Anda di halaman 1dari 4

Pelita Informatika Budi Darma, Volume : VI, Nomor: 3, April 2014

ISSN : 2301-9425

ANALISA PERBANDINGAN ALGORITMA BUBBLE SORT


DAN SELECTION SORT DENGAN METODE
PERBANDINGAN EKSPONENSIAL
Sofyansyah Yusari Yahya (0911699)
Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan
Jl. Sisingamangaraja No.338 Simpang Limun Medan
www.stmik-budidarma.ac.id // sofy_yahya@yahoo.com
ABSTRAK
Pengurutan data (sorting) merupakan salah satu jenis operasi penting dalam pengolahan data. Hampir
setiap saat dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai permasalahan-permasalahan yang harus diselesaikan
dengan melibatkan operasi pengurutan data.
Dalam pengurutan data dapat digunakan dua algoritma, yaitu Algoritma Bubble Sort dan Algoritma
Selection Sort. Algoritma Bubble Sort adalah salah satu algoritma pengurutan yang paling simple, baik dalam
hal pengertian maupun penerapannya. Penerapan dari algoritma ini adalah membandingkan elemen pertama
dengan elemen berikutnya dan mengulang proses perbandingan antara tiap-tiap elemen dan menukarnya
apabila urutannya salah. Begitu seterusnya hingga diperoleh data urut dari awal sampai akhir. Sedangkan
Algoritma Selection Sort dapat dijelaskan secara sederhana yaitu dengan cara mencari data terkecil dari
susunan data awal dari data pertama sampai dengan data yang terakhir dan setelah didapatkan kemudian
tukarkan dengan data kedua. Begitu seterusnya hingga diperoleh data kedua. Begitu seterusnya hingga
diperoleh data urut dari awal sampai akhir.
Untuk dapat menganalisa perbandingan kedua Algoritma tersebut dalam pengurutan data. Metode
Perbandingan Eksponensial dapat digunakan sebagai Metode Pembanding.
Kata Kunci : Bubble Sort, Selection Sort, Metode Perbandingan Eksponensial.
eksponensial (MPE) merupakan salah satu metode
1. Pendahuluan
untuk menentukan urutan prioritas alternatif
1.1. Latar Belakang Masalah
keputusan dengan kriteria jamak. Teknik ini
Pengurutan data atau sorting merupakan
digunakan sebagai pembantu bagi individu
salah satu jenis operasi penting dalam pengolahan
pengambil keputusan untuk menggunakan rancang
data. Hampir setiap saat dalam kehidupan seharibangun model yang telah terdefinisi dengan baik
hari sering dijumpai permasalahan-permasalahan
pada tahapan proses.
yang harus diselesaikan dengan melibatkan operasi
pengurutan data. Begitu pentingnya operasi
tersebut, sehingga sampai saat ini telah banyak
2. Landasan Teori
dikembangkan metode-metode pengurutan data dan
2.1 Pengertian Algoritma
Algoritma pada dasarnya adalah alur
mungkin akan tetap bermunculan metode-metode
pikiran dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, yang
baru.
dituangkan dalam bentuk tertulis yang dapat
Algoritma bubble sort adalah salah satu algoritma
dimengerti orang lain. Algoritma adalah
pengurutan yang paling simple, baik dalam hal
sekumpulan instruksi yang jumlahnya terbatas,
pengertian maupun penerapannya. Ide dari
yang apabila dijalankan, akan menyelesaikan suatu
algoritma
ini
adalah
mengulang
proses
tugas tertentu.
pembandingan antara tiap-tiap elemen array dan
menukarnya
apabila
urutannya
salah.
Pembandingan elemen-elemen ini akan terus
2.2 Pengertian Pengurutan Data (Sorting )
Sorting adalah proses pengurutan data
diulang hingga tidak perlu dilakukan penukaran
yang sebelumnya disusun secara acak atau tidak
lagi. Pengurutan data dengan metode Selection
teratur menjadi urut dan teratur menurut suatu
dapat dijelaskan secara sederhana yaitu dengan cara
aturan tertentu. Biasanya pengurutan terbagi
mencari data terkecil dari susunan data awal dari
menjadi dua yaitu Ascending (pengurutan dari
data pertama sampai dengan data terakhir. Setelah
karakter/angka kecil ke karakter/angka besar dan
data terkecil ditemukan kemudian tukarkan dengan
Descending (pengurutan dari karakter/angka besar
data pertama. Setelah itu dicari lagi data terkecil
ke karakter/angka kecil).
tetapi mulai dari data kedua sampai data terakhir
Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk
dan setelah didapatkan kemudian tukarkan dengan
melakukan proses pengurutan dari paling tinggi ke
data kedua. Begitu seterusnya hingga diperoleh data
paling rendah atau sebaliknya. Unutk masalah
urut dari awal sampai akhir. Metode perbandingan
Analisa Perbandingan Algoritma Bubble Sort Dan Selection Sort Dengan Metode
135
Perbandingan Eksponensial. Oleh : Sofyansyah Yusari Yahya

