Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN KASUS

Disusun oleh:
Arif Prianggara, S.Ked
209.121.00.15
Pembimbing:
Dr. Farida Rusnianah, M.Kes, (MARS), Dipl.DK
Dr. Dini damayanti, M.Kes
dr. Rosihan Anwar

KEPANITERAAN KLINIK
LABORATORIUM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
PUSKESMAS DONOMULYO KAB. MALANG
Demam Tifoid merupakan penyakit infeksi akut yang
disebabkan oleh Salmonella typhi yang masih dijumpai
secara luas di masyarakat.
Nama : Tn. C
Umur : 33 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Donomulyo
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : Karyawan
(officeboy)
Tanggal periksa : 16 – 11 - 2015
Keluhan Utama:
Demam

Keluhan Penyerta:
Muntah, Nyeri perut
Pasien datang ke IGD Puskesmas donomulyo pada
tanggal 16 November 2015 diantar oleh istrinya dengan
keluhan demam sejak 5 hari yang lalu, demam hilang timbul,
pasien merasakan demam terutama sejak sore hingga malam
hari, pagi hari hari hingga siang hari pasien merasa enakan.
Menurut istrinya, pasien muntah-muntah sejak 3 hari yang
lalu. Hari ini muntah kurang lebih 8 kali, setiap makan dan
minum selalu muntah, muntahan berisi makanan dan air. Pasien
juga merasakan nyeri di seluruh perutnya terutama dibagian ulu
hati. Menurut pasien, beberapa hari sebelumnya pasien tidak
bepergian ke luar daerah, dan tidak mengalami perdarahan di
hidung, perdarahan gusi, perdarahan di kulit, pegal-pegal di
badan. Pasien juga mengaku BAB dan BAK lancar.
Keadaan Umum : tampak lemah,
Kesadaran : compos mentis GCS 456
Vital Sign
BB : 63 kg Nadi : 85x/menit
TB : 172 cm RR : 22 x/menit
Tensi : 120/70 mmHg Suhu: 38,1oC
Kulit : coklat, turgor baik, ptechie (-)
Kepala : Bentuk mesocephal
Mata : Conjunctiva anemis (- /-)
Hidung : Nafas cuping hidung (-/-), sekret (-/-)
Mulut : simetris, bibir pucat (-), lidah kotor (-)
Telinga : Nyeri tekan mastoid (-/-), sekret (-/-)
Tenggorokan : Tonsil (T1/T1), faring hiperemis
(-)
Leher : Pembesaran kelenjar limfe (-)
Toraks:
Bentuk normal, simetris, pernafasan abdominalthoraco,
retraksi intercostal (-)
Cor :
1. Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
2. Palpasi : ictus cordis kuat angkat
3. Perkusi :
Batas kiri atas : ICS II Linea para sternalis sinistra
Batas kanan atas : ICS II Linea para sternalis dekstra
Batas kiri bawah : ICS V mid clavicula line parasternalis
sinistra
Batas kanan bawah : ICS IV linea para sternalis dekstra
4. Auskultasi : bunyi jantung I-II intensitas normal, regular,
bising (-) Suara tambahan jantung : (-)
Pulmo
Statis (depan dan belakang)
1. Inspeksi : pergerakan dada kanan sama dengan
dada kiri,irama regular, otot bantu
nafas (-), pola nafas abnormal (-),
usaha bernafas normal.
2. Palpasi : fremitus raba kiri sama dengan kanan
3. Perkusi : sonor/sonor
4. Auskultasi: Suara dasar vesikuler Wheezing (-/-),
Ronki (-/-)
Abdomen :
1. Inspeksi : datar/sejajar dinding dada
2. Auskultasi : peristaltik (+) normal

3. Palpasi : Supel (+), nyeri seluruh lapang perut


(+), hepar dan lientidak teraba, turgor
baik, massa (-), asites (-)
4. Perkusi : timpani seluruh lapangan perut

