A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
Sekolah
Kelas
Semester/Jurusan
SKKPD
Komponen Layanan
Jenis Layanan
Bidang Bimbingan
Metode/Strategi
Topik
Tujuan Umum
K. Tujuan Khusus
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
L. Waktu
M. Alat
N. Skenario Kegiatan :
N
o
Kegiatan
:
:
Strategi / teknik
Waktu
I. Pembukaan :
1. Membentuk rapport dengan Tanya jawab
5 menit
siswa.
2. Menyampaikan
informasi
tentang kegiatan /topik yang
akan
disampaikan
dalam
bimbingan.
3. Tanya jawab tentang topik
yang akan dipelajari ( materi
pengait )
4. Menjelaskan tujuan pemberian
layanan.
II. Kegiatan Inti :
Ceramah, Tanya 30 menit
10 enit
Sumber :
Elias. Maurice J, dkk,. 2002. Cara-Cara Efektif Mengasah EQ Remaja Mengasuh dengan
Cinta, Canda, dan Disiplin. Terjemahan: Ary Nilandari. 2002. Bandung: KAIFA.
Mulyatiningsih, Rudi., dkk. 2004. Bimbingan Pribadi-Sosial, Belajar, dan Karier. Jakarta:
PT. GRAMEDIA WIDIASARANA.
Evaluasi :
Latihan lain yang dapat diberikan pada siswa adalah dengan memberikan kata yang harus
didefinisikan oleh siswa, yaitu siswa memaknai dari setiap emosi. Jawaban tidak absolut
dalam artian siswa bebas mengungkapkan makna yang ada: marah, dendam, cemas, takut,
bersalah, malu, terperdaya, sedih, depresi, iri, cemburu, muak, bahagia, bangga, lega,
bosan, berharap, cinta, iba, empati.
Setelah siswa mendefinisikan makna kata diatas, maka latihan berikutnya adalah siswa
memasangkan nomor perasaan dengan definisinya yang sesuai.
1. Marah
2. Dendam
3. Cemas
4. Takut
5. Bersalah
6. Malu
lain.
7.Terperdaya G. Aku, atau sesuatu, atau seseorang, yang sangat kuhargai
telah dipermalukan, diremehkan, direndahkan, atau dihina.
8. Sedih
H. Aku merasa bahwa kondisi atau situasi sulit sudah
berubah lebih baik atau hilang.
9. Depresi
I. Aku merasa bodoh dan dikhianati karena seseorang yang
kupercaya berbohong kepadaku dan aku mempercayainya,
membuatku meragukan diri sendiri dan juga apakah orang
itu benar-benar memedulikanku dan dapat kupercaya.
10. Iri
J. Aku tergugah oleh penderitaan seseorang atau banyak
orang, sampi-sampai aku ingin sekali membantu.
11. Cemburu K. Aku menghadapi bahaya fisik langsung, nyata, dan
terlampau besar.
12. Muak
L. Aku memandang masa depan dan berpikir bahwa halhal lebih baik akan terjadi, meskipun tampaknya secara
objektif tidak demikian.
13.Bahagia
M. Aku kehilangan atau akan kehilangan cinta seseorang
yang kusayangi karena orang lain.
14. Bangga
N. Aku mengalami kekalahan langgeng yang tidak bisa
dibatalkan lagi.
15. Lega
O. Aku merasa terancam dan sakit hati, sampai aku ingin,
menyakiti oran yang kuanggap menjadi penyebabnya.
16. Bosan
P. Aku melanggar aturan penting atau tidak mematuhi nilai
penting, terutama yang dianut orang lain yang sangat
kuhormati dan kucintai.
17. Berharap Q. Aku mempunyai perasaan hangat tentang diri sendiri,
sekelilingku, dan apa yang sedang kukerjakan samapi
selesai.
18. Cinta
R. Aku sedikit atau tidak berminat dalam tugas atau situasi
yang didalamnya aku terlibat; jadi aku mncari semacam
selingan atau jalan keluar.
