Anda di halaman 1dari 4

Laporan kunjungan kedua ke Yayasan Pendidikan dan Sosial Tri Murti

Sabtu, 6 Juni 2015


Oleh : Devilke Yandriyani
Kunjungan kedua ke Yayasan Pendidikan dan Sosial Tri Murti ini bertujuan
untuk memperdalam pengetahuan tentang ajaran agama Hindu.
Yayasan Pendidikan dan Sosial Tri Murti merupakan majelis organisasi
tingkat kabupaten. Penjelasan dari Bapak Kusmono bahwa apabila terjadi
perubahan sebuah kebijakan, misalnya perubahan mantra dari Parisada Hindu
Dharma Indonesia Pusat, penyampaian kebijakan dimulai dari Parisada Hindu
Dharma Indonesia Pusat menyampaikan kepada Parisada Hindu Dharma
Indonesia tingkat Provinsi. Kemudian Parisada Hindu Dharma Indonesia tingkat
Provinsi menyampaikan kepada Parisada Hindu Dharma Indonesia tingkat
Kabupaten. Selanjutnya Parisada Hindu Dharma Indonesia tingkat kabupaten
menyampaikan kebijakan kepada Parisada Hindu Dharma tingkat kecamatan.
Parisada Hindu Dharma Indonesia tingkat kecamatan menyampaikan kepada
Parisada Hindu Dharma Indonesia tingkat desa. Kemudian Parisada Hindu
Dharma Indonesia tingkat desa menyampaikan perubahan kebijakan mantra
kepada penduduk setempat yang menganut agama Hindu.
Di dalam agama Hindu tidak ada yang namanya pernikahan lintas agama.
Jika kedua mempelai menganut agama yang berbeda maka pemimpin upacara
pernikahan tidak akan bersedia memimpin sumpah pernikahan sampai ada
kesepakatan dari kedua mempelai untuk menganut agama yang sama.
Saat seseorang ingin berpindah agama hindu, maka harus melakukan
Pewintenan.Salah satunya adalah harus menyakini adanya Tuhan yang Maha Esa
Sang Hyang Widhi. Panca Srada adalah lima dasar ajaran keyakinan umat Hindu
untuk meyakini adanya Tuhan.
Panca Srada meliputi

1. Percaya pada Tuhan Yang Maha Esa


keyakinan terhadap Tuhan.
2. Percaya pada orangtua dan leluhur
Keyakinan terhadap orang tua dan leluhur-leluhur yang sudah meninggal
3. Percaya pada hukum karma

keyakinan pada Karma Phala (hukum sebab-akibat).


4. Percaya pada punar bawa (reinkarnasi)
Keyakinan pada kelahiran kembali.
5. Percaya adanya moksa
Keyakinan akan bersatunya Atman dengan Brahman
Reinkarnasi adalah kelahiran kembali. Dimana atman terlahir kembali di
dunia. Atman manusia yang terlahir kembali di dunia tidak selalu terlahir kembali
menjadi manusia, bisa terlahir menjadi binatang. Bergantung sikap selama
hidupnya dahulu di dunia. Dan sebaliknya atman binatang tidak selalu terlahir
kembali menjadi binatang, bisa menjadi manusia. Ketika binatang tersebut selama
hidupnya dahulu banyak membantu manusia atau memberikan manfaat kepada
manusia.
Manusia pertama dalam agama Hindu adalah Swayambu Manu yang
muncul dengan sendirinya dari Dewa Brahma. Untuk melanjutkan Penciptaan,
Brahma memberi bentuk kepada seorang Pria dan Wanita. Pria itu Swayambhu
Manu dan Perempuan itu bernama Shatrupa.
Catur Marga adalah empat jalan atau cara mengamalkan agama Hindu
dalam kehidupan dan dalam bermasyarakat. Oleh karena keadaan dan kemampuan
lahir batin umat Hindu tidak semua sama maka agama Hindu mengajarkan Catur
Marga agar semua umat dapat beragama sesuai kemampuannya.
Bagian-bagian Catur Marga antara lain :
1. Bhakti Marga
Mengamalkan agama dengan melaksanakan sembahyang, cinta kasih
terhadap sesama ciptaan Tuhan, baik sesama manusia maupun dengan
makhluk lain yang lebih rendah dari manusia yang disertai sarana bhakti.
Jadi apabila orang telah bersembahyang dan hidup kasih sayang terhadap
sesama makhluk itu berarti telah mengamalkan ajaran agama Hindu
melalui jalan bhakti
2. Karma Marga
Mengamalkan agama dengan berbuat Dharma atau kebajikan seperti
mendirikan tempat suci (pura) dan merawatnya, menolong orang yang
kesusahan, melaksanakan kewajiban sebagai anggota keluarga atau

anggota masyarakat dan berbagai kegiatan sosial lainnya yang dilandasi


dengan ikhlas dan rasa tanggung jawab.
3. Jnana Marga
Mengamalkan agama dengan jalan mempelajari, memahami, menghayati,
menyebarkan agama dan ilmu pengetahuan-ketrampilan (IPTEK) dalam
kehidupan

sehari-hari.

Jadi

berdiskusi,

memberi

ceramah

atau

menyebarkan ajaran agama, mengajarkan ketrampilan positif berarti sudah


mengamalkan agama melalui Jnana Marga.
4. Raja Marga
Mengamalkan agama dengan melakukan Yoga, bersemadi, tapa atau
melakukan Brata (pengendalian diri) dalam segala hal termasuk upawasa
(puasa).
Pada hari raya Nyepi ada empat pantangan yang harus dilaksanakan yang
disebut Catur Brata Penyepian. Yaitu,
1. Brata Amati Geni
Tidak menyalakan api selama hari Nyepi, dimana api yang dimaksudkan
disini adalah sifat-sifat kroda manusia, seperti amarah. Brata amati geni
disimbolkan dengan pemadaman lampu selama hari Nyepi. Hal ini patut
ditaati dan dilestarikan sepanjang masa, namun tetap harus ada
kebijaksanaan seperti adanya umat sakit, bayi atau yang berumur tua renta.
Sedangkan penyalaan api untuk kepentingan pelaksanaan upacara pada
Hari Raya Nyepi tetap boleh sampai batas sebelum matahari terbit.
2. Brata Amati Lelanguan
Brata ini dimaksudkan bahwa pada hari Nyepi umat tidak boleh
melaksanakan kegiatan yang berfoya-foya atau bersenang-senang. Hiburan
selain membantu untuk menghilangkan kejenuhan secara tidak sadar akan
membuat menjadi lupa diri dan terjerumus. Bila mampu umat sebaiknya
melaksanakan puasa.
3. Brata Amati Lelungan

Brata ini dimaksudkan bahwa pada hari Nyepi umat tidak boleh berpergian
melainkan harus tetap diam di rumah. Ini untuk melatih pikiran kita agar
tidak senantiasa liar tetapi selalu ingat ke dalam sebagai instropeksi diri.
4. Brata Amati Karya
Brata ini dimaksudkan bahwa pada hari Nyepi umat tidak boleh
melakukan pekerjaan, namun bukan berarti sama sekali tidak berkegiatan.
Kegiatan yang tidak boleh dilakukan adalah kegiatan yang bersifat judi
yang harus dinetralisir dengan pengendalian pikiran.

Anda mungkin juga menyukai