Ekstremitas superior, inferior :


palmar eritem (-) Akral Hangat : (+/+)
 Serologi (WIDAL)
Thypi H : +1/320
Thypi O : +1/320
Parathypi OA : +1/160
Parathypi OB : +1/160
 Pemeriksaan Darah lengkap
Hb : 14,2 g/dl
Leukosit : 4.350
Trombosit : 194.000
Eritrosit : 5,31 juta/ul
PCV: 44,8 %
Pasien datang ke IGD Puskesmas donomulyo pada tanggal 16
November 2015 diantar oleh istrinya dengan keluhan demam sejak
5 hari yang lalu, demam hilang timbul, pasien merasakan demam
terutama sejak sore hingga malam hari, pagi hari hari hingga
siang hari pasien merasa enakan. Menurut istrinya, pasien muntah-
muntah sejak 3 hari yang lalu. Hari ini muntah kurang lebih 8 kali,
setiap makan dan minum selalu muntah, muntahan berisi makanan
dan air. Pasien juga merasakan nyeri di seluruh perutnya terutama
dibagian ulu hati. Menurut pasien, beberapa hari sebelumnya
pasien tidak bepergian ke luar daerah, dan tidak mengalami
perdarahan di hidung, perdarahan gusi, perdarahan di kulit, pegal-
pegal di badan. Pasien juga mengaku BAB dan BAK lancar.
Pasien pernah dirawat di Puskesmas 6 bulan yang lalu dan
didiagnosis oleh dokter Demam Tifoid.
Dari pemeriksaan fisik di dapatkan Keadaan Umum:
tampak lemah, Kesadaran compos mentis GCS 456, Nadi :
85x/menit, RR : 22 x/menit, Tekanan darah: 120/70 mmHg, Suhu:
38,1oC.
Pemeriksaan penunjang: serologi widal Thypi H +1/320,Thypi O :
+1/320, Parathypi OA : +1/160, Parathypi OB : +1/160
Demam Tifoid
 Terapi cairan
Infus RL 20 tpm
 Injeksi
Inj Metoclopramid 3x1 prn
 Oral
Paracetamol 3x1 prn
Thiamphenicol syr 3x1 cth
Edukasi pada pasien mengenai :
 Demam tifoid (pencegahan kekambuhan, komplikasi dan
prognosis).
 Menghindari stress karena stress adalah salah satu hal yang dapat
memicu terjadinya gangguan pencernaan sehingga pasien
sebaiknya tidak dalam kondisi stress atau dibawah tekanan.
 Istirahat minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih selama 14
hari. Tirah baring dengan perawatan sepenuhnya di tempat
seperti makan, minum, mandi, buang air kecil dan buang air besar
akan membantu dan mempercepat masa penyembuhan. Dalam
perawatan perlu sekali dijaga kebersihan tempat tidur, pakaian,
dan perlengkapan yg dipakai. Istirahat bertujuan untuk mencegah
komplikasi dan mempercepat penyembuhan.
 Pentingnya menjaga kebersihan diri, rumah, dan lingkungan
sekitarnya
 Nama Kepala Keluarga : Tn. C
 AlamatLengkap : DesaDonomulyo
 Bentuk Keluarga : Nuclear Family

NO Nama Kedudukan L/P Usia Pendidikan Pekerjaan Pasien Klinik Ket

Kepala
1. Tn.C L 33 th SMA Karyawan Ya Demam tifoid
Keluarga

2. Ny.B Istri P 40 th SMP IRT Tidak -

4. An. R Anak P 8 th - Pelajar Tidak -

\5. An. F Anak P 6 th - Pelajar Tidak -


1. Fungsi Biologis
Tn.C adalah kepala rumah tangga dalam
keluarganya. Tn.C sebagai penderita Demam Tifoid,
6 bulan yang lalu juga pernah menderita penyakit
yang sama dan di rawat di Puskesmas.
2. Fungsi Psikologis
Hubungan antar anggota keluarga Tn.C
saling menyayangi, saling mendukung dan saling
memperhatikan satu sama lain..
3. Fungsi Sosial
Dalam kehidupan sehari-hari, Tn.C dan keluarga hanya sebagai
anggota masyarakat biasa, tidak mempunyai kedudukan sosial tertentu
dalam masyarakat. Penderita dan keluarga dapat diterima dengan baik di
lingkungan rumahnya. Komunikasi dengan tetangga baik. Keluarga
penderita aktif dalam kegiatan di lingkungan seperti ikut serta dalam
kegiatan gotong royong.
4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Biaya kebutuhan sehari-hari keluarga dipenuhi oleh Tn.C sebagai
kepala keluarga. Pendapatan perbulan kurang lebih Rp. 1.250.000,00. Uang
tersebut dipakai untuk kebutuhan rumah tangga seperti listrik, makan
sehari-hari. Penggunaan dana cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
harian.
APGAR Terhadap Keluarga Tn.C Ny.B An.R An.F

