No Berkas
: 01
No RM
: 11380
Nama KK
: Ny.T
Tingkat
Paraf
Paraf
Pemahaman
Pembimbing
Keterangan
: Tn. B
Alamat lengkap
Bentuk Keluarga
: Extended Family
No
Nama
Keduduk
L/ Umur
an dalam P
(Tahu
keluarga
n)
Pendidika
Pekerjaan
Pasi
Ket
en
Klin
ik
(Y/T
1
2
3
Tn. B
Ny. T
Sdr. R
KK
Istri
Anak
L
P
L
46
38
20
SMA
Tamat SD
Tamat
SMA
4
An. R Anak
P 14
SMP
5
An. R Anak
L 9
SD
Sumber : Data Primer, November 2013
Pabrik
Ibu RT
Mengangg
)
T
T
T
ur
Buruh
Pelajar
T
T
A. PENDAHULUAN
Laporan ini berdasarkan kasus yang diambil dari seorang warga
dengan keluhan rasa tidak nyaman di perut yang berada di wilayah Puskesmas
Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo. Mengingat kasus ini masih cukup sering
ditemukan di masyarakat beserta permasalahannya seperti masih kurangnya
pengetahuan ibu tentang pentingnya menjaga pola makan dan stress psikis. Oleh
karena itu penting kiranya bagi penulis untuk memperhatikan dan mencermatinya
untuk kemudian bisa menjadikannya sebagai pengalaman di lapangan.
B. IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Ny.T
Umur
: 38 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: -
Pendidikan
: -
Agama
: Islam
Alamat
Suku
: Jawa
Tanggal periksa
: 01 November 2013
Penambangan,
2.
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Baik, kesadaran compos mentis, status gizi kesan cukup.
2. Tanda Vital
Tanda Vital
Nadi
Pernafasan : 18x/menit
Suhu
:36,5 oC
Tensi
: 120/80 mmHg
3. Kulit
Warna
Kepala
4. Mata
Conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (3mm/3mm), warna
kelopak (coklat kehitaman), secret (-/-)
5. Hidung
Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), deformitas hidung (-),
hiperpigmentasi (-), sadle nose (-)
6. Mulut
Bibir pucat (-), palatoschizis (-), lidah kotor (-), labioschizis (-)
7. Telinga
Bentuk dalam batas normal, MAE +/+, sekret (-)
8. Tenggorokan
Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-)
9. Leher
Pembesaran KGB (-), deformitas trakhea (-), pembesaran JVP (-)
10. Thoraks
Simetris, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-)
- Cor : I : ictus cordis tak tampak
P : ictus cordis teraba SIC V lateral LMCS
P : batas kiri atas
:SIC II LPSD
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
F. RESUME
Seorang penderita perempuan berusia 38 dengan keluhan nyeri perut di
sekitar ulu hati disertaimual dan nyeri di daerah dada, nyeri dirasakan seperti
ditusuk-tusuk dan rasa terbakar di dada. Keluhan ini dirasakan sejak 1 tahun ini,
bersifat hilang timbul, satu minggu bisa timbul gejala tiga kali. Keluhan ini
timbul terutama saat stress dan telat makan.
Sejak 2 tahun ini penderita sering telat makan karena tidak nafsu makan.
Penderita tidak pernah mengonsumsi kopi dan jamu-jamuan. Penderita sering
makan makanan pedas.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, compos mentis,
status gizi kesan cukup. Tanda vital N: 89 x/menit, RR: 18 x/menit, S:36,5 0C,
Tensi: 120/80 mmHg. Dari pemeriksaan fisik dalam didapatkan nyeri tekan ulu hati
dan hipersonor daerah hipokondrium sinistra.
G. PATIENT CENTERED DIAGNOSIS
Diagnosis Biologis
Gastritis Kronis
Diagnosis Psikologis
Diagnosis Sosial Ekonomi dan Budaya
1. Tingkat pengetahuan ibu yang rendah
2. Status ekonomi yang tergolong rendah
3.Adanya stressor psikis
H. PENATALAKSANAAN
Prinsip penatalaksanaan nyeri ulu hati adalah:
o Menjaga intake nutrisi
diatasi
dengan
pemberian
kombinasi
antasida
dengan
FLOW SHEET
Nama
: Ny. T
Nad
x/m
Tensi
Status
Keadaan
Gizi
Penyulit
Penanganan
mmH
g
x/
1/1 89
m
120/8 2 Gizi
- Stress psikis
0/2
Kuran
- Kebiasaan
- Menetralisir asam
makan sambal
lambung
- Makan tidak
teratur
makan
01
3
Memperbaiki
pola
BAB II
IDENTIFIKASI FUNGSI- FUNGSI KELUARGA
A.
FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Biologis
Keluarga terdiri dari penderita, suami (Tn. B), dan ketiga
anaknya Sdr.R , An. R, dan An. R. Penderita adalah ibu dari 3anak.
Menurut penderita hubungan dengan anggota keluarga yang lain baikbaik saja.
2. Fungsi Psikologis
Fungsi psikologis yang dinilai dalam laporan home visit ini adalah
penderita. Ny. T tinggal serumah dengan suami, beserta ketiga anaknya.
Hubungan keluarga mereka terjalin cukup akrab, permasalahanpermasalahan yang dapat diatasi dengan baik dalam keluarga ini.
Hubungan diantara mereka cukup dekat antara satu dengan yang lain.
Sehari-hari ibu penderita lebih banyak menghabiskan waktunya dengan
pekerjaan rumah dan mengasuh ketiga anak lainnya.
Permasalahan yang timbul dalam keluarga yang sering dipikirkan
oleh penderita adalah anak laki-lakinya belum mendapatkan pekerjaan
sejak 2 tahun ini.
3. Fungsi Sosial
Ibu penderita mempunyai sifat terbuka namun jarang bergaul
dengan tetangga dan masyarakat lainnya. Hal ini dikarenakan ibu
penderita mempunyai kesibukan sebagai ibu rumah Tangga dan harus
mengasuh ketiga anaknya.
Dalam masyarakat penderita dan keluarganya hanya sebagai
anggota masyarakat biasa, tidak mempunyai kedudukan sosial tertentu
dalam masyarakat. Dalam kesehariannya penderita jarang bergaul akrab
10
APGAR SCORE
ADAPTATION
Selama ini dalam menghadapi masalah keluarga, ibu pasien selalu pertama kali
membicarakannya kepada suaminya dan mengungkapkan apa yang diinginkannya
dan menjadi keluhannya. Termasuk ketika anak laki-lakinya masih belum
mendapatkan pekerjaan sejak 2 tahun ini.
PARTNERSHIP
Suami penderita beserta anak-anaknya selalu meyakinkan bahwa penyakit yang
diderita penderita dapat sembuh bila mendapatkan perawatan yang rutin dan adekuat.
Oleh karena itu suami dan anak-anak penderita selalu mengajak penderita untuk
berobat.
11
GROWTH
Penderita sadar bahwa ia harus bersabar menghadapi sakitnya tersebut.
AFFECTION
Penderita merasa hubungan kasih sayang dan interaksinya dengan keluarga
cukup. Bahkan perhatian yang dirasakannya bertambah. Ia menyayangi keluarganya,
begitu pula sebaliknya.
RESOLVE
Penderita merasa cukup puas dengan kebersamaan dan waktu yang ia dapatkan
dari keluarganya walaupun waktu yang tersedia tidak banyak.
APGAR Ny. T Terhadap Keluarga
Seri
Kadan
Jaran
ng/s g-
g/tida
elal
u
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga
kadan
g
saya
permasalahan
yang
dihadapi
oleh
keluarga
hanya
12
SCREEM
SUMBER
PATHOLOGY
Sosial
KET
Cultural
Religius
Agama
menawarkan
bisa terpenuhi.
Pendidikan anggota
keluarga
kurang
13
Medical
Pelayanan
kesehatan
puskesmas
memberikan
perhatian
khusus
terhadap
kasus penderita
Keterangan :
Ekonomi (+) artinya keluarga Ny. T mengalami permasalahan
dalam bidang ekonomi. Penghasilan Tn. A sebesar Rp 1.800.000,sebagai buruh pabrik dirasa belum cukup untuk menghidupi semua
anggota keluarga. Belum lagi jika ada salah satu anggota keluarga
yang sakit tentunya perlu adanya dana tambahan.
Edukasi (+) artinya keluarga Ny. T juga menghadapi permasalahan
dalam bidang pendidikan. Penderita hanya bersekolah sampai tamat
SD saja. Hal ini akan mempengaruhi pengetahuan dan pola berpikir
dari anggota keluarga Ny. T termasuk dalam hal pengaturan pola
makan
Medical
(+)
Penderita
dan
keluarganya
termasuk
jarang
Ny. T
14
Penambangan,
Penderita
Sdr.R
Sdr.R
An.R
Tn. B
Sdr.R
Keterangan :
Ny.
T
Sdr.
R
An.R
: hubungan baik
: hubungan tidak baik
Hubungan antar anggota keluarga Tn A baik dan dekat. Dalam keluarga ini tidak
sampai terjadi konflik atau hubungan buruk antar anggota keluarga.
F. PERTANYAAN SIRKULER
1. Ketika penderita jatuh sakit apa yang harus dilakukan oleh suami
penderita?
Jawab :
15
BAB III
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN
16
A.
