Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS KETERSEDIAAN PAKAN UNTUK PETERNAKAN SAPI PERAH DI

KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG

BAB I
LATAR BELAKANG
1.1.

Pendahuluan

Pujon merupakan salah satu adalah daerah dari 33 kecamatan di wilayah Kabupaten
Malang. Secara astronomis Kecamatan Pujon Malang terletak diantara 112,2611 sampai
122,2892 Bujur Timur dan 7,5220 sampai 7,4937 Lintang selatan.
Mengacu pada data potensi Kecamatan Pujon, letak geografi sekitar 8 desa berada
di lereng dan sisanya berada di lembah dengan topografi desa tergolong perbukitan dan
dataran. Luas kawasan Kecamatan Pujon secara keseluruhan sekitar sekitar 130,75 km2
atau 4,39 persen dari total luas Kabupaten Malang.
Sebagai daerah yang topografi sebagian wilayahnya perbukitan, Kecamatan Pujon
memiliki pemandangan alam yang sangat indah. Namun kekayaan alam yang dimiliki
kecamatan ini hingga saat ini belum sepenuhnya dapat dimanfaatkan secara optimal.
Sekiranya kekayaan alam ini dapat dioptimalkan, maka pertumbuhan ekonomi di wilayah ini
berpeluang dapat ditingkatkan.

Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Pujon adalah sebagai berikut:


Sebelah Utara: Kabupaten Mojokerto
Sebelah Timur: Kota Batu
Sebelah Selatan: kecamatan DAU, Kabupaten Blitar
Sebelah Barat : Kecamatan Ngantang

Sektor pertanian merupakan sektor yang unik dan mempunyai ciri khas tersendiri
dalam struktur pere-konomian. Sektor ini relatif meru-pakan sektor yang tidak mendapat
perhatian serius dalam aksi pembangunan. Mulai dari proteksi, kredit hingga kebijakan lain
tidak satupun yang menguntungkan.
Dalam struktur perekonomian Kabupaten Malang, Sektor Pertanian masih
mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi. Dilihat dari kontribusinya
dalam pembentu-kan Produk Domestik regional Bruto pada tahun 2010, sektor ini
menyumbang sekitar 30 persen atau menempati urutan pertama. Daya serap Sektor
Pertanian terhadap kesempatan kerja di Kabupaten Malang juga dominan dibandingkan
sektor lainnya.
Pada Tahun 2010, jumlah lahan tanah sawah di Kecamatan Pujon seluas 902,20 ha
dengan rincian seluas 898,70 ha berpengairan diusahakan dan seluas 3,50 ha tidak
berpengairan diusahakan. Dipihak lain, luas lahan kering yang mencakup pekarangan tanah
untuk bangunan dan halaman, tegalan/ kebun/lading, tambak, hutan dan kolam seluas

