Anda di halaman 1dari 13

Seminar Nasional Lesson Study

Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Melalui Lesson Study


Minggu, 17 Juli 2010

ISBN :

MENGGABUNGKAN MODEL PEMBELAJARAN


PROBLEM POSING DAN MIND MAPPING YANG DIKEMAS
DALAM KEGIATAN LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS BELAJAR DAN DAYA SERAP SISWA
DALAM BELAJAR MATEMATIKA
Amin Suyitno
Jurusan Matematika FMIPA UNNES Semarang
e-mail: aminsuyitno@yahoo.com

ABSTRAK
Matematika di sekolah memegang peran penting bagi siswa dalam mencapai keberhasilan
di UN. Bagi sekolah-sekolah favorit, mencari siswa berkualitas bukan urusan sulit. Tetapi, untuk
sekolah-sekolah non favorit, mencari siswa saja memerlukan perjuangan keras yang belum tentu
berhasil. Di lain pihak, guru matematika juga harus berjuang keras agar para siswa sekolah non
favorit tersebut berhasil lulus dalam ujiannya. Permasalahannya, bagaimana upaya guru agar
mampu meningkatkan aktivitas belajar dan daya serap siswa dalam pelajaran matematika? Penulis
menyodorkan ide untuk menggabungkan model pembelajaran Problem Posing dan Mind Mapping
yang dikemas dalam bentuk kegiatan Lesson Study.
Problem Posing, adalah jenis model pembelajaran yang mengharuskan kepada siswa
untuk mengajukan soal beserta penyelesaiannya. Dalam Mind Mapping, guru membentuk
kelompok-kelompok kecil siswa. Tiap kelompok diminta untuk menyelesaikan tugas/soal
menantang terkait dengan materi yang sedang dibahas. Setelah dikerjakan, perwakilan kelompok
diminta untuk memaparkan secara serentak hasil dari tugas guru. Sedangkan sintaks dalam
Lesson Study, pembelajaran dilaksanankan secara kolaboratif adalah melalui tahapan Plan, Do, dan
See. Jadi, kegiatan pembelajaran harus dirancang dahulu, dilaksanakan, dan kemudian direfleksi.
Saat diujicobakan di perkuliahan yang ditinjau juga oleh Tim Monev dari Dirjen Dikti, hasilnya
adalah: (1) aktivitas belajar mahasiswa dapat meningkat, dan (2) hasil belajarnya juga meningkat.
Diharapkan, hasil yang relevan juga akan diperoleh jika gabungan model pembelajaran Problem
Posing dan Mind Mapping yang dikemas dalam bentuk kegiatan Lesson Study ini dilaksanakan di
sekolah-sekolah.
Oleh karena itu, maka disarankan agar gabungan model pembelajaran Problem Posing
dan Mind Mapping yang dikemas dalam bentuk kegiatan Lesson Study ini dapat dilaksanakan di
sekolah-sekolah. Diharapkan, aktivitas dan daya serap siswa dalam belajar matematika dapat
ditingkatkan.

Kata Kunci: Problem Posing, Mind Mapping, Lesson Study, Matematika Sekolah.

A. Pendahuluan
Matematika di sekolah memegang peran penting bagi siswa dalam
mencapai keberhasilan di UN. Bagi sekolah-sekolah favorit, mencari siswa
berkualitas bukan urusan sulit. Tetapi, untuk sekolah-sekolah kurang favorit,
25

Seminar Nasional Lesson Study


Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Melalui Lesson Study
Minggu, 17 Juli 2010

ISBN :

apalagi sekolah-sekolah yang angka kelulusannya sangat sedikit, mencari siswa


untuk mau masuk ke sekolah tersebut saja memerlukan perjuangan keras yang
belum tentu berhasil. Di lain pihak, guru matematika juga harus berjuang keras
agar para siswa di sekolah kurang favorit tersebut berhasil lulus dalam ujiannya.
Dengan demikian, merupakan tantangan bagi guru untuk mampu menemukan
cara pembelajaran yang baik, efektif, dan menyenangkan bagi siswa sehingga
guru mampu meningkatkan aktivitas belajar dan daya serap siswa dalam pelajaran
matematika.

