah kita mengangkat tangan dan hati kita kepada Tuhan di Surga (Rat
3:41)

POLA DOA PASKA PEMBUANGAN:


(WAKTU BERDOA)
Yesus Sang Mesias
Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman ia
berdoa kepada Tuhan (Luk 6:12)
Petrus & Yohanes di Yerusalem
Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu jam kesembilan (jam tiga
petang), naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Tuhan (Kis 3:1)
Petrus di Yope
Keesokan harinya ketika ketiga orang itu berada dalam perjalanan dan sudah
dekat kota Yope, naiklah Petrus keatas rumah untuk berdoa (Kis 10:9)
Kornelius di Kaisarea
Di Kaisarea ada seorang yang bernama Kornelius, seorang perwira pasukan
yang disebut pasukan Italia. Dia saleh, serta seisi rumahnya takut akan YHWH

dan dia banyak memberi sedekah kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa
kepada Tuhan (Kis 10:1-2)
(SIKAP TUBUH SAAT BERDOA)
Berlutut
Kemudian Dia (Yesus) menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu
jaraknya, lalu Dia berlutut dan berdoa (Luk 22:41)
Sesudah mengucapkan kata-kata itu, Paulus berlutut dan berdoa bersamasama dengan mereka semua (Kis 20:36)
Merebahkan diri
Dia maju sedikit, merebahkan diri ketanah dan berdoa supaya sekiranya
mungkin, saat itu lalu daripada-Nya (Mrk 14:35)
TEFILAH SHAKHARIT, MINHAH, MAARIV
Yudaisme memberi nama-nama ibadah harian tersebut dengan Shakharit, Minha
dan Maariv. Adapun Shakharit dimulai sekitar menjelang pagi (pk 05.00-pk
11.00]) Minha di mulai sekitar tengah hari sampai menjelang petang (pk 12.0017.00) dan Maariv di mulai dari awal petang sampai malam (pk.18.00-23.00). Di
setiap waktu tefilah, biasanya mereka mengucapkan Shema, membaca mazmur
dengan nyanyian, mengucapkan Shemone Esrei dengan diiringi berbagai postur
tubuh yang tertentu. Yudaisme modern biasanya menggunakan Siddur sebagai
panduan doa pribadi dan doa-doa pada saat hari raya. Berikut postur-postur doa
dalam Yudaisme di Sinagog:

Rabbi Hayim Ha Levy Donim menjelaskan mengenai postur ibadah d atas sbb:
"In most contemporary congregations very few people keep to the tradition of
falling prostrate. Sometimes it is only the Prayer leader and the rabbi who does
so. In more traditional congregations, however, some worshipers, men and
women, will join the Prayer Leader and rabbi in the act of prostrating
themselves. In Israeli synagogues, the practice is more widespread than in
synagogues elsewhere. Since this is a position that we are unaccustomed to, one
who has never done this before might very well demur. But once accomplished,
the experience provides such a spiritual uplift that one looks forward to
repeating it. Those willing to try this ancient ritual form on the rare occasions
that call for it might welcome the following diagrams of the correct procedure"1
(Dalam banyak sidang jemaat beberapa jemaat memelihara tradisi meniarapkan
tubuh. Terkadang posisi ini hanya dilakukan oleh para pemimpin dan rabi.
Meskipun demikian, di banyak sidang jemaat tradisional, beberapa penyembah,
laki-laki dan perempuan akan bergabung bersama dalam Pemimpin Doa dan
rabbi dengan meniarapkan diri mereka sendiri. Di Sinagoge Israel, praktek ini
lebih menyebar luas dibandingkan di sinagog manapun. Karena posisi ini tidak
biasa seseorang yang belum pernah melakukannya akan sangat merasa sangat
berat.. Namun sekali melakukannya, pengalaman ini akan menyediakan
peningkatan spiritual yang membuat seseorang mengulangi hal tersebut. Mereka
yang berkeinginan untuk mencobai bentuk ritual kuno ini, jarang dapat
melakukan dengan baik tanpa melihat diagram dibawah ini)

Bernardus Boli Ujan, SVD memberikan ulasan mengenai doa harian Yahudi sbb:

Pada masa Yesus orang Yahudi berdoa menurut ritme yang berbeda. Ritme
pertama berdasarkan Ulangan 6:4-7; 11:19. Waktu tidur dan bangun semua
orang harus mendaraskan ShemaTeks ini mengungkapkan waktu doa yang
sesuai dengan ritme kehidupan manusia (tidur-bangun), tetapi yang cocok juga
dengan ritme perubahan alam (siang-malam). Ritme kedua berdasarkan Kitab
Daniel 6:11, Ydt 9:1; 12:5-6; 13:13. Dalam teks-teks ini disebut kebiasaan orang
Yahudi untuk berdoa tiga kali sehari. Menurut Mazmur 55:17-18, tiga waktu doa
itu adalah sore, pagi dan tengah hariBagaimana sekalipun kebiasaan membuat
doa tiga kali sehari sudah ada pada zaman Yesus2.
PELESTARIAN DOA-DOA HARIAN
DALAM GEREJA TIMUR DAN BARAT & GEREJA-GEREJA REFORMASI
Tulisan-tulisan paska rasuli sampai masa Kontantinus Agung (Abad I-IV M) banyak
mengulas eksistensi mengenai ibadah harian berikut varian pemahaman dan
pelaksanaannya3. Kitab Didache (50-70 M) menasihatkan para orang Kristen
untuk berdoa Bapa Kami tiga kali sehari. Surat pertama Klemens (96-98 M) dari
Roma kepada orang Korintus mengenai kewajiban berdoa yang telah ditentukan
oleh Tuhan. Surat Plinus kepada Trajanus (112 M) mengenai doa sebelum
matahari terbit. Klemens dari Alexandria (150-215 M) menolak pola doa harian
Yudaisme dan menggantikan dengan doa sebelum, selama dan sesudah makan
dan menjelang tidur serta bangun tidur. Hypolitus (215 M) menambahkan doa
harian tiga kali sehari dengan doa tidur, tengah malam dan saat ayam berkokok.
Tertulianus (220 M) menyarankan doa harian tiga kali sehari dengan menghadap
ke Timur kea rah matahari terbit. Origenes (254 M) menggarisbawahi empat jam
doa harian yaitu pagi, siang, malam dan sebelum tidur. Sikap tangan terentang
sebagai tanda korban petang serta pembacaan Mazmur 140 sebagai isi doa
malam. Siprianus (258 M) melestarikan doa harian Yudaisme.
Gereja Orthodox dan Katholik yang berkembang diluar Yerusalem, masih tetap
memelihara pola ibadah harian yang diwariskan dari Yudaisme, meskipun dalam
corak dan pemahaman teologis yang berbeda. Mereka melakukan doa harian
sebagai ekspresi penghayatan terhadap pengalaman Mesias menjelang di
salibkan dan bangkit dari kematian. Dalam tradisi gereja Orthodox, seperti Syria
dan Mesir, mengenal liturgi doa harian yang disebut , Ashabush Sholawat, 4
yang terdiri dari :
1.Sholat
2.Sholat
3.Sholat
4.Sholat
5.Sholat
6.Sholat
7.Sholat

Saatul Awwal (Sholat jam pertama, jam 06.00)


Saatuts Tsalits, (Sholat jam ketiga, jam 09.0)
Saatus Sadis, (Sholat jam keenam, jam 12.00)
Saatut Tisah, (Sholat jam kesembilan, jam 15.00)
Ghurub, (Sholat terbenamnya matahari, jam 18.00)
Naum (Sholat malam, jam 19.00)
Satar (Sholat tutup malam, jam 24.00)

Sementara Gereja Katholik di Abad Pertengahan mengenal yang disebut De


Liturgia Horarum 5 yaitu :

1.Laudes (Doa pagi)


2.Hora Tertia (Doa jam ketiga)
3.Hora Sexta (Doa jam keenam)
4.Hora Nona (Doa jam kesembilan)
5.Verper (Doa senja)
6.Vigil (Doa malam)
7.Copletorium (Doa penutup)
Istilah Liturgia Horarum dalam bahasa Inggris disebut Liturgy of the Hours
(Liturgi Waktu). Nama ini mulai dipakai untuk pertama kali pada tahun 1959 dan
menjadi populer selama Konsili Vatikan II, khususnya dalam Konstitusi Liturgi.
Nama ini memperlihatkan bahwa ibadat ini dijalankan sesuai dengan jam atau
waktu tertentu setiap hari yang pada dasarnya mempunyai arti simbolis sepeti
terungkap dalam doa-doa yang dipakai dalam ibadat ini6. Disebut Liturgi karena
ibadat ini sesungguhnya adalah doa atau kegiatan rohani seluruh umat sebagai
Gereja dalam arti sebenarnya. Istilah harian (jam harian) menyatakan bahwa
ibadat ini menguduskan waktu, jam siang dan malam. Sebenarnya dalam ibadat
ini umat mengalami Tuhan yang tidak kenal waktu, yang abadi dan kudus. Oleh
pengalaman berahmat itu manusia dikuduskan dalam waktu, hidup dan
karyanya sehari-hari diberkati dan dikuduskan oleh Tuhan, saat atau sejarah
hidupnya menjadi saat yang penuh rahmat dan menyelamatkan7.
Dalam perspektif Roma Katholik yang mengacu pada istilah Latin, ada beberapa
istilah yang dipergunakan selain Liturgia Horarum yaitu Ofisi Ilahi (Oficium:
Kegiatan, Kewajiban), Brevir (Breviarum: Ringkasan, Singkatan), Opus Dei
(Karya Tuhan), Pensum Servitutis (Takaran Pelayanan), Horae Canonicae
(Jam-jam wajib), Horologion (Jam-jam doa)8.
Namun demikian, gereja-gereja Barat secara perlahan-lahan mengabaikan
peranan doa harian dengan sikap-sikap tubuh tertentu dan jam-jam tertentu dan
menjadikannya sebagai doa yang berkaitan dengan tugas para imam.

James F. White menjelaskan kenyataan tersebut sbb: Di Barat, ibadah umat


menghilang dalam beberapa abad, kerugian besar bagi kekristenan. Ibdah
umum harian, selain melaksanakan ekaristi, menjadi tradisi rohaniawan dan
biarawan yang hamper-hampir ekslusif selama berabad-abad9
Para reformator tetap mempertahankan doa-doa harian sebagai pembentuk
kerohanian umat sekalipun pol penerapannya beragam sebagaimana James F.
White menjelaskan: Para reformator Protestan mengambil langkah-langkah
lebih drastic ke pembaruan praktik doa umum harianreformator-reformator
yang beragam itu menemukan berbagai pemecahan berbeda-beda terhadap
masalah pemulihan untuk penggunaan popular doa-doa umum harian10
Di Zurich, Reformator Ulrich Zwingli meresmikan ibadah-iadah harian, yang

terutama meliputi pembacaan-pembacaan Kitab Suci dan penafsiran atasnya.