2.826,80 ha . Produksi padi di Kecamatan Pujon mengalami penurunan tipis yaitu dari 1.050
ton menjadi 980 kwintal, yang berarti menurun sebesar 0,07 persen. Keadaan populasi dan
produksi mengenai sub sektor peternakan di Kecamatan Pujon.
Ternak pada umumnya dapat dibedakan menjadi ternak besar, ternak kecil dan
unggas. Perkembangan populasi ternak besar yang meliputi populasi sapi potong, sapi
perah, dan kuda selama periode 2007-2010. Dari Tabel tersebut diperlihatkan bahwa populasi
sapi perah mengalami peningkatan yaitu sekitar 26,78 persen. Disisi lain sapi, potong
mengalami penurunan
sebesar 1.783 ekor dibanding tahun sebelumnya. Barikutnya
populasi Kuda menurun sebesar 3 ekor. Pada periode yang sama populasi ternak kecil dan
unggas secara umum meningkat dibanding periode sebelumnya.
Dilihat dari data pujon adalah penghasil susu sapi yang cukup besar. Data juga
menunjukan bawasanya jumlah sapi terus bertambah dan berkembang menjadi sentral
penghasil susu sapi segar yang semakin besar pula per tahunnya. Di samping itu Kecamatan
Pujon juga mengalami pertumbuhan ekonomi dan juga pertumbuhan penduduk. Dalam hal
tersebut juga menjadikan masalah dimana degradasi lahan.
Peternakan selalu dan pasti akan beketerkaitan dengan ketersediaan pakan.
Ketersediaaan pakan sangat berpengaruh dalam kelangsungan sebuah peternakan, terutama
ternak sapi pada Kecamatan Pujon ini. Lahan pada suatu wilayah peternakan berpengaruh
dalam bagaimana menyediakan pakan bagi ternak dengan maksud tidak perlu mencari pakan
keluar wilayah dan meminimalisir biaya produksi. Ketersediaan pakan berkaitan dengan
berapa banyak makanan yang dibutuhkan per ekor dalam sehari, berapa banyak ternak dalam
suatu wilayah, dan berapa luas lahan penghasil pakan dalam waktu panen yang ada. Data data
itu akan memberikan informasi perhitungan dan prediksi ketersediaan pakan untuk ternak.
Pakan utama ternak sapi perah adalah rumput segar untuk menunjang produksi susu
disamping pakan penguat (konsentrat). Sapi perah apabila diberi pakan rumput lapang saja
kurang dalam kecukupan nutrien, untuk itu pada daerah sentra sapi perah para peternak yang
memiliki skala usaha ternak banyak Pada kecamatan Pujon yang pesat dalam peternakan
sapi perah ini akan mengalami ketersediaan pakan untuk ternaknya. Data data juga sudah
menjelaskan bahwa akan terjadi masalah tersebut. Maka dari penelitian ini yang dilakukan
pada KKL III dengan berjudul Evaluasi Ketersediaan Pakan untuk Peternakan Sapi Perah di
Kecamatan Pujon Kabupaten Malang diharapkan dapat memberikan informasi ketersediaan
pakan untuk ternak sapi perah di kecamatan Pujon Kabupaten malang. Informasi juga
diharapkan dapat membatu peternak dalam mengembangkan usaha ternaknya.

1.2.
Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana kondisi umum lingkungan dan peternakan yang ada di kecamatan Pujon
kabupaten Malang?
1.2.2. Apakah lahan di kecamatan Pujon kabupaten Malang sudah memenuhi kebutuhan
pakan untuk ternak sapi perah?
1.3.
Tujuan

1.3.1. Untuk mengetahui kondisi umum lingkungan dan peterkana sapi perah yang ada di
kecamatan Pujon kabupaten Malang
1.3.2. Memberikan informasi ketersediaan pakan untuk peternakan sapi perah di kecamatan
Pujon kabupaten Malang
1.3.3. Memberikan informasi yang nantinya sebagai referensi peternak dalam
mengembangkan peternakan.
1.3.4. Memberikan informasi dalam bagaimana penanaman rumput yang dibutuhkan
peternakan sapi perah di kecamatan Pujon kabupaten Malang

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
TABEL KLASIFIKASI DESA/KELURAHAN, LETAK GEOGRAFI, TOPOGRAFI, DAN LETAK
DESA RELATIF TERHADAP HUTAN
Koordinat
Nama Desa/Kelurahan
Lintang Selatan

Bujur Timur

(2)

(3)

(1)

Letak Geografi
(Pantai/ Lembah/
Lereng/ Dataran)

Topografi (Datar/
Perbukitan)

Letak Desa/
Kelurahan Relatif
Terhadap Hutan Di
(Dalam/ Tepi/ Luar)

(4)

(5)

(6)