Penulis

menyodorkan

ide

untuk

menggabungkan

model

pembelajaran Problem Posing dan Mind Mapping yang dikemas dalam bentuk
kegiatan Lesson Study.
Diharapkan, melalui kegiatan pembelajaran yang menggabungkan model
pembelajaran problem posing dan mind mapping yang dikemas dalam kegiatan
lesson study ini, dapat meningkatkan aktivitas belajar dan daya serap siswa, baik
siswadi Pendidikan Dasar maupun di Pendidikan Menengah.

B. Permasalahan yang Ingin Dipecahkan


Masalahnya

dapat

dirumuskan

sebagai

berikut.

Bagaimana

dapat

meningkatkan aktivitas belajar dan daya serap siswa, baik siswa di Pendidikan Dasar
maupun di Pendidikan Menengah? Untuk memecahkan masalah ini, penulis memilih
model pembelajaran yang menggabungkan model pembelajaran problem posing dan
mind mapping yang dikemas dalam kegiatan lesson study.

C. Pendapat Ahli Pendidikan


Matematika sudah mulai diajarkan di Sekolah Dasar (Elementary School) bahkan
TK. Ini menunjukkan bahwa para pakar Pendidikan Matematika di hampir seluruh
dunia memandang bahwa matematika amat penting dan diperlukan dalam praktik
kehidupan keseharian.
Di lain pihak, banyak para ahli bidang pendidikan matematika yang
menganjurkan perlunya siswa menemukan sendiri pengetahuannya dengan dipandu
tak langsung oleh gurunya. Yoshio Kimura (1993:463) menulis bahwa Inquiry is very

26

Seminar Nasional Lesson Study


Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Melalui Lesson Study
Minggu, 17 Juli 2010

ISBN :

important in a class because it help student to find theorems by themselves and


understand the meaning of deeply. Berdasarkan pendapat guru besar bidang
pendidikan matematika dari Jepang tersebut, maka perlu diterapkan suatu model
pembelajaran yang mengacu pada kemampuan menemukan pada diri pada diri siswa
(peserta didik). Model tersebut, antara lain adalah model pembelajaran Mind Mapping,
Problem Posing, atau gabungannya. Jadi, siswa perlu dilatih untuk mencari,
menemukan

sendiri

soal

dan

penyelesaiannya

(problem

posing),

serta

memaparkannya di papan tulis (mind mapping), khususnya yang berkaitan dengan


pembelajaran matematika.

Ini berarti, orientasi gabungan model pembelajaran

Problem Posing dan Mind Mapping yang dikemas dalam kegiatan Lesson Study ini
dititikberatkan kepada:
1) Meningkatnya daya serap siswa dalam mempelajari/mengikuti pelajaran
matematika.
2) Meningkatnya

aktivitas

siswa

dalam

mempelajari/mengikuti

pelajaran

matematika.
3) Meningkatnya kerja sama antar mahasiswa dalam mempelajari/mengikuti
pelajaran matematika.
Jika dalam pelajaran matematika diterapkan gabungan model pembelajaran
Problem Posing dan Mind Mapping yang dikemas dalam kegiatan Lesson Study maka
dalam pembelajaran matematika perlu dan harus disiapkan seperangkat tugas
pembelajaran yang disiapkan agar siswa dapat menemukan sendiri (dengan
bimbingan proporsional dari guru) istilah-istilah, konsep-konsep dasar, prinsipprinsip, atau pencarian soal-soal menantang dalam matematika. Sebagai tambahan
kegiatan, dalam pembelajaran, guru juga dapat memakai pembelajaran system
bilingual (penyampaian materi kuliah dalam bahasa Inggris). Dalam Mind Mapping,
siswa perlu memaparkan temuannya di depan kelas untuk dikaji bersama-sama.
Dalam pembelajaran berbasis model pembelajaran Problem Posing dan Mind
Mapping yang dikemas dalam kegiatan Lesson Study ini, sebelum pembelajaran
dimulai, guru secara kolaboratif merancang bersama (Plan), melaksanakan (Do), dan
selanjutnya merefleksi (See). Dalam Plan, tim guru juga telah menyiapkan Bahan

