Anda di halaman 1dari 16

MISTERI LETAK BENUA ATLANTIS TERHADAP NEGARA

INDONESIA

KELAS MPKT 13
KELOMPOK 1
Reza Mahiendra, 100669954
Reyza, 10066

Makalah
Untuk Mata Kuliah MPKT 13
Pendidikan Dasar Perguruan Tinggi

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA


UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Letak geografis Indonesia yang strategis yang terletak diantara dua benua dan
dua samudra, yaitu benua Asia dan benua Australia, samudera Pasifik dan
samudera Hindia. Letak yang strategis tersebut sering dimanfaatkan oleh
pedagang-pedagang yang berlayar dari satu pulau ke pulau yang lainnya untuk
berlabuh ke pulau-pulau yang ada di Indonesia. Mereka berlabuh untuk
beristirahat dan juga ada yang berlabuh untuk berdagang, sehingga perairan
Indonesia sering dimanfaatkan untuk berdagang karena letak geografis Indonesia
yang sangat strategis. Belakangan ini banyak kabar dari media cetak maupun
media elektronik yang memperbincangkan tentang benua Atlantis adalah
Indonesia. Mereka berpendapat seperti itu, karena adanya kemiripan ciri-ciri
sumber daya alam Indonesia dengan Atlantis.
Oleh karena itu penulis ingin menyelidiki lebih lanjut tentang misteri letak
benua Atlantis dengan Indonesia.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan permasalahan penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1.2.1 Apakah letak benua Atlantis memang berada di negara Indonesia ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan ini adalah untuk mengetahui kebenaran dari isu-isu yang
nenyatakan bahwa benua Atlantis adalah negara Indonesia.

1.4 Jenis Penulisan


Untuk mendapatkan data dan informasi yang di perlukan, penulis
mempergunakan metode studi pustaka, yaitu penulis membaca buku-buku dan
internet yang berhubungan dengan penulisan makalah yang berkaitan dengan
benua Atlantis.

1.5 Sistematika Penulisan


Pada makalah ini, penulis akan menjelaskan hasil penyelidikan dimulai
dengan bab pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang, perumusan masalah,
tujuan penulisan, jenis penulisan, dan sistematika penulisan. Bab berikutnya,
penulis akan menjelaskan tentang misteri letak benua Atlantis terhadap negara
Indonesia. Pada bab ketiga merupakan bab penutup dari makalah.

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Atlantis


Atalantis, atau Atlantika (bahasa Yunani: , "pulau Atlas")
adalah pulau legendaris yang pertama kali disebut oleh Plato dalam buku Timaeus dan
Critias. Dalam catatannya, Plato menulis bahwa Atlantis terhampar "di seberang pilarpilar Herkules", dan memiliki angkatan laut yang menaklukan Eropa Barat dan Afrika
9.000 tahun sebelum waktu Solon, atau sekitar tahun 9500 SM. Setelah gagal menyerang
Yunani, Atlantis tenggelam ke dalam samudra "hanya dalam waktu satu hari satu malam".
Atlantis umumnya dianggap sebagai mitos yang dibuat oleh Plato untuk
mengilustrasikan teori politik. Meskipun fungsi cerita Atlantis terlihat jelas oleh
kebanyakan ahli, mereka memperdebatkan apakah dan seberapa banyak catatan Plato
diilhami oleh tradisi yang lebih tua. Beberapa ahli mengatakan bahwa Plato
menggambarkan kejadian yang telah berlalu, seperti letusan Thera atau perang Troya,
sementara lainnya menyatakan bahwa ia terinspirasi dari peristiwa kontemporer seperti
hancurnya Helike tahun 373 SM atau gagalnya invasi Athena ke Sisilia tahun 415-413
SM. Masyarakat sering membicarakan keberadaan Atlantis selama Era Klasik, namun
umumnya tidak mempercayainya dan kadang-kadang menjadikannya bahan lelucon.
Kisah Atlantis kurang diketahui pada Abad Pertengahan, namun, pada era modern, cerita
mengenai Atlantis ditemukan kembali. Deskripsi Plato menginspirasikan karya-karya
penulis zaman Renaissance, seperti "New Atlantis" karya Francis Bacon. Atlantis juga
mempengaruhi literatur modern, dari fiksi ilmiah hingga buku komik dan film. Namanya
telah menjadi pameo untuk semua peradaban prasejarah yang maju (dan hilang).