Martin Luther bersikap konservatif. Pada tahun 1523 dan 1526 ia mengusulkan
untuk balik kembali ke dua ibadah harian: matins (pagi) dan vesper (sore) pada
hari-hari peringatan (hari-hari lain selain hari Minggu) yang mencakup
pembacaan Kitab Suci, mazmur-mazmur, madah singkat, nyanyian, Doa Bapa
Kami, doa syafaat, pengakuan iman dan doa syafaat. Lutheran Book of Worship
yang terbit tahun 1978 menambahkan ke pola Luther dengan Doa Pagi: Matins.
Doa Senja: Vespers dan Doa Penutup Hari: Completorium. Demikian pula
pengarang Book of Common Prayer, Thomas Cranmer mengkombinasikan
Matins, Laudes dan Prime ari Sarum Breviary bahasa Inggris Abad Pertengahan
ke dalam Matins, sedangkan Vespers dan Compline dipadatkan ke dalam
Evensag. Doa siang dihilangkan olehnya11. James F. White memberikan
komentar mengenai keberhasilan dan pengaruh Thomas Cranmer pada gereja di
Inggris sbb: Keberhasilan Cranmer tidak dapat diragukan lagi. Memang, ibadah
doa pagi dan mlam yang dibuatnya, disamping menyediakan ibadah harian,
menjadi ibadah ang digunakan dalam kebaktian setiap hari Minggu dalam Gereja
Angikan selama tiga ratus tahun12

AKTUALISASI DOA HARIAN


Berefleksi terhadap dat-data historis di atas, maka gereja perlu memulihkan
ibadah doa harian dalam kehidupan pribadi, keluarga dan berjemaat. Merujuk
pada pemahaman tentang akar-akar Semitik/Hebraik dari Kekristenan, maka
konsep pemulihan ibadah harian yang dibicarakan dalam buku ini merujuk pada
suatu pemulihan ibadah harian yang mengangkat kembali ekspresi-ekspresi
Semitik/Hebraik.
Mari kita aktualisasikan pola doa harian dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
mengaplikasikan doa harian, kita telah melakukan beberapa perkara penting :
Pertama, menghubungkan diri kita dengan pola ibadah tokoh-tokoh dalam Kitab
Suci terdahulu (Musa, Daud Daniel, rasul-rasul Yesus Sang Mesias). Kedua,
memulihkan liturgi doa yang teratur dengan berbagai ekspresi gerakan tubuh.
Ketiga, mempertajam konsentrasi (kavanah) hati dan pikiran saat berinteraksi
dengan Tuhan. Saya menyusun panduan tata ibadah harian yang pergunakan
oleh komunitas yang saya pimpin yaitu Forum Study Messianica. Beberapa unsur
doa yang diatur dalam tata ibadah, sbb :13
1.Membasuh Tangan (Netilat Yadaim)
2.Berdiri
Mengagungkan Tuhan
Mengucapkan Shema, Ulangan 6:4
Mengucapkan Ahavta, Ulangan 6:5
3.Membungkuk

Mengucapkan Yesaya 6:3


4.Berlutut
Mengucapkan Mazmur 95:6
5.Sujud
Mengucapkan Mazmur 96:9
6.Bertelut
Membaca Mazmur pagi (Mzm 5:1-13)/siang (Mzm 15:1-5) petang (Mzm 4:1-9)
Doa untuk Yerusalem, Mazmur 122:6-9
7.Berdiri
Mengucapkan Asara Debarot (Sepuluh Perintah)
8. Bertelut
Mengucapkan Avinu (Doa Bapa Kami)
Marilah kita masuk lebih dalam lagi dalam tingkatan spitualitas dalam
berkomunikasi dan berinteraksi dengan Bapa Yahweh di dalam Yesus Sang
Mesias, melalui mengaplikasikan secara personal dan komunal, Tefilah Shakharit,
Minha dan Maariv.
KEUTAMAAN MELAKSANAKAN TEFILAH:
(PENAJAMAN KESADARAN BATIN)
Dalam Matius 26:36-46, ketika Yesus merasa tertekan akibat mengetahui bahwa
waktunya telah dekat bagi diri-Nya akan mengalami eksekusi, maka Dia
meminta para murid-murid-Nya untuk berjaga dan berdoa untuknya. Namun
para murid tidak melakukan apa yang diminta oleh Sang Guru. Mereka
kedapatan sedang tertidur (ay 40). Nampaknya para murid kelelahan setelah
mereka melakukan perjalanan dari bukit Zaitun (ay 3) menuju Taman Getsemani
(ay 36).
Jika anda mengidentifikasi diri anda pada posisi Yesus, apakah perasaan anda
ketika melihat perilaku para murid-murid tersebut? Disaat anda membutuhkan
dukungan moral dan spiritual orang-orang terdekat anda, namun mereka lalai,
bagaimanakah perasaan anda? Keterbatasan dan kelemahan fisik terkadang
menjadi penghalang bagi kita untuk mempertahankan stamina spiritual. Bahkan
keterbatasan dan kelemahan fisik pun dapat menjadi alat bagi si jahat untuk
menghambat kita mempertajam kerohanian kita. Rasa kantuk dan lelah dapat
pula menjadi penghalang ketajaman kesadaran spiritual seseorang.

Yesus mengetahui bahwa waktu bagi diri-Nya sudah sangat begitu dekat untuk
mengalami apa yang telah dinubuatkan ratusan tahun sebelumnya oleh para
nabi, yaitu penolakkan imam-imam Yahudi yang berujung pada eksekusi di kayu
salib Golgota. Dalam keadaan-Nya sebagai manusia, Dia mengalami rasa takut
dan gentar (ay 37). Namun Yesus tidak melarikan diri dari masalah yang harus
dihadapi-Nya. Matius mencatat, Maka Dia maju sedikit lalu sujud dan berdoa
(ay 38), Lalu Dia pergi untuk yang kedua kalinya dan berdoa (ay 42), Dia
membiarkan mereka disitu, lalu pergi dan berdoa untuk yang ketiga kalinya (ay
44). Melalui sikap Yesus menghadapi eksekusi diri-Nya, kita mendapatkan
mutiara pengajaran berharga bahwa Tefilah memiliki keutamaan, yaitu: Pertama,
memberikan kelegaan dan kekuatan saat kita menghadapi berbagai tekanan
yang di luar batas kemampuan. Saat Yesus sedih dan gentar, Dia bersujud dan
berdoa (ay 37-38). Kedua, menghindarkan diri dari pencobaan si jahat. Satan
selalu berkeliling mencari kelemahan seseorang seperti singa yang mengaum (1
Ptr 5:8-9). Dia akan mencobai manusia pada titik yang paling lemah, yaitu
kelemahan dan keterbatasan fisiknya (kantuk, malas, letih) sebagaimana
dikatakan Yesus, Berjagalah dan berdoalah agar tidak terjatuh dalam
pencobaan, karena roh penurut namun daging lemah (ay 41).
Tefilah Shakharit, Minhah dan Maariv merupakan sarana untuk mempertajam
kesadaran batin orang beriman terhadap kehadiran Tuhan dan mencegah kita
dari melakukan berbagai perbuatan yang menjerumuskan dalam berbagai
perbuatan berdosa.
IBADAT HARIAN
(SEBAGAI KENANGAN AKAN MISTERI MESIAS)
Berkaitan dengan relasi teologis antara misteri Mesias dengan ibadah harian,
Bernardus Boli Ujan, SVD memberikan penjelasan yang menarik kita renungkan:
Di dalam Ibadat Harian, Yesus Kristus tidak hanya hadir untuk berdoa tetapi
juga untuk membuat misteri penyelamatan terwujud lagi. Dengan merayakan
Ibadat Harian misteri Paskah menjadi nyata dan efektif untuk hidup kita, dalam
kurun waktu kita. Simbol-simbol utama, seperti terang dan kegelapan, matahari
yang terbit pagi hari sesudah terbenam dalam malam yang kelam,
mengungkapkan keseluruhan misteri Kristus sebagai Matahari keadilan dan
kesetiaan, sebagai Terang yang bercahaya untuk semua bangsa dan menghalau
kegelapan dosa manusia14
PENTINGNYA KAVANAH
Kavanah artinya konsentrasi atau sungguh-sungguh. Tefilah harian dengan
mengucapkan kata-kata yang sama dan postur tubuh yang sama, dapat
menimbulkan rutinitas yang beku dan mati. Untuk membantu suasana kavanah
saat tefilah adalah persiapan batin yang benar. Jika batin tidak memiliki
kerinduan untuk memuji dan menyembah Tuhan, maka yang ada hanyalah
aktivitas mekanis. Inilah makna menyembah dalam roh dan kebenaran (Yoh

4:24) Berikutnya adalah menghayati setiap kata demi kata yang diucapkan, baik
yang dihafalkan maupun yang dibaca saat mengucapkan mazmur pagi, mazmur
siang dan mazmur malam.
Dengan membaca secara seksama, mata dan pikiran serta batin diarahkan untuk
mengalami penyadaran terhadap firman Tuhan yang berkuasa. Kemudian
kavanah dapat muncul jika tempat dimana kita melaksanakan tefilah merupakan
tempat yang nyaman dan tertutup serta jauh dari hingar bingar. Yesus
mengajarkan, Apabila kamu tefilah, masuklah ke dalam kamar, tutuplah pintu
dan tefilahlah kepada Bapamu yang ada ditempat tersembunyi (Mat 6:6). Selain
itu, kavanah dapat ditingkatkan dengan menaikkan beberapa lagu pujian saat
hendak menaikkan doa-doa spontan dan pribadi. Terakhir, kavanah dapat
dibentuk melalui pola mengucapkan Aqanim YHWH (gelar-gelar YHWH) atau
Shemoth YHWH (nama-nama YHWH) dengan menggunakan akedah (ikatan)15.
Komunitas Katholik menyebutnya Rosario, sementara dikalangan Orthodox
disebut Komboskini dan dikalangan Islam disebut Tasbih. Berbagai agama diluar
Kekristenan dan Yudaisme, kerap dijumpai penggunaan ikatan untuk menyebut
nama-nama tuhan mereka, dengan tujuan mendapatkan suasana konsentrasi
atau mendapatkan kekuatan supranatural tertentu.

BERPUASA YANG DIKEHENDAKI TUHAN


Dalam Perayaan Yom Kippur ditandai dengan berpuasa sebagaimana dikatakan
dalam Imamat 23:27 "Akan tetapi pada tanggal sepuluh bulan yang ketujuh itu
ada hari Pendamaian ( yom kippurim); kamu harus mengadakan
pertemuan kudus ( miqra kodesh) dan harus merendahkan diri (
innitem be nafsotekem) dan mempersembahkan korban api-apian
kepada YHWH ( wehiqravttem isheh la YHWH). Dalam bahasa
Ibrani, kata berpuasa dipergunakan kata ( tsom) yang artinya mengurangi
asupan makanan bagi tubuh sebagai bentuk dukacita atau penyesalan
(Theological Words of Old Testament Lexicon, Bible Work 6). Namun dalam
Imamat 23:27 dipergunakan frasa innitem be nafsotekem yang
diterjemahkan dengan merendahkan diri di hadapan Tuhan.

Puasa sebagai bentuk perendahan diri di hadapan Tuhan dilaksanakan bukan


hanya pada saat Yom Kipur melainkan pada saat-saat berikut:

Perkabungan atau dukacita

Dan mereka meratap, menangis dan berpuasa sampai matahari terbenam


karena Saul, karena Yonatan, anaknya, karena umat YHWH dan karena kaum
Israel, sebab mereka telah gugur oleh pedang (2 Samuel 1:12)

Permohonan kesembuhan atas orang lain

Kemudian pergilah Natan ke rumahnya. Dan YHWH menulahi anak yang


dilahirkan bekas isteri Uria bagi Daud, sehingga sakit. Lalu Daud memohon
kepada Tuhan oleh karena anak itu, ia berpuasa dengan tekun dan apabila ia
masuk ke dalam, semalam-malaman itu ia berbaring di tanah (2 Samuel 12:16)

Permohonan perlindungan

Kemudian di sana, di tepi sungai Ahawa itu, aku memaklumkan puasa supaya
kami merendahkan diri di hadapan Tuhan kami dan memohon kepada-Nya jalan
yang aman bagi kami, bagi anak-anak kami dan segala harta benda kami (Ezra
8:21)
Permohonan kesembuhan bagi diri sendiri
Tetapi aku, ketika mereka sakit, aku memakai pakaian kabung; aku menyiksa
diriku dengan berpuasa, dan doaku kembali timbul dalam dadaku (Mazmur
35:13)
Pengakuan dosa bangsa
Pada hari yang kedua puluh empat bulan itu berkumpullah orang Israel dan
berpuasa dengan mengenakan kain kabung dan dengan tanah di kepala.
Keturunan orang Israel memisahkan diri dari semua orang asing, lalu berdiri di
tempatnya dan mengaku dosa mereka dan kesalahan nenek moyang mereka
(Nehemia 9:1-2)
Memohon petunjuk dan jawaban Tuhan
Setelah itu bani Moab dan bani Amon datang berperang melawan Yosafat
bersama-sama sepasukan orang Meunim. Datanglah orang memberitahukan
Yosafat: "Suatu laskar yang besar datang dari seberang Laut Asin, dari Edom,
menyerang tuanku. Sekarang mereka di Hazezon-Tamar," yakni En-Gedi. Yosafat
menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari YHWH. Ia menyerukan
kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa (2 Tawarik 20:1-3)
Memohon dukungan dan kekuatan untuk melaksanakan tugas

"Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan


berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari
lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangkupun
akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja,
sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati,
biarlah aku mati." (Ester 4:16)
Dari pembacaan teks di atas nampak kepada kita bahwa berpuasa memiliki
suatu nilai yang berharga dan menggerakkan suatu perubahan dalam kehidupan.
Berpuasa bukan sekedar bentuk perendahan diri di hadapan Tuhan namun
penyerta agar doa-doa kita didengarkan oleh Tuhan.