19.Iba
S. Aku terus menerus mengalami perasaan terbebani, tidak
senang, dan tidak berdaya tentang masa sekarang dan masa
depan.
20. Empati
T. Aku merasa seperti oran yang lebih baik dan berharga
karena aku terlibat dalam pencapaian prestasiku, prestasi
seseorang atau kelompok saat aku menjadi bagian dari
mereka.
Guru Pamong
NIM. 123112000110
siswa SMA di kotanya. Padahal tinggal sedikit lagi angka yang harus dikumpulkan
oleh tim mereka sedangkan lawan tertinggal jauh. Kegagalan tersebut dikarenakan
Rudi sebagai kapten tim basket tidak dapat mengendalikan emosinya setiap lawan
sengaja mengejek, atau mengumpat untuk memecah konsentrasinya. Kegagalan
tersebut dikarenakan Rudi sebagai kapten tim basket tidak dapat dapat mengendalikan
emosinya setiap lawan mengejek, atau mengumpat untuk memecah konsentrasinya.
Kegagalan itu sangat membuata Rudi sedih, sampai berhari-hari ia tidak mau makan,
malas pergi sekolah, tidak bergairah, dan selalu ingin menyendiri terus. Rudi sangat
kecewa dan merasa bersalah pada guru dan teman-temannya yang mengharapkan tim
basket yang dipimpinnya dapat mempertahankan gelar juara I yang selalu disandang
oleh SMA tempat ia sekolah.
Refleksi:
1.
2.
Mengalami marah pada orang lain, cemas pada sat dipanggil oleh guru BK,
atau sedih karena gagal mencapai suatu yang diinginkan?
3.
Bila kamu dihina, diejek atau tidak dihiraukan, emosi apakah yang kamu
rasakan?
4.
5.
yang perlu kamu rasakan atau alami merupakan salh satu diantara sekian banyak
bentuk emosi. Tapi tahukah kamu emosi itu? Apakah macam emosi? Apakah manfaat
emosi? Bila kita mengalaminya bagaimanakah kita mengendalikannya?
C. Pengertian Emosi
Makna dari emosi bukan hanya berupa luapan rasa marah, melainkan bisa
berupa rasa cinta, sedih, marah, senang. Emosi merupakan suatu luapan dari pikiran
dan perasaan individu. Berdasar Heymans, mudah tidaknya perasaan seseorang
terpengaruh oleh kesan-kesan disebut emosionalitas (Sumadi Suryabrata, 1994,
hlm.83). Berikut teori-teori emosi (Maurice J. Elias, dkk, 2002: 287)
Teori G. Merapi: jika tidak menyalurkan emosi Anda, Anda akan
meletus. Teori Gelombang Pasang: jangan kehilangn kendali; kalau
tidak, perasaan anda akan semakin tinggi dan melibas Anda. Teori
Jauh di Mata Dekat di Hati: jika Anda tidak memikirkan perasaan
Anda, perasaan itu akan hilang. Teori Vulcan (dari Star Trek):
emosi Anda tidak rasional dan tidak masuk akal; tentu saja perasaan
itu menghalangi pemecahan masalah.
Teori Visi Mutiara: emosi Anda adalah sesuatu yang perlu diamati
sejernih mungkin, dengan sesedikit mungkin hambatan rabun
dekat, rabun jauh, astigmatisme atau lensa kotor, dan kemudian
dibicarakan. Kadang-kadang, Anda akan mengambil tindakan
terhadap emosi, tetapi tidak selalu. Akan lebih banyak mudaratnya
daripada manfaatnya bagi Anda.
Emosi berasal dari akar kata mevere kata kerja bahasa latin yang berarti,
menggerakkan/bergerak, ditambah awalan e- untuk memberi arti bergerak menjauh,
menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Dengan
kata lain emosi merupakan perasaan yang mendorong seseorang untuk melakukan
tindakan. Para ahli psikologi menyatakan bahwa antara emosi dan tingkah laku saling
berkaitan. Karena dalam emosi terdapat 3 komponen yaitu:
1) Komponen Fisiologis
Emosi adalah reaksi tubuh menghadapi situasi spesifuk. Jika sedih, biasanya orang
menangis. Pada saat seseroang marah ia akan merasakan denyut jantungnya lebih
dekat dan tubuhnya terasa tegang.