Pelita Informatika Budi Darma, Volume : VI, Nomor: 3, April 2014

pengurutan pada Array kita tidak bisa langsung


menukar isi dari variable yang ada, tetapi
menggunakan metode penukaran (Swap).
Contoh :
Misalkan bahwa score [1] = 10 dan score [2] = 8
dan ingin ditukar nilai nilainya sehingga score
[1] = 8 dan score [2] = 10. Hal ini tidak bisa
langsung dilakukan dengan menukar isi dari dua
variable tersebut, seperti cara ini :
score [1] = score [2];
score [2] = score [1];
Cara yang tepat adalah :
temp = score [1]
score [1] = score [2];
score [2] = temp;
2.3 Algoritma Bubble Sort
Bubble Sort adalah suatu metode
pengurutan yang membandingkan elemen yang
sekarang dengan elemen berikutnya,jika elemen
sekarang > elemen berikutnya maka posisinya
ditukar, kalu tidak, tidak perlu ditukar. Proses sort
dilakukan tahap per tahap, misalnya untuk n = 7
maka akan dilakukan (n 1) = 6 tahap (mulai dari 0
sampai dengan n 2).
2.4 Algoritma Selection Sort
Selection Sort adalah suatu metode
pengurutan yang membandingkan elemen yang
sekarang dengan elemen berikutnya sampai ke
elemen yang terakhir. Jika ditemukan elemen lain
yang lebih kecil dari elemen sekarang maka dicatat
posisisnya dan langsung ditukar.
Konsep proses Selection Sort adalah mencari
(memilih) nilai terkecil dan menukarnya dengan
elemen paling awal (paling kiri) pada setiap tahap.
Proses Sort dilakukan tahap per tahap. Untuk n = 7
maka akan dilakukan (n 1) = 6 tahap.
2.5 Metode Perbandingan Eksponensial
Eriyatno
(2007)
Analisis
Metode
Perbandingan
Eksponensial
:
Metode
perbandingan eksponensial (MPE) merupakan salah
satu metode untuk menentukan urutan prioritas
alternatif keputusan dengan kriteria jamak. Teknik
ini digunakan sebagai pembantu bagi individu
pengambil keputusan untuk menggunakan rancang
bangun model yang telah terdefinisi dengan baik
pada tahapan proses.
2.5.1 Formulasi
Matematika
Metode
Perbandingan Eksponensial
Menurut Marimin (2005:22), Formulasi
perhitungan skor untuk setiap alternatif dalam
metode perbandingan eksponensial adalah sebagai
berikut:

TNi
RKij
TKKj
m
n
j
i

ISSN : 2301-9425

: Total nilai alternatif ke-i


: Derajat kepentingan relatif kriteria
ke-j pada pilihan keputusan i
: Derajat kepentingan kriteria
keputusan ke-j; TKKj > 0; bulat
: Jumlah kriteria keputusan
: Jumlah pilihan keputusan
: 1,2,3,m; m : Jumlah kriteria
:1,2,3,,n; n
: Jumlah pilihan
alternative