Bagaimanakah berpuasa yang dikehendaki oleh Tuhan itu? Jika kita membaca
dengan seksama Yesaya 8:1-12, ternyata berpuasa itu bukan sekedar menahan
lapar dan haus. Berpuasa bukan sekedar tidak makan dan minum. Berpuasa
bukan sekedar menunggu waktu untuk mengakhiri puasa dengan tidur dan tidak
melakukan aktifitas apapun. Mari kita baca Yesaya 58:1-14 sbb:
Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan
sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka dan kepada
kaum keturunan Yakub dosa mereka! Memang setiap hari mereka mencari Aku
dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang melakukan yang
benar dan yang tidak meninggalkan hukum Tuhannya mereka menanyakan Aku
tentang hukum-hukum yang benar, mereka suka mendekat menghadap Tuhan,
tanyanya: "Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga?
Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?"
Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu,
dan kamu mendesak-desak semua buruhmu. Sesungguhnya, kamu berpuasa
sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak
semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak
akan didengar di tempat tinggi. Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang
Kukehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau
menundukkan kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu
sebagai lapik tidur? Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa,
mengadakan hari yang berkenan pada YHWH?
Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggubelenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau
memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya
engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke
rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat
orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak
menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!

Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih
dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan YHWH
barisan belakangmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan YHWH
akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini
Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak
lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah, apabila engkau
menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan
hati orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan
kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari. YHWH akan menuntun engkau
senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan
membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik
dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan. Engkau akan
membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki
dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan "yang
memperbaiki tembok yang tembus", "yang membetulkan jalan supaya tempat
itu dapat dihuni". Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak
melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari
Sabat "hari kenikmatan", dan hari kudus YHWH "hari yang mulia"; apabila
engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan
tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, maka engkau akan
bersenang-senang karena YHWH, dan Aku akan membuat engkau melintasi
puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi
makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut YHWHlah
yang mengatakannya
Dari pembacaan Yesaya 58:1-14 di atas kita dapat melihat 4 hal penting sbb:
1. YHWH meminta Yesaya untuk memberitahukan dosa dan
pelanggaran Bangsa Israel (Yes 58:1)
1. Daftar dosa Israel (Yes 58:2-5) sbb:
1. Munafik (ay 2)
2. Berpuasa namun masih tetap melakukan urusan masing-masing (ay
3)
3. Berpuasa namun masih berlaku tidak adil pada buruh (ay 3)
4. Berpuasa namun masih berbantah dan berkelahi (ay 4)
5. Berpuasa namun masih memukul dengan tinju (ay 4)
1. Berpuasa yang dikehendaki YHWH (Yes 58:6-7)
1. Berpuasa sambil membuka belenggu kelaliman (ay 6)
2. Berpuasa sambil melepaskan tali-tali perhambaan (ay 6)
3. Berpuasa sambil memerdekakan orang yang teraniaya (ay 6)

4. Berpuasa sambil mematahkan setiap kuk perhambaan (ay 6)


5. Berpuasa sambil memecah roti bagi orang lapar (ay 7)
6. Berpuasa sambil membawa orang miskin ke rumah (ay 7)
7. Berpuasa sambil memberi pakaian bagi orang telanjang (ay 7)
8. Berpuasa dengan tidak menghindarkan diri dari saudara yang
membutuhkan (ay 7)
1. Berkat YHWH bagi yang berpuasa seturut kehendak-Nya (Yesaya
58:8-14)
1. Terangmu akan mereka seperti fajar (ay 8)
2. Lukamu akan pulih dengan segera (ay 8)
3. Kebenaran menjadi barisan depanmu (ay 8)
4. Kemuliaan YHWH menjadi barisan belakangmu (ay 8)
5. Ketika berseru pada YHWH akan dijawab (ay 8-9)
6. Akan terbit terang dari kegelapan (ay 10)
7. YHWH akan menuntun senantiasa (ay 11)
8. YHWH akan memuaskan hati kita di tanah kering (ay 11)
9. YHWH akan membarui kekuatan (ay 11)
10.Menjadi taman yang diairi dengan baik dan tidak mengecewakan
(ay 11-12)
11.Membangun reruntuhan yang berabad-abad (ay 12)
12.Memperbaiki dasar yang diletakkan banyak keturunan (ay 12)
13.Memperbaiki tembok yang tembus (ay 12)
14.Bersenang-senang karena YHWH dan melintasi bukit dengan
kendaraan kemenangan (ay 14)

Pembacaan teks di atas mengajarkan hal mendalam pada kita bahwa berpuasa
ternyata harus melakukan sesuatu yang dikehendaki YHWH. Berpuasa bukan
tidur seharian lalu menunggu petang dan berbuka. Berpuasa bukan dengan jalan
mencari-cari keributan mengatasnamakan Tuhan dan Agama serta Kesucian.
Berpuasa bukan sekedar menahan nafsu lapar dan nafsu haus. Berpuasa bukan
sekedar menahan nafsu amarah.

Berpuasa yang dikehendaki YHWH adalah kita berbuat sesuatu bagi sesama kita.
Menolong mereka yang tertindas, menolong mereka yang berkekurangan,
menolong mereka yang lapar, menolong mereka yang miskin, dll. Berpuasa yang
dikehendaki YHWH adalah kita memiliki kepedulian sosial dan menegakkan
keadilan sosial.
Kekristenan kerap menyalahpahami bahwa istilah keadilan sosial semata-mata
milik dan jargon politik dan politisi. Namun persoalan keadilan sosial adalah
salah satu dari isi Torah dan Torah adalah Firman YHWH dan Firman YHWH adalah
kehendak YHWH. Torah berulang kali membicarakan mengenai keadilan sosial,
mengecam para pemimpin yang tidak berlaku adil, memberikan petunjuk teknis
dan petunjuk pelaksanaan keadilan sosial.
Mengapa Gereja dan Kekristenan jarang mengupas tema-tema keadilan sosial
dalam kotbahnya, mengapa aksi-aksi pelayanan Kristen hanya sebatas
membantu korban bencaba alam dan memberikan bantuan makanan bagi
mereka yang mengalami derita kemiskinan? Keadilan sosial lebih dari sekedar
memberikan bantuan finansial atau material. Keadilan sosial adalah sikap hidup
yang dilandasi Torah, yang penjabaranya sangat kompleks, meliputi berlaku adil
terhadap karyawan atau pegawai, memperlakukan para janda dan anak yatim
dengan benar, memberikan pembelaan kepada mereka yang tertindas secara
hukum dan politik, tidak mengambil riba terhadap orang yang meminta bantuan
keuangan dari diri kita.
Tidak harus menjadi seorang politikus untuk membicarakan keadilan sosial.
Seorang rohaniawan dapat melancarkan kritik terhadap keadilan sosial yang
timpang dengan pisau analisis Torah. Robert John Ackerman mengatakan,
Agama memang <span>sumber kritik sosial yang abadi</span>, tetapi
umumnya agama tidak sama dengan kritik sosial. Kritik memang tidak membuat
agama layu, tetapi agama yang tidak dapat melancarkan kritik berarti sudah
mati (Agama Sebagai Kritik, hal 5). Darimana sumber kritik sosial tersebut?
Torah, karena Torah membicarakan bukan hanya aspek devosional vertikal umat
manusia dengan Yahweh Semesta Alam namun Torah juga berbicara aspek sosial
horisontal umat manusia yang memiliki Torah terhadap umat manusia lain yang
tidak memiliki Torah.
Dengan tulisan ini, diharapkan Gereja tidak hanya terlena dan menyibukkan diri
dengan pertengkaran dotrinal yang menjemukan dan yang merupakan warisan
abad-abad pertengahan, melainkan mulai membuka diri untuk membumikan
Torah dalam kehidupan kongkrit. Bukankah Yesus mengajar, datanglah
kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi sebagaimana di surga (Mat 6:10)?
Hadirnya Kerajaan Surga dimanifestasikan oleh pelaksanaan kehendak-Nya yang
selaras antara surga dan bumi. Kerajaan Surga bukan sekedar makanan dan
minuman melainkan penerapan prinsip-prinsip firman kebenaran dalam
kehidupan nyata, termasuk keadilan sosial (Rm 14:17). Barangsiapa tidak
berlaku adil, tidak beroleh bagian dalam kerajaan-Nya (1 Kor 6:9). Yesus
mengecam kesalehan yang egois dan tidak mempedulikan keadilan sosial,

karena keadilan sosial adalah hukum yang terutama sebagai pengejawantahan


kasih terhadap sesama (Mat 23:23).

Kembali kepada pembahasan mengenai berpuasa yang dikehendaki Yahweh


Tuhan kita di dalam Yesus Sang Mesias Junjungan Agung kita Yang Ilahi. Marilah
kita memasuki perayaan Yom Kippur dengan melakukan puasa yang dikehendaki
Tuhan dan melaksanakan puasa di luar perayaan Yom Kippur dengan
pemahaman yang benar, agar berkat dan kuasa Tuhan benar-benar
mengejawantah dalam kata dan perbuatan serta kehidupan kita sehari-hari.

Jika Yesaya 58:1-14 mengajarkan pada kita berpuasa yang benar dan
dikehendaki Tuhan dengan cara melakukan tindakan yang menjadi berkat bagi
sesama, maka Yesus Juruslamat kita mengajarkan bagaimana sikap hati dan fisik
kita saat berpuasa sebagaimana dikatakan dalam Matius 6:13-18 sbb:
"Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik.
Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang
berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat
upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah
mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa,
melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu
yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu
Marilah kita berpuasa dengan hati yang bersih dan wajah yang cerah. Kita tidak
perlu menunjukkan dan membuktikan pada orang lain bahwa kita sedang
berpuasa dan meminta orang lain untuk menghormati kita saat kita sedang
berpuasa. Berpuasalah dengan niat hati yang tulus karena YHWH dan jangan
menuntut orang lain untuk menghormati kita jika mereka kedapatan makan dan
minum di hadapan kita. Ketika kita menuntut dan meminta orang lain
menghargai diri kita yang sedang berpuasa, sesungguhnya kita telah gagal
mengendalikan nafsu amarah dan keinginan untuk menerima penghormatan dari
orang lain. Firman YHWH sbb: "Katakanlah kepada seluruh rakyat negeri dan
kepada para imam, demikian: Ketika kamu berpuasa dan meratap dalam bulan
yang kelima dan yang ketujuh selama tujuh puluh tahun ini, adakah kamu
sungguh-sungguh berpuasa untuk Aku? (Zakharia 7:5) Adalah kita berpuasa
untuk diri kita sendiri atau untuk Tuhan? Adakah kita berpuasa untuk
mendapatkan pujian dan sanjungan serta penghormatan orang lain, atau Tuhan?
ADAKAH KONSEP TAKDIR DALAM KEKRISTENAN?
Kajian Mazmur 139: 13-16

Pemazmur mengatakan Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku,


menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena

kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar
menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di
tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling
bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya
tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya. Ayat
ini memberikan pengertian bahwa Tuhan memiliki sebuah rencana atas
kehidupan manusia sebelum lahir ke dunia. Rencana Tuhan tersebut ditetapkan
dalam kekekalan. Dalam terminologi Islam, penetapan tersebut dinamai Takdir.

Telinga kita kerap mendengar istilah Takdir. Saat kita menonton tayangan film
atau sinetron di televisi. Saat laporan berita di televisi mengenai musibah,
kriminal dan peristiwa sehari-hari. Apakah Kekristenan mengenal konsep tentang
takdir? Sebelumnya kita mengkaji terlebih dahulu pengertian tentang takdir.
Kata takdir merupakan terminologi dalam Islam. Kata takdir berkaitan
dengan kata nasib.

