Disusun oleh :
Dr. Arif Prianggara
Pembimbing :
Dr. M. Ali Yusni, Sp.B
Dr. Alberti Shintya Sari
Dr. Rizka Octavia Sari
Pada hari ini tanggal ……,……….........…, 2017, telah dipresentasikan portofolio oleh:
Nama peserta : dr. Arif Prianggara
Dengan judul/topik : Apendisitis akut perforasi
Nama pendamping : dr Alberti Shintya Sari, dr. Rizka Oktavia Sari
Nama wahana : RSU Wonolangan, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Pendamping
o Tujuan :
Melakukan tatalaksana awal kasus dan tatalaksana lanjutan sesuai dengan kriteria diagnosis yang
ditegakkan
Bahan o Tinjauan o Riset
o Kasus o Audit
Bahasan: Pustaka
Cara o Presentasi Kasus
o Diskusi o Email o Pos
Membahas:
DATA UTAMA UNTUK BAHAN DISKUSI
1. Diagnosis :
Apendisitis Akut
1. Keluhan Utama : Nyeri perut kanan bawah
Riwayat Penyakit Sekarang : nyeri perut kanan bawah sudah 4 hari nyeri memberat 1 jam
SMRS, nyeri awalnya di bagian ulu hati lalu ke perut kanan bawah kemudian nyeri dirasakan di
seluruh bagian perut, demam (+) 3 hari, mual (+) muntah (+) 3x, sebelumnya nyeri sudah
dirasakan sejak 11 hari, selama 7 hari nyeri terasa hilang timbul setelah diberi obat dari mantri,
BAB terakhir kemarin BAK (+) Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan dan nyeri lepas di
titik McBurney (+), Rovsing sign (+), Obturator sign (+), Psoas sign (+). Pada pemeriksaan rectal
toucher ditemukan nyeri tekan pada arah jam 9 dan jam 11.
2. Riwayat Pengobatan : Pasien sudah berobat ke mantri mendapat antibiotik dan antinyeri
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit: Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya.
4. Riwayat Keluarga : Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan seperti pasien.
8. Lain-lain :
Mc Burney (+), Rovsing sign (+), Psoas Sign (+), Obturator Sign (+)
Leukosit 23.600 / mm3, CT : 10’,BT : 3’
Alvarado Score : 9
Daftar Pustaka :
1. Tim Revisi PDT Sub Komite Farmasi dan Terapi RSU DR.Soetomo . Pedoman Diagnosis dan
Terapi Ilmu Bedah RSUD Dr. Soetomo. Surabaya.2008
2. Syamsuhidayat, R dan de Jong, Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.2004
3. Sabiston. Textbook of Surgery : The Biological Basis of Modern Surgical Practice. Edisi 16.USA:
W.B Saunders companies.2002
4. Schwartz. Principles of Surgery. Edisi Ketujuh.USA:The Mcgraw-Hill companies.2005
5. R. Schrock MD, Theodore. Ilmu Bedah. Edisi Ketujuh. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.1995
Hasil Pembelajaran :
3. Tatalaksana appendicitis
BAB II
IDENTITAS PASIEN
1. Identitas
Identitas Pasien
Nama : Tn. SA
Usia : 21 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Sumbertaman Wonoasih
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
No. RM : 17002004
Tanggal MRS : 7 Juni 2017 jam 20.30 WIB
2. Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis
Keluhan Utama
Nyeri Perut Kanan Bawah
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah. Nyeri perut kanan bawah
sudah 4 hari ini, nyeri memberat 1 jam SMRS, nyeri awalnya di bagian ulu hati lalu ke
perut kanan bawah kemudian nyeri dirasakan di seluruh bagian perut, demam (+) 3 hari,
mual (+) sudah 4 hari, muntah (+) 3x sore tadi, nafsu makan banyak menurun,
sebelumnya nyeri sudah dirasakan sejak 11 hari, selama 7 hari nyeri terasa hilang timbul
setelah diberi obat dari mantri, BAB terakhir kemarin, BAK (+), kentut tadi sore.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya
Riwayat Pengobatan
Pasien berobat ke mantri mendapat antibiotik dan antinyeri
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang memilki keluhan serupa dengan pasien
3. Pemeriksaan Fisik
Nadi : 100x/menit
Suhu : 38,50 C
Head to Toe
Thoraks
o Paru
o Jantung
Abdomen
Inspeksi : Flat
Palpasi : Soefl, Hepar dan lien tidak teraba, defans muskuler (-),
Tidak teraba massa di perut kanan bawah
Nyeri tekan - + -
+ + -
+ + -
Nyeri tekan (+) di titik McBurney dan epigastrium, nyeri lepas (+),