3. Pembahasan
3.1 Analisa Pengurutan Data
Dalam proses pengurutan data, kecepatan
merupakan
faktor
yang
penting,
untuk
mempercepat proses data tersebut. Misalnya dalam
menentukan rangking data siswa, proses
pengurutan data dimulai dari yang kecil ke yang
besar (Ascending) melakukan proses Sorting. Pada
penelitian ini, penulis menggunakan data numerik
sebagai contoh Sorting.
3.2 Cara Kerja Pengurutan Data (Sorting)
Adapun cara kerja dari pengurutan data
(sorting) yaitu :
1. Misalkan Seorang user ingin mengurutkan data
15, 10, 7, 22, 17, 5, 12.
2. User menginputkan data.
3. Proses sorting akan dilakukan tahap per tahap,
untuk n = 7 maka akan dilakukan (n 1 ) = 6
tahap.
4. Jika menggunakan algoritma Bubble Sort, maka
pengurutan dimulai dengan membandingkan
elemen sekarang dengan elemen berikutnya.
Apabila elemen sekarang > elemen berikutnya,
maka posisinya ditukar dan kalau elemennya <
elemen berikutnya, maka tidak perlu ditukar.
Proses perbandingan akan terus diulang sampai
dipastikan tidak ada lagi pertukaran atau sudah
terurut.
5. Jika menggunakan algoritma Selection Sort,
maka
pengurutan
dimulai
dengan
membandingkan elemen yang sekarang dengan
elemen berikutnya sampai ke elemen yang
terakhir. Jika ditemukan elemen lain yang lebih
kecil dari elemen sekarang maka dicatat
posisinya dan langsung ditukar. Proses
perbandingan akan terus diulang sampai
dipastikan tidak ada lagi pertukaran atau sudah
terurut.
3.3 Cara Kerja Algoritma Bubble Sort Dalam
Pengurutan Data
Algoritma Bubble Sort merupakan salah
satu algoritma yang digunakan untuk proses
pengurutan data (sorting). Dalam melakukan
pengurutan data algoritma Bubble Sort bekerja
sebagai berikut :
Langkah ke-1

Keterangan :
Analisa Perbandingan Algoritma Bubble Sort Dan Selection Sort Dengan Metode
Perbandingan Eksponensial. Oleh : Sofyansyah Yusari Yahya

136

ISSN : 2301-9425

Pelita Informatika Budi Darma, Volume : VI, Nomor: 3, April 2014

- Bandingkan A [1] dengan A [2] dan


susun sehingga A [1] < A [2]
- Bandingkan A [2] dengan A [3] dan
susun sehingga A [2] < A [3]
Bandingkan A [n-1] dengan A [n] dan
susun sehingga A [n-1] < A [n] setelah (n-1) kali
perbandingan, A [n] akan merupakan elemen
terbesar peratama terurut.
Langkah ke-2
Ulangi step 2 sampai kita telah
mebandingkan dan kemungkinan menyusun A [n2], A [n-1]. Setelah (n-2) perbandingan, (n-1) akan
merupakan elemen terbesar kedua.
- Dan seterusnya.
Langkah ke(n-1)
- Bandingkan A [1] dengan A [2] dan
susun sehingga A [1] < A[2].
- Sesudah (n-1) langkah, array akan
tersususn dalam urutan naik.
3.4 Cara Kerja Algoritma Selection Sort
Dalam Pengurutan Data
Selain algoritma Bubble Sort, algoritma
Selection Sort juga dapat digunakan untuk
melakukan proses pengurutan data. proses sort
dilakukan tahap per tahap. Untuk n = 7 maka akan
dilakukan (n 1) = 6 tahap. Konsep proses
Selection Sort adalah mencari (memilih) nilai
terkecil dan menukarnya dengan elemen paling
awal (paling kiri) pada setiap tahap. Misalkan ada
data numerik, yaitu : 15, 10, 7, 22, 17, 5, 12, yang
mana data tersebut masih dalam keadaan acak atau
belum terurut dari data yang terkecil sampai yang
terbesar (ascending).
Pada analisa Bubble Sort diterangkan bahwa untuk
melakukan proses sorting secara ascending dari ke7 data tersebut, maka proses yang harus dilakukan
yaitu dengan membandingkan satu persatu sampai
dengan yang terakhir.
3.5 Analisa Perbandingan Algoritma Bubble
Sort dan Selection Sort dengan Metode
Perbandingan Eksponensial
Setelah Algoritma Bubble Sort dan
Algoritma
Selection
Sort
dianalisa
dan
mendapatkan hasil bahwa kedua algoritma tersebut
cocok digunakan untuk melakukan pengurutan data
(sorting), maka selanjutnya kedua lagoritma
tersebut akan dianalisa untuk menentukan algoritma
mana yang paling efisien untuk melakukan
pengurutan data. Untuk itu kedua algoritma tersebut
akan dianalisa dengan menggunakan Metode
Perbandingan Eksponensial