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke


A keluarga saya bila saya menghadapi masalah 2 2 2 2

Saya puas dengan cara keluarga saya membahas APGAR score keluarga
P dan membagi masalah dengan saya 1 2 2 1 8+9+9+7= 33:5 = 7,8 → Fungsi
Fisiologis Sedang.
Saya puas dengan cara keluarga saya menerima
Skoring :
dan mendukung keinginan saya untuk
G melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang 1 2 2 1
Hampir selalu : 2 poin
baru Kadang – kadang : 1 poin
Hampir tak pernah : 0 poin
Saya puas dengan cara keluarga saya Nilai rata-rata 1-4 = jelek, 5-7
mengekspresikan kasih sayangnya dan = sedang, 8-10 = baik.
A merespon emosi saya seperti kemarahan, 2 1 2 2
perhatian dll

Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya


R membagi waktu bersama-sama 2 2 1 1

Total 8 9 9 7
SUMBER PATHOLOGY KET
Social Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga juga
_
dengan saudara. Ikut berpartisi dalam masyarakat misalnya
mengikuti acara pengajian, kerja bakti

Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, hal ini


_
dapat dilihat dari pergaulan sehari-hari baik, banyak tradisi
budaya yang masih diikuti seperti karnaval. Menggunakan
bahasa Jawa dan Indonesia, tata krama dan kesopanan

Kesimpulan :
Religius Pemahaman terhadap ajaran agama baik, demikian juga
-
Keluarga Tn.F memiliki
dalam ketaatannya dalam beribadah yaitu dengan sering
sholat berjamaah.
fungsi patologi pada aspek
Economy Ekonomi keluarga ini termasuk perekonomian menengah ke ekonomi dan medis.
+
bawah. Pendapatannya belum mencukupi untuk standard
hidup layak sehari hari dimana dengan gaji 1.250.000 masih
ada beberapa biaya yang kadang tidak terbayar.

Education Tingkat pendidikan dan pengetahuan keluarga ini tergolong


-
baik

Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan, keluarga ini pergi ke


+
Puskesmas atau dokter dengan pembiayaan di tanggung
asuransi. Namun untuk masalah pengetahuan masih
tergolong kurang terutama tentang hidup sehat.
Keterangan :
: Hubungan baik
 Hubungan antara anggota keluarga baik
Identifikasi faktor perilaku keluarga
1.Pengetahuan
 Keluarga mempunyai pengetahuan yang kurang tentang kesehatan.
Menurut pendapat anggota keluarga, yang dimaksud kondisi sehat
adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak menderita penyakit
sehingga bisa melakukan aktivitasnya dengan baik.
2. Sikap
 Keluarga ini peduli terhadap kesehatan pasien. Selama pasien di
Puskesmas, masing-masing anggota keluarga bergantian menjaga dan
memperhatikan kesehatan pasien.
3. Tindakan
 Keluarga menjaga Tn.C pada saat di rawat inap Puskesmas. Jika Tn.C
sakit, maka istri dan keluarga pasien segera mengantarkan ke Puskesmas
untuk berobat.
Identifikasi faktor non perilaku
1. Lingkungan
 Rumah yang dihuni keluarga ini kurang baik, pencahayaan dan ventilasi
juga kurang. Sumber air keluarga ini berasal dari kali, tidak memiliki
kamar mandi dan jamban. Air minum yang digunakan memakai air kali
yang dimasak.
2. Pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, praktek perawat, apotik,
tergolong dekat dengan rumah keluarga Tn.C, sehingga keluarga mudah
mendapatkan pelayanan medis yang baik dan tepat. Keluarga saling
memperhatikan kesehatan antar keluarganya apabila ada yang sakit
langsung dibawa berobat.
3. Keturunan
 Tidak ada faktor penyakit keturunan yang terdapat dalam keluarga Tn.C
1. Lingkungan Luar Rumah
 Rumah tidak mempunyai pagar dan mempunyai halaman depan
rumah. Saluran pembuangan limbah tidak ada. Pembuangan sampah
di tempat sampah, kemudian di bakar.
 2 Lingkungan Dalam Rumah
 Dinding rumah terbuat dari batu bata, di cat, dan lantai rumah tidak
menggunakan keramik. Rumah ini terdiri dari 1 lantai dengan
ruangan yaitu ruang tamu, 2 kamar tidur, dan satu dapur. Rumah ini
mempunyai satu pintu di bagian depan untuk keluar masuk.
Keluarga ini tidak mempunyai fasilitas MCK keluarga. Ventilasi
udara kurang karena rumah hanya terdapat 2 jendela. Selain itu,
kandang ayam berada di samping dapur, dan jarak dengan dapur
sekitar 2 meter, sehingga rumah keluarga ini kurang memenuhi
syarat rumah sehat.
Tn.C