Kata takdir (taqdir) terambil dan kata qaddara berasal dari akar kata qadara
yang antara lain berarti mengukur, memberi kadar atau ukuran, perhitungan,
ketetapan dan keputusan sehingga jika Anda berkata, "Allah telah menakdirkan
demikian," maka itu berarti, "Allah telah memberi kadar/ukuran/batas tertentu
dalam diri, sifat, atau kemampuan maksimal makhluk-Nya." Takdir memiliki dua
bagian: qadar dan qadha. Arti qadar adalah ukuran tentang fenomena dan
kejadian. Sedang qadha adalah keputusan Tuhan tentang kejadian dan peristiwa
dengan suatu perhitungan. Dalam alam semesta ini qadar terwujud dalam
ilustrasi kehidupan sehari-hari dan ilimiah. Sebagai contoh bergeraknya jantung.
Maha Suci Allah1) yang menggerakkan jantung. Manusia tidak bisa menghentikan
bergeraknya jantung sesuai dengan kehendak manusia. Hai jantung
berhentilah ?. Jantung tidak akan berhenti. Jantung itu akan berhenti sesuai
dengan kadar dan ukuran atau formula yang ditetapkan oleh Tuhan. Awalnya
jantung itu sehat kemudian lama-lama akan menjadi rusak. Bagaimana
kerusakan itu akan menyebabkan jantung itu berhenti. Inilah yang ditetapkan
melalui rumusan atau ukuran yang pasti oleh Tuhan. Kalau jantung itu dirusak
oleh tangan manusia apakah di tembak atau ditusuk dengan alat tajam atau
memakan makan yang mengnandung kolesterol, jantung itu akan rusak.
Berhentinya yang tergantung kerusakan yang ditentukan melalui ukuran
Tuhan.Seperti orang bunuh diri. Bunuh diri ini dilarang oleh Tuhan. 2) Jadi bunuh
diri itu bukan kehendak Tuhan tetapi kehendak manusia itu sendiri. Nah, hasilnya
apakah dia itu mati atau luka parah atau luka ringan. Itu tergantung pada
rumusan atau ukuran yang sudah ditetapkan. Kalau dia bunuh diri melompat dari
gedung bertingkat 20. Menurut ukuran Tuhan pasti mati, kalau tidak ada

rintangan. Kalau dia melompat gedung yang dibawah banyak rintangan


misalnya, ada pepohonan dan sebagainya bisa jadi tidak mati[1].

Kata nasib sendiri berasal dari bahasa arab yang berarti al hazzhu min kulli
syaiin (bagian dari segala sesuatu) bentuk pluralnya adalah anshiba dan
anshibah. Dari aspek majaz : jika disebutkan lii nashiibun minhu artinya kami
mempunyai bagian tertentu pada asalnya. An nashib juga bermakna al haudhu
yaitu bagian dari daerah tertentu di bumi sebagaimana disebutkan al Jauhari.
(Lisanul Arab juz I hal 974, Maktabah Syamilah). Dari kedua makna tersebut,
nasib bisa diartikan dengan bagian yang diterima seseorang, baik itu berupa
kesenangan maupun kesusahan, keuntungan maupun kerugian, kebaikan
maupun keburukan. Sedangkan takdir berasal dari kata al qodr yang menurut
syariat adalah bahwasanya Allah swt mengetahui ukuran-ukuran dan waktuwaktunya sejak azali kemudian Dia swt mewujudkannya dengan kekuasaan dan
kehendak-Nya sesuai dengan ilmu-Nya. Dan Dia swt juga menetapkannya di
Lauh Mahfuzh sebelum menciptakannnya, sebagaimana disebutkan didalam
hadits, Yang pertama kali diciptakan Allah adalah pena. Dia swt mengatakan
kepadanya, Tulislah. Pena itu mengatakan, Apa yang aku tulis? Dia swt
mengatakan, Tulislah segala sesuatu yang akan terjadi. (Syarhul aqidah al
wasathiyah juz I hal 32, Maktabah Syamilah)[2]

Adapun beberapa ayat Al Quran yang menyinggung mengenai kata takdir sbb:

Qs 25: 2. yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia


tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam
kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia
menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya (fa qaddarahu
taqdira)

Qs 36:38-39. dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah


ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui (taqdirul azizil alim).
Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah
dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk
tandan yang tua

Qs 65:3. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.


Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan

yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan


bagi tiap-tiap sesuatu (qad jaallalahu li kulli syaiin qadra)

Qs 87: 1-5 Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tingi, yang


menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya), dan yang
menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk (wa ladzi
qadara fa hada) dan yang menumbuhkan rumput-rumputan lalu dijadikanNya rumput-rumput itu kering kehitam-hitaman

Analisis Etimologis Nasib: [3]


1. Nasyaba (Bahasa Arab):
a. Menanam, menumbuhkan (tanaman pohon)
b. Memelihara, mengasuh (anak, hewan)
c. Membangun (rumah)
d. Menyiapkan (makanan)
e. Mempersiapkan diri (untuk tugas tertentu)
2. Nasyab (Bahasa Arab) = usaha keras, pengerahan segala kekuatan
(untuk mencapai sesuatu)
3. Nasyiib (Bahasa Arab):
a. Saham, bagian modal yang ditanamkan dalam suatu
perusahaan/perseroan
b. Bagian keuntungan yang diperoleh sesuai dengan sahamnya
c. Partisipasi, keikutsertaan, pengambil-bagian-an dalam suatu kegiatan
d. Peruntungan (untung-malang)
e. Kesempatan
f. Peristiwa kebetulan yang terjadi tanpa pola sebab-akibat yang jelas
g. Peristiwa yang menimpa seseorang atau peristiwa yang dialami
seseorang, yang terjadi di luar kontrol kehendak sadarnya
h. Bagian yang diterima seseorang sebagai hasil undian
4.

Yaa-nasyiib (Bahasa Arab) = lotere, undian

5. Naasyib (Bahasa Arab) = menguras tenaga


6. Nasyba (Bahasa Arab) = tanaman
7.

Dengan mempelajari etimologi istilah nasib, kita bisa mendapat


pemahaman yang komprehensif mengenai nasib:
a. Adanya faktor usaha manusia yang optimal
b. Adanya faktor kebetulan (untung-untungan) yang di luar
kontrol/kehendak sadar manusia. Bagi orang beriman, faktor yang tak
terelakkan ini dipahami sebagai Misteri Kehendak Allah

8. Sikap menyerah yang ekstrem kepada nasib ini disebut fatalisme


(yang menolak peranan usaha manusia dalam menjalani nasib-nya).
Fatum (Bahasa Latin) = titah/sabda yang berkekuatan mutlak tak
terelakkan, yang menentukan untung-malang manusia

Analisis Etimologis Takdir :[4]


1. Qadara (Bahasa Arab):
a. Memutuskan, menetapkan, menitahkan sesuatu
b. Memiliki kekuasaan/kewibawaan/kemampuan/kekuatan
c. Mengukur, menetapkan ukuran (batas-batas maksimum) sesuatu
d. Memberi bagian/porsi dengan ukuran yang pasti
2.

3.

Al-Qadir = Yang Mahakuasa (Allah)

3. Qadr = kadar, ukuran, kuantitas dengan ukuran tertentu, kualitas yang


terukur
4.

Taqdir = kadar/ukuran/kuantitas/kualitas tertentu yang


diberikan/ditetapkan kepada tiap makhluk-Nya, berupa potensi,
kemampuan, kemungkinan-kemungkinan dengan batas-batas yang mutlak

Bagaimana dengan konsep Kristiani mengenai takdir? Kitab TaNaKh dan


Perjanjian Baru tidak menggunakan istilah takdir namun menggunakan beberapa
istilah Ibrani yaitu makhasava, zamam, asha, mezima, yatsar,
nekhtak, khuqot dan istilah Yunani keimai, diatithemi, apodeiknumi,
proopizo, istemi, orizo yang dalam terjemahan LAI biasa diterjemahkan
dengan DITENTUKAN, DITETAPKAN, RENCANA, RANCANGAN,
sebagaimana tabulasi data ayat berikut:

DITENTUKAN

1. Yesaya 37:26 Bukankah telah kaudengar, bahwa Aku telah


menentukannya dari jauh hari dan telah merancangnya dari zaman
purbakala? Sekarang Aku mewujudkannya, bahwa engkau membuat sunyi
senyap kota-kota yang berkubu menjadi timbunan batu,
2. Lukas 2:34 Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria,
ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau
membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda
yang menimbulkan perbantahan
3. Lukas 22:29 Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama
seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku,
4. Kisah Rasul 2:22 Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang
aku maksudkan, ialah (Yahshua) dari Nazaret, seorang yang telah

ditentukan (Tuhan) dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatankekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh
(Tuhan) dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang
kamu tahu.
5. Kisah Rasul 4:28 untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau
tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendak-Mu.
6. Kisah Rasul 10:42 Dan Ia telah menugaskan kami memberitakan kepada
seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa Dialah yang ditentukan (Tuhan)
menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati.
7. Kisah Rasul 13:48 Mendengar itu bergembiralah semua orang yang
tidak mengenal (Tuhan) dan mereka memuliakan firman (YHWH); dan
semua orang yang ditentukan (Tuhan) untuk hidup yang kekal, menjadi
percaya.
8. Kisah Rasul 17:26 Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua
bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia
telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman
mereka,
9. Roma 3:25 Mesias Yesus telah ditentukan Tuhan menjadi jalan
pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk
menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang
telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. Maksud-Nya ialah untuk
menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar
dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus
10.Efesus 1:11 Aku katakan "di dalam Mesias", karena di dalam Dialah kami
mendapat bagian yang dijanjikan kami yang dari semula ditentukan untuk
menerima bagian itu sesuai dengan maksud Tuhan, yang di dalam segala
sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya
11.Efesus 1:5 Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus
Sang Mesias untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan
kehendak-Nya,
DITETAPKAN

1. Yeremia 31:35 Beginilah firman YHWH, yang memberi matahari untuk


menerangi siang, yang menetapkan bulan dan bintang-bintang untuk
menerangi malam, yang mengharu biru laut, sehingga gelombanggelombangnya ribut, YHWH semesta alam nama-Nya:
2. Daniel 9:24 Tujuh puluh kali tujuh masa telah ditetapkan atas bangsamu
dan atas kotamu yang kudus, untuk melenyapkan kefasikan, untuk
mengakhiri dosa, untuk menghapuskan kesalahan, untuk mendatangkan

keadilan yang kekal, untuk menggenapkan penglihatan dan nabi, dan


untuk mengurapi yang maha kudus.
3. Lukas 22:22 Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah
ditetapkan, akan tetapi, celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!"
4. Lukas 17:31 Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia
dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukanNya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal
itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati."
RANCANGAN

1. Yesaya 55:8 Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu


bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman YHWH.
2.
3. Yeremia 29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa
yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman YHWH, yaitu
rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk
memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
4.
5. Ayub 42:2 "Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu,
dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.
RENCANA
1. Yesaya 46:11 yang memanggil burung buas dari timur, dan orang yang
melaksanakan putusan-Ku dari negeri yang jauh. Aku telah
mengatakannya, maka Aku hendak melangsungkannya, Aku telah
merencanakannya, maka Aku hendak melaksanakannya.
2. Yeremia 51:12 Angkatlah panji-panji terhadap tembok-tembok Babel,
perkuatlah penjagaan! Tempatkanlah orang-orang jaga, persiapkanlah
penghadangan! Sebab YHWH telah merencanakan dan melaksanakan juga
apa yang diancamkan-Nya terhadap penduduk Babel.
3. 1 Petrus 1:2 yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana
Tuhan, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada
Yesus Sang Mesias dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih
karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu.
Dari kajian di atas dapat disimpulkan bahwa Kekristenan memiliki konsep
tentang Takdir. Namun konsep Kristen tentang Takdir memiliki perbedaan dengan
Islam. Konsepsi Kristen tentang Takdir (Ketetapan, Ketentuan, Rencana,
Rancangan Tuhan) memiliki dua karakteristik yang berbeda dengan Islam dalam
hal sbb:

1. YHWH tidak menetapkan, merencanakan, merencanakan, merancangkan


kecelakaan, penderitaan atas diri manusia. Baik kecelakaan dan
penderitaan adalah dosa dan pelanggaran manusia atas perintah YHWH
(Yer 2:19, Ul 28:1-26). Problem: Jika YHWH tidak menetapkan,
merencanakan, merencanakan, merancangkan kecelakaan, penderitaan
atas diri manusia, bagaimana dengan Yesaya 45:7 yang mengatakan
bahwa YHWH menjadikan nasib mujur dan celaka bagi manusia?
Bagaimana pula dengan Ulangan 29:2 dimana YHWH menjatuhkan hajaran
dan penyakit atas manusia? Mengenai Yesaya 45:7, ayat ini
membicarakan kedaulatan dan kekuasaan YHWH untuk mengubah segala
sesuatu, menjadikan segala sesuatu baik yang buruk maupun yang baik.
Hal buruk yang dijadikan YHWH disiapkan bagi orang-orang yang
melanggar titah-titah-Nya. Kenyataan ini bermuara pada Yeremia 2:19
dimana dosa dan pelanggaran seseorang menyebabkan petaka dan
keburukan datang dengan seizin YHWH. Hal yang sama terjadi dengan
Ulangan 29:2. Ayat ini menegaskan bahwa hukuman YHWH dapat melanda
manusia oleh karena suatu sebab bukan oleh karena suatu takdir. Sebab
itu adalah pelanggaran manusia terhadap perintah YHWH.
2. YHWH telah menetapkan, merencanakan, merencanakan, merancangkan
keselamatan dan kehidupan kekal atas orang-orang pilihan-Nya (1 Ptr 1:2,
Ef 1:5). Sebaliknya, Al Quran menegaskan bahwa semua umat manusia
akan mendatangi neraka sebagaimana dikatakan dalam Qs 19:71, Dan
tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal
itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. Untuk
kemudian orang-orang yang bertakwa akan diselamatkan sebagaimana
dikatakan dalam Qs 19:72 sbb: Kemudian Kami akan menyelamatkan
orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di
dalam neraka dalam keadaan berlutut.
Bagaimana dengan kata nasib dalam Kekristenan? Kata nasib tertulis dalam
terjemahan Kitab Suci TaNaKh dan Perjanjian Baru oleh Lembaga Alkitab
Indonesia. TaNaKh menggunakan istilah Ibrani miqare, pega dan goral
yang diterjemahkan oleh Septuaginta dengan sunantema, kleros, kairos
1. Pengkotbah 2:15 Maka aku berkata dalam hati: "Nasib yang menimpa
orang bodoh juga akan menimpa aku. Untuk apa aku ini dulu begitu
berhikmat?" Lalu aku berkata dalam hati, bahwa inipun sia-sia.
2. Pengkotbah 9:11 Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa
kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan
perjuangan bukan untuk yang kuat, juga roti bukan untuk yang berhikmat,
kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik
cendekia, karena waktu dan nasib dialami mereka semua.