rovsing (+),
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Rectal Toucher :
- Anus : tenang
- Sfingter : menjepit
- Mukosa : licin
- Ampula : tidak teraba massa, nyeri pada arah jam 9 dan 11
- Handschoen : darah (-), feses (+)
4. Pemeriksaan Penunjang
DL, GDA, BUN/Creatinin, BT/CT, HbsAg
Hasil laboratorium
Hasil Lab tanggal 7-06-2017
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NORMAL
FAAL GINJAL
5. Daftar Permasalahan
1. Nyeri Perut Kanan Bawah kemudian hampir seluruh lapang perut
2. Demam 38,5°C
3. Pemeriksaan fisik:
Mc.Burney (+), Psoas Sign (+) Obturator sign (+)
Nyeri tekan Hampir seluruh lapang perut
4. Leukositosis
5. Total Alvarado Score : 9
6. Diagnosis Banding
PAI, Apendicitis Akut, Apendicitis Perforasi
7. Diagnosis Sementara
Apendicitis Akut
8. Tatalaksana
Inf Ringer Lactat 20 tpm
Injeksi IV Ceftriaxon 1 gram
Injeksi IV Antrain 1 gram
Injeksi IV Ranitidin 50mg
Lapor konsulen:
advis USG CITO USG CITO (-) dokter radiologi tidak bisa datang
7 Juni 2017 (22.15)
S: Nyeri masih (+)
O: Abdomen : I: distended
Palp: Nyeri tekan seluruh lapang Perut
A: BU Kesan Menurun
A: Perforasi Apendisitis
P: Persiapan operasi CITO
9. Laporan Operasi
Penderita tidur terlentang dengan anestesi umum
Dilakukan asepsis dan antisepsis lapangan operasi dengan Povidone Iodine
Insisi midline kemudian diperdalam lapis demi lapis sampai peritoneum
Peritoneum dibuka, tampak perlekatan hebat, dilakukan adhesiolisis
Eksplorasi tampak apendiks letak retrocaecal dengan perforasi
Dilakukan apendektomi
Cuci rongga abdomen dengan NaCl hangat (10 kolf)
Dipasang drain, luka operasi ditutup lapis demi lapis
Operasi selesai
Instruksi pasca-bedah:
- IVFD RL:D5 2000cc/24jam
- IV Ceftriaxone 2x1gram
- IV Metronidazole 3x500mg
- IV Ketorolac 3x30mg
- IV Omeprazole 2x40mg
- IV Furamin 3x1ampul
- Mobilisasi miring kiri-miring kanan
- Puasa sampai instruksi lebih lanjut
Diagnosis pasca-bedah: Peritonitis e.c. apendisitis perforasi + adhesive band
10. Planning Monitoring
Observasi keluhan post op, Vital Sign, Flatus/BU, drain
11. Follow up
Tanggal Tempat Perkembangan Pasien Terapi
8-6-2017 R. S : Nyeri luka post op (+), Flatus (-) IVFD RL:D5
(12.00) Teratai O : KU : Cukup, Kes: compos mentis, 2000cc/24 jam
TD : 120/80 N : 84x/m, regular,kuat, IV Ceftriaxone 2x
RR : 18x/m Tax : 36,5 oC, 1gram
Terpasang NGT IV Metronidazole
Tho : Rh -/- 3x500mg
Abd : Bising usus + kesan menurun, IV Omeprazole
luka operasi kering tertutup kasa 2x40mg
terpasang drain IV Ketorolac
Eks : Akral Hangat, Kering, Merah 3x30mg
IV Furamin 3x1
ampul
Mobilisasi MiKa-
MiKi
Puasa
Planning monitoring :
Keluhan, Vital Sign
Flatus, Bising Usus, Luka
Operasi
Planning monitoring :
Keluhan, Vital Sign
Flatus, Bising Usus, Luka
Operasi
Planning monitoring :
Keluhan, Vital Sign
Penyumbatan
Fekalit
secret mukus
Mukus >>
Obstruksi
lumen
appendiks
Bendungan
mukus
edema,
Peningkatan Gangguan
diapedesis
tekanan aliran limfe
bakteri, dan
intraluminal
ulserasi mukosa
Edema >>
Nyeri daerah
infark dinding
epigastrium
apendiks
bakteri akan
menembus dinding
apendiks.
gangren
Peradangan Appendisitis
peritoneum Supuratif akut
apendisitis
ganggrenosa Nyeri perut
kanan
bawah
D. Penegakan Diagnosa Apendisitis Akut
Gambaran klinis pada apendisitis akut yaitu :
Tanda awal nyeri di epigastrium atau regio umbilicus disertai mual dan
anorexia. Demam biasanya ringan, dengan suhu sekitar 37,5 - 38,5C. Bila suhu
lebih tinggi, mungkin sudah terjadi perforasi.
Nyeri berpindah ke kanan bawah dan menunjukkan tanda rangsangan
peritoneum lokal di titik Mc Burney, nyeri tekan, nyeri lepas dan adanya
defans muskuler.
Nyeri rangsangan peritoneum tak langsung nyeri kanan bawah pada tekanan
kiri (Rovsing’s Sign) nyeri kanan bawah bila tekanan di sebelah kiri dilepaskan
(Blumberg’s Sign) batuk atau mengedan
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
- Tidak ditemukan gambaran spesifik.
