Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri asam asetat merupakan salah satu industri kimia yang berprospek
baik di Indonesia. Kebutuhan asam asetat di dalam negeri terus meningkat
seiring dengan meningkatnya permintaan oleh industri penggunanya. Dalam
beberapa tahun terakhir, sejumlah besar asam asetat dibuat oleh proses sintetis.
Saat ini kebutuhan asam asetat dipenuhi oleh satu-satunya produsen, yaitu PT.
Indo Acidatama Chemical Industry. Dalam memroduksi asam asetat, sebuah
plant juga mempertimbangkan banyak hal terkait bahan konstruksi yang
digunakan, hal ini terkait kondisi operasi, life of equipment, safety, maupun
faktor lainnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, tren dalam industri asam asetat telah
beralih penggunaan bahan kontruksi dari tembaga ke stainless steel
dikarenakan lebih tahan lama dalam hal life of equipment. Alumunium juga
menjadi lebih populer untuk membuat dan penanganan asam asetat, terutama
pada suhu tinggi. Oksidasi asetaldehida untuk membentuk asam asetat
dilakukan dalam Heat exchanger alumunium berlapis berfungsi sebagai
kondensor refluks. Uap yang terkondensasi mengandung 20% asetaldehida dan
80% asam asetat. Di mana pemurnian produk dilakukan hingga mencapai kadar
yang diinginkan, peralatan dengan bahan silver sering digunakan karena
sebagian untuk clearence zat berwarna, bahkan jika beberapa kontaminasi oleh
perak tidak terjadi. Zat asam sering disimpan dalam tangki kaca (glasslined
tank). kondenser inconel digunakan untuk kondensasi uap asetat dimana air
laut (air garam) digunakan untuk pendinginan.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini ialah mengetahui alasan pemilihan bahan
kontruksi dalam pabrik pembuatan asam asetat.
1.3 Rumusan Masalah
1. Mengapa dalam industri asam asetat bahan stainless steel lebih dipilih
dibandingkan dengan tembaga?
2. Mengapa alumunium sering digunakan dalam bahan kontruksi industri
asam asetat terutama pada suhu tinggi?
3. Mengapa peralatan dengan bahan perak digunakan untuk proses pemurnian
asam asetat?
4. Mengapa zat asam disimpan dalam tangki kaca (glasslined tank)?
5. Mengapa digunakan kondenser berbahan inconel untuk mengondensasi
uap asetat dimana air garam sebagai media pendingin?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asam asetat ( CH3COOH )

Berbentuk cairan tak berwarna,berbau cuka diudara terbuka, bereaksi


dengan logam menghasilkan hidrogen; pada 16,6 OC dapat menkristal sebagai
asam asetat glacial. Uapnya dapat dapat terbakar diudara menghasilakan nyala
hijau ,air dan karbon dioksida
Pembuatan asam cuka lemah melaluo fermentasi dari cairan alkohol. Pada
dasarnya asam asetat dibuat dengan proses oksidasi asetaldehida,,etilen atau n
butan.

Asam asetat digunakan untuk bahan intermediate pembuatan finil

plastik,ahidrit

asam

asetat,ester

asetat

organik,dan

asetat

anorganik( aliminium,timbal tembaga dan lain-lainnya dan asetat selulosa.aseta


sendiri digunakan di industri zat warna,farmasi,pengawet makanan kaleng dan
lain lainnya.
Uap asam asetat dengan udara dapat meledak secara langsung atau oleh
pelepasan gas hidrogen, Asam asetat glasial merupaka iritan kuat dapat
menimbulkan eritema dan kulit melepuh. Tretelan asam asetat kuat dapat
menimbulkan luka ulceratif oleh nekrosis jaringan saluran pencernaan, muntah
darah, diare dan uremia Uap asam asetat bersifat iritan terhadap konjungtiva
mata,rinofarings dan paru. Bronkopnemoni akut dapat terjadi bila terpapar
asam asetat di indudtri Tenaga kerja terpapar 200 ppm dapat menderita udema
palpebra