27

Seminar Nasional Lesson Study


Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Melalui Lesson Study
Minggu, 17 Juli 2010

ISBN :

Ajar, RPP, dan Media. Tim guru matematika mengadakan studi pendahuluan di kelas
untuk melihat permasalahan nyata di kelas yang bersangkutan. Pemberian tugas yang
terkait dengan implementasi Problem Posing, para siswa diminta untuk mengajukan
soal matematika (materi pokoknya, sesuai dengan yang sedang diajarkan) yang juga
terkait dengan permasalahan kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan pendapat
ahli pendidikan matematika dari Belanda, yakni Freudenthal (1991) yang menyatakan
Mathematics as human activity.
Selanjutnya, Cathleen V. Sanders (1998:554) dalam sebuah jurnal menulis
bahwa Mathematics constructions can enrich students visualization and
comprehension of mathematics, lay a foundation for analysis and deductive proof.
Hal ini bisa terlaksana jika model pembelajaran matematika di sekolah diarahkan
pada model pembelajaran mind mapping yang memaparkan hasil pemikiran para
siswa di depan kelas secara serentak. Inge Schwank (1993) dalam tulisannya di jurnal
mengatakan bahwa basis esensi pembelajaran matematika adalah aspek kognitif
(mind) dan kemampuan memaparkannya (mapping).
Dalam pembelajaran ini, siswa belajar sambil menemukan pengetahuannya
sendiri. Untuk siswa, kemampuan menemukan pengetahuannya sendiri melalui
kegiatan Lesson Study berbasis model pembelajaran Problem Posing dan Mind
Mapping ini juga diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar.
Karena mereka juga bekerja dalam kelompok, maka diharapkan terjadi pula
peningkatan kerja sama di antara para siswa. Philip Clarkson (1984) dalam suatu
jurnal menulis When will they get down to do real work? All they seem to do in
mathematics lesson these days is inquiry by them self.
Dengan

demikian,

kecenderungan

pola

pendekatan

ilmiah

dalam

pembelajaran matematika dalam kegiatan Lesson Study di sekolah menuntut siswa


untuk menemukan sendiri, mengajukan soal dengan menyesuaikan dengan
kemampuannya,

dan akhirnya diharapkan dapat menyimpulkan materi pelajaran

berdasarkan hasil paparannya.


Berlyne (1990) dalam penelitiannya melaporkan bahwa langkah-langkah
pembelajaran bagi guru yang dirasa baru bagi siswa akan dapat menambah minat

28

Seminar Nasional Lesson Study


Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Melalui Lesson Study
Minggu, 17 Juli 2010

ISBN :

siswa dalam belajarnya. Berlyne juga menganjurkan agar guru dalam setiap
langkahnya, menawarkan hal-hal yang baru kepada siswanya. Terobosan cara
memberi pelajaran melalui gabungan penerapan model pembelajaran Problem Posing
dan Mind Mapping yang dikemas dalam kegiatan Lesson Study adalah bentuk
kegiatan pembelajaran yang baru dan inovatif.
Selain itu, Atkinson (1992) dalam penelitiannya menyatakan bahwa siswa
yang memiliki tingkat kognitif dan minat yang tinggi cenderung memiliki tingkat
keberhasilan belajar yang tinggi pula.
Diharapkan, gabungan kedua model pembelajaran ini mampu meningkatkan
minat siswa dalam belajar matematika sehingga kemampuannya dalam matematika
dapat meningkat. Juga, sukses dalam menempuh UN. Bahkan dengan menggunakan
bahasa Inggris sekalipun. Hal ini sesuai dengan pendapat Stanley P. Izen (1998:719)
yang dalam sebuah jurnal menulis bahwa Students have a much greater appreciation
for, and interest in, if they understand.. Selain itu, McKeachie (1998) menegaskan
bahwa pembelajaran berhasil jika memperhatikan 2 aspek penting yaitu keberanian
untuk menemukan, memikirkan solusinya (mind) dan kegiatan yang memaparkan
hasil (mapping). Keberanian untuk memaparkan dan menjelaskan hasil pekerjaan di
papan tulis jelas akan menunjang keberhasilan siswa dalam meneruskan sekolah dan
bekerja di kelak kemudian hari.