- Kembung sering terlihat pada komplikasi perforasi.
-Penonjolan perut kanan bawah bisa dilihat pada masaa atau abses
periapendikuler.
-Tampak perut kanan bawah tertinggal pada pernafasan
Palpasi
- nyeri yang terbatas pada regio iliaka kanan, bisa disertai nyeri tekan lepas.
- defans muscular menunjukkan adanya rangsangan peritoneum parietale.
- pada apendisitis retrosekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk
menentukan adanya rasa nyeri.
Perkusi
- pekak hati menghilang jika terjadi perforasi usus.
Auskultasi
- biasanya normal
- peristaltik dapat hilang karena ileus paralitik pada peritonitis generalisata
akibat apendisitis perforata
Rectal Toucher
- tonus musculus sfingter ani baik
- ampula kolaps
- nyeri tekan pada daerah jam 9 dan 12
- terdapat massa yang menekan rectum (jika ada abses).
Uji Psoas
Dilakukan dengan rangsangan otot psoas lewat hiperekstensi sendi panggul
kanan atau fleksi aktif sendi panggul kanan, kemudian paha kanan ditahan. Bila
apendiks yang meradang menepel di m. poas mayor, tindakan tersebut akan
menimbulkan nyeri.
Uji Obturator
Digunakan untuk melihat apakah apendiks yang meradang kontak dengan m.
obturator internus yang merupakan dinding panggul kecil. Gerakan fleksi dan
endorotasi sendi panggul pada posisi terlentang akan menimbulkan nyeri pada
apendisitis pelvika. Pemeriksaan uji psoas dan uji obturator merupakan
pemeriksaan yang lebih ditujukan untuk mengetahui letak apendiks.
Alvarado Score
Characteristic Score
M = Migration of pain to the RLQ 1
A = Anorexia 1
N = Nausea and vomiting 1
T = Tenderness in RLQ 2
R = Rebound pain 1
E = Elevated temperature 1
L = Leukocytosis 2
S = Shift of WBC to the left 1
Total 10
Dinyatakan appendisitis akut bila skor > 7 poin
Pemeriksaan Penunjang
1.Laboratorium
a. Pemeriksaan darah
- leukositosis pada kebanyakan kasus appendisitis akut terutama pada kasus dengan
komplikasi.
- pada appendicular infiltrat, LED akan meningkat.
b. Pemeriksaan urin untuk melihat adanya eritrosit, leukosit dan bakteri di dalam urin.
Pemeriksaan ini sangat membantu dalam menyingkirkan diagnosis banding seperti
infeksi saluran kemih atau batu ginjal yang mempunyai gejala klinis yang hampir
sama dengan appendicitis.
2. Radiologis
a. Foto polos abdomen
Pada appendicitis akut yang terjadi lambat dan telah terjadi komplikasi tampak :
- scoliosis ke kanan
- psoas shadow tak tampak
- bayangan gas usus kanan bawah tak tampak
- garis retroperitoneal fat sisi kanan tubuh tak tampak
- 5% dari penderita menunjukkan fecalith radio-opak
b. USG
Bila hasil pemeriksaan fisik meragukan, dapat dilakukan pemeriksaan
USG, terutama pada wanita, juga bila dicurigai adanya abses. Dengan USG
dapat dipakai untuk menyingkirkan diagnosis banding seperti kehamilan ektopik,
adnecitis dan sebagainya.
c.Barium enema
Yaitu suatu pemeriksaan X-Ray dengan memasukkan barium ke colon
melalui anus. Pemeriksaan ini dapat menunjukkan komplikasi-komplikasi dari
appendicitis pada jaringan sekitarnya dan juga untuk menyingkirkan diagnosis
banding.
d. CT-Scan
Dapat menunjukkan tanda-tanda dari appendicitis. Selain itu juga dapat
menunjukkan komplikasi dari appendicitis seperti bila terjadi abses.
e. Laparoscopi
Yaitu suatu tindakan dengan menggunakan kamera fiberoptic yang
dimasukkan dalam abdomen, appendix dapat divisualisasikan secara langsung.
Tehnik ini dilakukan di bawah pengaruh anestesi umum. Bila pada saat melakukan
tindakan ini didapatkan peradangan pada appendix maka pada saat itu juga dapat
langsung dilakukan pengangkatan appendix (appendectomy).
.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tim Revisi PDT Sub Komite Farmasi dan Terapi RSU DR.Soetomo . Pedoman
Diagnosis dan Terapi Ilmu Bedah RSUD Dr. Soetomo. Surabaya.2008
2. Syamsuhidayat, R dan de Jong, Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Kedua. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.2004
3. Sabiston. Textbook of Surgery : The Biological Basis of Modern Surgical Practice. Edisi
16.USA: W.B Saunders companies.2002
4. Schwartz. Principles of Surgery. Edisi Ketujuh.USA:The Mcgraw-Hill companies.2005
5. R. Schrock MD, Theodore. Ilmu Bedah. Edisi Ketujuh. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.1995