2.2 Catatan Plato


Dua dialog Plato, Timaeus dan Critias, yang ditulis pada tahun 360 SM, berisi
referensi pertama Atlantis. Plato tidak pernah menyelesaikan Critias karena alasan yang
tidak diketahui; namun, ahli yang bernama Benjamin Jowett, dan beberapa ahli lain,
berpendapat bahwa Plato awalnya merencanakan untuk membuat catatan ketiga yang
berjudul Hermocrates. John V. Luce mengasumsikan bahwa Plato setelah
mendeskripsikan asal usul dunia dan manusia dalam Timaeus, dan juga komunitas
sempurna Athena kuno dan keberhasilannya dalam mempertahankan diri dari serangan
Atlantis dalam Critias akan membahas strategi peradaban Helenik selama konflik
mereka dengan bangsa barbar sebagai subyek diskusi dalam Hermocrates.
Empat tokoh yang muncul dalam kedua catatan tersebut adalah politikus Critias
dan Hermocrates dan juga filsuf Socrates dan Timaeus, meskipun hanya Critias yang
berbicara mengenai Atlantis. Walaupun semua tokoh tersebut merupakan tokoh
bersejarah (hanya tiga tokoh pertama yang dibawa), catatan tersebut mungkin merupakan
karya fiksi Plato. Dalam karya tertulisnya, Plato menggunakan dialog Socrates untuk
mendiskusikan posisi yang saling berlawanan dalam hubungan prakiraan.
2.2.1 Timaeus
Terjemahan Latin Timaeus, dibuat pada abad pertengahan. Timaeus dimulai
dengan pembukaan, diikuti dengan catatan pembuatan dan struktur alam semesta dan
peradaban kuno. Dalam bagian pembukaan, Socrates merenungkan mengenai komunitas
yang sempurna, yang dideskripsikan dalam Republic karya Plato, dan berpikir apakah ia
dan tamunya dapat mengingat sebuah cerita yang mencontohkan peradaban seperti itu.
Pada buku Timaeus, Plato berkisah: Di hadapan Selat Mainstay Haigelisi, ada
sebuah pulau yang sangat besar, dari sana kalian dapat pergi ke pulau lainnya, di depan
pulau-pulau itu adalah seluruhnya daratan yang dikelilingi laut samudera, itu adalah
kerajaan Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan Athena,
namun di luar dugaan, Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir, tidak sampai

sehari semalam, tenggelam sama sekali di dasar laut, negara besar yang melampaui
peradaban tinggi, lenyap dalam semalam.

2.3 Catatan Kuno


Selain buku Timaeus, tidak terdapat catatan kuno mengenai Atlantis, yang berarti
setiap catatan mengenai Atlantis lainnya berdasarkan dari catatan Plato. Banyak filsuf
kuno menganggap Atlantis sebagai kisah fiksi, termasuk (menurut Strabo) Aristoteles.
Namun, terdapat filsuf, ahli geografi dan sejarawan yang percaya akan keberadaan
Atlantis. Filsuf Crantor, murid dari murid Plato, Xenocrates, mencoba menemukan bukti
keberadaan Atlantis. Karyanya, komentar mengenai Timaeus, hilang, tetapi sejarawan
kuno lainnya, Proclus, melaporkan bahwa Crantor berkelana ke Mesir dan menemukan
kolom dengan sejarah Atlantis tertulis dalam huruf heroglif. Plato tidak pernah menyebut
kolom tersebut. Menurut filsuf Yunani, Solon melihat kisah Atlantis dalam sumber yang
berbeda yang dapat diambil untuk diberikan.
Bagian lain dari komentar abad ke-5 Proclus mengenai Timaeus memberi
deskripsi geografi Atlantis. Menurut mereka, terdapat tujuh pulau di laut tersebut pada
saat itu, tanah suci untuk Persephone, dan juga tiga lainnya dengan besar yang sangat
besar, salah satunya tanah suci untuk Pluto, lainnya untuk Ammon, dan terakhir di
antaranya untuk Poseidon, dengan luas ribuan stadia. Penduduknyamereka menambah
memelihara ingatan dari nenek moyang mereka mengenai pulau besar Atlantis yang
pernah ada dan telah berkuasa terhadap semua pulau di laut Atlantik dan suci untuk
Poseidon. Kini, hal tersebut telah ditulis Marcellus dalam Aethiopica".[8] Marcellus masih
belum diidentifikasi.
Sejarawan dan filsuf kuno lainnya yang mempercayai keberadaan Atlantis adalah
Strabo dan Posidonius. Catatan Plato mengenai Atlantis juga telah menginspirasi
beberapa imitasi parodik: hanya beberapa dekade setelah Timaeus dan Critias, sejarawan
Theopompus dari Chios menulis mengenai wilayah yang disebut Meropis. Deskripsi
wilayah ini ada pada Buku 8 Philippica, yang berisi dialog antara Raja Midas dan