D. Model Pembelajaran Problem Posing


Problem Posing (Pengajuan Soal) merupakan salah satu model pembelajaran
yang menuntut para siswa/peserta didik untuk mengajukan soal dan memecahkan
sendiri soal yang diajukannya. Model pembelajaran ini mulai dikembangkan di tahun
1997 oleh Lyn D. English, dan awal mulanya diterapkan dalam mata pelajaran
matematika di sekolah. Selanjutnya, model ini dikembangkan pula pada mata-mata
pelajaran yang lain, dan bahkan dapat diterapkan di perguruan tinggi.

29

Seminar Nasional Lesson Study


Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Melalui Lesson Study
Minggu, 17 Juli 2010

ISBN :

Pada prinsipnya, model pembelajaran Problem Posing adalah suatu model


pembelajaran yang mewajibkan para siswa untuk mengajukan soal sendiri berikut
penyelesaiannya. Jadi, siswa mendalami materi pelajarannya melalui belajar soal
(berlatih soal) secara mandiri.
Dengan demikian, tahap penerapan (sintaks) model pembelajaran Problem Posing
(Pengajuan Soal) adalah sebagai berikut.
1) Guru menjelaskan materi pelajaran kepada para siswa. Penggunaan LCD, alat
peraga, internet, atau e-learning untuk memperjelas konsep sangat disarankan,
bergantung pada kemampuan sarana dan prasarana sekolahnya.
2) Guru memberikan contoh soal dan latihan soal secukupnya.
3) Setelah tahap 1) dan 2), siswa diminta mengajukan 1 atau 2 buah soal yang
menantang, tetapi siswa yang bersangkutan harus mampu menyelesaikannya.
Tugas ini dapat pula dilakukan secara kelompok.
4) Pada pertemuan berikutnya, secara acak, guru menyuruh siswa untuk menyajikan
soal dan penyelesaiannya di depan kelas. Dalam hal ini, siswa dapat menyuruh
siswa lain (yang bisa) untuk mengerjakan soal dari temannya atau soal dari
kelompok lain.
5) Jika diperlukan, maka guru harus siap sebagai nara sumber.
6) Selanjutnya, guru dapat memberikan tugas rumah secara individual.

Ada tiga tipe model pembelajaran Problem Posing yang dapat dipilih guru.
Pemilihan tipe ini dapat disesuaikan dengan tingkat kecerdasan para siswanya.
1)

Problem Posing tipe Pre Solution Posing

Siswa membuat pertanyaan dan jawabannya, berdasarkan pernyataan yang dibuat


oleh guru sebelumnya. Jadi, yang diketahui pada soal itu dibuat guru, sedangkan
siswa membuat pertanyaan dan jawabannya.
Contoh:
Diketahui: Segitiga samasisi ABC dengan panjang sisi 10 cm (dibuat guru).
Hitunglah:.. (siswa membuat pertanyaan sendiri terkait dengan segitiga
samasisi ABCdan harus bisa menjawabnya sendiri).
30

Seminar Nasional Lesson Study


Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Melalui Lesson Study
Minggu, 17 Juli 2010

2)

ISBN :

Problem Posing tipe Within Solution Posing

Siswa memecah pertanyaan tunggal dari guru menjadi sub-sub pertanyaan yang
relevan dengan pertanyaan guru.
Contoh:
Misalnya, guru membuat soal sebagai berikut.
D

Diketahui: Titik P berada dalam persegipanjang ABCD.


Jika luas APB = 24 cm2, luas BPC = 20

cm2, dan luas CPD = 48 cm2, hitunglah luas


B

APD.

Siswa harus bisa mengubah soal tersebut di atas, misalnya menjadi seperti
berikut ini.

Diketahui: Titik P berada dalam persegipanjang ABCD.


Jika luas APB = 24 cm2, luas BPC = 20

cm2, dan luas CPD = 48 cm2, maka:


B

a. hitunglah luas persegipanjang ABCD;


b. hitunglah luas APD.