1. Bendosari

7.5220

112.2611

Lemba

Perbukita

Di

2. Sukomulyo

7.5203

112.2645

Dalam

3. Pujon Kidul

7.5148

112.2734

Lemba

Perbukita

Di

4. Pandesari

7.5104

112.2892

Dalam

5. Pujon Lor

7.5059

112.2816

Lereng

Perbukita

Di Luar

6. Ngroto

7.5035

112.2773

Lereng

n Datar

7. Ngabab

7.4988

112.2648

Lereng

Datar

8. Tawangsari

7.4937

112.2662

Lereng

Perbukita

9. Madiredo

7.4950

112.2819

Lereng

10. Wiyurejo

7.5005

112.2847

Lereng

Perbukita

Lereng

2010

7.50356

112.28034

2009

7.50356

112.28034

Lereng

Perbukita

2008

7.50356

112.28034

Di
Luar
Di
Luar
Di
Luar
Di Tepi

Sumber : Kantor Desa

TABEL LUAS DESA/KELURAHAN MENURUT JENIS LAHAN (Ha)

Nama Desa/Kelurahan

Lahan Sawah

Lahan Kering

Total Lahan

(1)

(2)

(3)

(4)

23,11

178.30

178.30

2. Sukomulyo

119.40

254.50

373.90

3. Pujon Kidul

87.00

399.40

486.40

4. Pandesari

96.90

422.90

519.80

5. Pujon Lor

10.90

266.80

277.70

6. Ngroto

133.90

112.20

246.10

7. Ngabab

92.50

306.30

398.80

8. Tawangsari

93.00

259.30

352.30

9. Madiredo

113.00

151.50

264.50

10. Wiyurejo

93.00

227.20

320.20

2010

839.60

2,578.40

3,418.00

2009

902.20

2,826.80

3,729.00

2008

902.20

2,826.80

3,729.00

1. Bendosari

Sumber : Kantor Desa

Tabel lahan sawah kecamatan Pujon


Luas Lahan Sawah (Ha)
Nama
Desa/Kelurahan

Berpengairan
Diusahakan

Tdk
Berpengairan
Diusahakan

Sementara
Tidak
Diusahakan

Lahan Tidur/
Tidak
Diusahakan

Jumlah

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

1. Bendosari

52.40

0.00

0.00

0.00

52.40

2. Sukomulyo

119.40

0.00

0.00

0.00

119.40

3. Pujon Kidul

84.70

0.00

0.00

0.00

84.70

4. Pandesari

96.90

0.00

0.00

0.00

96.90

5. Pujon Lor

7.40

3.50

0.00

0.00

10.90

6. Ngroto

133.20

0.00

0.00

0.00

133.20

7. Ngabab

96.20

0.00

0.00

0.00

96.20

8. Tawangsari

93.00

0.00

0.00

0.00

93.00

9. Madiredo

113.00

0.00

0.00

0.00

113.00

10. Wiyurejo

102.50

0.00

0.00

0.00

102.50

2010

898.70

3.50

0.00

0.00

902.20

2009

898.70

3.50

0.00

0.00

902.20

2008

898.70

3.50

0.00

0.00

902.20

(1)