2) Komponen Subjektif
Emosi adalah proses persepsi terhadap situasi. Jika memandang umpatan dan ejekan
lawan mainnya adalah meremehkan dan menghina kemampuannya maka ia merasa
harga dirinya direndahkan dan ia menjadi marah. Tapi bila menganggap umpatan dan
ejekan itu sebagai taktik untuk menjatuhkan mentalnya, maka ia akan santai dan tetap
konsentrasi. Emosi juga merupakan proses berpikir. Jika ujian semakin dekat kita
mungkin gagal, lalu kita mulai cemas dan belajar dengan tekun. Aspek ini merasakan
apakah marah, cemas, atau sedih. Itu tingkatannya sangat, sedang atau rendah.
3) Komponen Perilaku
Emosi juga berkaitan dengan perubahan perilaku, seperti munculnya ucapan-ucapan,
gerak-gerik tubuh, ekspresi wajah dan tingkah laku.
D. Manfaat emosi
Emosi mempunyai peran penting dan sangat bermanfaat bagi hidup manusia. Manfaat
emosi bagi manusia antara lain.
G. Warga membagi lima emosi dasar manusia yakni: senang, sedih, saying, marah dan
takut.
Tipe Kepribadian Manusia
Berdasar emosi tipe kepribadian manusia digolongkan menjadi 2 yaitu:
1.
Or
ang yang emosianalitasnya tinggi dan mudah terpengaruh oleh kesan-kesan
yang diterima.
Orang yang emosionalitasnya tinggi dan mudah marah, mudah tersinggung,
perhatian tidak mendalam, tidak suka tenggang menenggang, pendiriannya
kuat, dan selalu ingin berkuasa.
2.
Or
ang yang emosionalitasnya rendah dan tidak mudah terpengaruh oleh
kesan-kesan yang diterima.
Orang yang emosionalitasnya rendah mempunyai sifat berhati dingin,
berhati-hati dalam mengemukakan pendapat, praktis, pandai menahan
nafsu, dan selalu ingin memberi kebebasan kepada orang lain.
Yaitu tahap untuk mengetahui apa dibalik emosi dan mengatasinya. Ciri-ciri
orang yang dapat mengelola emosi, dapat bersikap tenang dan berfikir
sebelum bertindak, dapat melihat situasi dengan pandangan yang lebih
positif, mempunyai banyak cara untuk meredakan emosi.
Pengendalian Emosi
Dua tipe kepribadian di atas, dapat dikendalikan dengan cara:
1) Setiap tindakan harus didasarkan pada akal sehat.
2) Berpikir tentang akibat negatif yang mungkin terjadi.
3) Berusaha untuk memaafkan kesalahan orang lain.
Pengendalian emosi, bukan berarti hanya meredam rasa tertekan atau
menahan gejolak emosi, akan tetapi juga bisa berarti dengan sengaja
menghayati suatu emosi, termasuk yang tidak menyenangkan. Pengendalian
emosi tidak sama dengan pengendalihan berlebihan, yaitu penyangkalan semua
perasaan dan spontanitas. Bahkan kendali diri yang berlebihan, yaitu
penyangkalan semua perasaan dan spontanitas. Bahkan kendali diri yang
belebihan dapat mendatangkan kerugian baik fisik maupun mental. Orang yang
mematikan perasaan negative yang kuat mnyebabkan meningkatkan denyut
jantung, sekaligus naiknya tekanan darah. Apabila penenkanan emosi seperti ini
menjadi kronis, kemampuan berpikir menjadi rusak, terganggunya hubungan
sosial.