3) Problem Posing tipe Post Solution Posing


Siswa membuat soal yang sejenis dan menantang, seperti yang dicontohkan oleh
guru. Jika guru dan siswa siap, maka siswa dapat diminta untuk mengajukan soal
yang menantang dan variatif sesuai dengan materi pokok yang diterangkan guru.
Siswa harus bisa menemukan jawabannya.
Tetapi ada yang perlu ingat, jika siswa gagal menemukan jawabannya, maka
guru merupakan nara sumber utama bagi siswanya. Jadi, guru harus benar-benar
menguasai materi.

31

Seminar Nasional Lesson Study


Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Melalui Lesson Study
Minggu, 17 Juli 2010

ISBN :

Jadi, sintaks model pembelajaran Problem Posing, secara garis besar adalah sebagai
berikut.
1. Guru mengajarkan materi dan memberikan contoh-contoh soal serta latihan.
2. Guru membentuk kelompok-kelompok kecil siswa (4 5 siswa). Sebaiknya,
kelompok ini bersifat heterogen kemampuan akademiknya.
3. Setiap kelompok diminta untuk membuat atau mencari soal yang berkaitan dengan
materi yang diberikan guru (cukup satu soal), dan kelompok yang bersangkutan
diminta untuk menemukan sendiri penyelesaian soal itu.
4. Tiap kelompok diminta untuk mempresentasikan soal dan penyelesaiannya.
5. Guru bertindak sebagai fasilitator dan nara sumber jika diperlukan.
Untuk pelajaran matematika, maka soal dan penyelesaian yang dibuat oleh kelompok
siswa haruslah sesuai dengan materi pokok yang sedang diajarkan oleh guru saat itu.

E. Model Pembelajaran Mind Mapping


Mind

Mapping

ini

merupakan

salah

satu

model

pembelajaran

yang

disosialisasikan oleh Depdiknas (sekarang Kementerian Pendidikan Nasional)


berbarengan dengan sosialisasi KTSP di seluruh Indonesia. Pada prinsipnya, kegiatan
Mind Mapping ada 2 kegiatan pokok, yaitu kegiatan Memikir (Mind) dan kegiatan
Memaparkan Hasil secara Serentak (Mapping). Dengan demikian, sintaks model
pembelajaran Mind Mapping adalah sebagai berikut.
1. Guru memberikan penjelasan suatu Materi Pokok.
2. Guru membentuk kelompok-kelompok belajar yang heterogen.
3. Guru memberi tugas kepada peserta didik (siswa). Tugas tersebut biasanya dipilih
yang memiliki beberapa alternatif penyelesaian.
4. Setelah tugas selesai dilaksanakan, maka hasilnya dipaparkan ke depan kelas secara
serentak.
5. Guru membahas hasil paparan siswa.
6. Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan hasil pelajaran yang didapat pada
hari itu.

32

Seminar Nasional Lesson Study


Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Melalui Lesson Study
Minggu, 17 Juli 2010

ISBN :

F. Gabungan Problem Posing dan Mind Mapping dalam Pembelajaran Matematika


yang Dikemas dalam Kegiatan Lesson Study
Sebagai sebuah ide, penulis telah melaksanakan penggabungan model
pembelajaran Problem Posing dan Mind Mapping yang dikemas dalam kegiatan
Lesson Study ini. Dalam konteks ini, kegiatan Lesson Study dilaksanakan di Prodi
Pendidikan Matematika FMIPA UNNES pada mata kuliah Geometri Dasar dengan
penulis sebagai dosen modelnya. Kegiatan Lesson Study ini berbasis pada gabungan
model pembelajaran Problem Posing dan Mind Mapping.
Plan (sebelum perkuliahan dimulai):
1. Tim dosen masuk ke kelas penulis, dan mencatat bahwa aktivitas dan kerja sama
dalam perkuliahan perlu ditingkatkan. Begitu juga tentang dayaserapnya.
2. Tim Lesson Study menyiapkan Handout (Bahan Ajar).
3. Tim Lesson Study menyiapkan SAP dan alat bantu mengajar Geometri Dasar
seperti penggaris, jangka, dan spedol warna-warni.
4. Tim Lesson Study menyiapkan Media Perkuliahan yang dapat berupa tampilan
presentasi (Power Point).
5. Menyiapkan peralatan dokumentasi (photo dan video).
6. Menyiapkan Lembar Pengamatan bagi tim dosen pengamat.
Do:
1. Sebagai bentuk kegiatan eksplorasi, dosen menjelaskan materi perkuliahan
Geometri Dasar.
2. Sebagai proses elaborasi untuk pendalaman dan perluasan materi, dosen dengan
metode tanya-jawab memberikan contoh soal tentang materi yang diberikan.
3. Dosen membentuk kelompok belajar yang heterogen, 4 -5 mahasiswa.
4. Dosen memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk mengajukan 1 soal yang
menantang, terkait dengan materi yang sedang diterangkan (Problem Posing).
Kelompok tersebut harus dapat mengerjakan dengan benar soal yang diajukannya
(Mind).