dan

hipertropi

getah

bening,hiperemia

konjungtiva,faringiti

kronik,bronkitis kataral kronik ,kadang-kadang dapat menimbulkan

asma

bronkiale dan erosi pada permukaan vestibuler gigi , Pada kasus yang
mengalami aklimatisasi dengan pemaparan berulang tenaga kerja akan
mengeluh sering konstipasi dan pirosis. Kulit tangan yang berkontak dengan
asam asetat secara kronik akan hiperkeratose dan kering dan luka yang terjadi
sulit sembuh.
Upaya yang dapat dilakukan ialah asam asetat harus disimpan jauh dari
percikan api dan oksidator. Gudang harus mempunyai ventilasi baik agar tidak
menimbulkan akumulasi konsentrasi.Kontainer harus dibuat dari stainless steel
atau gelas, Tumpahan asam asetat harus dinetrtralisir dengan larutan

alkali.Penyemprotmata dan kamar semprot air harus tersediaLabeling dan cara


angkut/transportasi asam asetat harus diklasifikasikan taransportasi bahan
kimia berbahaya.Pengendalian lingkungan kerja dengan fasilitas vetilasi
( Lokal dan umum ) harus sempurna Tindakan antisipasi,rekognisi eveluasi dan
pencegahan harus di pantau setiap saat..Penggunaan APD harus diawasi,
Pemantauan kesehatan terutaa tentang kesehatan parungangguan kulit dan
konjungtiva mata secara berkala harus dilakukan
2.2 Tembaga
Penampilan
merah-jingga metalik

Native copper (~4 cm in size)


Ciri-ciri umum
Nama,lambang,

tembaga, Cu, 29

Nomor atom
Dibaca

/kpr/ KOP-r

Jenis unsur
Golongan,

logam transisi
periode,

blok

11, 4, d

Massa atom standar 63.546(3)


Konfigurasi elektron

3d10

[Ar]

4s1

2, 8, 18, 1

Sifat fisika
Fase

solid

Massa

jenis

(mendekati

suhu 8.94 gcm3

kamar)
Massa jenis cairan
pada t.l.

8.02 gcm3

Titik lebur

1357.77 K1984.32 F1084.62 C,,

Titik didih

4643 F2562 C,2835 K,

Kalor peleburan

13.26 kJmol1

Kalor penguapan

300.4 kJmol1

Kapasitas kalor

24.440 Jmol1K1

Tekanan uap
P (Pa)

10

100

1k

10 k

100 k

at T (K)

1509

1661

1850

2089

2404

2834

Sifat atom

Bilangan oksidasi
Elektronegativitas

+1,

+2,

+3,

+4

(sedikit oksida basa)


1.90 (skala Pauling)

ionisasi pertama: 745.5 kJmol1

Energi
(lebih lanjut)

ke-2: 1957.9 kJmol1


ke-3: 3555 kJmol1

Jari-jari atom

128 pm

Jari-jari kovalen

1324 pm

Jari-jari

van

der

Waals

140 pm

Lain-lain
Struktur kristal
Pembenahan

diamagnetik

magnetik
Keterhambatan
elektris
Konduktivitas

(20 C) 16.78 nm

401 Wm1K1

termal
Ekspansi termal
Kecepatan

face-centered cubic

(25 C) 16.5 mm1K1

suara (suhu

(batang ringan)

3810 ms1

Modulus Young

110128 GPa

Modulus Shear

48 GPa

Bulk modulus

140 GPa

kamar)

(annealed)

Rasio Poisson

0.34

Kekerasan Mohs

3.0

Kekerasan Viker

369 MPa

Kekerasan Brinell

874 MPa

Nomor CAS

7440-50-8

Sifat fisika
1) Tembaga merupakan logam yang berwarna kuningan seperti emas kuning
seperti pada gambar dan keras bila tidak murni.
2) Mudah ditempa (liat) dan bersifat mulur sehingga mudah dibentuk menjadi
pipa, lembaran tipis dan kawat.
3) Konduktor panas dan listrik yang baik, kedua setelah perak.
Beberapa Sifat Kimia Tembaga
1) Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan terhadap
korosi pada keadaan tertentu. Pada udara yang lembab permukaan tembaga
ditutupi oleh suatu lapisan yang berwarna hijau yang menarik dari tembaga
karbonat basa, Cu(OH)2CO3.
2) Pada kondisi yang istimewa yakni pada suhu sekitar 300 C tembaga dapat
bereaksi dengan oksigen membentuk CuO yang berwarna hitam. Sedangkan
pada suhu yang lebih tinggi, sekitar 1000 C, akan terbentuk tembaga(I) oksida
(Cu2O) yang berwarna merah.