17
18
2. Stress psikis
3. Tingkat ekonomi keluarga yang tergolong menengah ke bawah
B. Faktor resiko :
1. Kebiasaan makan makanan pedas
DIAGRAM PERMASALAHAN PASIEN
(Menggambarkan hubungan antara timbulnya masalah kesehatan yang ada dengan
faktor-faktor resiko yang ada dalam kehidupan pasien)
Gastritis Kronis
Stress Psikis
Ny. T
(Penderita)
Kebiasaan
makan
makanan pedas
BAB V
PATIENT MANAGEMENT
20
Tingkat
ekonomi
keluarga yang
rendah
1. Support Psikologis
Penderita memerlukan dukungan psikologis mengenai faktor-faktor
yang dapat menimbulkan kepercayaan baik pada diri sendiri maupun kepada
dokternya. Antara lain dengan cara :
a. Memberikan perhatian pada berbagai aspek masalah yang dihadapi.
b. Memberikan perhatian pada pemecahan masalah yang ada. Memantau
kondisi fisik dengan teliti dan berkesinambungan.
c. Memantau kondisi fisik dengan teliti dan berkesinambungan.
d. Timbulnya kepercayaan dari pasien, sehingga timbul pula kesadaran dan
kesungguhan untuk mematuhi nasihat-nasihat dari dokter atau tenaga
kesehatan.
Pendekatan Spiritual, diarahkan untuk lebih mendekatkan diri
kepada Tuhan YME, misalnya dengan rajin ibadah, berdoa dan memohon
hanya kepada Tuhan YME.
Dukungan psikososial dari keluarga dan lingkungan merupakan hal
yang harus dilakukan. Bila ada masalah, evaluasi psikologis dan evaluasi
kondisi sosial, dapat dijadikan titik tolak program terapi psikososial.
2. Penentraman Hati
Menentramkan hati diperlukan untuk penderita dengan problem
psikologis antara lain yang disebabkan oleh persepsi yang salah tentang
penyakitnya, kecemasan, kekecewaan dan keterasingan yang dialami
akibat penyakitnya. Menentramkan hati penderita dengan memberikan
edukasi tentang penyakitnya bahwa penyakitnya tersebut bukan penyakit
turunan dan dapat disembuhkan. Faktor yang paling penting untuk
kesembuhannya adalah ketekunan dalam menjalani pengobatan dan
perawatan sesuai petunjuk dokter atau tenaga kesehatan lain. Diharapkan
penderita bisa berpikir positif, tidak berprasangka buruk terhadap
penyakitnya, dan membangun semangat hidupnya sehingga bisa
mendukung penyembuhan dan meningkatkan kualitas hidupnya.
21
A. Definisi
22
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa
lambung. Secara histopologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel
radang pada daerah tersebut. Gastritis adalah salah satu penyakit yang paling
banyak dijumpai di klinik penyakit dalam pada umumnya (Herlan, 2002).
Disebut gastritis apabila infiltrasi sel-sel radang yang terjadi pada
lamina propria dan daerah intra epitelial terutama terdiri atas sel-sel kolor
rubur(radang), yaitu limfosit dan neutrofil pada daerah tersebut menandakan
adanya aktifitas yang membuat kerja lambung (Herlan, 2002)
Tipe gastritis sering tidak memperlihatkan tanda atau gejala. Namun,
gastritis merupakan faktor risiko ulkus peptikum, polip lambung, serta kanker
lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding
lambung dan perubahan pada sel-sel di dinding lambung. Menurut data WHO
(2005), kanker lambung merupakan jenis kanker penyebab kematian
terbanyak kedua setelah kanker paru yaitu mencapai lebih dari 1 juta
kematian pertahun. Selain itu, gastritis juga merupakan penyakit yang sangat
mengganggu aktivitas dan bila tidak ditangani dengan baik dapat juga
berakibat fatal.
B. Penyebab Gastritis
Terjadinya gastritis disebabkan karena produksi asam lambung yang
berlebih. asam lambung yang semula membantu lambung malah merugikan
lambung. Dalam keadaaan normal lambung akan memproduksi asam sesuai
dengan jumlah makanan yang masuk. Tetapi bila pola makan kita tidak
teratur, lambung sulit beradaptasi dan lama kelamaan mengakibatkan
produksi asam lambung yang berlebih (Uripi, 2002).
Penyebab asam lambung tinggi adalah aktivitas padat sehingga telat
makan, Stress yang tinggi, yang berimbas pada produksi asam lambung
berlebih, Makanan dan minuman yang memicu tingginya sekresi asam
lambung, seperti makanan dan minuman dengan rasa asam, pedas, kecut,
berkafein tinggi, mengandung vitamin C dosis tinggi, termasuk buah-buahan
(Hipni Rohman, 2011).
