Laporan PKL
Laporan PKL
BAB I
PENDAHULUAN
A. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN / INSTANSI TEMPAT PELAKSANAAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. CARE INDONUSA adalah suatu perusahaan berbadan hukum yang bergerak
dalam industri jasa konstruksi. Saat ini PT. CARE INDONUSA sedang menangani proyek
pembangunan gedung Poliklinik, gedung Aula, gedung Laboratorium, masjid dan garasi
dalam kontrak Pembangunan Gedung Poliklinik Kesehatan Medan dengan nilai kontrak
Rp 9.000.000.000,00. Proyek ini beralamatkan Jl. Jamin Ginting KM 14 Desa Lou Cih
Kecamatan Medan Tuntungan.
Pembangunan Pembangunan Gedung tersebut merupakan tahapan pembangunan
1 paket dengan pembangunan/sumber daya materinya berasal dari APBD 2007. Proyek
tersebut dilaksanakan melalui proses tender dan pelelangan yang dimenangkan oleh
kontraktor
Pelaksana
PT.
CARE
INDONUSA.
Dalam
pelaksanaan
pekerjaan
pembangunan Gedung Politeknik Kesehatan Medan yang dalam hal ini sebagai wakil dari
owner diatas namakan Bpk. Koesman Wisoehoediono, Msc diperlukan peran serta dari
sebuah konsultan pengawas sebagai wakil owner di lapssangan yang akan mengawasi
setiap item pekerjaan pekerjaan yang dikerjakan oleh kontraktor pelaksana. Konsultan
yang ditunjuk dalam proyek pekerjaan pembangunan Gedung Politeknik Kesehatan Medan
adalah konsultan pengawas CV. PARAMITHA PERKASA dengan site manager Bpk. Ir.
Daulat Tampubolon.
OWNER
POLITEKNIK
POLITEKNIK
POLITEKNIK
KESEHATAN
KESEHATAN
KESEHATAN
MEDAN
MEDAN
MEDAN
KONSULTAN
KONSULTAN
PERENCANA
PERENCANA
PT.
PENDU
PT.
PERKASA
PT.PANDU
PENDUPERKASA
PERKASA
KONSULTAN
KONSULTAN
PENGAWAS
PENGAWAS
CV.
PARAMITHA
CV.
CV.PARAMITHA
PARAMITHA
PERKASA
PERKASA
PERKASA
KONTRAKTOR
KONTRAKTOR
PT.
PT.
CARE
PT.CARE
CARE
INDONUSA
INDONUSA
INDONUSA
Gambar. Struktur Organisasi Proyek
SITE ENGINEER
SITE ENGINEER
BAMBANG W. ST
BAMBANG W. ST
ESTIMATOR
ESTIMATOR
BLANK
BLANK
LOGISTIK
LOGISTIK
SUKUR
SUKUR
PELAKSANA I / GEDUNG
PELAKSANA I / GEDUNG
AULA + MUSALLA
AULA + MUSALLA
PELAKSANA II /
PELAKSANA II /
GEDUNG LAB + GARASI
GEDUNG LAB + GARASI
PELAKSANA III /
PELAKSANA III /
GEDUNG POLIKLINIK
GEDUNG POLIKLINIK
IVAN
IVANRIZALDY
RIZALDY
SIMON
SIMON
RONALD
RONALD
KEPALA KEAMANAN
KEPALA KEAMANAN
T. SIRAIT
T. SIRAIT
ASS. KEAMANAN I
ASS. KEAMANAN I
SYAMSUL
SYAMSUL
ASS. KEAMANAN II
ASS. KEAMANAN II
R. NAINGGOLAN, SH
R. NAINGGOLAN, SH
SEKURITI I
SEKURIT II
SEKURITI III
SEKURITI IV
SEKURITI I
SEKURIT II
SEKURITI III
SEKURITI IV
MADA
ATENG
PARLIN
YAKUB
MADA
ATENG
PARLIN
YAKUB
MARPAUNG.