Silenus, teman dari Dionysus. Silenus mendeskripsikan Bangsa Meropid, ras manusia
yang tumbuh dua kali dari ukuran tubuh biasa, dan menghuni dua kota di pulau Meropis
(Cos?): Eusebes (, "kota Pious") dan Machimos (, "kotaPertempuran"). Ia juga melaporkan bahwa angkatan bersenjata sebanyak sepuluh juta
tentara menyebrangi samudra untuk menaklukan Hyperborea, tetapi meninggalkan
proposal ini ketika mereka menyadari bahwa bangsa Hyperborea adalah bangsa
terberuntung di dunia. Heinz-Gnther Nesselrath menyatakan bahwa cerita Silenus
merupakan jiplakan dari kisah Atlantis, untuk alasan membongkar ide Plato untuk
mengejek.
Zoticus, seorang filsuf Neoplatonis pada abad ke-3, menulis puisi berdasarkan
catatan Plato mengenai Atlantis. Sejarawan abad ke-4, Ammianus Marcellinus,
berdasarkan karya Timagenes (sejarawan abad ke-1 SM) yang hilang, menulis bahwa
Druid dari Galia mengatakan bahwa sebagian penduduk Galia bermigrasi dari kepulauan
yang jauh. Catatan Ammianus dianggap oleh sebagian orang sebagai klaim bahwa ketika
Atlantis tenggelam, penduduknya mengungsi ke Eropa Barat; tetapi Ammianus
mengatakan bahwa Drasidae (Druid) menyebut kembali bahwa sebagian dari penduduk
merupakan penduduk asli, tetapi lainnya juga bermigrasi dari kepulauan dan wilayah
melewati Rhine" (Res Gestae 15.9), tanda bahwa imigran datang ke Galia dari utara dan
timur, tidak dari Samudra Atlantik.
Risalah Ibrani mengenai perhitungan astronomi pada tahun 1378/79, yang
merupakan parafrase karya Islam awal yang tidak diketahui, menyinggung mitologi
Atlantis dalam diskusi mengenai penentuan titik nol kalkulasi garis bujur.
2.4 Catatan Modern
Peta yang menunjukan wilayah kekuasaan Kekaisaran Atlantis dibuat oleh
Ignatius L. Donnelly. Novel Francis Bacon tahun 1627, The New Atlantis (Atlantis Baru),
mendeskripsikan komunitas utopia yang disebut Bensalem, terletak di pantai barat
Amerika. Karakter dalam novel ini memberikan sejarah Atlantis yang mirip dengan
catatan Plato. Tidak jelas apakah Bacon menyebut Amerika Utara atau Amerika Selatan.
Novel Isaac Newton tahun 1728, The Chronology of the Ancient Kingdoms Amended