Nama Desa/Kelurahan

Permukiman/
Pekarangan

Bangunan
Industri

Tegal/Kebun

Perkebunan

Padang Rumput

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

1. Bendosari

26.30

0.00

147.80

0.00

0.00

2. Sukomulyo

61.00

0.00

68.80

0.00

0.00

3. Pujon Kidul

45.80

0.00

192.10

0.00

0.00

4. Pandesari

93.00

0.00

383.80

0.00

0.00

5. Pujon Lor

50.40

0.00

273.40

0.00

0.00

6. Ngroto

46.80

0.00

121.20

0.00

0.00

7. Ngabab

25.20

0.00

301.20

0.00

0.00

8. Tawangsari

47.20

0.00

261.80

0.00

0.00

9. Madiredo

37.00

0.00

338.00

0.00

0.00

10. Wiyurejo

21.50

0.00

203.70

0.00

0.00

2010

454.20

0.00

2,291.80

0.00

0.00

2009

454.20

0.00

2,291.80

0.00

0.00

2008

454.20

0.00

2,291.80

0.00

0.00

Data sapi
(tolong tulis jumlah sapi tiap desa dalam bentuk tabel)
Luas lahan rumput pakan adalah 329203,85 ha pada lahan tidak mendapat perlakuan dan
268235,64 ha yang merupakan lahan sengaja untuk ditanami rumput gajah. Luas tersebut
merupakan hasil dari perhitungan peta hasil deliniasi citra. Luas keseluruhan lahan rumput
adalah 597439.49
perhitungan Kebutuhan rumput gajah sebagai pakan sapi adalah sebagai berikut :
kebutuhan pakan sehari setiap satu sapi adalah 10% dari bobot sapi. Rata-rata berat sapi
adalah 400 kg sehingga kebutuhan pakan adalah 40 kg. sedangkan kebutuhan pakan sapi
keseluruhan desa di kecamatan pujon sebesar 19097 ekor adalah 763.880 kg atau 763,88 ton
perhari. Untuk ketersediaan pakan setiap luas lahan satu hektar menghasilkan 60.000 kg atau
60 ton. Luas lahan yang tersedia di kecamatan pujon adalah 597439,49 ha sehingga produksi
rumput keseluruhan adalah 35846369400 kg atau 35.846.369,4 ton.
Umur rumput dari masa tanam sampai panen membutuhkan waktu 3 bulan sehingga
biasannya para petani melakukan system gilir pada tanam rumput. Dalam masa tumbuh

sampai panen rumput harus tersedia pakan hingga mencukupi sehingga perlu dikalkulasi
kebutuhan total pakan selama 30 hari untuk seluruh sapi di kecamatan pujon.
Perhitungan kebutuhan pakan keseluruhan adalah seluruh kebutuhan total sapi perhari dikali
dengan masa tunggu tanam rumput. maka perhitungan kebutuhan total selama 3 bulan adalah
68749.2 ton. Sehingga ketersediaan pakan untuk sapi perah di kecamatan pujon sangat baik.
Profil rumput
Pola tanam rumput gajah yang biasa dilakukan peternak di lokasi pada tahun pertama
disamping ditanami bibit rumput gajah juga ditanami jagung, sebelum rumput gajah tumbuh
tinggi untuk 3 (tiga) bulan sudah bisa panen jagung kemudian disusul pemotongan pertama
rumput gajah. Selanjutnya pada tahun ke-2 dan ke-3 monokultur rumput gajah, tanaman
rumput gajah diremajakan setelah umur 3 (tiga) tahun, karena sifat batang yang sudah keras,
pertumbuhan lambat karena kurang respon terhadap pemupukan juga kandungan nutrisi
Panen pertama rumput gajah dilakukan pada umur 90 hari pasca-tanam. Panen selanjutnya 40
hari sekali pada musim hujan dan 60 hari sekali pada musim kemarau. Tinggi pemotongan
dari permukaan tanah kira-kira 1015 cm. Produksi hijauan rumput gajah antara 100-200 ton
rumput segar per hektar per tahun. Peremajaan tanaman tua dilakukan setelah 4-6 tahun untuk
diganti dengan tanaman yang baru.
Penanaman rumput gajah dapat dilakukan secara tumpang sari dengan tanaman lain, misalnya
ketela pohon atau jagung. Tanaman ini berfungsi untuk mengurangi terpaan hembusan angin
yang merobohkan tanaman lain. Penanaman rumput gajah dapat dilakukan di ladang,
guludan, dan pematang sawah.Laju pertumbuhan tanaman rumput gajah relatif cepat karena
memiliki respons tinggi terhadap tanah yang subur. Bila dirawat dengan baik dan dilakukan
pemotongan secara berkala maka pertumbuhannya cepat.
Penanaman Rumput Gajah sangat mudah, hanya dengan menanam batangnya dengan sudut
tanam 45 derajat dengan panjang tiga sampai lima ruas. Setiap ruas akan muncul daun baru.
Selain itu, tanaman ini juga cepat menyebar ke samping menjadi rumpun.