3. Yeremia 13:25 Itulah nasibmu, bagianmu yang telah Kuukur untukmu,


demikianlah firman YHWH, karena engkau melupakan Aku, dan
mempercayai dusta.
Kembali kepada pembacaan teks Mazmur 139:13-16 khususnya ayat 16 yang
mengatakan, mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu
semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari
padanya. Dalam teks Ibrani, golmi rau eyneka, weal sifreka kulam yikatevu
yutsaru, we lo ekhad bahem. Kata golmi dari kata golem yang artinya an
embryo (bakal anak). Rancangan, rencana, ketetapan, keputusan atau takdir
Tuhan atas seorang manusia dimulai sejak dia berstatus golem (bakal anak)
bukan yeled (anak). Oleh karenanya, praktek aborsi adalah pembunuhan
karena Tuhan telah memberikan kehidupan dan rencana atas bakal anak yang
dikandung seorang wanita. Konsekwensi logis pemahaman ini bahwa kita
berharga di mata YHWH. Dia telah melihat dan memberikan sejumlah potensi
dalam diri kita sejak kita masih berada dalam kandungan ibu kita. Kita harus
bersyukur dan menikmati kehidupan yang YHWH telah berikan bagi kita. Kata
yikatevu dari kata katav yang artinya to write (menulis). Kehidupan yang
sudah kita lewati dan sedang kita jalani serta akan kita datangi adalah sebuah
garis kehidupan yang telah dituliskan sebelum kita lahir ke dunia ini. Semua
yang terjadi sudah ada takarannya masing-masing. Dan yang tidak boleh kita
abaikan, bahwa garis kehidupan yang YHWH berikan semata-mata adalah garis
kehidupan yang dirancangkan untuk kebaikan, kedamaian kita (Yer 29:11).
Berbagai keburukan yang dialami bisa jadi karena faktor kesalahan kita (Yer
2:19), kuasa gelap (Ayb 2:7), namun semua diijinkan YHWH terjadi untuk
kebaikkan kita (Rm 8:28).
Hargailah kehidupan, terimalah kehidupan yang telah Tuhan berikan pada kita
dengan ucapan syukur. Optimalkan usaha dan kerja keras kita agar kebaikan-Nya
yang telah dijanjikan menghampiri kehidupan kita, Amin
APAKAH ORANG KRISTEN DAPAT KERASUKAN SETAN?
Masih banyak dijumpai pemahaman dalam lingkungan Kekristenan yang
mengatakan bahwa Satan dan roh-roh jahat adalah tahayul dan isapan jempol
hasil dari ketakutan manusia serta kesalahan dalam menilai gejala psikologis
tertentu. Tidak sedikit rohaniawan Kristen yang tidak mempercayai keberadaan
roh-roh jahat sebagai mahluk yang nyata.
Tidak mengherankan ketika terjadi berbagai kasus demonis seperti kerasukan,
tenung, sihir, gendham, teluh, santet yang dialami jemaat Kristen, tidak banyak
pendeta yang mengerti bagaimana cara menangani kasus tersebut sehingga
membuat beberapa jemaat tersesat dan mencari pertolongan kepada
paranormal dan dukun-dukun.
Shatan ada dan masih melakukan aktivitasnya sampai hari ini. Shatan adalah
musuh kita. Yesus berkuasa atas Shatan. Yesus memberikan kuasa kepada
murid-muridnya dan semua orang yang percaya padanya untuk mengusir
Shatan.

Kajian ini hendak memberikan uraian ringkas mengenai apa dan bagaimana
Shatan menurut pandangan Kitab TaNakh dan Perjanjian Baru dan bagaimana
kita dapat melibatkan diri dalam pelayanan Exorcisme atau pelepasan dari kuasa
Shatan dengan menerapkan beberapa prinsip Firman Tuhan.
Asal Usul Satan:
Sebelum kita mengupas asal usul Satan, kita akan mengkaji dia istilah penting
dalam terjemahan LAI berkaitan dengan roh-roh jahat yaitu istilah Iblis dan
Jin. Kata ini bertebaran dalam sejumlah ayat-ayat dalam Al Quran al.,[1]
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu
kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan
adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir: (Qs 2;34)
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu
kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin,
maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan
turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka
adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi
orang-orang yang zalim (Qs 18;50)
Dan istilah yang sama, muncul pula dalam sejumlah ayat-ayat dalam terjemahan
TaNaKh dan Kitab Perjanjian Baru dalam bahasa Indonesia versi Lembaga Alkitab
Indonesia al.,25
Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara
mereka datang juga Iblis untuk menghadap TUHAN. Maka bertanyalah TUHAN
kepada Iblis: "Dari mana engkau?" Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Dari
perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi." Firman TUHAN kepada Iblis:
"Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorang pun di
bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan
menjauhi kejahatan. Ia tetap tekun dalam kesalehannya, meskipun engkau telah
membujuk Aku melawan dia untuk mencelakakannya tanpa alasan." Lalu jawab
Iblis kepada TUHAN: "Kulit ganti kulit! Orang akan memberikan segala yang
dipunyainya ganti nyawanya. Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah tulang
dan dagingnya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu." Maka firman TUHAN
kepada Iblis: "Nah, ia dalam kuasamu; hanya sayangkan nyawanya." Kemudian
Iblis pergi dari hadapan TUHAN, lalu ditimpanya Ayub dengan barah yang busuk
dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya. (Ayb 2:1-7)
Adapun kata Jin muncul dalam beberapa ayat terjemahan berikut,
Janganlah mereka mempersembahkan lagi korban mereka kepada jin-jin, sebab
menyembah jin-jin itu adalah zinah. Itulah yang harus menjadi ketetapan untuk
selama-lamanya bagi mereka turun-temurun (Im 17:7)
Di sana berpapasan binatang gurun dengan anjing hutan, dan jin bertemu
dengan temannya; hantu malam saja ada di sana dan mendapat tempat
perhentian (Yes 34:14)

Namun jika kita mengkaji dengan seksama dalam teks Masoretik, ketiga kutipan
di atas ternyata memiliki terminologi yang berbeda. Kata iblis dalam Ayub 2:17 ternyata digunakan kata shatan, sebagaimana saya kutipkan bunyi Ayub 2:1,
wayehi hayyom wayyabou beney ha Elohim lehityasev al YHWH wayavo gam ha
Shatan betokam lehityyass al YHWH.
Demikian pula dengan kata Jin dalam Imamat 17:7 dalam teks Masoretik ditulis
dengan Sheirim sebagaimana saya kutipkan, welo yizbekhu od et zivkheyhem
la sheirim asyer hem zonim akhareyhem khuqat olam, tihye zot lahem
ledorotam. Adapun mengenai kata Jin dalam Yesaya 34:14, dalam teks
Masoretik tertulis Lilit sebagaimana saya kutipkan, upagshu tsiyyim et iyyim we
shair al reehu yiqra ak sham hirgiyah lilit umatsa lah manoah[2]
Persoalannya adalah, setarakah istilah Iblis untuk menerjemahkan Shatan atau
Jin untuk menerjemahkan kata Lilit dan Sheirim? Marilah kita lihat penjelasan
Ahmad Azhar Basyir mengenai Iblis, Setan dan Jin sbb: Iblis adalah sebangsa Jin
yang membangkang perintah-perintah atau hukum Allah. Dapat dikatakan
bahwa Iblis merupakan nenek moyang syetan. Sedangkan syetan sendiri berarti
pribadi Jin yang memberontak pada Allah[3].
TaNaKh dan Kitab Perjanjian Baru tidak mengenal konsep nenek moyang
syetan. TaNaKh hanya menyebut istilah Shatan yang artinya Musuh (Ayb 1:1219) dan beberapa mahluk yang disebut dengan Sheirim yang bermakna
malhluk berbulu lebat (Im 17:7), lalu Lilith atau roh jahat yang ada di Edom
(Yes 34:14).
Lembaga Alkitab Indonesia menerjemahkan Shatan (Ayb 1:12-19) dengan Iblis
dan Sheirim (Im 17:7) dengan Jin, padahal konsep yang terkandung di dalamnya
sangat jauh berbeda. Lebih baik tidak perlu diterjemahkan untuk memunculkan
makna aslinya.
Baik istilah Iblis maupun Jin merupakan konsep yang diusung dari
perbendaharaan Al Quran, yang memiliki konsep yang berbeda dengan istilah
Shatan dan Sheirim. Perhatikan nats Quran dari QS 18:50 yang berbunyi sbb:
wa iz qulna lil-malaikatisjudi li Adama fa sajadu illa iblis, kana minal-jinni fa
fasaqa an amrih rabbih,(dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada para
malaikat: sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia
adalah dari golongan jin, maka dia mendurhakai perintah Tuhannya.).
Mungkin saja ada dugaan bahwa kata Iblis berasal dari pengaruh kata Yunani,
Diabolos untuk menerjemahkan Shatan. Kalaupun teori ini benar, namun konsep
yang telah melekat dalam istilah Iblis berdasarkan Quran, tidak memungkinkan
kita menggunakan kata tersebut dalam terjemahan Kitab Suci TaNaKh maupun
Kitab Perjanjian Baru.
TaNaKh memberikan kesaksian mengenai asal usul Shatan sbb: Malaikat yang
jatuh (Yesh 14:12). Teks Ibrani menyebutkan Heylel ben Shakhar yang artinya
Yang Bercahaya, Putra Fajar. Lembaga Alkitab Indonesia menerjemahkan
Heylel dengan Bintang Timur. Ini merupakan penafsiran dikarenakan dikaitkan

dengan kata berikutnya yaitu Putra Fajar, sehingga menimbulkan penafsiran


bahwa ini berkaitan dengan bintang pagi yang terbit di ufuk timur. Namun secara
literal, Heylel bermakna Yang Bercahaya. Oleh Kitab Vulgata terjemahan
Yerome, diterjemahkan Luciferous. Dari kata ini dikenal sebutan Lucifer. Namun
Lucifer bukanlah nama malaikat yang jatuh sebagaimana berkembang dalam
teologi Kristen tertentu, Malaikat ini memberontak pada Tuhan Yahweh. Alasan
pemberontakan karena ingin menyamai Tuhan Yang Maha Tinggi (Yekhz 28:17,
Yesh 14:12, Luk 10:18)
Berdasarkan pengkajian di atas, maka untuk kata Shatan tetap dipertahankan
dan kata Iblis dihilangkan dalam terjemahan Kitab Suci. Sementara kata Jin di
beberapa tempat dihilangkan dan kata Lilith (Yes 34:14) serta Sheirim (Im 17:7)
tetap dipertahankan dan dimunculkan untuk memberikan pemahaman mengenai
jenis dan struktur kekuatan roh-roh jahat yang berbeda dan berlapis-lapis dalam
pemahaman Semitik Yudaik.
Namun bagaimana dengan terjemahan Wahyu 12:9 dan Wahyu 20:2 di mana
kata Shatan dan Iblis muncul bersamaan?
Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang
menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi,
bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya
Ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya
seribu tahun lamanya

