Anda di halaman 1dari 4

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai arti yang sangat penting dalam kehidupan kita,


baik dalam kehidupan individu, sosial, bangsa maupun negara. Oleh karena
itu pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Sebagaimana upaya pemerintah tentang
peningkatan mutu pendidikan, misalnya dengan perbaikan kurikulum
pendidikan.

Matematika merupakan ilmu yang berkembang di seluruh dunia dengan


manfaatnya. Manfaat matematika sering diaplikasikan di kehidupan nyata atau
sehari-hari. Di sekolah, pembelajaran matematika menjadi pelajaran pokok dan
utama sebagai hasil akhir tingkat kelulusan. Matematika juga bermanfaat
sebagai pengembangan berpikir kritis, menguasai kemampuan berhitung, dan
mengaplikasikan sendiri berdasarkan teori matematika. Pembelajaran ini
dikenal dan ditakuti oleh peserta didik karena sulitnya memasukkan angka ke
dalam rumus, rendahnya memahami rumus dan cara mengaplikasikan, dan
rendahnya memahami latihan soal. Peserta didik diharuskan untuk mengikuti
pembelajaran matematika agar bisa mempertanggungjawabkan pribadi ke
dunia nyata, seperti melakukan pekerjaan, berbelanja, terampil kritis dan logis.
Sesuai perkembangan para guru telah mengajarkan matematika agar peserta
didik menguasai. Tetapi, menurut hasil penelitian bahwa setiap kelas peserta
didik dominan belum menguasai matematika.

Guru telah memberikan kemampuan melalui validasi yang mana peserta


didik mencari jawaban sendiri atas pertanyaan dari guru atau teman,
melakukan pemahaman materi sendiri, memecahkan masalah sendiri, dan
melakukan pemeriksaan ulang hasil sendiri. Untuk meningkatkan pemahaman
peserta didik terhadap matematika perlu melakukan langkah pembelajaran
membosankan. Agar pembelajaran tidak membosankan perlu memakai model

1
2

atau strategi yang sesuai materi yang akan dibahas. Pembelajaran yang berhasil
adalah pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta
didik tercapai.

Keahlian dalam pemahaman berguna untuk peserta didik sebagai acuan


belajar matematika. Keahlian pemahaman selain hafalan, guru juga
mengajarkan untuk peserta didik tetapi lebih menangkap materi dengan
bahasa sendiri, beserta contoh di lingkungan sekitar yang berkaitan dengan
materi. Bossert seorang peneliti menyatakan pembelajaran yang menarik ialah
menggunakan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran ini merupakan belajar
secara berkelompok, yang meningkatkan untuk berpikir kritis,
mengembangkan pemahaman, memecahkan masalah. Pembelajaran
kooperatif memiliki empat proses seperti pemahaman pengetahuan, penalaran
yang bermanfaat, percaya diri, dan kekompakan sebagai tim.

Dalam proses pembelajaran guru masih lemah untuk mengembangkan


perkembangan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran matematika.
Disebabkan karena ketika proses kegiatan pembelajaran yang dikerjakan oleh
guru penyampaian materi yang membosankan tanpa memperhatikan model
yang tepat dalam menyampaikan materi matematika. Realitanya apabila
seorang guru menyiapkan materi dan model yang akan diterapkan ketika
proses belajar mengajar, pasti dapat menghasilkan kualitas hasil yang tinggi
daripada dengan guru hanya menyampaikan materi sering kali ceramah tanpa
merencanakan yang lebih matang.

Dari hasil tes prasiklus mata pelajaran Matematika tentang Satuan


Panjang ternyata sebanyak 7 orang atau 46,67 % dari jumlah siswa Kelas V
sebanyak 15 orang belum mencapai nilai KKM yang di tetapkan yaitu 75 dan
nilai rata – rata kelas yaitu 68,93. Adapun akumulasi perolehan nilai tertinggi
yaitu 82 sedangkan nilai terendah adalah 48 dan nilai rata – rata kelas 68,93.
Namun Kompetensi Dasar ini harus dijabarkan lagi oleh guru ke yang lebih
spesifik lagi dengan berpatokan keluasan dan ke dalaman materi.
3

Dengan latar belakang tersebut di atas peneliti tertarik untuk melakukan


Penelitian Tindakan Kelas mengenai “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas V SDN 196 Pattirolokka Mata Pelajaran Matematika tentang Jaring-
jaring Kubus dan Balok Dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw” pada pembelajaran Matematika dalam upaya
meningkatkan hasil belajar siswa tentang Jaring-jaring Kubus dan Balok di
Kelas V SDN 196 Pattirolokka.

B. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang penulis rumuskan dalam penelitain ini adalah sebagai
berikut :

1. Bagaimana upaya guru menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe


Jigsaw pada pembelajaran Matematika tentang Jaring-jaring Kubus dan
Balok di kelas V SDN 196 Pattirolokka?

2. Bagaimana hasil belajar siswa pada Jaring-jaring Kubus dan Balok dalam
pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw di kelas V SDN 196 Pattirolokka?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Adapun Tujuan yang ingin dicapai dalam perbaikan pembelajaran ini


sebagai berikut :

1. Ingin menerapkan Model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw


pembelajaran Matematika tentang Jaring-jaring Kubus dan Balok di kelas
V SDN 196 Pattirolokka?

2. Ingin meningkatkan hasil belajar siswa pada Jaring-jaring Kubus dan Balok
dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw di kelas V SDN 196 Pattirolokka?

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Adapun manfaat perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai berikut:


4

1. Bagi Peneliti

Mengetahui permasalahan langsung di lapangan, sehingga


dapatmemberikan bantuan kepada guru dan siswa dalam memecahkan
masalah yang berkaitan dengan pembelajaran, khususnya pembelajaran
matematika di Kelas V tentang Jaring-jaring Kubus dan Balok.

2. Bagi Guru

Menambah pengetahuan tentang Model Kooperatif tipe Jigsaw serta


dapat menggunakannya dalam pembelajaran matematika tentang Jaring-
jaring Kubus dan Balok sehingga pembelajaran lebih efektif dan efisien dan
dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.

3. Bagi Siswa

Dapat memberikan motivasi dan aktifitas dalam belajar, sehingga


hasil pembelajaran matematika tentang Jaring-jaring Kubus dan Balok di
Kelas V pada SDN 196 Pattirolokka akan lebih meningkat.

4. Bagi Sekolah

Sebagai penambah wawasan pengetahuan untuk acuan dalam mengambil


kebijakan di sekolah tersebut, Motifasi guru yang lain untuk memperbaiki
pembelajaran dan sebagai bahan masukan dan dapat memperkenalkan dalam
mengembangkan model-model mengajar khusunya model Koperatif tipe
Jigsaw.

Anda mungkin juga menyukai