33

Seminar Nasional Lesson Study


Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Melalui Lesson Study
Minggu, 17 Juli 2010

ISBN :

5. Tiap kelompok secara serentak menuliskan soal dan penyelesaiannya di papan


tulis atau di kertas lebar dan ditempelkan pada dinding kelas (Mapping).
6. Sebagai bentuk kegiatan konfirmasi, tiap kelompok penyaji wajib menjawab
pertanyaan dari kelompok lain (jika ada). Kegiatan ini merupakan bentuk
pembahasan terhadap soal yang diajukan.
7. Dosen bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator, jika diperlukan.
8. Jika sudah tuntas pembahasannya, dosen bersama dengan mahasiswa menarik
kesimpulan tentang materi ajar Geometri Dasar yang dikuliahkan pada hari itu.
9. Dosen memberikan tugas/soal individual.
See:
1. Setelah perkuliahan selesai, tim Lesson Study bertemu untuk membahas segala
kelebihan dan kelemahan pelaksanaan perkuliahan yang baru saja berlangsung.
2. Tim dosen Lesson Study mencari solusi terhadap segala kelemahan yang terjadi.
3. Merancang kembali kegiatan Lesson Study untuk pertemuan berikutnya.
4. Menilai keberhasilan kegiatan Lesson Study dan mendokumentasikannya dalam
bentuk laporan tertulis.

G. Hasil Saat Uji Coba


Setelah penulis dan tim melaksanakan kegiatan Lesson Study ini berbasis pada
gabungan model pembelajaran Problem Posing dan Mind Mapping maka hasilnya
adalah sebagai berikut.
Sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, maka hasil pengamatannya adalah sebagai
berikut.
1) Terjadi peningkatan aktivitas belajar mahasiswa, yang ditandai berhasilnya para
mahasiswa menyelesaikan tugas kelompok berupa Pengajuan Soal berikut
penyelesaiannya, dalam bahasa Inggris.
2) Terjadi peningkatan kerja sama antar mahasiswa, yang ditandai dengan tidak ada
satupun anggota kelompok yang pasif.
3) Jalannya proses pengajuan soal, pemecahan soalnya, dan presentasi/praktik
pemaparan hasil berjalan lancar.

34

Seminar Nasional Lesson Study


Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Melalui Lesson Study
Minggu, 17 Juli 2010

ISBN :

4) Jalannya refleksi hasil praktik mengajar berjalan lancar.


5) Penampilan mahasiswa saat presentasi masih tampak kaku tapi berani.
6) Pada saat diberi tes formatif, semua mahasiswa dinyatakan lulus dengan nilai di
atas 70 dari skor maksimum 100.
7) Jalannya diskusi tentang kekuatan dan kelemahan mahasiswa dalam kegiatan
Lesson Study berbahasa Inggris menghasilkan hal-hal sebagai berikut.
Kekuatan:
-

Mahasiswa menguasai materi Geometri Dasar. Materi yang dibutuhkan


mahasiswa untuk bekal mengajar di kelak kemudian hari.

Mahasiswa berani mempresentasikan temuannya dalam bahasa Inggris.

Mahasiswa Prodi Pend. Matematika memang memiliki potensi akademik


yang baik.

Kelemahan:
-

Mahasiswa belum memiliki bekal pengetahuan tentang presentasi yang


mantap.

Penguasaan bahasa Inggris para mahasiswa masih perlu ditingkatkan lagi.

