Anda di halaman 1dari 3

11.

Problematika Pembelajaran matematika di SD berdasarkan tujuan


pembelajaran matematika

Menurut hasil pengamatan observasi dan wawancara yang dilakukan


dengan Bapa Muktahar, S.Pd selaku wali kelas V SDN Kuin Cerucuk 1
menyatakan bahwa siswa belum berfikir secara kritis dan belum memiliki
kepercayaan diri dalam kegiatan menanya serta menggali informasi secara
mandiri, pemahaman pembelajaran matematika pada siswa masih kurang,
kebanyakan siswa mengikuti proses pembelajaran secara pasif, siswa hanya
mengikuti informasi yang telah diberikan kepada siswa sehingga siswa tidak dapat
mengembangkan sendiri mengenai informasi yang diberikan oleh guru untuk
menjadi informasi yang baru. Ketergantungan akan bimbingan guru masih sangat
dibutuhkan siswa sehingga siswa pada saat menemukan permasalahan didalam
pembelajaran matematika siswa tidak mampu memecahkannya dan hanya
menunggu intruksi dari guru sehingga membuat siswa kurang aktif dalam
mengikuti pembelajaran. Dari situasi tersebut implementasi kurikulum 2013
ditingkat sekolah belum dapat dikategorikan berjalan secara maksimal dan
berhasil sepenuhnya.

Berdasarkan observasi nilai hasil observasi menyatakan bahwa siswa kelas


V secara umum masih mengalami kesulitan dalam memahami konsep materi
volume kubus dan balok. Lebih khususnya masih banyak siswa yang belum
mampu menentukan rumus volume kubus dan balok baik secara langsung maupun
dengan gambar kubus dan balok karena materi ini memerlukan ketelitian dalam
membedakan bentuk dan rumusnya. Terjadinya permasalahan belajar pada materi
tersebut terbukti dengan rendahnya hasil belajar siswa, terlihat pada nilai hasil
belajar siswa pada tahun 2019/ 2020 dengan jumlah siswa sebanyak 23 orang
hanya 9 siswa yang tuntas atau secara klasikal sebanyak 39% yang mencapai
ketuntasan, dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran
Matematika adalah sebesar ≥65. Hal ini secara keseluruhan belum mencapai
ketuntasan klasikal yang ditentukan yaitu sekurang-kurangnya 80% siswa mampu
mencapai KKM.

Berdasarkan hasil temuan di lapangan, dapat disimpulkan bahwa masalah


yang dihadapi guru pada saat pelaksanaan kurikulum 2013 yang berdampak pada
ketidaktuntasan belajar adalah kurangnya aktivitas siswa saat proses
pembelajaran, kurangnya kedisiplinan belajar siswa, tidak adanya interaksi antara
siswa di dalam kelas untuk menambah pengetahuan seperti saling bertukar pikiran
atau berdiskusi dan siswa tidak terbiasa dengan pembelajaran yang menekankan
pada sikap serta berpikir ilmiah.
Dari masalah-masalah yang dikemukakan di atas, perlu dicari solusi baru
dalam pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam
pembelajaran, yang mengutamakan penguasaan kompetensi harus berpusat pada
siswa, memberikan pembelajaran dan pengalaman belajar yang relevan dan
kontekstual dalam kehidupan nyata dan mengembangkan materi yang kaya dan
kuat kepada siswa. Di mana guru pada pembelajaran kooperatif lebih mengetahui
kemampuan masing-masing siswa karena guru banyak mengajukan kepada siswa
dan membantu siswa dalam menyampaikan pendapatnya. Dengan model ini guru
juga dapat melatih siswa agar dapat berpikir secara logis dan sistematis. Selain itu
semua siswa juga mempunyai kesempatan yang sama untuk mengemukakan
pendapatnya, dengan demikian semua siswa merasa mempunyai hak dan
kewajiban yang sama dalam proses pembelajaran di kelas.

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan diatas, tindakan yang


perlu dilakukan adalah menerapkan model pembelajaran yang mampu melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk memperoleh pengetahuan, dan
mengembangkan aktivitas dan menghasilkan pembelajaran yang bermakna sesuai
dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari. Selain itu, siswa dalam kegiatan
belajar mengajar siswa dapat termotivasi, semangat dan perhatian serta antusias
dalam mengikuti pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat mencapai
peningkatan hasil belajar yang optimal.

Yolanda, Murshalina Putri. 2020. Meningkatkan Aktivitas, Disiplin Dan Hasil


Belajar Muatan Matematika Materi Volume Kubus Dan Balok
Menggunakan Model Patin Pada Siswa Kelas V Sdn Kuin Cerucuk 1
Banjarmasin: Fkip Ulm Banjarmasin

Problematika Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Salah satu


problematika dalam pembelajaran matematika adalah rendahnya atau kurangnya
minat siswa terhadap pelajaran matematika. Minat belajar matematika dapat
diartikan sebagai keterlibatan diri secara penuh dalam melakukan aktivitas belajar
matematika baik di rumah, di sekolah, dan di masyarakat. Siswa yang mempunyai
minat belajar matematika berarti mempunyai usaha dan kemauan untuk
mempelajari matematika.

Beberapa tips berikut ini dapat diterapkan oleh guru dalam pembelajaran
matematika.
a. Sebagai guru berusahalah supaya cara mengajarnya lebih menarik bagi
para siswa sehingga mereka menyukai Anda dan pelajarannya. Cobalah untuk
sabar dan telaten menuntun mereka belajar. Berilah bentuk-bentuk permainan
matematika yang dapat menunjang materi matematika.

b. Jangan memaksa anak menghafal rumus matematika. Ajaklah mereka


memahami teori dan langkah-langkah pengerjaan soal dengan memberi contoh
yang dekat dengan dunia anak-anak. Gunakanlah benda-benda konkrit yang ada
disekitar lingkungan belajar dalam menjelaskan konsep matematika

c. Cobalah membuat sketsa untuk mempermudah siswa memahami soal


cerita. Khusus untuk geometri (pelajaran ruang bangun), ajaklah siswa membuat
alat peraga bersama. Buatlah alat peraga yang dapat menarik perhatian siswa dan
dapat meningkatkan pemahaman materi matematika.

d. Berikanlah soal-soal kepada siswa dari yang mudah sampai yang sulit
(bervariasi) sebagai latihan, Guru dan semua siswa mencoba menyelesaikan
semua soal itu.

file:///C:/Users/W10N/Downloads/354-Article%20Text-1819-1-10-
20190717.pdf

Anda mungkin juga menyukai