3.5.2 Penentuan Kriteria


Dalam proses pengurutan data, maka yang
menjadi kriteria adalah jumlah iterasi dan jumlah
input data numerik pada saat algoritma melakukan
proses pengurutan data. Secara rinci kriteria dapat
dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 1 : Kriteria
No.

Kriteria

1.

Jumlah
Algoritma

2.

Jumlah
(Swap)

3.

Jumlah Data

Keterangan

Iterasi

Pertukaran

Perhitungan
jumlah iterasi /
perulangan
(Looping) yang
terjadi pada saat
algortima
melakukan
pengurutan data.
Jumlah
pertukaran data
yang dikerjakan
algoritma.
Jumlah Data yang
di Inputkan

3.5.3 Menentukan Bobot Kriteria


Penentuan bobot merupakan salah satu
komponen yang sangat berpengaruh terhadap hasil
dari analisa. Pada bobot terdiri dari 3 bilangan
Fuzzy seperti terlihat pada tabel berikut :
Tabel 2 : Pembobotan Kriteria
No.

Kriteria

Bobot

1.

Pertukaran Data (Swap)


Jumlah Iterasi Algoritma
Jumlah
Jumlah Data

0,9

2.
3.

0,6
0,3

4. Kesimpulan Dan Saran


4.1 Kesimpulan
Teknik-teknik pengurutan data memang
cukup beragam, namun demikian tentunya dalam
prosesnya ada metode yang tercepat. Tentunya
masing-masing metode mempunyai kelebihan dan
kelemahan sendiri sehingga metode yang telah
dibahas sebelumnya di atas masih dapat diterapkan
tergantung dari masalah yang sedang dihadapi.
Paling tidak dengan pemahaman algoritma secara
sederhana tersebut lebih mudah dalam mencari
metode yang tepat dalam menyelesaikan setiap
permasalahan yang menyangkut proses pengurutan
data.
3.5.1 Penentuan Alternatif
Berdasarkan logika proses pengurutan data dengan
Untuk menganalisa perbandingan antara
menggunakan algoritma Bubble Sort dan Selection
algoritma Bubble Sort dengan algoritma Selection
Sort, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
Sort dalam mengurutkan data, maka yang menjadi
1. Dalam melakukan pengurutan data, algoritma
alternatif adalah algoritma Bubble Sort dan
Bubble Sort dan Selection Sort dapat diterapkan
algoritma Selection Sort.
dengan baik. Pada penerapannya algoritma
Analisa Perbandingan Algoritma Bubble Sort Dan Selection Sort Dengan Metode
137
Perbandingan Eksponensial. Oleh : Sofyansyah Yusari Yahya