Dalam naskah Yunani baik Wahyu 12:9 dan Wahyu 20:2, dituliskan Diabolos kai
Satanas. Untuk mendapatkan pemahaman yang tepat dalam menerjemahkan
atau tepatnya memindahkan (transliteration bukan translation) dalam bahasa
Indonesia, perlu membandingkan dengan naskah Peshitta Perjanjian Baru, yaitu
naskah dalam bahasa Aramaik yang serumpun dengan bahasa Ibrani.
Peshitta menerjemahkan dua kata tadi dengan sebutan Akelqartsa wasatana.
Adapun Hebrew New Testament, yaitu terjemahan bahasa Ibrani modern untuk
komunitas Yahudi yang menerima Mesias, dipergunakan kata, hasoten we
hasatan.
Kita bisa menempuh tiga cara dalam menerjemahkan Wahyu 12:9 dan Wahyu
20:2 bahwa kata Greek diabolos kai satanas dapat diterjemahkan dengan:
Pertama, akelqartsa dan shatan, dengan merujuk pada naskah Aramaik.
Langkah ini dilakukan juga oleh Rabbi Moshe Yoseph Koniuchowsky[4] dan DR.
James Scott Trimss[5] dalam karya terjemahannya.
Kedua, sang penuduh dan shatan. Kata diabolos sendiri bermakna penuduh.
Ketiga, diabolos dan shatan, dengan merujuk pada naskah Yunani.
Apapun pilihan terjemahan yang kita lakukan, harus disertai pengkajian yang
seksama dan disertakan sebagai catatan kaki, untuk menolong pembaca

terjemahan mengenai alasan yang kita lakukan menerjemahkan dengan salah


satu dari pola terjemahan di atas.
Nama-nama Satan
Shatan memiliki sejumlah nama dalam Kitab Suci. Keragaman nama tersebut
menunjukkan aktifitas yang dikerjakannnya. Beberapa namanya al.,

Ular Tua (Kej 3:1, Why 12:9)

Bintang Timur (Yes 14:12)

Baazebub (Mat 12:24)

Penguasa Dunia(Yoh 12:31)

Ilah Zaman ini (2 Kor 4:4)

Belial (2 Kor 6:15)

Penggoda (1 Tes 3:5)

Singa Yang Mengaum (1 Ptr 5:8)

Pendakwa (Why 12:10)

Pembunuh dan Pendusta (Yoh 8:44)

Penguasa Udara (Ef 2:2)

Pekerjaan Satan
Shatan bukan pemalas. Sejak awal Shatan sudah bergiat dalam menjatuhkan
manusia ciptaan Tuhan dengan berbagai tipu daya dan cara-cara licik. Kitab Suci
memberikan kesaksian sbb:

Memperdaya manusia ( Kej 3:1-5, 2 Kor 11:3)

Mengelilingi bumi (Ayb 1:7)

Mengirimkan bencana (Ayb 1:12-19)

Mengirimkan penyakit (Ayb 2:6-7)

Menggoda orang beriman (Mat 4:2)

Mencuri Firman yang ditabur (Mat 13:19)

Merasuk manusia (Yoh 13:27)

Menyamar sebagai malaikat terang (2 Kor 11:14)

Membuat mujizat palsu (2 Tes 2:9)

Menyesatkan (Why 12:9)

Membuat bisu dan tuli (Mrk 9:25)

Kedudukan Yesus Sang Mesias Terhadap Satan


Kitab Perjanjian Baru menegaskan kewibawaan Yesus Sang Mesias terhadap
Shatan sbb:
Maka tersiarlah berita tentang Dia di seluruh Siria dan dibawalah kepada-Nya
semua orang yang buruk keadaannya, yang menderita pelbagai penyakit dan
sengsara, yang kerasukan, yang sakit ayan dan yang lumpuh, lalu Yesus
menyembuhkan mereka (Mat 4:24)
Dia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan
menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka (Kol
2:15)
Barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Satan, sebab Satan berbuat
dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Tuhan menyatakan diri-Nya, yaitu supaya
Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Satan itu (1 Yoh 3:8)
Sungguh malang dan tersesat jika Gereja dan Umat Kristen tidak mempercayai
keberadaan Shatan dan roh-roh jahat dan hanya menganggapnya sebagai
tahayul serta gejala psikologis belaka. Shatan itu nyata dan kuasa Yesus Sang
Mesias sangat nyata terhadap Shatan.
Kedudukan orang Beriman Terhadap Satan
Yesus bukan hanya menunjukkan dirinya berkuasa atas Shatan namun dia juga
melimpahkan kuasa yang sama kepada para muridnya dimanapun yang percaya
bahwa dirinya adalah Mesias dan Anak Tuhan (Mat 16:16). Yesus bersabda
mengenai otoritas yang dimiliki oleh orang beriman sbb: Lalu Ia berkata kepada
mereka: Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.
Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak
percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang
percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan
berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan
memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan
mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan
orang itu akan sembuh (Mrk 16:15-18).
Perhatikan kalimat Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya
dan bukan Tanda-tanda ini akan menyertai orang-para pendeta atau majelis
atau rohaniwan. Apa artinya? Siapapun yang beriman bahwa Yesus adalah
Mesias dan Anak Tuhan serta memiliki hubungan pribadi dengannya maka
mereka akan menerima kuasa untuk mengusir Shatan dan berbagai kuasa
kegelapan.
Apakah Kerasukan Setan itu?
Ada beberapa kata untuk mengungkapkan kerasukan Shatan. Dalam bahasa
Yunani en pneumati akathartooi (Mrk 5;20 dan daimonizomai (Mat 4:24). Kata

Yunani En bermakna didalam. Berarti mengisyaratkan bentuk penguasaan dan


pengendalian. Kerasukan bermakna kondisi dibawah pengaruh kuasa jahat
sehingga kehilangan kesadaran dan pengendalian diri serta menampilkan pribadi
yang bukan dirinya.
Contoh Kasus Kerasukan Setan dalam TaNaKh
Tetapi Roh YHWH telah mundur dari pada Saul, dan sekarang ia diganggu oleh
roh jahat yang dari pada YHWH (1 Sam 16:14)
...baiklah tuanku menitahkan hamba-hambamu yang di depanmu ini mencari
seorang yang pandai main kecapi. Apabila roh jahat yang dari pada Tuhan itu
hinggap padamu, haruslah ia main kecapi, maka engkau merasa nyaman (1
Sam 16:16)
Tetapi roh jahat yang dari pada YHWH hinggap pada Saul, ketika ia duduk di
rumahnya, dengan tombaknya di tangannya; dan Daud sedang main kecapi (1
Sam 19:9)
Contoh Kasus Kerasukan Setan dalam Kitab Perjanjian Baru
Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat
dari pekuburan menemui Dia (Mrk 5:2)
Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Satan. Maka Yesus berkata
kepadanya: "Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera. (Yoh
13:27)
Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh
sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi
dengan tegak (Luk 13:11)
Apakah Orang Kristen dapat Kerasukan Setan?
Jawabannya bisa Ya dan bisa Tidak. Tergantung Keimanan seseorang. Jika
keimanan seseorang hidup dan melekat dengan Tuhan maka tidak mungkin
seseorang dikuasai oleh roh jahat karena dikatakan, Kamu berasal dari Tuhan,
anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang
ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia (1 Yoh
4:4)
De,mikian pula janji Tuhan dikatakan, Sebab tidak ada mantera yang mempan
terhadap Yakub, ataupun tenungan yang mempan terhadap Israel. Pada
waktunya akan dikatakan kepada Yakub, begitu juga kepada Israel, keajaiban
yang diperbuat Tuhan (Bil 23:23)
Bagaimana Mengenali Kerasukan Setan?
Setidaknya ada beberapa ciri untuk mengenali perilaku kerasukan sbb:
Perubahan Kepribadian dan Perilaku, Kekuatan yang bertambah, Disiksa dengan
penyakit. Ciri-ciri tersebut dapat kita temui dalam kisah pembebasan orang gila

dari Gerasa oleh Yesus sbb: Lalu sampailah mereka di seberang danau, di
daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang
yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia. Orang itu diam di sana
dan tidak ada seorang pun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan
rantai, karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya
diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorang
pun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. Siang malam ia berkeliaran di
pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya
dengan batu (Mrk 5:1-5)
Bagaimana Menangani Kasus Kerasukan Setan?
Beberapa langkah berikut dapat kita tempuh untuk membebaskan seseorang
dari kuasa Shatan dan roh-roh jahat yaitu:
Pertama, Mengidentifikasi nama roh jahat (Luk 8:30). Ketika Yesus
menanyai roh-roh yang merasuk seseorang, kita mendapati fakta bahwa roh-roh
jahat merespon dan menamai diri mereka sesuai dengan karakter mereka. Ini
penting kita lakukan agar kita mudah mengusir kuasa jahat melalui nama-nama
yang teridentifikasi.
Kedua, Mengusir roh jahat dalam nama Yahshua Sang Mesias (Luk 4:35,
9:42, Kis 16:18). Perhatikan kata menghardik, menegor yang ditujukan pada
Shatan saat kita berdoa mengusir aktifitas mereka. Artinya, berdoa mengusir
Shatan dan roh-roh jahat yang merasuk berbeda dengan jenis doa makan, doa
hendak tidur dan bangun tidur yang tidak membutuhkan kekuatan kata-kata
yang berwibawa. Saat mengusir kuasa Shatan, kita harus menghardik dengan
kuat agar kuasa Shatan pergi dan membebaskan orang yang dikuasainya.
Ketiga, Pentahiran dengan minyak urapan. Penggunaan minyak urapan
diperlukan saat penyucian atau pengudusan seseorang baik saat sakit maupun
berada dalam pengaruh kuasa kegelapan. Mengenai penggunaan minyak dapat
kita temukan dalilnya dalam Yakobus 5:14 sbb, Kalau ada seorang di antara
kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka
mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuan.
Keempat, Pengampunan dosa. Dosa bisa menjadi penghalang berkat. Dosa
bisa menjadi penyebab berbagai kemungkinan mudahnya kuasa kegelapan
datang dan menguasai hidup seseorang sebagaimana dikatakan dalam mazmur
107 :17-20 sbb: Ada orang-orang menjadi sakit oleh sebab kelakuan mereka
yang berdosa, dan disiksa oleh sebab kesalahan-kesalahan mereka; mereka
muak terhadap segala makanan dan mereka sudah sampai pada pintu gerbang
maut. Maka berseru-serulah mereka kepada YHWH dalam kesesakan mereka,
dan diselamatkan-Nya mereka dari kecemasan mereka, disampaikan-Nya
firman-Nya dan disembuhkan-Nya mereka, diluputkan-Nya mereka dari liang
kubur
Kelima, Berpuasa (Mrk 9:29). Saat para murid bertanya mengenai jenis roh-roh
jahat yang tidak segera pergi ketika diusir, Yesus bersabda, Jenis ini tidak dapat