3) Tembaga tidak diserang oleh air atau uap air dan asam-asam nooksidator
encer seperti HCl encer dan H2SO4 encer. Tetapi asam klorida pekat dan
mendidih menyerang logam tembaga dan membebaskan gas hidrogen. Hal ini
disebabkan oleh terbentuknya ion kompleks CuCl2(aq) yang mendorong
reaksi kesetimbangan bergeser ke arah produk.

Asam sulfat pekatpun dapat menyerang tembaga, seperti reaksi berikut

4) Asam nitrat encer dan pekat dapat menyerang tembaga, sesuai reaksi

2.3 Stainless Steel


Baja tahan karat atau lebih dikenal dengan stainless steel adalah senyawa
besi yang mengandung setidaknya 10,5% Kromium untuk mencegah proses
korosi (pengkaratan logam). Kemampuan tahan karat diperoleh dari
terbentuknya lapisan film oksida Kromium, dimana lapisan oksida ini
menghalangi proses oksidasi besi (Ferum).
Klasifikasi

1. 12-14% kromium(Cr), dimana sifat mekanik bajanya sangat tergantung


dari kandungan unsur karbon (C).
2. Baja dengan pengerasan lanjut, 10-12% Kromium(Cr), 0.12% Karbon (C)
dengan sedikit tambahan unsur-unsur Mo, V, Nb, Ni dengan kekuatan
tekanan mencapai 927 Mpa dipergunakan untuk bilah turbin gas.
3. Baja kromium tinggi, 17%Cr, 2,5% Ni. Memiliki ketahanan korosi yang
sangat tinggi. Dipergunakan untuk poros pompa, katup dan fitting yang
bekerja pada tekanan dan temperatur tinggi tetapi tidak cocok untuk
kondisi asam.
4. Magnet tidak dapat menempel pada bahan stainless steel.
Kandungan Atom/unsur
Baja stainless merupakan baja paduan yang mengandung minimal 10,5%
Cr. Sedikit baja stainless mengandung lebih dari 30% Cr atau kurang dari 50%
Fe. Daya tahan Stainless Steel terhadap oksidasi yang tinggi di udara dalam
suhu lingkungan biasanya dicapai karena adanya tambahan minimal 13% (dari
berat) Krom. Krom membentuk sebuah lapisan tidak aktif , Kromium(III)
Oksida (Cr2O3) ketika bertemu Oksigen. Lapisan ini terlalu tipis untuk dilihat,
sehingga logamnya akan tetap berkilau. Logam ini menjadi tahan air dan udara,
melindungi logam yang ada di bawah lapisan tersebut. Fenomena ini disebut
Passivation dan dapat dilihat pada logam yang lain, seperti pada Alumunium
dan Titanium. Pada dasarnya untuk membuat besi yang tahan terhadap karat,
Krom merupakan salah satu bahan paduan yang paling penting. Untuk
mendapatkan besi yang lebih baik lagi, diantaranya dilakukan penambahan
beberapa zat- zat berikut; Penambahan Molibdenum (Mo) bertujuan untuk
memperbaiki ketahanan korosi pitting di lingkungan Klorida dan korosi celah
unsur karbon rendah dan penambahan unsur penstabil Karbida (Titanium atau
Niobium) bertujuan menekan korosi batas butir pada material yang mengalami
proses sensitasi.Penambahan Kromium (Cr) bertujuan meningkatkan ketahanan