MARPAUNG.
MARPAUNG.
MARPAUNG.
SE
SE
Gambar.
Struktur Orgnisasi
SE
SE Kontraktor PT. CARE INDONUSA
Keamanaan kerja.
Keperluan karyawan
Ukuran pelaksanaan :
-
Tempat penjangkaran
Struktur penyanggaan :
-
Pelat bekesting :
-
Keamanaan :
-
Kestabilan bekesting
Dinding elemen dipasang cukup kuat, menghindari runtuhan pada saat beban angin
besar
Tinggi jatuh beton, pemeriksaan kecepatan penuangan, penurunan mortal dan cara
pemadaan yang benar
Dalam hal ini bekesting perlu diperikasa setelah selesai pengecoran, guna mencek adanya
penurunan stempel, perubahan bentuk yang besar, dsb.
3. Pembongkaran
Setelah dikoreksi, rencana lengkap bestek atau peraturan dapat ditentukan
persyaratan waktu yang berkaitan dengan pembongkaran, karena adanya kerusakan beton
yang masih baru setelah dibongkar atau akibat dari kekuatan yang belum tercapai
(pembentukan pecah atau lendutan). Ketika pembongkaran, beban-beban (struktur beton
sendiri) harus serata mungkin agar tidak menimbulkan kejutan pada bagian struktur beton.
4. Perawatan dan penyimpanan
Bekesting yang telah dibongkar akan disusun dan dipilih kemungkinan
penggunaan berulang. Pemakaian berulang dapat dipertimbangkan berdasarkan apakah
pembersihannya masih menguntungkan dipandang dari segi ekonomi.
b. Persyaratan Acuan (Cetakan)
Berdasarkan Peraturan Beton Indonesia 1971, dijelaskan lebih lanjut tentang
persyaratan yang harus dipenuhi oleh konstruksi sebagai acuan (cetakan) adalah sebagai
berikut :
1. Acuan (cetakan) harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran
dan batas-batas yang seuai dengan gambar rencana dan uraian pekerjaan.
2. Acuan (cetakan) harus kokoh dan kaku serta cukup rapat sehingga dapat dicegah
kebocoran adukan.
3. Cetakan harus diberi ikatan secukupnya, sehingga dapat terjamin kedudukan dan
bentuknya yang tetap.
Jurusan Teknik Sipil
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
10
Kekuatan dan kekakuan yang lebih besar (bentang yang panjang memungkinkan)
Lebih aman
Kemungkinan berkarat
Pabrikasi harus ditempat kerja, khusus dan membutuhkan tenaga yang berkualitas
Akibat dari biaya bahan yang tinggi, bekesting baja dapat dipertanggungjawabkan bila
akan dipakai berualang-ulang (50-100 kali).
Sistem Bekesting Baja
Perlengkapan bekesting baja yang berada ditempat pekerjaan khusus, lebih banyak
dibutuhkan perhatian terhadap :
11
12
Mutu dan cara uji harus sesuai dengan SII-0136-86 atau ekivalen JLS. G. 3112
Baja tulangan ulir mempunyai kuat leleh lebih besar dari 400 KN/cm2 boleh dipakai
asalkan fy adalah tegangan yang memberikan regangan 0,30 %.
Baja tulangan beton yang dianyam harus memilih ASTM AIG4 Spesification For
Fabricated Deform Steel Bar Mats For Concrete Reinforcement.