diusir kecuali dengan berdoa". LAI mendasarkan pada naskah Yunani edisi
Critical Text yang didasarkan pada naskah yang lebih muda yang tidak
mencantumkan kata penting berikutnya yaitu berpuasa. Sementara naskah
Yunani tertua seperti Textus Receptus menuliskan Me en proseuche kai nesteia
sebagaimana naskah Peshitta Aramaik menuliskan Ela batsauma wa batsaluta
yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Ibrani modern Franz Delitzh dengan
Im bitefila ubetsom. Kita perlu berpuasa untuk jenis roh-roh jahat tertentu.
Proses Penyembuhan/Pemulihan Setelah Kerasukan Setan
Jangan membiarkan tubuh, jiwa, roh tidak terawat
Mereka yang telah dibebaskan dari ikatan kuasa jahat harus senantiasa mengisi
kehidupannya dengan pendalaman akan Firman Tuhan serta berkomitmen untuk
hidup kudus. Jika tidak, maka kuasa jahat akan berlipat-lipat menguasai kembali
sebagaimana dikatakan, "Apabila roh jahat keluar dari manusia, ia pun
mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian, dan karena ia
tidak mendapatnya, ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah
kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu bersih tersapu dan
rapi teratur. Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari
padanya, dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang
itu lebih buruk dari pada keadaannya semula (Luk 11;24-26)
Tinggal dalam Firman Tuhan terus menerus
Agar kita terbebas sepenuhnya dari kuasa kegelapan maka kita harus
memberikan diri kita mendalami kebenaran akan Tuhan dan kehendak-Nya
sehingga kebenaran itu akan memerdekakan diri kita sebagaimana dikatakan,
Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau
kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu
akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
(Yoh 8:31-32).
Kiranya penjelasan singkat ini bukan hanya memberikan dasar biblikal
pemahaman mengenai demonologi (perihal Shatan) dan exorcisme (pengusiran
roh-roh jahat) melainkan memberikan petunjuk teknis dan praktis dalam
menghadapi kasus-kasus demonologis di sekeliling kita.
Catatan Kasus dan Penilaian
The Exorcism of Emily Rose [6]
Banyak film yang diambil dari kisah nyata dan menjadi box office di Amerika.
Tapi dari semua kisah nyata yang diangkat ke layar lebar, ada satu film yang
menjadi box office nomor satu sepanjang masa di Amerika, judulnya "The
Exorcism Of Emily Rose". Film tersebut mengalahkan film-film kisah nyata
lainnya termasuk film-film karya Spielberg sekalipun. Film tersebut, walaupun
merupakan box office nomor satu sepanjang masa di Amerika, mendapatkan
kritik tajam dari berbagai kalangan. Ada yang melihat bahwa film tersebut
hanyalah sebuah dramatisasi berlebihan dari kejadian sesungguhnya, ada yang

bilang terlalu mengekspliotasi nama keluarga asli tokoh utama film tersebut, dan
masih banyak lagi kritikan tajam lainnya. Tapi di akui atau tidak, selain memang
menjadi box office nomer satu sepanjang masa di Amerika, film ini juga
mendapat pujian yang cukup banyak. Terlepas dari masalah anda menyukai atau
tidak film tersebut, yang pasti saya sangat merekomendasikan film ini sebagai
bahan tontonan bermutu dan sangat pantas untuk dijadikan koleksi teratas filmfilm anda. Tapi, bukan masalah filmnya yang akan saya bahas, tapi kisah nyata
dibalik dahsyatnya film tersebut. Emily Rose yang sebenarnya bernama
Anneliese Michel. Seorang gadis muda cantik (anda bisa melihat betapa
cantiknya gadis muda tersebut pada gambar dibawah) yang sedang mengejar
karir sebagai pengajar ahli dibidang pendidikan dasar. Ia lahir pada tanggal 21
September 1952 di sebuah desa kecil di Bavaria, Jerman. Ia tumbuh menjadi
seorang gadis muda cantik di Klingernberg am Main, Jerman. Ayahnya membuka
jasa penggergajian kayu dan mendidik si cantik Anneliese untuk menjadi seorang
Katolik yang taat. Anneliese melalui masa kecilnya dengan normal seperti anakanak kecil lainnya dan kemudian tumbuh menjadi seroang gaPadis yang begitu
taat akan ajaran Katoliknya.
Kecantikan, kepandaian dan keimanannya mungkin penyebab ia menjadi yang
terpilih. Pada usia 17 tahun, kehidupan Anneliese berubah menjadi sebuah
mimpi buruk bagi dirinya, keluarganya dan siapa saja yang mengetahui dan
mendengar kisah hidupnya. Ia mulai mengalami serangan tak lazim pada
tubuhnya sepanjang malam. Ia melukiskan bahwa serangan itu berupa gejalagejala kelumpuhan dan berlanjut dengan seperti ada beban berat yang menekan
dadanya. Saat serang itu terjadi tubuhnya menjadi kaku dan sama sekali tidak
dapat bergerak dan juga berbicara.
Dokter yang memeriksanya berhipotesa bahwa Anneliese menderita serangan
ayan biasa dan dapat disembuhkan. Tapi serangan itu terus berlanjut sampai
Anneliese harus menghabiskan hampir satu tahun di rumah sakit jiwa di
Mittleberg, Jerman. Dan selama tinggal di rumah sakit tersebut, Anneliese mulai
melihat penampakkan wajah-wajah iblis menyeramkan, Terutama setiap kali ia
melakukan do'a harian. Ia pun mendengarkan bisikan-bisakan yang mengatakan
bahwa ia adalah seorang terkutuk. Mendengar hal-hal yang diceritakan
Anneliese, Dokter memberinya obat-obatan yang dirasa ampuh untuk
menurunkan tingkat stressnya. Yang terjadi malah sebaliknya, Anneliese makin
bertambah frustasi karena obat-obatan tersebut sama sekali tidak berpengaruh
bagi dirinya. Penampakan demi penampakan yang disertai bisikan-bisikan itu
semakin menjadi dan semain membuatnya tertekan luar biasa. Akhirnya karena
tidak mengalami perkembangan, Anneliese kembali kerumahnya dan
meneruskan sekolahnya sampai kemudian ia tamat pendidikan tinggi dengan
prestasi yang mengagumkan pada tahun 1970. Ia kemudian pindah ke kota
besar untuk melanjutkan penddidikannya di Universitas Wurzburg. Karena
prestasinya, gadis cantik dan pintar ini menjadi mahasiswa di universitas
tersebut dengan bea siswa penuh dari universitas yang bersangkutan. Tahun
1973 ia diwisuda dengan predikat yang mengagumkan. Bukti nyata dari
Anneliese yang tidak hanya cantik tapi juga pintar, selama dalam tekanan dari
penampakan dan suara-suara yang selalu menghantuinya dan menyakitinya

secara fisik, Anneliese tetap bisa menyelesaikan sekolahnya dengan predikat


luar biasa.
Menyadari bahwa obat-obatan sama sekali tidak menolong dirinya, gangguangangguan tersebut diyakini sebagai fenomena kerasukan. Ia merasa ada iblis
didalam dirinya yang semakin hari semakin muncul keluar dan mengantui
dirinya. Untuk itu ia meminta Gereja untuk melakukan ritual pengusiran hantu
dari dalam tubuhnya, Exorcism. Tapi bukannya menolong, gereja malah
menolaknya dan menyuruh gadis yang sudah terkenal akan keimanan Katoliknya
ini untuk lebih beriman lagi. Entah mengapa gereja menganggapnya masih
kurang beriman. Orang-orang dilingkungannya mengatakan bahwa Anneliese
adalah seorang biarawati yang tidak hidup didalam biara.
Gangguan yang menurut dokter adalah penyakit biasa tersebut semakin
bertambah parah, ia mulai melukai tubuhnya sendiri, menggigit anggota
keluarganya sendiri, memakan lalat, batu bara, laba-laba dan bahkan menggigit
kepala burung yang sudah mati. Ia juga mulai sering menyobek pakaiannya
sendiri dan menggonggong seperti anjing. Parahnya lagi, terkadang ia juga
kencing dilantai dan menjilati air kencingnya sendiri. Ia tidak lagi tidur diatas
kasurnya, ia lebih menyukai tidur diatas lantai batunya yang dingin sambil
berdo'a memohon pengampunan dosa yang sama sekali ia tidak mengerti dosa
apa yang menyebabkan ia sampai harus dihukum seperti itu. Dan kemudian,
Tubuh Anneliese seakan didiami oleh dua ruh, ruh Anneliese itu sendiri dan ruh
iblis yang keluar saling bergantian.
Anneliese segera melakukan pertobatan dan memohon kepada tuhan untuk
mengampuni dosa-dosanya yang menyebabkan ia harus menderita seperti itu,
segera ketika ia sadar bahwa ia sekarang sedang dalam kendali penuh atas
tubuhnya. Tapi ketika kendalinya hilang, maka Anneliese yang begitu kuat iman
Katoliknya berubah menjadi kebalikannya. Ia menghancurkan sergala simbol
Katoliknya, mulai dari rosario, salib dan semua gambar dan lukisan Yesus.
Setelah lima tahun hal mengerikan tersebut berjalan, orang tua Anneliese
berkeliling memohon kesetiap pendeta untuk melakukan ritual pengusian hantu
kepada putrinya disamping mereka juga memohon kesetiap dokter untuk
melanjutkan pengobatan dan penelitian terhadap penyakit mengerikan yang
diderita putri tercintanya. Orang tua Anneliese telah mengusahakan segala
sesuatunya, baik itu secara spiritual maupun ilmiah.
Gereja kemudian mengajukan beberapa syarat sebelum mereka setuju untuk
melakukan Exorcism (ritual pengusiran hantu), yaitu dengan mengadakan ritual
pendahuluan sebelum exorcism pada Anneliese dilakukan. Ritual tersebut adalah
mengadakan pengujian pada Anneliese untuk memastikan bahwa ia memang
kerasukan. Diantara penelitian itu adalah dengan menggunakan kekuatan
supranatural, penggunaan bahasa-bahasa asing dan juga penggunaan berbagai
simbol agama.
Tahun 1975, Gereja menyatakan bahwa Anneliese memang kerasukan setan.
September 1975, Uskup Josef Stangl, memerintahkan untuk melakukan exorcism

pada Anneliese dan yang bertugas untuk melakukan hal tersebut adalah Pastor
Ernst Alt dan Father Arnold Renz.
Ternyata....,
Tidak hanya satu iblis yang merasuki Anneliese. Masing-masing iblis mengaku
sebagai Hitler, Cain, Kaisar Nero, Judas, Legion, Belial dan Lucifer. Kedua nama
yang disebutkan terakhir adalah nama Iblis dalam tradisi kristen. Anneliese,
ketika ia tidak sadar, ia berbicara dengan penuh amarah dan geraman yang
mengerikan dengan suara iblis dalam tradisi kristen. Ia juga berbicara dengan
bahasa-bahasa asing yang kemudian diketahui bahwa bahasa-bahasa itu adalah
bahasa-bahasa yang dipakai oleh tokoh-tokoh yang merasuki Anneliese. Bahkan
beberapa bahasa yang terdengar kemudian oleh ahli sejarah diketahui sebagai
bahasa yang sudah punah lebih dari 1500 tahun yang lalu. Bahasa-bahasa yang
sama sekali tidak mungkin diketahui dan dikuasai Anneliese yang malang.
exorcism mulai dilakukan pada September 1975 sampai Juni 1976. Selama
sepuluh bulan Exorcism tersebut, yang dilakuakn dua minggu sekali dengan
durasi yang mencapau empat jam setiap kali dilakukan, Anneliese menjadi
begitu kuat sampai mereka harus merantai Anneliese pada tempat tidurnya agar
tidak lepas dan menyerang para exorcist.
Kesehatan fisik Anneliese menurun secara drastis. Selama sepuluh bulan ritual
exorcism tersebut ia sering menolak makanan karena menurutnya iblis-iblis
tersebut tak pernah membiarkannya makan. Tempurung lutunya pun mengalami
beberapa keretakan akibat tidak kurang dari 600 kali Anneliese malang harus
berlutut dan bangun selama ritual exorcism tersebut.
Ketika sadar dan tubuhnya kembali dikuasai oleh Anneliese, ia menulis surat
pada para pendeta yang melakukan ritual exorcism tersebut. Di surat itu ia
berkata bahwa Perawan Suci Maria telah mendatanginya dan memberinya dua
pilihan: Pertama adalah kebebasan segera dan total dirinya dari para iblis yang
berada didalam tubuhnya atau membiarkan terus kesurupannya untuk
memberikan kabar kepada dunia kekuatan iblis yang sesungguhnya.
Pilihan pertama tidak lain adalah kematian. Dengan kematian ini ia tidak perlu
lagi mengalami semua siksaan tersebut. Dan ia akan meninggalkan dunia
dengan tenang sebagai seorang Katolik yang beriman. Pilihan kedua ia tetap
dalam kerasukannya dan siksaan yang tidak ada habisnya dari iblis-iblis tersebut
untuk dijadikan pelajaran bagi dunia bahwa iblis memang ada dan memiliki
kekuatan yang mengerikan.
Si cantik Anneliese memang tidak hanya pandai tapi juga beriman dan begitu
memikirkan orang lain dengan tidak mempedulikan penderitaan dirinya. Ia
memilih untuk terus hidup dan menjadikannya dirinya sebagai pelajaran bagi
seluruh umat manusia mengenai keberadaan dan kekuatan iblis dengan
membiarkan dirinya tersiksa. Ia memutuskan untuk menghentikan ritual
exorcism tersebut, sekali lagi, dengan tujuan untuk mengabarkan dunia tentang

keberadaan iblis dan kekuatan gelapnya dengan membiarkan dirinya tersiksa.