Karena para mahasiswa masih dalam tataran semester awal, maka dosen perlu
memberikan model mengajar yang baik di depan para mahasiswa. Dosen sangat perlu
membahas, dan membetulkan kesalahan-kesalahan yang terjadi saat presentasi selesai
dilaksanakan.

H. Simpulan dan Saran


Simpulan
Berdasarkan hasil kajian dalam tulisan ini, maka dapat disimpulkan hal-hal
sebagai berikut. Pembelajaran yang menerapkan penggabungan model pembelajaran
Problem Posing dan Mind Mapping yang dikemas dalam kegiatan Lesson Study ini
dipandang berhasil yang ditandai dengan:
1. meningkatnya daya serap mahasiswa dalam mempelajari/mengikuti perkuliahan
Geometri Dasar;
35

Seminar Nasional Lesson Study


Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Melalui Lesson Study
Minggu, 17 Juli 2010

2. dapat

meningkatkan

aktivitas

mahasiswa

ISBN :

dalam

mempelajari/mengikuti

perkuliahan Geometri Dasar;


3. dapat meningkatkan kerja sama antar mahasiswa dalam mempelajari/mengikuti
perkuliahan Geometri Dasar.

Jika di perguruan tinggi juga berhasil, maka diharapkan keberhasilan yang serupa
akan dicapai jika penggabungan model pembelajaran Problem Posing dan Mind
Mapping yang dikemas dalam kegiatan Lesson Study ini diterapkan di sekolah, baik
pada jenjang Pendidikan Dasar maupun di jenjang Pendidikan Menengah.

Saran
1. Penggabungan model pembelajaran Problem Posing dan Mind Mapping yang
dikemas dalam kegiatan Lesson Study ini tampaknya layak untuk diterapkan di
sekolah, baik pada jenjang Pendidikan Dasar maupun di jenjang Pendidikan
Menengah (jika perlu, dengan penyampaiannya secara

bilingual). Dengan

demikian, aktivitas, kerja sama, dan daya serap siswa dalam belajar matematika
dapat ditingkatkan.
2. Perlu diadakan lomba intern bagi kelompok mahasiswa Prodi Pendidikan
Matematika dalam mengajarkan matematika berbasis Lesson Study.
3. Jurusan Matematika perlu mengembangkan Laboratorium Bahasa Inggris
Pendidikan Matematika melalui praktik Micro Teaching berbahasa Inggris
berbasis pada penerapan model-model pembelajaran yang inovatif. Dengan
demikian, kemampuan mahasiswa sebagai calon guru matematika akan lebih
berkembang.

36

Seminar Nasional Lesson Study


Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Melalui Lesson Study
Minggu, 17 Juli 2010

ISBN :

DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Berlyne, D.E. 1990. Conflict, Arousal, and Curiosity. New York : McGraw-Hill.
Freudenthal. 1991. Revisiting Mathematics Education. China Lectures. Dordrecht
Kluwer: Academic Publishers.
Yoshio Kimura. 1993. Computer Graphics and Mathematics Education. Surabaya :
FMIPA IKIP Surabaya.
2. Jurnal
Atkinson, R.C. 1992. Ingredients for a Theory of Instruction. Journal of American
Psychology, 27, p. 921931.
Cathleen V. Sanders. 1998. Geometric Constructions : Visualizing and Understanding
Geometry. Journal of Teachers Mathematics. Vol. 91 Number 7. October. p. 554.
Inge Schwank. 1993. On the Analysis of Cognitive Structures in Algorithmic Thinking.
The Journal of Mathematical Behavior. June 1993. Volume 12, Number 2. New
Jersey : Ablex Publishing Corporation.
McKeachie, W.J. 1998. Teaching Tips, 9-th Ed. Journal of Teachers Mathematics.
Volume 91, Number 8, November, p 512.
Philip Clarkson. 1984. A game of Strategy?. The Journal of The Australian Mathematics
Teacher. Volume 40, Number 3, October. Quensland : Kenmore Hill.
Stanley P. Izen. 1998. Proof in Modern Geometry. Journal of Teachers Mathematics.
Volume 91, Number 8, November, p 719.

37

Anda mungkin juga menyukai