Tabel. 1 Dimensi Nominal Tulangan Ulir
Diameter
(mm)
10
13
16
19
22
25
32
36
40
Berat
(kg/m)
0,67
1,04
1,58
2,23
2,98
3,85
6,31
7,99
9,87
Keliling
(cm)
3,14
4,08
5,02
5,96
6,91
7,85
10,05
11,30
12,56
13
Luas Penampang
(cm2)
0,785
1,33
2,01
2,84
3,80
4,91
8,04
10,20
12,60
Berat
(kg/m)
0,222
0,395
0,617
0,888
1,58
Keliling
(cm)
1,88
2,51
3,14
3,77
5,02
Luas penmpang
(cm2)
0,283
0,503
0,785
1,13
2,01
Untuk melindungi tulangan terhadap bahaya kebakaran dan korosi disebelah luar tulangan
harus diberi tebal minimum beton. Tebal selimut beton bervariasi tergantung pada tipe
konstruksi dan kondisi lingkungan. Berdasarkan pasal 3.16.7 SNI, tebal selimut beton
bertulang yang tidak langsung berhubungan dengan cuaca atau tanah adalah tidak boleh
lebih kecil dari 20 mm untuk pelat, dinding, dan pelat berusuk yang menggunkan diameter
tulangan lebih kecil dari D-36, sert 40 mm untuk balik dan kolom. Jika beton tersebut
berhubungan
tergantung dari diameter tulangannya, tetapi jika beton tersebut dicor langsung ditanah
tanpa adanya lapisan dasar atau lantai kerja, tebal selimut beton minimum 70 mm.
(L.Wahyudi, 1999:32)
14
15
16
2)
3)
4)
2.
3.
Perhitungan
dan/atau
percobaan
tersebut diajukan kepada panitia yang ditunjuk oleh pengawas bangunan yang
berwenang, yang terdiri dari ahli-ahli yang diberi wewenang menentukan segala
keterangan dan cara-cara tersebut. Bila perlu, panitia dapat meminta diadakan
percobaan ulang, lanjutan atau tambahan. Laporan panitia yang berisi syarat-syarat
dan ketentuan-ketentuan penggunaan cara tersebut mempunyai kekuatan yang sama
dengan tata cara ini.
3. Kelebihan dan Kekurangan Beton
Dalam keadaan mengeras, beton bagaikan batu karang dengan kekuatan tinggi.
Dalam keadaan segar, beton dapat diberi bermacam bentuk, sehingga dapat
digunakan untuk membentuk seni arsitektur atau semata-mata untuk tujuan
dekoratif (hiasan). Beton juga akan memberikan hasil akhir yang bagus jika
pengolahan akhir dilakukan dengan cara khusus, umpamanya diekspose agregatnya
(agregat yang mempunyai bentuk yang bertekstur seni tinggi diletakkan dibagian
luar, sehingga nampak jelas pada permukaan betonnya). Selain tahan terhadap
serangan api seperti yang telah disebutkan di atas, beton juga tahan terhadap
serangan korosi.
17
18
19
20
21
22
c. Penyimpanan Agregat
Agregat biasanya tidak ditempatkan dalam ruang tertutup tetapi diletakkan
diudara terbuka atau stock field. Ada persyaratan yang harus dipenuhi dalam
penyimpanan agregat ini,antara lain:
1. Pengawasan agregat harus dimulai dari saat kedatangannya sampai
dengan pengambilan kembali.
2. Agreget harus ditimbun di atas bak-bak berlantai jika volumenya
dibawah 10 kubik meter. Jika volumenya besar, sebaiknya dibuatkan
landasan
menggunakan
menghindari
land
tercampurnya
concrete
tanah
campuran
dengan
agregat
1:3:5
pada
untuk
saat
pengambilan.
3. Jika agregat yang ditimbun dalam keadaan kering, terutama untuk
agregat yang ditimbun di stock field, sebaiknya agregat disiram dengan
menggunakan sprinkle (slang air)
4. Agregat diuji secara berkala sebelum digunakan, sebagai kontrol
kualitas bahan.
c. Air
Air diperlukan pada pembuatan beton untuk memicu proses kimiawi
semen, membasahi agregat dan memberikan kemudahan dalam pekerjaan
Jurusan Teknik Sipil
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
23
24
25
26
4.
SCAFFOLDING.
A.
