Anda di halaman 1dari 8

ISTRIKUBERHENTILAH MENGELUH ..

Kisah ini menceritakan sepasang suami istri yang memiliki tujuh orang anak. Suatu hari, suaminya melihat sang istri sedang menangis sambil memasak makanan. Melihat hal itu, suami bertanya, Wahai Istriku, apa yang terjadi dengan mu? Apa yang membuat mu menangis? Aku menangis karena merasa sangat lelah dalam mengurus keluarga dan melakukan semua pekerjaan rumah, sahutnya. Aku mengurus tujuh anak kita dengan berbagai tabiat mereka. Aku harus menyediakan makanan, membereskan rumah, mencuci baju yang sangat banyak. Aku bekerja 24 jam sehari. Rasanya, aku tidak sanggup lagi untuk melakukan semua ini. Sang suami tersenyum. Apa yang harus aku lakukan? tanyanya. Tolong carikan aku budak perempuan yang dapat membantu ku m engurus semuanya. Tentu saja, aku akan mencarikannya. Tapi, tolong dengarkan aku sebentar saja, kata sang suami sambil membelai istrinya dengan penuh kasih sayang. Allah senantiasa membantu hamba-Nya yang tidak pernah berputus asa dan ikhlas dalam mengerjakan apa pun yang mengandung kebaikan. Kau adalah seorang istri yang sangat sabar dalam menjaga keluarga mu, seorang ibu yang menjadi teladan bagi ketujuh anak mu dan menjadi pendamping ku yang sholehah dengan beratnya tugas-tugas mu. Aku bisa saja mencarikan seorang pembantu untuk meringankan pekerjaan mu. Namun, jika kau tetap mengerjakan semua kebaikan itu untuk keluarga kita maka Allah akan menghapus semua salah dan dosa mu. Ujar suaminya. Sang suami kemudian berkata lagi, Istriku yang sholehah, perempuan yang tidak pernah lelah menjaga keluarganya dan ikhlas dengan apa yang dilakukannya, Allah akan menetapkan setiap butiran keringatnya menjadi kebaikan yang dapat melebur keburukannya sekaligus mengangkat derajatnya. Sang suami membelai istrinya yang masih terisak menahan malu, lalu diajaknya duduk santai di ruang dapur mungil yang sangat sederhana itu, lalu Sang Suami melanjutkan nasehatnya,

coba ingat kembali Wasiat Rasulullah SAW kepada Fatimah putri Beliau, yang dipersunting Ali Bin Abi Thalib yang sangat miskin, yang ketika itu juga sedang mengeluh kepada Ayahnya Rasulullah SAW karena tangannya yang dulunya halus kini berubah menjadi kasar dan lecet-lecet karena setiap hari harus menumbuk gandum sendiri, mengolah dan memasaknya. Ada 10 WASIAT Beliau kepada Putrinya : 1.Wahai Fatimah ! Sesungguhnya wanita yang membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya, kelak Allah akan tetapkan baginya kebaikan dari setiap biji gandum yang diadonnya dan juga Allah akan melebur kejelekan serta meningkatkan derajatnya. 2.Wahai Fatimah ! Sesungguhnya wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepung untuk suami dan anak-anaknya, niscaya Allah akan menjadikan antara neraka dan dirinya tujuh tabir pemisah. 3.Wahai Fatimah ! Sesungguhnya wanita yang meminyaki rambut anakanaknya lalu menyisirnya dan kemudian mencuci pakaiannya, maka Allah akan tetapkan pahala baginya seperti pahala memberi makan seribu orang yang kelaparan dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang. 4.Wahai Fatimah ! Sesungguhnya wanita yang membantu kebutuhan tetangga-tetangganya, maka Allah akan membantunya untuk dapat meminum Telaga Kautsar pada hari kiamat nanti. 5.Wahai Fatimah ! Yang lebih utama dari seluruh keutamaan di atas adalah keridhoan suami terhadap istri. Andaikata suami mu tidak ridho kepadamu, maka aku tidak akan mendoakan mu. Ketahuilah Fatimah, Kemarahan suami adalah kemurkaan Allah. 6.Wahai Fatimah ! Disaat seorang wanita hamil, maka malaikat memohonkan ampunan baginya dan Allah tetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan, serta melebur seribu kejelakan. Ketika seorang wanita merasa sakit akan melahirkan, maka Allah tetapkan pahala baginya sama dengan pahala para Pejuang Allah. Disaat seorang wanita melahirkan kandungannya, maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika dia dilahirkan dari kandungan ibunya. Disaat seorang wanita meninggal karena melahirkan, maka dia tidak akan membawa dosa sedikit pun, didalam kubur akan mendapat taman yang indah yang merupakan bagian dari taman surga. Allah memberikan padanya pahala yang sama dengan pahala seribu orang yang melaksanakan ibadah haji dan umrah dan seribu malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat.

