Anda di halaman 1dari 10

MATERIAL CONSTRUCTION FOR ACETIC ACID PLANT

Analisis Material Konstruksi Untuk Plant Asam Asetat

INTRODUCTION OF ACETIC ACID PLANT


Asam asetat diproduksi secara sintetis maupun secara alami melalui fermentasi
bakteri. Sekarang hanya 10% dari produksi asam asetat dihasilkan melalui jalur alami,
namun kebanyakan hukum yang mengatur bahwa asam asetat yang terdapat dalam cuka
haruslah berasal dari proses biologis. Dari asam asetat yang diproduksi oleh industri
kimia, 75% diantaranya diproduksi melalui karbonilasi metanol. Sisanya dihasilkan
melalui metode-metode alternatif. Beberapa proses pembuatan Asam Asetat adalah
sebagai berikut:

1. MATERIAL
Proses pembuatan Asam Asetat yang akan dibahas adalah dengan menggunakan Proses
Oksidasi Asetaldehid. Berikut sifat fisis dan kimia produk utama dan bahan baku proses
tersebut:
ASAM ASETAT
SIFAT FISIS

Rumus Molekul : CH3COOH

Berat Molekul : 60,053 g/gmol

Titik leleh : 16,635 0,002oC

Titik didih : 117,87oC

Panas leleh : 207,1 J/g

Densitas (20oC) : 1,04928 g/ml

Viskositas larutan:
20oC : 11,83 cp
25oC : 10,97 cp
40oC : 8,18 cp
SIFAT KIMIA:

Asam asetat cair adalah pelarut protik hidrofilik (polar), mirip seperti air dan etanol.

Korosif terhadap banyak logam seperti besi, magnesium, dan seng, membentuk gas
hidrogen dan garam-garam asetat (disebut logam asetat).

Pada suhu 440 C, asam asetat terurai menjadi metana dan karbon dioksida, atau ketena
dan air.

Asam asetat mengalami reaksi-reaksi asam karboksilat.

Reaksi dengan alkohol terjadi reaksi esterifikasi.


ASETALDEHID
SIFAT FISIS:

Rumus molekul: C2H4O

Massa molar: 44,05 g mol1

Penampilan: Cairan tak berwarna

Berbau tajam buah-buahan

Densitas : 0,788 g cm3

Titik lebur : 123,5 C

Titik didih: 20,2 C

Kelarutan dalam air: larut dalam segala perbandingan

Viskositas : 0,215 pada 20 C


SIFAT KIMIA:

2. PROSES PEMBUATAN
Asetaldehida yang digunakan dihasilkan melalui oksidasi butana atau nafta ringan, atau
hidrasi dari etilena. Saat butena atau nafta ringan dipanaskan bersama udara disertai
dengan beberapa ion logam, termasuk ion mangan, kobalt dan kromium, terbentuk
peroksida yang selanjutnya terurai menjadi asam asetat sesuai dengan persamaan reaksi
dibawah ini.
2 C4H10 + 5 O2 4 CH3COOH + 2 H2O
Umumnya reaksi ini dijalankan pada temperatur dan tekanan sedemikian rupa sehingga
tercapai suhu setinggi mungkin namut butana masih berwujud cair. Kondisi reaksi pada
umumnya sekitar 150 C and 55 atm. Produk sampingan seperti butanon, etil asetat, asam
format dan asam propionat juga mungkin terbentuk. Produk sampingan ini juga bernilai
komersial dan jika diinginkan kondisi reaksi dapat diubah untuk menghasilkan lebih
banyak produk samping, namun pemisahannya dari asam asetat menjadi kendala karena
membutuhkan biaya lebih banyak lagi.
Melalui kondisi dan katalis yang sama asetaldehida dapat dioksidasi oleh oksigen udara
menghasilkan asam asetat.
2 CH3CHO + O2 2 CH3COOH
Dengan menggunakan katalis modern, reaksi ini dapat memiliki rasio hasil (yield) lebih
besar dari 95%. Produk samping utamanya adalah etil asetat, asam format dan
formaldehida, semuanya memiliki titik didih yang lebih rendah daripada asam asetat
sehingga dapat dipisahkan dengan mudah melalui distilasi.
MATERIAL KONTRUKSI PEMBUATAN ASAM ASETAT:

PERNYATAAN
1
In the last few years, the trend in acetic acid industry has been away from copper to
stainless
steel
because
of
longer
life
of
equipment.
Trend industri asam asetat sudah tidak menggunakan tembaga dan beralih ke stainless
steel karena peralatannya mempunyai umur yang lebih panjang dibanding menggunakan
copper.
Stainless Steel memiliki umur yang lebih panjang, dikarenakan Stainless Steel
tidak mudah terkorosi dibandingkan dengan copper. Hal ini dikarenakan, Baja stainless
merupakan baja paduan yang mengandung minimal 10,5% Cr. Sedikit baja stainless

mengandung lebih dari 30% Cr atau kurang dari 50% Fe. Daya tahan Stainless Steel
terhadap oksidasi yang tinggi di udara dalam suhu lingkungan biasanya dicapai karena
adanya tambahan minimal 13% (dari berat) Krom. Krom membentuk sebuah lapisan
tidak aktif , Kromium(III) Oksida (Cr 2O3) ketika bertemu Oksigen. Lapisan ini terlalu
tipis untuk dilihat, sehingga logamnya akan tetap berkilau. Logam ini menjadi tahan air
dan udara, melindungi logam yang ada di bawah lapisan tersebut. Fenomena ini disebut
Passivation dan dapat dilihat pada logam yang lain, seperti pada Alumunium dan
Titanium. Pada dasarnya untuk membuat besi yang tahan terhadap karat, Krom
merupakan salah satu bahan paduan yang paling penting. Untuk mendapatkan besi yang
lebih baik lagi, diantaranya dilakukan penambahan beberapa zat- zat berikut;
Penambahan Molibdenum (Mo) bertujuan untuk memperbaiki ketahanan korosi pitting di
lingkungan Klorida dan korosi celah unsur karbon rendah dan penambahan unsur
penstabil Karbida (Titanium atau Niobium) bertujuan menekan korosi batas butir pada
material yang mengalami proses sensitasi.Penambahan Kromium (Cr) bertujuan
meningkatkan ketahanan korosi dengan membentuk lapisan oksida (Cr2O3) dan ketahanan
terhadap oksidasi temperatur tinggi. Penambahan Nikel (Ni) bertujuan untuk
meningkatkan ketahanan korosi dalam media pengkorosi netral atau lemah. Nikel juga
meningkatkan keuletan dan mampu meningkatkan ketahanan korosi tegangan. Unsur
Aluminium (Al) meningkatkan pembentukan lapisan oksida pada temperatur tinggi.
Selain itu, beberapa sifat dari Stainless Steel juga membuatnya menjadi pilihan
yang lebih baik sebagai bahan kontruksi teknik kimia dibandingkan dengan tembaga.
Perbandingan sifat fisis antara Copper dan Stainless Steel dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
COPPER
Fase
solid
Massa jenis (mendekati
8.94 gcm3
suhu kamar)
Massa jenis cairan pada
8.02 gcm3
t.l.
1357.77 K1984.32 F1084.62
Titik lebur
C,
Titik didih
4643 F2562 C,2835 K,
Kalor peleburan
13.26 kJmol1
Kalor penguapan
300.4 kJmol1
Kapasitas kalor
24.440 Jmol1K1
Tekanan uap
P (Pa)
1
10
100
1k
10 k 100 k
at T (K)
1509 1661 1850 2089 2404 2834
Struktur kristal
face-centered cubic
Pembenahan magnetik diamagnetik

STAINLESS STEEL
Stainless steel adalah zat keras
dan
kuat.
Stainless steel bukan konduktor
yang baik (panas dan listrik).
Stainless
steel
memiliki
kekuatan ulet tinggi. Ini berarti
dapat dengan mudah dibentuk
atau bengkok atau digambar
dalam
bentuk
kabel.
Sebagian varietas dari stainless
steel
memiliki
permeabilitas
magnetis. Mereka sangat tertarik
terhadap
magnet.
Tahan terhadap korosi.
Tidak bisa teroksidasi dengan
mudah.