Keterangan :
a = 124 cm
Jurusan Teknik Sipil
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
27
2. Ladder frame.
a
Keterangan:
a = 124 cm
b = 91 cm
3. Cross bracing.
3.a. Cross Bracing Main Frame.
Ket :
a = b = 225 cm
28
Ket :
a = b = 198 cm
4. Base jack
Base J ack
29
5. Head jack
Head J ack
6. Join pin
Pin J ack
B. Perlengkapan Pendukung Scaffolding
1.
Stronger
Stronger
2.
Hory beam
394 cm
30
3.
Support
Fungsi
1.
2.
3.
4.
31
B. TOPIK PKL
1.` Perhitungan Kebutuhan Bahan Untuk 1 Kolom Pada Gedung Aula, Lantai 1
a. Perhitungan Pembesian Kolom Lantai 1, Gedung Aula
= 3 potong
1 kolom butuh
= 12 potong
12
= 28 sengkang
32
28
35
35
33
34
52
40
a. Untuk.ukuran bekesting ( 40 x 400 cm ).
1 multiplek bisa dipotong 3 potongan ukuran 40 x 240 cm. sisa anggap tidak ada
ss
1 sisi kolom dibutuhkan 2 potong dengan sisa ( 40 x 65 cm ),
65 cm. = ( 2
2. Kebutuhan kayu
a. Kayu 3 x 4 panjang 4m
1 batang kayu utuh panjangnya 4,8 m
- 1 batang kayu utuh dapat dipotong 1 potongan dengan ukuran 4 m,dan sisa 0,8 m.
1 kolom dibutuhkan 4 potongan dengan panjang 4 m.
Jadi 1 kolom dibutuhkan 4 batang
b. Kayu 2x 3panjang 0,9m
-
1 batang kayu utuh dapat dipotong 5 potongan dengan ukuran 0,9. dan sisa 0,33 m
Untuk 1 kolom dibutuhkan 32 potongan dengan panjang 0,9 m.
35
Kayu 2x2panjang 4m
3. Stronger ( penguat ).
Jarak antar stronger 60 cm, jadi jumlah yang diperlukan untuk 1 kolom adalah 14
buah
4. Beton segar
Panjang kolom = 4m 0,5m = 3,5m, dimana 0,5m adalah tinggi maksimal balok
(B3).
-
36
37
Penyetelan dan
pemasangan sepatu koom
Pabrikasi
bekesting
38
Pabrikasi tulangan
N0
Pendirian tulangan
Pengecoran kolom
Pengecekan
yes tulangan
yes
Pemasangan beton
deking
Penyetelan dan perangkaian perancah
Pengadan beton
ready mix
Pembongkaran
bekesting
Bobok/dempul
no
Cek hasil
pengecoran
ok
Perawatan
selesai
Jurusan Teknik Sipil
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
39
no
Cek
slump
Pada acuan tersebut dipastikan stik (panjang penyaluran ) sesuai dengan gambar
dan ketegakannya bagus. Penyetelan ketegakannya dengan kolom dibawahnya
dengan menggunakan pesawat theodolit yang ketegakannys dibidik dari kedua
sisi yang saling tegak lurus
Pada masing-masing acuan, kayu diikatan pada stik dengan 2 sisi yang saling
tegak lurus.
Pemasangan paku dengan jarak 2,5 cm dari luar stik. Dan pada paku tersebut
diikat benang yang kemudian ditarik ke acuan lainnya.
40
Untuk stik yang tidak berada di acuan satu sisi cara pembuatan sepatu kolo
seperti diatas, namun di sisi lainnya sepatu kolom dibuat dengan mengukur 20
cm(setengah lebar kolom) dari as stik ke lantai kemudian ditambah 6cm .