Demam Tifoid a. Kondisi ekonomi menengah ke


bawah
b. Tingkat pengetahuan tentang
kesehatan kurang
c. Rumah tidak memenuhi kriteria
rumah sehat
d. Tidak menggunakan air bersih
(sumber air dari kali)
 Aspek personal:
Pasien Dengan Demam Tifoid
Harapan: pasien dan keluarga berharap pasien segera sembuh, dan bisa
melakukan kegiatan sehari-hari, bekerja mencari nafkah untuk
keluarganya.
Kekhawatiran: penyakit pasien kambuh lagi dan tidak bisa bekerja
 Aspek klinik:
Demam Tifoid
 Aspek risiko internal:
 Daya tahan tubuh kurang
 Pernah menderita demam tifoid sebelumnya
 Aspek risiko eksternal:
▪ Air minum berasal dari kali yang di masak
▪ Tidak memiliki kamar mandi dan jamban
 Rumah dan halaman sekitarnya kotor
 Aspek fungsional:
Pasien tidak mampu melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit
1. Promotif
Tn.C dan keluarga diberi penjelasan mengenai Demam Tifoid,
faktor-faktor risiko, perjalanan penyakit, serta komplikasinya.
 Menjelaskan kepada penderita supaya tidak terlalu stres, karena
stres dapat memicu terjadinya masalah pada sistem pencernaan.
 Menciptakan kondisi rumah yang sehat

2. Preventif
 Anjuran pola makan yang sehat, yaitu menghindari makanan
tinggi serat (sayur, buah) selama sakit.
 Membuat MCK keluarga
 Perilaku hidup bersih dan sehat
 Kandang ayam berada jauh dari dapur dan rumah induk
3. Kuratif
 Segera pergi ke puskesmas bila keluhan menjadi parah
 Obat antibiotik harus dihabiskan sesuai petunjuk dokter
4. Rehabilitatif :
 Penderita dianjurkan untuk tetap aktif bekerja jika sudah pulih
 Anjuran Olahraga ringan (jogging selama 15 menit tiap pagi)
DEFINISI

 Demam tifoid adalah suatu infeksi


bakterial pada manusia yang disebabkan
oleh Salmonella typhi ditandai dengan
demam berkepanjangan, nyeri perut,
diare, delirium, bercak rose,
splenomegali serta kadang-kadang
disertai komplikasi perdarahan dan
perforasi usus.
ETIOLOGI

 Famili
Enterobacteriaceae dari
genus Salmonella.
 Salmonella typhi
merupakan bakteri gram
negatif, berbentuk batang,
tidak berspora, motil,
berflagella (bergerak
dengan rambut getar), dan
berkapsul.
 3 Komponen: Antigen
Gambar Salmonella Typi dinding sel/somatik (O) ,
Antigen flagella (H) ,
Antigen virulen (Vi)
Small Intestine

Penetrasi Mukosa
Epitelium

Salmonella Typhy
Inkubasi 10-20 hari
Plaque Peyeri

Circulation Lymph Drainage


Trilogi Penatalaksanaan Demam tifoid:1
 Antibiotik: memusnahkan dan menghentikan
penyebaran bakteri.
 Istirahat & perawatan profesional: mencegah
komplikasi dan mempercepat penyembuhan.
 Diet dan terapi penunjang (simptomatis dan
suportif).
 Komplikasi: Perdarahan Intestinal, Perforasi
Intestinal
 Prognosi: Prognosis Demam Tifoid tanpa
pemberian antibiotik memiliki angka
mortalitas + 12%, dengan terapi yang cepat
angka mortalitas + 1%. Sebagian besar
kematian terjadi pada orang yang kekurangan
gizi, bayi, dan orang tua. Pada keadaan yang
parah, dapat terjadi stupor, koma, dan syok
yang memiliki prognosis buruk.

Anda mungkin juga menyukai