7.Wahai Fatimah! Disaat seorang istri melayani suaminya selama sehari semalam, dengan rasa senang dan ikhlas, maka Allah akan mengampuni dosadosanya serta memakaikan pakaian padanya dihari kiamat berupa pakaian yang serba hijau dan menetapkan baginya setiap rambut pada tubuhnya seribu kebaikan. Allah pun akan memberikan kepadanya pahala seratus kali ibadah haji dan umrah. 8.Wahai Fatimah! Disaat seorang istri tersenyum dihadapan suaminya, maka Allah akan memandangnya dengan pandangan penuh kasih. 9.Wahai Fatimah! Disaat seorang istri membentangkan alas tidur untuk suaminya dengan rasa senang hati, maka para malaikat yang memanggil dari langit menyeru wanita itu agar menyaksikan pahala amalnya dan Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang. 10.Wahai Fatimah! Disaat seorang wanita meminyaki kepala suami dan menyisirnya, meminyaki jenggotnya dan memotong kumisnya serta kukukukunya, maka Allah akan memberi minuman yang dikemas indah kepadanya, yang didatangkan dari sungai-sungai surga. Allah pun akan mempermudah sakaratul maut baginya, serta menjadikan kuburnya bagian dari taman surga. Allah pun menetapkan baginya bebas dari siksa neraka serta dapat melintasi shirathal mustaqim dengan selamat. Istrinya pun menangis karena merasa malu. Sejak itu, dia tak pernah lagi mengeluh. Subhaanallah, wasiat ini merupakan mutiara termahal nilainya, khususnya bagi setiap istri yang mendambakan kesholehan. Betapa Agung dan Mulianya Posisi Wanita dalam rumah tangga ketia ia rela dan ikhlas menjalani Fitrahnya sebagai seorang Istri. Wallahualam bishshawab...

Teruntuk Istriku,
Istriku, engkau adalah satu dari sekian ujian yang harus aku lalui dengan bermalam-malam munajat, berbulan-bulan renungan, berpuluh-puluh doa, beribu-ribu aksara .

Maka, ketika kuputuskan untuk memilihmu, hanya memilihmu dari sekian akhwat yang ada, itu berarti aku mengharap engkau mau menjadi parter hidupku, menjadi kakak bagi adik-adikku, adik bagi kakakku, menantu bagi orangtuaku. Itu berarti, aku mengharapmu mau menemaniku; mengisi dan mewarnai sisa hidupku, dalam suka-dukaku, berjuang bersama mengarungi bahtera hidup berumah tangga; melangkahkan kaki bersama untuk ikut andil membaktikan diri kita untuk umat ini, dengan melahirkan generasi-generasi yang akan memberatkan bumi ini dengan kalimat L ilha illallh.

Jatuhnya pilihanku kepadamu adalah buah dari kemantapan hati dari istikharah panjangku. Ya Allah, jika dia baik bagiku, bagi dien, dunia dan akhiratku,
maka takdirkanlah dia untukku; tautkanlah hatinya dengan hatiku, dekatkanlah, mudahkanlah kemudian berkahilah ya Rabb.