41
sepatu kolom
Kolom yang akan dibuat berdimensi 40 cm x 40cm dan tinggi 4meter. Dari ukuran
tersebut akan dibuat bekesting dengan 4sisi yaitu 2sisi dengan lebar 40 cm dan 2sisi
lagi berukuran 52cm
52cm = 40 + 2(tebal multiplek + kayu 2x2)
=40+ 2(1+5)cm
42
Pemotongan multiplek dengan lebar 40cm dan panjang 244cm serta lebar 40cmdan
panjang 156cm masing-masing 2 buah
Pemotongan multiplek dengan lebar 40cm dan panjang 244cm serta lebar 40cmdan
panjang 156cm masing-masing 2 buah.
Catatan: 244cm+156cm =4m
Pakukan kayu 2x2 dengan multiplek sehingga didapat bekisting 40cm x 4mdan
52x4m masing-masing 2 buah
43
Pasang kayu penguat 2x2 pada sisi 40cm =3 buah. Dan pada sisi 52cm 8 buah
Pasang broti 2x3dan 3x4pada sisi yang memiliki lebar 52cm . sedang pada sisi
dengan lebar 40 cm tidakdipasang
44
Rangkaikan 3sisi bekisting menggunakan paku dan stronger yaitu dua buah sisi
40cm dan satu sisi 52 cm. Satu
d. Pabrikasi tulangan
e. Pendirian Tulangan
Tulangan yang telah dirakit didirikan dengan mengikatkan pada stik panjang
penyaluran. Kolom yang telah berdiri harus kuat dan tegak.
Pengikatan beton deking pada sisi luar tulangan sebagai jarak antara tulangan
dengan beton
Perancah yang telah dirangkai (3masih sisi) didirikan mengeliingi tulangan kolom
dengan merapatkan pada sepatu kolom
Pemasangan sisi perancah lebar 52cm yang belum terpasang lalu dipakukan dan
dikakukan dengan stronger
45
46
Pada
proyek
ini
pembongkaran
dilakukan
sehari
setelah
pengecoran
Retak-retak
Jika keretakan terjadi maka beton harus di bongkar dan dicor lagi
Kotor
Jika beton kotor solusinya membersihkannya asalkan tidak menggunakan
zat atau bahan yang berbahaya bagi beton.
k. Perawatan (curing)
Perawatan beton berpengaruh pada tingkat keawetan dan kekuatan beton.jika beton
tidak mendapat perawatan menyebabkan proses hidrasi semen terganggu karena penguapan
air dalam beton tidak tertahan sehingga mengakibatkan beton:
Untuk mencegah penguapan dilakukan penyiraman secara teratur tiap hari dan pengikatan
goni basah pada kolom
Jurusan Teknik Sipil
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
47
Mulai
Pekerjaan persiapan
Pabrikasi
tulangan
Pemasangan
bantalan papan dan
mal bawah balok
Pabrikasi
bekesting
Pemasangan
scaffolding
dan support
Pemasangan
perancah balok, plat
dan hory beam
Perakitan dan
pemasangan
tulangan
No
Pemeriksaan
tulangan
Pengecoran balok
dan plat lantai
Perawatan
selesai
Pembongkaran
perancah
Pemeriksaan
beton
48
Yes
1. Pembacaan gambar
Dari pembacaan gambar kita mengetahui dimensi balok, dimensi sengkang, beserta
diameter besi balok
2. Persiapan alat dan bahan
Alat-alat dan bahan disiapkan dalam suatu bengkel kerja tersendiri. Alat dan bahan
perancah disiapkan dibengkel peracah sebelum memulai pakerjaan. Begitu juga
dengan tulangan disiapkan di bengkel tulangan.
3. Pembuatan beton tahu
Sebelum pekerjaan dimulai sebaiknya beton tahu telah disapkan sehingga bila sewaktuwaktu di perlukan bisa langsung digunakan
b.
Pabrikasi Bekesting
Pemasangan kayu 2x2 pada masing masing mal secara memanjang . Yang mana
kayu 2x2 ini akan menjadi tempat persambungan antara mal dinding dan mal
bawah balok.