(Kronologi Kerajaan Kuno Berkembang), mempelajari berbagai hubungan mitologi


dengan Atlantis.
Pada pertengahan dan akhir abad ke-19, beberapa sarjana Mesoamerika, dimulai
dari Charles Etienne Brasseur de Bourbourg, dan termasuk Edward Herbert Thompson
dan Augustus Le Plongeon, menyatakan bahwa Atlantis berhubungan dengan peradaban
Maya dan Aztek. Pada tahun 1882, Ignatius L. Donnelly mempublikasikan Atlantis: the
Antediluvian World. Karyanya menarik minat banyak orang terhadap Atlantis. Donnelly
mengambil catatan Plato mengenai Atlantis dengan serius dan menyatakan bahwa semua
peradaban kuno yang diketahui berasal dari kebudayaan Neolitik tingginya.
Selama akhir abad ke-19, ide mengenai legenda Atlantis digabungkan dengan
cerita-cerita "benua hilang" lainnya, seperti Mu dan Lemuria. Helena Blavatsky, "Nenek
Pergerakan Era Baru", menulis dalam The Secret Doctrine (Doktrin Rahasia), bahwa
bangsa Atlantis adalah pahlawan budaya (kontras pada Plato yang mendeskripsikan
mereka sebagai masalah militer), dan "Akar Ras" ke-4, yang diteruskan oleh "Ras Arya".
Rudolf Steiner menulis evolusi budaya Mu atau Atlantis. Edgar Cayce, pertama kali
menyebut Atlantis tahun 1923,[15] dan nantinya menjelaskan bahwa lokasi Atlantis berada
di Karibia, dan menyatakan bahwa Atlantis adalah peradaban berevolusi tinggi kuno, kini
telah tenggelam, yang memiliki kapal dan pesawat tempur menggunakan energi dalam
bentuk kristal energi misterius. Ia juga memprediksi bahwa sebagian dari Atlantis akan
naik ke permukaan tahun 1968 atau 1969. Jalan Bimini, yang ditemukan oleh Dr.J
Manson Valentine, merupakan formasi batu tenggelam yang terlihat seperti jalan di
sebelah utara Kepulauan Bimini Utara. Jalan ini ditemukan pada tahun 1968 dan diklaim
sebagai bukti peradaban yang hilang dan kini masih diteliti.
Telah diklaim bahwa sebelum era Eratosthenes tahun 250 SM, penulis Yunani
menyatakan bahwa lokasi Pilar-pilar Herkules berada di Selat Sisilia, namun tidak
terdapat bukti yang cukup untuk membuktikan hal tersebut. Menurut Herodotus (circa
430 SM), ekspedisi Finisi telah berlayar mengitari Afrika atas perintah firaun Necho,
berlayar ke selatan Laut Merah dan Samudera Hindia dan bagian utara di Atlantik,
memasuki kembali Laut Tengah melalui Pilar Hercules. Deskripsinya di Afrika barat laut

menjelaskan bahwa ia melokasikan Pilar Hercules dengan tepat di tempat pilar Hercules
berada saat ini. Kepercayaan bahwa pilar Hercules yang telah diletakan di Selat Sisilia
menurut Eratosthenes, telah dikutip dalam beberapa teori Atlantis.
2.5 Hipotesa Lokasi
Sejak Donnelly, terdapat lusinan - bahkan ratusan - usulan lokasi Atlantis.
Beberapa hipotesis merupakan hipotesis arkeologi atau ilmiah, sementara lainnya
berdasarkan fisika atau lainnya. Banyak tempat usulan yang memiliki kemiripan
karakteristik dengan kisah Atlantis (air, bencana besar, periode waktu yang relevan),
tetapi tidak ada yang berhasil dibuktikan sebagai kisah sejarah Atlantis yang
sesungguhnya.
Kebanyakan lokasi yang diusulkan berada atau di sekitar Laut Tengah. Pulau
seperti Sardinia, Kreta dan Santorini, Sisilia, Siprus dan Malta; kota seperti Troya,
Tartessos, dan Tantalus (di provinsi Manisa), Turki; dan Israel-Sinai atau Kanaan.
Letusan Thera besar pada abad ke-17 atau ke-16 SM menyebabkan tsunami besar yang
diduga para ahli menghancurkan peradaban Minoa di sekitar pulau Kreta yang semakin
meningkatkan kepercayaan bahwa bencana ini mungkin merupakan bencana yang
menghancurkan Atlantis.] Terdapat wilayah di Laut Hitam yang diusulkan sebagai lokasi
Atlantis: Bosporus dan Ancomah (tempat legendaris di dekat Trabzon). Sekitar Laut
Azov diusulkan sebagai lokasi lainnya tahun 2003. A. G. Galanopoulos menyatakan
bahwa skala waktu telah berubah akibat kesalahan penerjemahan, kemungkinan
kesalahan penerjemahan bahasa Mesir ke Yunani; kesalahan yang sama akan mengurangi
besar Kerajaan Atlantis Plato menjadi sebesar pulau Kreta, yang meninggalkan kota
dengan ukuran kawah Thera. 900 tahun sebelum Solon merupakan abad ke-15 SM.
Beberapa hipotesis menyatakan Atlantis berada pada pulau yang telah tenggelam
di Eropa Utara, termasuk Swedia (oleh Olof Rudbeck di Atland, 16721702), atau di Laut
Utara. Beberapa telah mengusulkan Al-Andalus atau Irlandia sebagai lokasi Kepulauan
Canary juga dinyatakan sebagai lokasi yang mungkin, sebelah barat selat Gibraltar tetapi
dekat dengan Laut Tengah. Berbagai kepulauan di Atlantik juga dinyatakan sebagai