korosi dengan membentuk lapisan oksida (Cr2O3) dan ketahanan terhadap


oksidasi temperatur tinggi. Penambahan Nikel (Ni) bertujuan untuk
meningkatkan ketahanan korosi dalam media pengkorosi netral atau lemah.
Nikel juga meningkatkan keuletan dan mampu meningkatkan ketahanan korosi
tegangan. Unsur Aluminium (Al) meningkatkan pembentukan lapisan oksida
pada temperatur tinggi.
Sifat fisik
Stainless steel juga dikenal dengan nama lain seperti CRES atau baja tahan
korosi, baja Inox. Komponen stainless steel adalah Besi, Krom, Karbon, Nikel,
Molibdenum dan sejumlah kecil logam lainnya. Komponen ini hadir dalam
proporsi yang bervariasi dalam varietas yang berbeda. Dalam stainless steel,
kandungan

Krom

tidak

boleh

kurang

dari

11%.

Beberapa sifat fisik penting dari stainless steel tercantum di bawah ini:
Stainless steel adalah zat keras dan kuat.
Stainless steel bukan konduktor yang baik (panas dan listrik).
Stainless steel memiliki kekuatan ulet tinggi. Ini berarti dapat dengan mudah
dibentuk atau bengkok atau digambar dalam bentuk kabel.
Sebagian varietas dari stainless steel memiliki permeabilitas magnetis.
Mereka sangat tertarik terhadap magnet.
Tahan terhadap korosi.
Tidak bisa teroksidasi dengan mudah.
Stainless steel dapat mempertahankan ujung tombak untuk suatu jangka
waktu yang panjang.
Bahkan pada suhu yang sangat tinggi, stainless steel mampu mempertahankan
kekuatan dan tahanan terhadap oksidasi dan korosi.
Pada temperatur cryogenic, stainless bisa tetap sulit berubah.
Sifat kimia

Stainless steel adalah paduan logam yang lebih disukai untuk membuat
peralatan dapur, karena tidak mempengaruhi rasa makanan. Permukaan
peralatan stainless steel yang mudah dibersihkan. Minimal pemeliharaan dan
daur ulang total peralatan stainless steel juga berkontribusi terhadap popularitas
mereka. Stainless steel adalah nama universal untuk paduan logam, yang terdiri
dari Kromium dan Besi. Sering disebut juga dengan baja tahan karat karena
sangat tahan terhadap noda (berkarat).
Besi murni adalah unsur utama dari stainless steel. Besi murni adalah
rentan terhadap karat dan sangat tidak stabil, seperti yang diekstraksi dari bijih
besi. Karat besi adalah karena reaksi dengan oksigen , di hadapan air. Kromium
membentuk lapisan transparan dan pasif kromium oksida, yang mencegah
kerusakan mekanik dan kimia. Konstituen kecil lainnya dari baja adalah Nikel,
Nitrogen dan Molibdenum. Kandungan kecil Nikel meningkatkan ketahanan
korosi lebih lanjut, dan melindungi stainless steel dari penggunaan kasar dan
kondisi lingkungan yang keras. Pitting atau jaringan parut dihindari dengan
menambahkan Molybdenum untuk baja.
Sifat kimia dan struktur baja stainless ditingkatkan menggunakan paduan
lainnya. Titanium, Vanadium dan Tembaga adalah paduan yang membuat
stainless steel lebih cocok untuk keperluan tertentu. Tidak hanya logam, tetapi
juga non-logam seperti Nitrogen, Karbon dan Silikon yang digunakan untuk
membuat stainless steel.
Sifat kimia bertanggung jawab atas ketahanan korosi dan struktur mekanik
dari baja stainless yang penting untuk memilih nilai sempurna untuk aplikasi
yang diperlukan. Baja stainless memiliki properti dasar perlawanan-korosi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi properti ini adalah komposisi kimia dari
media korosif, komposisi kimia logam yang digunakan, variasi suhu dan
kandungan oksigen dan aerasi medium. Dengan demikian, variasi-variasi kecil
dalam komposisi kimia dapat digunakan untuk membuat berbagai stainless
steel.