Maka, setelah mendapat kemantapan hati bahwa engkaulah tulang rusuk yang selama ini aku cari-cari, aku berani maju untuk mendapatkanmu. Bukan, sama sekali bukan karena apa-apa; bukan karena kecantikan, kedudukan sosial, apalagi harta yang menjadi sebab aku memilihmu. Aku memilihmu karena engkaulah jawaban dari istikharahku; Allah memberikan kemantapan hati bahwa engkaulah bidadariku, di dunia dan akhirat nanti insyaAllah. Allah memberikan rasa suka dan cinta tanpa aku tahu sebab apa; karena aku sama sekali belum mengenalmu, bahkan bertemu pun tidak pernah, apalagi melihat wajahmu. Aku memberanikan diri taaruf dan menghitbahmu adalah karena, sekali lagi, aku mendapatkan kemantapan hati dengan jawaban istikharahku.,terlebih, setelah itu aku tahu bahwa pertanda engkau benar-benar jodohku
adalah kemudahan dalam berproses, dan semakin mendekatkan diriku kepada Allah; aku

mendapatkan keduanya, dan aku takjub dengan skenario-Nya; bener-bener

indah.

Niatku menikah pun sudah aku tata; aku ingin melaksanakan perintah Allah, wa ankihu l-ayma minkum wa-shshlihna min ibdikum wa imikum, in yakn fuqara yughnihimullhu min fadhlih, wallhu wsiun alm dan juga meneladani sunah Nabi kita, Muhammad Shallalallahu alaihi wa sallam, Y masyara sysyabb, man-istatha minkumu-lbah fa-lyatazawwaj yaitu menikah, demi mencari ridha Allah, dan ingin menjaga iffah; menjaga mata dan apa yang ada di antara dua paha.

Istriku, ketika ijab qabul terlafazhkan, pada saat itu aku sedang mengambil perjanjian yang berat. Ketika itu Arsy ar Rahman berguncang karena perjanjian yang kuat dan berat itu; Allah menyebutnya mtsqan ghalzhan,sama sebagaimana Dia mengambil perjanjian dari para Nabi; Nabi Muhammad, Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa serta nabi-nabi yang lainnya alaihimush shalatu was salam. Perjanjian itu berat karena aku mengambil-alih amanah dari pundak ayahmu ke pundakku.

Saat itulah, kita sudah resmi menjadi suami-istri, dan kehidupan dalam hidup berumah tangga kita mulai., maka mari bergandengan tangan untuk saling bersinergi, saling menutupi, saling melengkapi. Allah membahasakannya dengan kekata, Hunna libsun lakum wa antum libsun lahunna, engkau adalah pakaian bagiku, dan aku pakaian bagimu; saling menutupi, melindungi, menjaga, dan memberikan kehangatan-kesejukanketenangan-ketentraman.

Aku sadar sesadar-sadarnya bahwa aku hanya lelaki biasa yang banyak kekurangannya; aku tidak sesantun Abu Bakar, setegas Umar, sedermawan Utsman, sebijaksana Ali apalagi semulia Nabi Muhammad Shallallhu alaihi wa sallam; aku hanya lelaki akhir zaman yang mencintai mereka, dan berusaha meneladaninya..,

Maka, bila aku salah ingatkanlah, bila aku sedih hiburlah, bila aku gelisah tenangkanlah, bila aku marah redamkanlah, bila aku tidak memahami maumu maka beritahukanlah aku apa sebenarnya pintamu., Aku hanya bisa menasehatkan sebagaimana nasehat seorang ibu kepada putri tercintanya yang akan hidup bersama suaminya; lelaki asing yang baru dikenalnya, Kamu wajib untuk qonaah, mendengar dan taat, menjaga diri dan tenang.
Jagalah cintamu kepadanya, peliharalah harta bendanya. Bantulah pekerjaannya. Kerjakan apa yang menyenangkannya. Simpanlah rahasianya. Janganlah menentang perintahnya. Tutuplah cela dan aibnya. Cintailah dia ketika masih muda, dan juga ketika sudah tua. Jagalah lisanmu dan kokohkanlah keimananmu.

Kalau toh engkau nanti merasakan lelah-letih dengan semua pekerjaan rumah, ingatlah kisah Asma binti Yazid bin Sakan Rahimahallah; duta para wanita yang mengadukan kegundahan mereka tentang kelebihan-kelebihan amalan yang hanya dikhususkan bagi lelaki saja, tidak kepada para wanita; baik tentang jihad, shalat jumat dan mengantar jenazah. Asma, shahabiyah yang dikenal ahli dalam berorasi itu mendatangi majlis Nabi Muhammad Shallallhu alaihi wa sallamdan berkata, Wahai Rasul Allah, sungguh, aku adalah utusan bagi semua wanita
muslimah di belakangku. Seluruhnya mengatakan sebagaimana yang aku katakan, dan berpendapat sebagaimana yang aku sampaikan. Sungguh, Allah mengutusmu kepada kaum lelaki dan kaum wanita, kemudian kami beriman kepadamu dan kepada Rabbmu.