Keterhambatan elektris (20 C) 16.78 nm


Konduktivitas termal
401 Wm1K1
Ekspansi termal
(25 C) 16.5 mm1K1
Kecepatan
suara (suhu
kamar)
(annealed)
1
(batang ringan)
3810 ms
Modulus Young
110128 GPa
Modulus Shear
48 GPa
Bulk modulus
140 GPa
Rasio Poisson
0.34
Kekerasan Mohs
3.0
Kekerasan Viker
369 MPa
Kekerasan Brinell
874 MPa

Stainless
steel
dapat
mempertahankan ujung tombak
untuk suatu jangka waktu yang
panjang.
Bahkan pada suhu yang sangat
tinggi, stainless steel mampu
mempertahankan kekuatan dan
tahanan terhadap oksidasi dan
korosi.
Pada temperatur cryogenic,
stainless bisa tetap sulit berubah.

Berikut ini tabel

PERNYATAAN
2
Alumunium is also becoming more popular for making and handling acetic acid,
especially at high temperatures. The oxidation af acetaldehyde to form acetic acid is
carried out in alumunium-lined heat exchangers functioning as reflux condensers.
Condensed vapor contain 20% acetaldehyde and 80% acetic acid.
Aluminium merupakan logam yang tahan terhadap korosi karena dapat
membentuk lapisan aluminium oksida yang melindungi permukaannya. Sehingga
alumunium cocok digunakan untuk bahan kontruksi peralatan pembuatan asam asetat.
Dan juga alumunium dapat digunakan pada suhu tinggi karena titik lebur alumunium
yang tinggi dan pemuaian termal yang relative kecil. Berikut ini data fisik dari
alumunium:
Nama, Simbol, dan Nomor

Aluminium, Al, 13

Sifat Fisik
Wujud

Padat

Massa jenis

2,70 gram/cm3

Massa jenis pada wujud cair

2,375 gram/cm3

Titik lebur

933,47 K, 660,32 oC, 1220,58 oF

Titik didih

2792 K, 2519 oC, 4566 oF

Kalor jenis (25 oC)

24,2 J/mol K

Resistansi listrik (20 oC)

28.2 n m

Konduktivitas termal (300 K)

237 W/m K

Pemuaian termal (25 oC)

23.1 m/m K

Modulus Young

70 Gpa

Modulus geser

26 Gpa

Poisson ratio

0,35

Kekerasan skala Mohs

2,75

Kekerasan skala Vickers

167 Mpa

Kekerasan skala Brinnel

245 Mpa

PERNYATAAN
3
Where a very pure product is desired, silver equipment is often used owing partly to the
clearance of coloured substance, even if some contamination by silver does occur.
Berikut ini beberapa sifat fisik dan kimia dari perak yang mendukungnya sebagai salah
satu bahan kontruksi pada pembuatan asam asetat:
o Perak termasuk logam mulia karena tidak mengalami proses korosif, namun perak
bisa mengalami proses oksidasi. Proses oksidasi pada perak mengakibatkan
lapisan kehitaman pada permukaan perak yang biasa disebut "tarnish". Namun
proses oksidasi ini tidak mengakibatkan kerusakan pada unsur tersebut, beda halnya dengan proses korosi pada logam besi (Fe).http://id.wikipedia.org/wiki/Perak
Physical properties
Phase

solid

Melting point

1234.93 K (961.78 C,
1763.2 F)

Boiling point

2435 K
3924 F)

Densitynear r.t.

10.49 gcm3

(2162 C,

when liquid, at m.p.