49
Menentukan ketinggian papan bantalan akan dipasang pada kolom .Yaitu dengan
cara menghitung selisih tinggi kolom dengan tinggi balok
Bantalan papan dipasang melingkar pada kolom berfungsi sebagai tumpuan mal
dinding bawah balok
50
d. `Pabrikasi tulangan
e.
Sebelum memasang mal terlebih dahulu dipasang kayu gelagar 2x4 memanjang
yang dipakukan pada scaffolding
Gambar.
Pemasangan perancah
dan bekesting balok
Melakukan penyetelan scaffolding agar kayu kasau merapat ke mal bawah balok.
Perakitan mal dinding balok dengan mal dinding bawah dengan memakukan pada
kayu 2x2arah memanjang.
Pemasangan kayu 2x2 pada mal dinding balok dan diatas siku baja tersebut
diatas, sebagai penumpu hory beam
51
Gambar.
Pemasangan
hory beam
g. Pemasangan Tulangan
Pemotongan dan pembengkokan tulangan balok dan plat lantai dikerjakan di
luar lokasi pekerjan tulangan, kemudian tulangan diangkut ke lokasi dan dirangkai di
lokasi tersebut.
Adapun langkah-langkah pemasangan tulangan adalah:
a. Tulangan balok
Memasukkan tulangan satu per satu dari sela-sela tulangan kolom dan
mengalungkan sengkang ke tulangan balok tersebut, demikian juga untuk
tulangan balok arah memanjang.
52
Gambar.
Penulangan
balok
Gambar.
Penulangan
plat lantai
53
h. Pengecoran
Pengadan ready mix dipesan pada perusahaan ready mix tertentu, jadi
sebelum digunakan beton segar tersebut harus terlebih dahulu dicheck slumpnya, nilai
slump tersebut harus sesuai dengan slump yang dipesan, jika tidak ready mix tersebut
dipulangkan ke perusahaan yang bersagkutan. Pada proyek ini pengecoran dilakukan
dengan jasa mobil concret pump.
Adapun langkah-langkah pengecoran adalah:
Pemompaan beton dari ready mix ke lantai yang akan dicor dengan mobil
concreat pumb
i. Perawatan
Perawatan dilakukan setelah beton telah kaku atau telah melewati waktu pengikatan
awal hingga beton tersebut berumur 28 hari (pengikatan akhir).perawata dilakukan dengan
menyiram balok dan menyelimuti dengan plastik atau goni.
j.Pembongkaran
Bekisting balok dan plat lantai dianjurkan dibongkar setelah beton berumur 28 hari
yaitu balok telah mampu memikul beban lain selain berat sendirinya. Pada proyek ini
Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pembongkaran bekisting harus dilakukan
dengan hati-hati. Perancah yang paling pertama di bongkar adalah siku baja pinggir, mal
dinding pinggir , scaffolding ;support, hory dan terakhir mal bawah balok.
Jurusan Teknik Sipil
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
54
4.
Perhitungan scaffolding
150 buah
2. Ladder frame
102 buah
3. Base jack
300 buah
4. Head jack
300 buah
300 buah
204 buah
7. join pin
204 buah
8. support
133 buah
9. hory beam
144 buah
55
BAB III
PENUTUP
I.SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan acuan dan perancah:
Untuk sambungan tulangan (panjang penyaluran) yaitu dengan jarak 4060D dan kait 4D
II. Saran
Dalam mengakhiri laporan ini, ada beberapa saran yang hendak penyusun ungkapkan
sebagai berikut:
1. Pada waktu pengecoran plat lantai seharusnya tulangan bagian bawah diberi beton
deking untuk mencegah agar tebal selimut beton tetap stabil.
2. Untuk mendapatkan daya ikat yang baik antara tulangan dengan beton dianjurkan
memakai baja tulangan ulir daripada tulangan biasa.
Jurusan Teknik Sipil
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
56
57
58