BAB III
METODOLOGI
Dalam penelitian ini dilakukan beberapa tahapan untuk mencapai tujuan dan menghasikan
informasi ketersediaan pakan untuk ternak sapi perah di kecamatan Pujon kabupaten Malang.
Tahapan tersebut tersusun pada diagram alir di bawah ini :
DIAGRAM ALIR

BAB IV
ALAT DAN BAHAN
4.1. Alat
Adapun alat alat yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Alat tulis
Gps
Pc + software arcGis
Literatur
Kamera
peta

4.2. Bahan
Adapun bahan/ data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah:

Data dari kecamatan dalam angka kecamatan Pujon


Data jumlah sapi per kelompok ternak dari koprasi Susu di desa Pandessari
Data luas lahan yang berpotensi untuk pakan ternak

BAB V
PEMBAHASAN
Jumlah sapi di kecamatan Pujon kabupaten Malang adalah 19567 ekor yang tersebar di
sepuluh desa. Pada tahun 2013. Pada tahun 2014, perhitungan terakhir bulan oktober
berdasarkan data koperasi sebesar 19097 ekor.
Luas lahan pakan adalah 329203,85 ha pada lahan tidak mendapat perlakuan dan 268235,64
ha yang merupakan lahan sengaja untuk ditanami rumput gajah. Luas tersebut merupakan
hasil dari perhitungan peta hasil deliniasi citra.
yang perlu dipersiapkan sebelum memulai memelihara ternak adalah ketersediaan rumput
yang dapat memenuhi kebutuhan selama dipelihara.Untuk mendukung ketersediaan pakan
ternak sapi perah perlu dipersiapkan lahan rumput sebagai sumber pakan. Jenis-jenis rumput
yang dapat dibudidayakan ada bermacam-macam. Saat ini yang paling banyak dipilih adalah
jenis rumput gajah (Pennisetum purpurium) dengan berbagai macam varietasnya. Rumput
yang dipilih tentu saja merupakan jenis rumput yang tinggi produksinya.
Rumput gajah mempunyai kelebihan antara lain produksi tinggi, dapat mencapai 250
ton/ha/thn dengan kadar protein cukup tinggi, lebih tahan kering dan disukai oleh ternak.
Menurut hasil pengkajian, lahan rumput gajah seluas 1 (satu) hektar mampu menampung
sapi perah sebanyak 20 ekor selama setahun (BUDIMAN dan SJAMSIMAR, 1994) Rumput
gajah mempunyai banyak varietas antara lain varietas Afrika, Hawai, Capricorn, Raja/King
Grass, Lampung, Taiwan, dan lain sebagainya.
Makan dalam kasus di kecamatan Pujon dengan Lahan..................
Dan jumlah sapi............
Maka menghasilkan ketersediaan pakan sebagai berikut.............
Dan untuk mengatasinya perlu di adakan penanaman rumput gajah dengan memperhatikan
berikut:
Dalam budidaya rumput gajah ini, yang perlu dipersiapkan tahapan-tahapannya adalah
sebagai berikut :
1. Persiapan Lahan
Tanaman pakan ternak menghendaki tanah yang gembur dan subur. Tanah yang miskin hara
sebaiknya dipupuk terlebih dahulu dengan pupuk kandang. Waktu pengolahan/persiapan
lahan sebaiknya pada akhir musim kemarau menjelang musim penghujan.
2. Pengolahan Tanah
Pada tahapan ini yang dilakukan adalah melakukan pembersihan, pembajakan dan
penggaruan untuk menggemburkan tanah. Pembersihan dilakukan terhadap pohon-pohonan