Pelita Informatika Budi Darma, Volume : VI, Nomor: 3, April 2014

Bubble Sort bekerja dengan membandingkan


elemen pertama dengan elemen berikutnya, jika
data pertama > dari data ke-2 maka dilakukan
swap (pertukaran). looping (perulangan) akan
dilakukan sampai data sudah dalam keadaan
terurut. Sedangkan algoritma Selection Sort
bekerja dengan membandingkan antara semua
elemen, jika ditemukan data terkecil maka
dilakukan swap (pertukaran). Proses looping
akan dilakukan sampai data dalam keadaan
terurut.
2. Untuk menganalisa kedua algoritma ini, nilai
perbandingannya
dihitung
menggunakan
Metode Perbandingan Eksponensial. Dalam
perhitungnnya
yang
menjadi
kriteria
pembanding pada metode ini adalah jumlah
pertukaran (swap), jumlah iterasi dan jumlah
data dari setiap proses. Setiap nilai yang didapat
dari setiap kriteria kemudian dipangkatkan
dengan bobot dari setiap kriteria sehingga
didapat total nilai yang menentukan algoritma
mana yang lebih cepat dalam mengurutkan data.
3. Dengan
mengetahui
total
nilai
dari
perbandingan eksponensial yang dilakukan pada
penelitian ini maka terbukti bahwa algoritma
Selection Sort lebih cepat mengurutkan data
dibandingkan algoritma Bubble Sort. Hal ini
ditunjukkan kecilnya nilai yang didapat oleh
algoritma tersebut.
4. Algoritma Bubble Sort mempunyai algoritma
yang sederhana sehingga lebih mudah untuk
dipahami. Untuk kasus-kasus sederhana dengan
jumlah data sedikit, Selection Sort dapat
diunggulkan bila dibandingkan dengan Bubble
Sort.

[2].

[3].

[4].
[5].
[6].

[7].

[8].

[9].
[10].
[11].
[12].
[13].

ISSN : 2301-9425

O.D.S.
Budi,
2006,
Perencanaan&
Pembangunan
Sistem
Informasi,
Yogyakarta.Penerbit Andi.
Marimin, 2005, Teknik dan Aplikasi
Pengambilan keputusan dengan Kriteria
majemuk (Cetakan Kedua), Jakarta,
Grasindo.
S.Moh, 2009, Algoritma&Struktur Data 1
Dengan C, C++, dan
Java, Jakarta, PenerbitMitraWacana Media.
Analisa Perbandingan
http://www.plengdut.com/pengertianperbandingan.html. WaktuAkses : 6 Mei
2013.
N.P.Didie, 2011, Sistem Pendukung
Keputusan Pemberian Reward kepada
Karyawan
Menggunakan
Metode
Perbadingan Eksponensial,
http://ppta.stikom.edu/upload/upload/file/05
410100136Makalah%20TA%20fix.pdf.
Palembang.
Universitas
Bina
Darma,WaktuAkses : 6 Mei 2013.
http://gapra.files.wordpress.com.
WaktuAkses : 6 Mei 2013.
Kamus Bahasa Indonesia Online, 2013,
http://kamusbahasaindonesia.org/analisis.
Waktu Akses: 6 Mei 2013, 20:00 WIB.
http://www.google.com/search=defenisi+pe
rbandingan. WaktuAkses : 6 Mei 2013.
http://bencerdas.web.id/penerapanalgoritma-yang-baik. WaktuAkses : 6 Mei
2013.

4.2 Saran
Dalam pengembangan penelitian ini
penulis memberikan beberapa saran, yaitu :
1. Pengurutan data yang dilakukan dalam
penelitian ini menggunakan data numerik yang
diurutkan secara ascending. Disarankan dapat
menggunakan tipe data string sehinnga
penerapannya akan menjadi lebih beragam.
2. Dalam mengurutkan data,masih banyak
algoritma yang dapat digunakan. Penulis
menyarankan untuk pengembangan selanjutnya
menggunakan metode selain Bubble Sort dan
Selection Sort, sehingga lebih memahami logika
dalam mengurutkan data baik secara ascending
atau descending.
3. Diharapkan agar dapat menjadi bahan
pembelajaran untuk melakukan
proses
pengurutan data.

Daftar Pustaka
[1].

K. Andri, 2009, Struktur Data dengan


C++.Yogyakarta,Penerbit Graha Ilmu.

Analisa Perbandingan Algoritma Bubble Sort Dan Selection Sort Dengan Metode
Perbandingan Eksponensial. Oleh : Sofyansyah Yusari Yahya

138

Anda mungkin juga menyukai