Pengendalian diri terhadap emosi merupakan salah satu keterampilan hidup
(life skills) yang dapat dilatihakan kepada setiap orang, termasuk remaja. Cara
mengendalikan emosi, antara lain:
1. Perasaan yang kita alami umumnya bersumber dari pikiran. Kita berpikiran
negative, pikiran kiti cendeng menjadi negative. Sebaliknya ketika kita
berpikiran positif, perasaan kita cenferung positif. Jadi mengendalikan
pikiran adalah langkah pertama untuk mengendalikan perasaan.
2. Biasakanlah memberi kesempatan kepada pikiran untuk mengambil
keputusan. Semakin kita mahir menyerahkan keputusan kepada pikiran,
maka semakin sehat pikiran kita. Itu adalah kondisi ideal diamana akal yang
mengendalikan perasaan, bukan perasaan yang mengendalikan akal.
3. Emosi negatif adalah sinyal bahwa ada yang tidak beras dalam diri kita.
Ketika suasana hati kita mejadi tidak nyaman, cobalah menennangkannya
dengan berdoa, menemui sahabat untuk berbagi perasaan, beristirahat,
mendengarkan musik, atau apa saja yang kita sukai.
4. Pertanyakanlah dengan kritis persaan-persaan negative yang kita rasakan.
Misalkan apakah masalahnya terlalu berbahaya sehingga kita begitu
ketakutan! Apakah masalahnya begitu gawat sehingga kita harus marah
besar?
5. Pertanyakanlah dengan tegas keyainan-keyakinan kita yang salah.
Misalnya, siapa bilang kegagalan adalah kebodohan? Siapa bilang masalah
yang kita hadapi itu tidak ada jalan keluarnya? Siapa bilang kita mampu
memaafkan? Siapa bilang putus cinta itu kiamat?
6. Kendalikan reaksi kita terhadap situasi yang tidak menyenangkan. Misalnya
ketika ada yang menyalip kendaraan kita, kita bisa memilih untuk marah
atau tetap tenang. Yang pertama bisa membuat kita jadi orang yang reaktif
dan emosional, tapi yang kedua mengajarkan kita menguasai diri dengan
baik.
7. perasaan bukanlah masalah besar atau salah. Manusia sesekali memiliki
persaan takut, marah, sedih dan kecewa. Yang penting kita tidak larut dalam
perasaan-perasaan yang negative itu dan tidak mengambil keputusankeputusan penting dalam suasana hati yang kacau.
8. Perasaan yang negative dan suasana hati yang buruk bisa juga disebabkan
oleh kondisi tubuh yang tidak sehat. Kita bisa saja merasa BT ketika flu,
ketika strees, ketika kurang tidur. Tidak pelu mencemaskan perasaan tidak
nyaman kita yang bersifat sementara itu. Seringkali kita melakukan
tindakan-tindakan sederhana bisa mengubah suasana hati kita.
9. Hidupkanlah perasaan-perasaan yang menyenangka sesering mungkin,
termasuk hal-hal yang kita inginkan terjadi. Misalnya perasaan gembira,
ketika kelak kita bertemu kekasih kita, ketika kita kelak mendapatkan
pekerjaan atau bisnis yang kita inginkan. Itu adalah salah satu cara untuk
membantu impian kita menjadi kenyataan.
10. Belajarlah mengucap syukur dalam segala keadaan. Hati yang penuh
dengan ucapan syukur akan membuat hidup lebih ringan, pikiran lebih
jernih, perasaan lebih nyaman, sehingga mengendalikan perasaan bukan
lagi beban yang berat.
Sumber :
Elias. Maurice J, dkk,. 2002. Cara-Cara Efektif Mengasah EQ Remaja Mengasuh dengan
Cinta, Canda, dan Disiplin. Terjemahan: Ary Nilandari. 2002. Bandung: KAIFA.
Mulyatiningsih, Rudi., dkk. 2004. Bimbingan Pribadi-Sosial, Belajar, dan Karier. Jakarta:
PT. GRAMEDIA WIDIASARANA.