9.320 gcm3

Heat of fusion

11.28 kJmol1

Heat
vaporization
Molar
capacity

of
heat

254 kJmol1
25.350 Jmol1K1

vapor pressure
P (Pa)

10

100

1k

10 k 100 k

at T (K) 1283 1413 1575 1782 2055 243


o Sifat Kimia Perak:
1. Salah satu sifat perak adalah sangat tidak reaktif dan merupakan logam
mulia
2. Bereaksi dengan Udara yang mengandung H2S
4Ag +2H2S + O2 2H2O + 2Ag2S
3. Bereaksi dengan halogen
2Ag + Cl2 2AgCl (dalam keadaan panas)
2Ag + Br2 2AgBr (dalam keadaan panas)
4. Bereaksi dengan belerang
2Ag + S Ag2S
5. Bereaksi dengan beberapa asam
2Ag + H2SO4(p) Ag2SO4 + SO2 + 2H2O
3Ag + 4HNO3 (e) 3AgNO3 + 2H2O + 2NO
Ag + 2HNO3 (p) AgNO3 + H2O + NO2
2Ag + 2HCl 2AgCl + H2 + 171 Kkal
6. Bereaksi dengan Alkali Sianida
4Ag + 8NaCN + 2H2O + O2 4Na [Ag(CN)2] + 4NaOH
Dari Sifat-sifat Perak diatas, dapat disimpulkan bahwa perak digunakan untuk
produk yang sangat murni karena sifatnya yang tidak akan terkorosi karena perak
merupakan logam mulia, selain itu, perak juga sangat tidak reaktif sehingga tidak
menyebabkan kontaminasi pada produk.

PERNYATAAN
The pharmaceutical grade of acid is often stored in glass-lined tank.

Glass-lined tank memiliki ketahanan korosi yang tinggi, stabilitas mekanik dan juga
tahan terhadap perubahan temperature tiba-tiba (thermal shock). Hal ini dikarenakan
glass-lined memiliki sifat-sifat yang lebih baik digunakan daripada storage tank yang
lain, data tersebut adalah sebagai berikut:

PERNYATAAN
5
Inconel condenser tubes are used for condensing acetic vapor where a brine is used for
cooling.

Dasar fungsi shell dan jenis tabung garam penukar panas dada adalah untuk meningkatkan
konsentrasi soda kaustik. Biasanya, bila tabung penipisan terjadi di atas, penukar panas dibalik
dan digunakan selama tiga tahun. Namun, kegagalan itu terjadi hanya dalam waktu tiga bulan

operasi. Tabung lembaran plat dan tabung yang diimpor. Hal diberitahu bahwa tidak ada stres
relieving dilakukan setelah fabrikasi.
Properti mekanik
Inconel paduan 601 memiliki kekuatan mekanik yang baik. Nominal mekanik-properti
berkisar untuk berbagai produk ditunjukkan pada Tabel 5. Seperti yang ditunjukkan oleh orangorang nilai-nilai, tingkat kekuatan yang ditunjukkan oleh paduan bervariasi dengan bentuk dan
kondisi material. Kondisi optimum untuk alloy 601 tergantung pada jenis aplikasi dan suhu
layanan bterlibat. Secara umum, kondisi solusi-diperlakukan digunakan untuk pecah terbatas
aplikasi (suhu sekitar 1000 F (540 C) dan lebih tinggi). Kondisi ini biasanya digunakan untuk
tarik-terbatas Aplikasi (suhu di bawah sekitar 1000 F (540 C)).
Tensile Properties
Inconel paduan 601 memiliki sifat tarik tinggi di suhu kamar dan tetap banyak kekuatan di suhu
yang tinggi. Sifat suhu ruang tarik khas bahan anil tercantum dalam Tabel 6. Nilai adalah
ditunjukkan untuk kedua material panas jadi dan cold-rolled anil pada temperatur yang berbeda.

Ketahanan Korosi
Nikel dan kromium isi besar Inconel paduan 601 dalam hubungannya dengan isi aluminium
memberikan
paduan unggul terhadap korosi suhu tinggi mekanisme. Signifikasi khusus adalah ketahanan
terhadap oksidasi pada suhu sampai 2200 F (1200 C). Berdasarkan atas isinya kromium dan
aluminium, paduan 601 penawaran resistensi unik untuk oksida spalling bawah siklik termal
kondisi.

Anda mungkin juga menyukai