Kelebihan Stainless Steel


1. Daya Tahan Korosi
Semua baja stainless mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap
korosi. Angka-angka logam campuran yang rendah menahan korosi
pada kondisi-kondisi ruang hampa, angka-angka campuran logam yang
tinggi dapat menahan korosi pada kebanyakan asam, larutan alkalin,
dan lingkungan-lingkungan yang menghasilkan klorida , bahkan pada
suhu dan tekanan yang dinaikkan.
2. Daya Tahan Suhu Rendah dan Tinggi
Beberapa angka akan menahan penskalaan dan pengaturan daya yang
tinggi pada suhu-suhu yang sangat tinggi, sementara yang lain
menunjukkan pengecualian kekerasan pada suhu-suhu cryogenic.
3. Kesenangan Pembuatan (Ease of Fabrication)
Mayoritas baja-baja stainless dapat dipotong, dilas, dibentuk,
dimesinkan, dan dibuat dengan mudah.
4. Daya
Sifat-sifat kekerasan yang dibentuk profil logam dengan temperature
indin dari kebanyakan baja-baja stainless dapat digunakan dalam
merancang mengurangi ketebalan bahan dan mengurangi berat dan
beaya. Baja-baja stainless mungkin diperlakukan panas untuk
membuat komponen-komponen daya yang sangat tinggi.
5. Pertimbangan Estetika
Baja-baja stainless tersedia pada kebanyakan lapisan-lapisan penutup
permukaan. Baja stainless ini diatur dengan mudah dan sederhana
menghasilkan kualitas yang tinggi, penampilannnya menyenangkan.
6. Sifat-sifat Higienis
Kemampuan membersihkan dari baja-baja stainless menjadikan
pilihan-pilihan utama di rumah sakit- rumah sakit, dapur- dapur,
fasilitas proses farmasi dan makanan.
7. Karakteristik Jalan Kehidupan
Baja stainless adalah sebuah bahan yang pemeliharaannya rendah dan
tahan lama dan sering merupakan pilihan paling sedikit mahal dalam
perbandingan beaya jalan kehidupan.
2.4 Alumunium

Aluminium merupakan logam berwarna putih keperakan dengan sifat


ringan, kuat, namun mudah dibentuk.
Berikut ini akan diuraikan karakteristik dari logam alumunium:
Ringan

karena

berat

jenis

dari

alumunium

hanya

2,7

gr/cm3

Kuat, logam alumunium akan menjadi logam yang kuat apalagi bila dipadukan
dengan logam yang lain.Konduktor panas, alumunium adalah salah satu logam
yang memiliki konduktor panas yang baik. Hal ini sangat baik terlebih bila
digunakan dalam mesin, karena penghantar panas yang baik maka akan lebih
menghemat energi. Konduktor listrik yang baik, setiap satu kilogram
alumunium dapat menghantarkan listrik dua kali lebi banyak dibandingkan
tembaga.
Tahan terhadap korosi hal ini terjadi akibat dari proses pevisasi. Pevisasi
meruapakan proses pebentukan lapiran pelindung aluminium oksida akibat dari
reaksi logam terhadap komponen udara sehingga pevisasi dapat melindungi
logam dari terjadinya korosi. Saat berhubungan dengan udara maka akan
terbentuk lapisan aliminium oksida, lapisan inilah yang mencegah terjadinya
korosi yang lebih parah. Aluminium paduan dengan tembaga kurang tahan
terhadap korosi akibat reaksi galvani dengan paduan tembaga. Mudah dibentuk
dan dirakit karena alumunium mudah berinteraksi dengan logam lain.
memantulkan sinar dengan baik, alumunium mampu memantulkan 95% sinar
yang mengarah kepadanya.
Sifat-sifat Teknis Aluminium:
Sifat Fisik :
Wujud Padat
Massa Jenis

2,7 gram/ cm3

Massa Jenis pada wujud Cair

2,375 gram/cm3

Titik Lebur

933,47 K

Titik Didih

2792 K

Kalor Jenis (25C)