Dan setelah keputusna itu diambil ia meramalkan waktu kematian dirinya.
Tengah malam, 1 Juli 1976, hari dan jam yang sama dengan yang Anneliese
ramalkan mengenai kematian dirinya, ia memejamkan mata dengan tersenyum
dan nampak tertidur dengan penuh kebahagiaan. Sinar wajahnya yang sudah
tidak lagi cantik dibalik tubuhnya yang kurus kering dan rusak tersebut kembali
bersinar. Anneliese tertidur denga penuh kedamaian dan kebahagian tanpa
pernah bangun kembali.
Sampai disinilah kisah Anneliese yang malang. Di makamnya begitu banyak
tulisan dari para peziarah yang intinya adalah ucapan termikasih yang sedalamdalamnya atas kesediaan Anneliese untuk menderita demi umat manusia, sama
seperti halnya Yesus....Dan beberapa kalangan gereja merasa bahwa tak lama
lagi Anneliese Michel akan menjadi seorang Saint.
Setelah Wafatnya Anneliese...,
Tubuhnya di autopsy, dan dikatakan bahwa Anneliese telah mengalami
kekurangan gizi dan juga dehidrasi. Seorang wanita yang semula begitu cantik
menjadi hampir tidak dikenali lagi dengan bobot badan yang hanya 68 pound
(30,8 kilogram). Penelitian ilmiah mengatakan bahwa Anneliese mati kelaparan.
Akhirnya kedua orang tua Anneliese dan juga seorang pastor beserta
pendetanya didakwa dengan tuduhan tidak mempedulikan tanda-tanda bunuh
diri dari Anneliese. Sidang mereka dimulai pada bulan Maret 1978.
Tak ada yang bisa dilakukan oleh mereka untuk membuktikan bahwa Anneliese
memang kerasukan dan mereka tidak bersalah seperti yang telah dituduhkan
pengadilan. Tepat sebelum pengadilan di mulai, orang tua Anneliese meminta
agar makam putri tercintanya digali kembali. Seorang biarawati yang tidak
mereka kenal sama sekali telah menemui kedua orang tua Anneliese dan
mengatakan bahwa ia mendapat penglihatan bahwa tubuh Anneliese tidak
membusuk sama sekali walaupun telah dikubur. Semua ini untuk membuktikan
bahwa peristiwa yang menimpa Anneliese adalah benar-benar peristiwa
supranatural.
Permintaan kedua orang tua Anneliese dikabulkan. Makam Anneliese kembali
digali. Hanya saja entah atas kepentingan apa, pihak berwenang tidak
mengijinkan siapapun melihat jasad Anneliese. Termasuk kedua orang tua dan
suster tersebut juga masyarakat dan wartawan dari berbagai media masa.
Kemudian pihak berwenang mengeluarkan pernyataan bahwa tubuh Anneliese
telah membusuk sama seperti tubuh lainnya yang telah dimakamkan tanpa mau
memberikan bukti apapun juga.
Orang tua Anneliese kemudian hanya melihat sebuah peti mati indah yang
dipercaya didalamnya terdapat tubuh membusuk dari putri tercintanya. Dan peti
mati itu di kubur di tempat yang layak dengan upacara pemakaman yang layak
pada 25 February 1978.

Kasus Anneliese adalah kasus pengusiran hantu yang resmi diketahui dan
diijinkan Gereja untuk terakhir kalinya. Permintaan terakhir Anneliese pada para
pendeta yang melakukan ritual exorcism tersebut adalah sebuah pengampunan
dosa atas seluruh dosanya. Kata-kata Terakhir Anneliese Sebelum
Wafat....,"Mother, I'm Afraid."
Komentar Terhadap Kasus Anneliese
Saya tertarik untuk mengkaji kasus Anneliese karena beberapa alasan: Pertama,
sejak saya kuliah Teologi, saya menaruh perhatian khusus pada pelayanan
exorcisme. Bukti minat tersebut saya tuangkan dalam skripsi S-1 yang saya beri
judul: Pemahaman & Peranan Pengajaran Alkitab Tentang Pengusiran Setan
Dalam Rangka Pastoralia di Kalangan Majelis GKJ Tengahan, Klirong, Kebumen
1997. Kedua, sejak tahun 1995-2006 saya banyak kerap menangani kasuskasus satanis, demonis yang harus menuntut saya terlibat melakukan exorcisme.
Akhir-akhir ini saya lebih menekuni bidang studi teks Kitab Suci secara teologis
dan akademis, namun tidak berarti pensiun sama sekali terhadap kasus-kasus
yang membutuhkan exorcisme. Dua alasan di atas cukup memberikan landasan
kompetensi saya untuk memberikan komentar dan kajian atas kasus Anneliese.
Mengenai Religiusitas Anneliese
Diakatakan, Anneliese melalui masa kecilnya dengan normal seperti anak-anak
kecil lainnya dan kemudian tumbuh menjadi seroang gadis yang begitu taat akan
ajaran Katoliknya. Dalam kepercayaan Kristen (saya adalah seorang rohaniawan
Kristen dan Teolog yang mendalami Kitab Suci) tidak mungkin seorang yang taat
pada Tuhan akan mengalami ganguan kerasukan. Dalil kepercayaan kami adalah
sbb:
Orang yang percaya bahwa Yahshua ha Mashiah (Yasua Al Masih (Ibr)/Yeshu ha
Meshikha (Arm)/Yesus Kristus(Ind) adalah Mesias dan Juruslamat serta Putra
Tuhan, mereka diberi otoritas untuk mengusir Shatan, sebagaimana dikatakan:
Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan
mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasabahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun
mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan
meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh (Mrk 16:1718).
Dalam diri orang beriman Yahshua ha Mashiah (Yasua Al Masih (Ibr)/Yeshu ha
Meshikha (Arm)/Yesus Kristus(Ind) sebagai Mesias dan Juruslamat serta Putra
Tuhan dalam diri-Nya memiliki Roh Tuhan yang lebih besar dibandingkan roh
dunia sebagaimana dikatakan: kepada Kamu berasal dari (Tuhan), anak-anakku,
dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam
kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.
Berdasarkan dua prinsip dasar di atas, sangat tidak mungkin orang yang TAAT
kepada YAHWEH, Tuhan Semesta Alam di dalam Yahshua ha Mashiah (Yasua Al
Masih (Ibr)/Yeshu ha Meshikha (Arm)/Yesus Kristus(Ind), akan mengalami

kerasukan, sebaliknya mereka akan mengusir roh-roh jahat. Hak melakukan


exorcisme bukan pada rohaniawan, pendeta saja melainkan SEMUA ORANG
BERIMAN.
Oleh karenanya kata taat yang dilekatkan terhadap Anneliese (tanpa
bermaksud menghakimi beliau) perlu ditelaah. Sejauh mana beliau telah taat?
Ketaatan yang bagaimana yang telah beliau lakukan? Apakah ketaatan yang
bersifat ritual lahiriah belaka dapat meluputkan orang beriman terhadap
serangan satan dalam bentuk kerasukan, sihir, gendam, santet dll? Ketaatan
religius seharusnya BERBANDING LURUS dengan perilaku moral dan otoritas
spiritual. Mungkin secara moralitas, Anneliese telah terbukti. Sayang, satu hal
yang tidak nampak dalam diri Anneliese, OTORITAS SPIRITUAL atas roh-roh
jahat.
Saya tidak hendak mengatakan jika beriman Yahshua ha Mashiah (Yasua Al
Masih (Ibr)/Yeshu ha Meshikha (Arm)/Yesus Kristus(Ind), maka segala hal yang
berkaitan dengan fenomena satanisme, demonik dan sejenisnya dapat dengan
mulus diselesaikan. Tidak! Bahkan Rasul Paul pun mengalami sebuah keluhan
yang dia namaiduri dalam daging yang mengganggu dalam karya
pelayanannya, sekalipun dia telah mengusir berbagai roh-roh jahat dan orangorang yang kerasukan. Dalam suratnya dia mengatakan: Dan supaya aku
jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka
aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan (Shatan) untuk
menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah
tiga kali berseru kepada (YHWH), supaya utusan (Shatan) itu mundur dari
padaku. Tetapi jawab (YHWH) kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu,
sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu
terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa (Mesias) turun
menaungi aku (2 Korintus 12:7-9). Namun demikian, ketidakberdayaan Rasul
Paul bukan suatu kekalahan dan tidak berakhir dengan sebuah kekakalahan
sebagaimana yang dialami Anneliese (tanpa bermaksud menghakimi beliau).
Rasul Paul justru semakin mengalami kekuatan spiritual atas tekanan tersebut.
Berkaca dari pemahaman teologis di atas, maka sebuah ketaatan yang tidak
berbanding lurus dengan otoritas spiritual atas shatan, menimbulkan suatu
keraguan atas jenis dan kualitas ketaatan tersebut. Mungkin saja itu hanya suatu
ketaatan lahiriah dan ritualistik belaka, tanpa adanya suatu PENGENALAN dan
PEMAHAMAN atas Tuhan dan kuasa Tuhan. Sekali lagi, ini praduga saya terhadap
kasus Anneliese dan bukan satu-satunya penjelasan yang mutlak benar. Bagi
peminat dan yang concern terhadap pelayanan Exorcisme, dapat memberikan
wawasan dari perspeketif lain.
Mengenai Jumlah Roh yang Merasuki
Dikatakan, Tidak hanya satu iblis yang merasuki Anneliese. Masing-masing iblis
mengaku sebagai Hitler, Cain, Kaisar Nero, Judas, Legion, Belial dan Lucifer.
Kasus ini telah terekam dalam Besorah (Injil) yang merekam pelayanan Yahshua
ha Mashiah (Yasua Al Masih (Ibr)/Yeshu ha Meshikha (Arm)/Yesus Kristus(Ind),
dalam karya mesianisnya. Dikisahkan dalam Markus 5:1-15 sbb: Lalu sampailah

mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari
perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui
Dia. Orang itu diam di sana dan tidak ada seorang pun lagi yang sanggup
mengikatnya, sekalipun dengan rantai, karena sudah sering ia dibelenggu dan
dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya,
sehingga tidak ada seorang pun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. Siang
malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan
memukuli dirinya dengan batu. Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia
mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak: "Apa
urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak (Tuhan) Yang Mahatinggi? Demi (Tuhan),
jangan siksa aku!" Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: "Hai
engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!" Kemudian Ia bertanya kepada orang itu:
"Siapa namamu?" Jawabnya: "Namaku Legion, karena kami banyak." Ia
memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari
daerah itu. Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari
makan, lalu roh-roh itu meminta kepada-Nya, katanya: "Suruhlah kami pindah ke
dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!" Yesus mengabulkan
permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu.
Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke
dalam danau dan mati lemas di dalamnya. Maka larilah penjaga-penjaga babi itu
dan menceriterakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Lalu
keluarlah orang untuk melihat apa yang terjadi. Mereka datang kepada Yesus
dan melihat orang yang kerasukan itu duduk, sudah berpakaian dan sudah
waras, orang yang tadinya kerasukan legion itu. Maka takutlah mereka.
Dari penggalan kisah di atas, kita melihat beberapa data sbb: (1) roh yang
merasuki orang gila tersebut jumlahnya banyak dan bernama Legion. (2) rohroh jahat takut terhadap Yahshua ha Mashiah (Yasua Al Masih (Ibr)/Yeshu ha
Meshikha (Arm)/Yesus Kristus(Ind) (3) roh-roh jahat berpindah ke dalam babi-babi
(4) orang yang dirasuk legion, sembuh.
Fenomena yang dialami Anneliese, merupakan fenomena Legionisme yaitu
jumlah roh yang merasuk sangat banyak. Yang dipertanyakan adalah, apakah
pelayan exorcisme telah menerapkan pola exorcisme dengan benar? Justru saya
mempertanyakan otoritas spiritual Sang Exorcis (dijauhkan saya dari sikap
menghakimi orang lain). Mengapa aksi legion ini tidak tertangani dengan baik,
sehingga nama Tuhan dipermalukan dan mengesankan Shatan begitu kuat dan
hebat? Bukankah seharusnya akhir dari exorcisme sebagaimana prosedur yang
dilaporkan dalam Markus 5:1-15?
Demikian komentar dan kajian saya atas kasus Anneliese. Kiranya ini mendorong
komentator lain untuk terlibat dan memberikan sedikit pencerahan dan
menimbulkan kewaspadaan atas kegiatan Shatan yang membinasakan. Tuhan
memberkati!

Anda mungkin juga menyukai