semak belukar dan alang- alang. Untuk pohon dapat disisakan pada lajur tertentu sebagai
peneduh dan penahan kelembaban.
3. Penanaman
Penanaman bibit rumput gajah dapat melalui biji, sobekan rumpun (pols) batang atau stek.
Penanaman yang lebih mudah melalui sobekan rumpun dan stek. Pada penggunaan sobekan
rumpun dapat diambil 3 4 akar rumpun yang ukurannya tidak terlalu kecil. Jarak tanam
yang ideal adalah 30 X 50 cm. Apabila batang/stek yang digunakan maka harus dipilih umur
batang yang cukup tua (sekitar 2 bulan) dengan jumlah mata ruas 2- 3 buah. Jarak tanam
yang dianjurkan adalah 30 x 30 cm dengan posisi batang ditancapkan miring 30 untuk
mempermudah pertumbuhan akar. Pemupukan dapat dilakukan pada saat umur rumput 2 3
minggu menggunakan pupuk Urea dan KCl. Pemupukan berikutnya terus diulang pada umur
yang sama setiap kali selesai panen. Dosis pupuk urea yang disarankan adalah 500 kg/ha.
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan berkala dapat dilakukan dengan penyulaman dan penyiangan atau merapikan
rumpun yang tumbuh subur di luar jalur tanam. Pengairan dapat dilakukan sebelum
pemupukan pada saat kondisi lahan terlalu kering.
5. Pemanenan/pemotongan
Rumput gajah dapat dipanen pada umur 40 hari atau sebelum rumput berbunga. Umumnya
pada umur lebih dari 50 hari, rumput akan mulai berbunga dan mengeras batangnya, hal ini
harus dihindari karena dapat menurunkan nilai gizi dari rumput yang aan dikonsumsi ternak.
Pemotongan dilakukan pada ruas batang terbawah dengan menyisakan batang sepanjang 5-10
cm.
Maka hasil rumput kemungkinan akan membantu masalah keterseidaan pakan ternak

BAB VI
KESIMPULAN
Ketersediaan pakan untuk ternak sapi perah di kecamatan Pujon kabupaten Malang
adalah...... maka dapat disimpukan..............
Dengan menanami lahan yang dimiliki dengan rumput gajah maka ketersediaan
rumput untuk pakan sapi perah sepanjang tahun tercukupi, bahkan apabila lahan rumput
gajah yang dimiliki luas disamping kebutuhan untuk ternaknya tercukupi juga bisa menjual
rumput gajah kepada peternak yang tidak mempunyai lahan rumput di lokasi terdekat
maupun lokasi lain, hal ini merupakan tambahan pendapatan bagi peternak pengelola
lahan rumput. Pola pengembangan hijauan pakan ternak di daerah-daerah berpenduduk
padat adalah intensifikasi komersial, artinya bahwa setiap luasan lahan yang digunakan
dapat dipertanggung jawabkan secara komersial.
Usahatanam rumput gajah di kecamatan Pujon kabupaten Malang sebagai sentra
ternak sapi perah lebih menguntungkan dibandingkan dengan usaha tanaman pangan dan
hortikultura apabila sistem usahatani ditangani dengan baik. Rumput gajah juga disamping
sebagai tanaman pakan ternak juga sebagai tanaman konservasi lahan, terutama di daerah
bertopografi pegunungan dan berlereng.

DAFTAR PUSATAKA
Kantor Kecamatan Pujon. 2011. Kecamatan dalam Angka. Kecamatan Pujon: BPS Kab.
Malang
Marvin J. Schuttloffel., Teaching A Man to Fish by Raising Chickens and cow, Universe
Books, 2011, Hal 62
Atmadilaga, D. 1974. Prospek perkembangan peternakan di Nusa Tenggara Timur. Bahan
Seminar Pengembangan Peternakan di Nusa Tenggara Timur, Kupang 16-18 mei
1974. Biro Penelitian dan Alifasi, Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran,
Bandung. Bamualim, A. 2003. Potensi pengembangan peternakan di Sumatera Selatan.
Disampaikan dalam Acara Pengukuhan Pengurus Ikatan Sarjana Peternakan Cabang
Sumatera Selatan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Selatan.
Siregar, T. 1981. Budidaya ternak dalam usaha tani terpadu di daerah transmigrasi.
Proceeding Seminar Penelitian Peternakan, Puslitbangnak. Badan Litbang Pertanian,
Deptan, Bogor

Anda mungkin juga menyukai