23
C. Patofisiologi
Proses terjadinya gastritis yaitu aawalnya karena obat-obatan, alkohol,
empedu, atau enzim-enzim pancreas dapat merusak mukosa lambung
(gastritis
erosif),
mengganggu
pertahanan
mukosa
lambung
dan
24
perdarahan.
Masuknya
zat-zat
seperti
asam
dan
basa
Sendawa
25
26
makanan
sebagai
upaya
untuk
memperbaiki
kondisi
27
umumnya
berasal
dari
dalam
tubuh
penderita
yang
29
b.
c.
d.
e.
f.
30
31
gas. Dari buah yang banyak serat dan menimbulkan gas misalnya nanas,
kedondong, durian, dan nangka. (Sunita Almatsir,2008)
c. Preskripsi Diet
Hindari pemakaian cabe, sambal, saus pedas, minyak, cuka yang bersifat
merangsang. Jangan berikan makanan yang melekat seperti dodol, ketan,
makanan yang menimbulkan gas seperti nangka, durian, kembang kol dan
makanan yang banyak mengandung serat kasar seperti kankung(dr. Andry
Hartono,2006).
Pemberian suplemen vitamin C ( yang tidak asam seperti ester C atau jus
jambu) bersama protein diperlukan untuk mempercepat kesembuhan
jaringan lambung yang luka. Karena terapi antasid beresiko mengurangi
penyerapan zat besi, maka pemberian suplemen besi yang tidak
mengiritasi lambung dapat dilakukan untuk mencegah anemia. Bahkan
pada gastritis yang menggangu faktor intrinsik diperlukan suplemen
vitamin B12 untuk mencegah anemia pernisiosa (dr. Andry Hartono,2006).
G. Komplikasi
Komplikasi yang bias terjadi pada gastritis adalah :
a. Akut
1) Perdarahan saluran cerna bagian atas yang berupa hematemesis dan
melena. Kadang-kadang perdarahannya cukup banyak sehingga
dapat menyebabkan syok hemoragik yang bias menyebabkan
kematian.
2) Terjadinya ulkus, kalau prosesnya hebat. Ulkus ini diperlihatkan
hamper sama dengan perdarahan saluran cerna bagian atas. Namun
pada tukak peptikpenyebab utamanya adalah infeksi Helicobacter
pylori, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60-90% pada
tukak lambung. Hal ini dapat ditegakkan dengan pemeriksaan
endoskopi.
b. Kronis
1) Atrofi lambung dapat menyebabkan gangguan penyerapan vitamin
2) Anemia permisiosa yang mempunyai antibody terhadap faktor
intrinsic dalam serum atau cairan gasternya akibat gangguan
penyerapan terhadap vitamin B12
3) Gangguan penyerapan zat besi
(Mansjoer, 2001)
32
H. Penatalaksanaan
a. Akut
Penatalaksanaan medis pada pasien gastritis akut diatasi dengan
menginstruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan makanan
sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut,
diet mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu
diberikan
secara
parenteral.
Bila
perdarahan
terjadi,
maka
33
BAB VII
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1. Segi Biologis :
a. Ny. T merupakan penderita gastritis kronis.
2. Segi Psikologis :
a. Hubungan antara anggota keluarga yang terjalin cukup akrab, harmonis,
dan hangat.
b. Pengetahuan akan pentingnya mengatur pola makan masih rendah
c. Adanya stressor berupa kekhawatiran penderita terhadap anaknya.
3. Segi Sosial :
34
SARAN
1. Untuk masalah medis (BBLR dengan status gizi kurang) dilakukan
langkah-langkah :
a.
Preventif
menjaga
pola
makan,
menghindari
kebiasaan
Promotif
pola makan, .
c.
Kuratif
2. Untuk masalah lingkungan tempat tinggal dan rumah yang tidak sehat
dilakukan langkah-langkah :
a. Promotif: edukasi penderita dan anggota keluarga dan menjaga
kebersihan rumah dan lingkungan rumah. Edukasi untuk memisahkan
tempat memasak dan tempat menjemur pakaian menjadi satu ruangan
terpisah masing-masing.
35
DAFTAR PUSTAKA
Almatsir, Sunita. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
Almatsier, Sunita. 2007. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Brunner and Suddart. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Vol. 2. Jakarta
EGC.
Budiana. 2008. Pola Hidup Pengaruhi Insiden Penyakit Gastritis
http://healthreference-ilham.blogspot.com
Coleman. 1991. Prisoner's Dilemma, Chicken, and mixed-strategy evolutionary
equilibria. Behavioral and Brain Sciences
36
/go.php?Id=gdlhub-gdl-s1-2006-maulidiyah.
37
38