lokasi yang mungkin, terutama Kepulauan Azores. Pulau Spartel yang telah tenggelam di
selat Gibraltar juga telah diusulkan.
Antartika, Indonesia, dibawah Segitiga Bermuda, dan Laut Karibia telah
diusulkan sebagai lokasi Atlantis. Kisah benua "Kumari Kandam" yang hilang di India
telah menginspirasi beberapa orang untuk menggambarkannya secara paralel dengan
Atlantis. Menurut Ignatius L. Donnelly dalam bukunya, Atlantis: The Antediluvian World,
terdapat hubungan antara Atlantis dan Aztlan (tempat tinggal nenek moyang suku Aztek).
Ia mengklaim bahwa suku Aztek menunjuk ke timur Karibia sebagai bekas lokasi Aztlan.
Lokasi yang diduga sebagai lokasi Atlantis adalah:
Al-Andalus, Kreta dan Santorini, Turki, Di dekat Siprus, Timur Tengah, Malta,
Sardinia, Troya, Antarktika, Australia, Kepulauan Azores, Tepi Bahama dan Karibia,
Bolivia, Laut Hitam, Inggris, Irlandia, Kepulauan Canary dan Tanjung Verde,
Denmark, Finlandia, Indonesia, Isla de la Juventud dekat Kuba, Meksiko, Laut Utara,
Estremadura, Portugal, Swedia.
2.6 Benua Atlantis dengan Indonesia
Musibah alam beruntun dialami Indonesia. Mulai dari tsunami di Aceh hingga
yang

mutakhir

semburan

lumpur

panas

di

Jawa

Timur.

Hal

itu

mengingatkan kita pada peristiwa serupa di wilayah yang dikenal sebagai Benua Atlantis.
Plato (427 347 SM) menyatakan bahwa puluhan ribu tahun lalu terjadi
berbagai

letusan

gunung

berapi

pencairan

es,

dan

permukaan

bumi

tenggelam.

banjir.

secara
Peristiwa

Bagian

itulah

serentak,
itu

menimbulkan

mengakibatkan

yang

disebutnya

gempa,
sebagian

benua

yang

hilang atau Atlantis.


Penelitian

mutakhir

yang

dilakukan

oleh

Aryso

Santos,

menegaskan

bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Setelah melakukan
penelitian selama 30 tahun, ia menghasilkan buku Atlantis, The Lost Continent Finally
Found, The Definitifve Localization of Platos Lost Civilization (2005). Santos
9

menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung


berapi,

dan

cara bertani,

yang

akhirnya

menyimpulkan

bahwa

Atlantis

itu

adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk
yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di
Meksiko.
2.6.1 Konteks Indonesia
Bukan kebetulan ketika Indonesia pada tahun 1958, atas gagasan Prof. Dr.
Mochtar Kusumaatmadja melalui UU no. 4 Perpu tahun 1960, mencetuskan Deklarasi
Djoeanda.Isinya menyatakan bahwa negara Indonesia dengan perairan pedalamannya
merupakan kesatuan wilayah nusantara. Fakta itu kemudian diakui oleh Konvensi Hukum
Laut Internasional 1982. Merujuk penelitian Santos, pada masa puluhan ribu tahun yang
lalu wilayah negara Indonesia merupakan suatu benua yang menyatu. Tidak terpecahpecah dalam puluhan ribu pulau seperti halnya sekarang.
Santos menetapkan bahwa pada masa lalu itu Atlantis merupakan benua yang
membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, terus ke
arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat
puluhan gunung berapi yang aktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama
Orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Teori Plato menerangkan bahwa Atlantis merupakan benua yang hilang akibat
letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian besar
bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene) . Dengan meletusnya
berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah
Indonesia (dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es
yang mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung
Semeru/Sumeru/ Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di Sumatera yang
membentuk Danau Toba dengan pulau Somasir, yang merupakan puncak gunung yang
meletus pada saaitu. Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung
Krakatau (Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta
membentuk selat dataran Sunda.
10

Atlantis berasal dari bahasa Sanskrit Atala, yang berarti surga atau menara
peninjauan (watch tower), Atalaia (Potugis), Atalaya (Spanyol). Plato menegaskan bahwa
wilayah Atlantis pada saat itu merupakan pusat dari peradaban dunia dalam bentuk
budaya, kekayaan alam, ilmu/teknologi, dan lain-lainnya. Plato menetapkan bahwa letak
Atlantis itu di Samudera Atlantik sekarang. Pada masanya, ia bersikukuh bahwa bumi ini
datar dan dikelilingi oleh satu samudera (ocean) secara menyeluruh.
Ocean berasal dari kata Sanskrit ashayana yang berarti mengelilingi secara
menyeluruh. Pendapat itu kemudian ditentang oleh ahli-ahli di kemudian hari seperti
Copernicus, Galilei-Galileo, Einstein, dan Stephen Hawking.
Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil itu
berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu,
menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah.
Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut membebani samudera dan
dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera,
terutama pada pantaibenua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi
oleh gunung-gunung

yang

meletus

kemudian

secara

beruntun

dan

menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events.