Kemudian Asma melanjutkan kalimat inti dari kegelisahan para wanita, dulu hingga kini, Adapaun kami, para wanita, terkurung dan terbatas gerak langkah kami.
Kami menjadi penyangga rumah tangga kaum lelaki, dan kami adalah tempat mereka menyalurkan syahwatnya. Kami pula yang mengandung anak-anak mereka, akan tetapi kaum lelaki mendapatkan keutamaan melebihi kami dengan shalat jumat, mengantarkan jenazah, dan berjihad. Apabila mereka keluar untuk berjihad, kami-lah yang menjaga harta mereka dan mendidik anak-anak mereka.

Setelah mengutarakan itu semua, Asma kemudian bertanya, Lantas, apakah


kami, kaum wanita, juga mendapat pahala sebagaimana yang mereka dapat?

Coba baca sekali lagi pertanyaan Asma yang begitu mengagumkan, Lantas,
apakah kami, kaum wanita, juga mendapat pahala sebagaimana yang mereka dapat?

Rasulullah tersenyum, dan takjub dengan tanyanya; luar biasa indahnya. Pertanyaan luar biasa yang terlontar dari segenap kaum wanita karena ingin mendapatkan pahala berlimpah dari profesi ibu rumah tangga; menjaga dirinya, harta suaminya dan mendidik anak-anaknya.

Rasulullah pun bertanya kepada segenap shahabat yang mengelilingi majlisnya, Pernahkah kalian mendengar pertanyaan tentang agama dari seorang wanita yang lebih baik dari tanyanya? semuanya menjawab, Belum, belum pernah

Beliau kemudian bersabda, Kembalilah wahai Asma dan beritahukan kepada para
wanita yang berada di belakangmu; bahwa perlakuan baik salah seorang di antara mereka kepada suaminya, upayanya untuk mendapat keridhaan suaminya, dan ketundukkannya untuk senantiasa mentaati suami; itu semua dapat mengimbangi seluruh amal yang kamu sebutkan yang dikerjakan oleh kaum laki-laki. Subhanallah. Jawaban yang sejuk dan

indah. Mengobati semua kegundahan para wanita, yang iri dengan berbagai pahala yang diperoleh kaum lelaki. Inilah pahala yang akan diberikan kepada ibu rumah tangga yang membaktikan dirinya untuk taat kepada suaminya. Sekali lagi, bila engkau merasakan lelah-letih dengan semua pekerjaan rumah kita nanti, ingatlah kisah Asma ini; betapa mulianya berprofesi sebagai ibu rumah tangga, karena sejatinya itulah jihad seorang istri yang sesungguhnya.

Terakhir, pintaku kepadamu hanya satu; jadilah istri yang shalihah., wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya Mencintai Allah Taala dan Rasulullah Shallallhu alaihi wa salla di atas segala-galanya, menutup aurat, tidak berhias dan berperangai seperti wanita jahiliah, tidak bermusafir atau bersama dengan lelaki ajnabi kecuali ada bersama mahramnya, sering membantu dalam kebenaran, kebajikan dan takwa, berbuat baik kepada orangtua, senantiasa bersedekah baik itu dalam keadaan susah ataupun senang, tidak berkhalwat dengan lelaki ajnabi, dan bersikap baik terhadap tetangga serta suaminya, serta taat kepada suami Memelihara kewajiban terhadap suami, senantiasa menyenangkan suami, menjaga kehormatan diri dan harta suaminya semasa suami tiada di rumah, tidak cemberut di hadapan suami, tidak menolak ajakan suami untuk tidur, tidak

keluar tanpa izin suami, tidak meninggikan suara melebihi suara suami, tidak membantah suaminya dalam kebenaran, tidak menerima tamu yang dibenci suami dan senantiasa memelihara diri, kebersihan fisikal dan kecantikannya serta kebersihan rumahtangga-, dan jadilah kupu-kupu tercantik yang hanya hinggap
di hatiku, selamanya

Anda mungkin juga menyukai