Dalam

usaha

mengemukakan

pendapat

mendasarkan

kepada

sejarah

dunia, tampak Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk/posisi
bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua Atlantis yang katanya berada di
Samudera Atlantik yang ditentang oleh Santos. Penelitian militer Amerika Serikat di
wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang
itu. Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata, Amicus Plato,
sed magis amica veritas. Artinya,Saya senang kepada Plato tetapi saya lebih senang
kepada kebenaran.
Namun,

ada

beberapa

keadaan

masa

kini

yang

antara

Plato

dan

Santos sependapat. Yakni pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah
Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia. Kedua, jumlah

11

atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci,
Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo,
Agung, Rinjani. Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif kembali.
Ketiga,

soal

semburan

lumpur

akibat

letusan

gunung

berapi

yang

abunya tercampur air laut menjadi lumpur. Endapan lumpur di laut ini kemudian meresap
ke dalam tanah di daratan. Lumpur panas ini tercampur dengan gas-gas alam yang
merupakan impossible barrier of mud (hambatan lumpur yang tidak bisa dilalui), atau in
navigable (tidakdapatdilalui), tidak bisa ditembus atau dimasuki. Dalam kasus di
Sidoarjo, pernah dilakukan remote sensing, penginderaan jauh, yang menunjukkan
adanya sistim kanalisasi di wilayah tersebut. Ada kemungkinan kanalisasi itu bekas
penyaluran semburan lumpur panas dari masa yang lampau.

12

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai benua Atlantis, tentu harus
membuat kita bersyukur. Membuat kita tidak rendah diri di dalam pergaulan
internasional, sebab Atlantis pada masanya ialah pusat peradaban dunia. Namun sebagai
wilayah yang rawan bencana, sebagaimana telah dialami oleh Atlantis itu, sudah
saatnya kita belajar dari sejarah dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan
mutakhir untuk dapat mengatasinya.
3.2 Saran
Pemerintah seharusnya menindak lanjuti penelitian tentang Indonesia adalah
benua Atlantis, karena jika memang benar Indonesia adalah benua Atlantis, maka
Indonesia akan banyak dikunjungi oleh wisatawan luar negeri yang menguntungkan
negara yang berupa devisa dan juga menjadi pusat perhatian dunia.

13

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010. Atlantis.http://els.fk.umy.ac.id/mod/forum/discuss.php?d=3144 (18-122010 Jam 20.00 WIB)
Anonim.2010.Atlantis.http://blog.fitb.itb.ac.id/BBrahmantyo/?p=257 (18-12-2010 Jam
20.00 WIB)
Anonim.2010.Atlantis.http://www.tempointeraktif.com/hg/buku/2010/03/08/brk,2010030
8-230855,id.html (18-12-2010 Jam 20.00 WIB)
Samanto, A. 2008.Atlantis. http://ahmadsamantho.wordpress.com/2008/01/29/benuaatlantis-yang-hilang-itu-ternyata-indonesia/ (18-12-2010 Jam 20.00 WIB)

14

DAFTAR ISI
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah...................................................................................................1
1.2.1 Apakah letak benua Atlantis memang berada di negara Indonesia ?..................1
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................1
1.4 Jenis Penulisan...........................................................................................................2
1.5 Sistematika Penulisan................................................................................................2
BAB II.................................................................................................................................3
KAJIAN TEORI..................................................................................................................3
2.1 Pengertian Atlantis.....................................................................................................3
2.2 Catatan Plato..............................................................................................................4
2.2.1 Timaeus...............................................................................................................4
2.3 Catatan Kuno.............................................................................................................5
2.4 Catatan Modern.........................................................................................................6
2.5 Hipotesa Lokasi.........................................................................................................8
2.6 Benua Atlantis dengan Indonesia...............................................................................9
2.6.1 Konteks Indonesia............................................................................................10
BAB III..............................................................................................................................13
PENUTUP.........................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................13
3.2 Saran........................................................................................................................13

Anda mungkin juga menyukai