24,2 J/mol K

Resistansi Listrik (20C)

28,2 nm

Konduktivitas Termal (300 C)

237 W/mK

Pemuaian Termal (25 C)

23,1 m/mK

Modulus Young

70 Gpa

Modulus Geser

26 Gpa

Poisson Ratio

0,36

Tabel 2.1 Sifat Fisik Aluminium

Tabel 2.2 Sifat Mekanik Aluminium

Tabel 2.1 menunjukkan sifat-sifat fisik Al dan Tabel 2.2 menunjukkan sifat-sifat
mekaniknya. Ketahan korosi berubah menurut kemurnian, pada umumnya untuk
kemurnian 99,0 % atau diatasnya dapat dipergunakan di udara tahan dalam
bertahun-tahun. Hantaran listrik Al, kira-kira 65 % dari hantaran listrik tembaga,
tetapi masa jenisnya kira-kira sepertiganya sehingga memungkinkan untuk
memperluas penampangnya. Oleh karena itu dapat dipergunakan untuk kabel
tenaga dan dalam berbagai bentuk umpamanya sebagai lembaran tipis (foil).
Dalam hal ini dipergunakan Al dengan kemurnian 99,0%. Untuk reflektor yang
memerlukan

reflektifitas

yang

tinggi

juga

untuk kondensor

elektronik

dipergunakan aluminium dengan kemurnian 99,99%.


2.5 Perak (Silver)
Sifat Fisik

Perak murni memiliki warna putih yang terang.


Unsur ini sedikit lebih keras dibanding emas dan sangat lunak dan mudah

dibentuk

terkalahkan hanya oleh emas dan mungkin palladium.

Perak murni memiliki konduktivitas kalor dan listrik yang sangat tinggi

diantara semua logam dan memiliki resistansi kontak yang sangat kecil. E
Elemen ini sangat stabil di udara murni dan air, tetapi langsung ternoda
ketika diekspos pada ozon, hidrogen sulfida atau udara yang mengandung
belerang.
Sifat kimia

Salah satu sifat perak adalah sangat tidak reaktif dan merupakan logam
mulia

Udara yang mengandung H2S

4Ag +2H2S + O2 2H2O + 2Ag2S

Bereaksi dengan halogen


2Ag + Cl2 2AgCl (dalam keadaan panas)

2Ag + Br2 2AgBr (dalam keadaan panas)\

Bereaksi dengan belerang


2Ag + S Ag2S

Bereaksi dengan beberapa asam


2Ag + H2SO4 (p) Ag2SO4 + SO2 + 2H2O
3Ag + 4HNO3 (e) 3AgNO3
+ 2H2O + 2NO Ag + 2HNO3
(p) AgNO3 + H2O + NO2
2Ag + 2HCl 2AgCl + H2 + 171 Kkal

Bereaksi dengan Alkali Sianida


4Ag + 8NaCN + 2H2O + O2 4Na [Ag(CN)2] + 4NaOH

2.6 Glass lined tank

Pfaudler Chemstor kaca berjajar tank dan penerima terbuat dari


Glasteel, bahan serbaguna konstruksi yang menggabungkan kaca lembam
di dalam permukaan untuk perlindungan produk lengkap dengan baja luar
untuk kekuatan struktural. Karena konstruksi Glasteel ini, tank ini:
-

memberikan ketahanan korosi unggul


tidak bereaksi dengan asam
tidak mempengaruhi rasa, warna atau kemurnian produk yang tersimpan
membutuhkan perawatan minimal
memiliki masa kerja yang panjang

2.7 Inconel
Inconel adalah logam paduan nikel (Nickel Alloy) berstruktur
Austenitic (FCC) yg sifat anti corrosion tinggi dan high ductility-nya tak
kalah dgn DSS dan SDSS. Mechanical properties pun sangat rancak, high
tensile dan high ductility (antara 600-830-an MPa). Padanan inconel punya
resistansi terhadap oksidasi dan korosi alasan lainnya, padanan inconel ini
punya rentang temperature yang besar sehingga cocok apabila digunakan di
lingkungan yang mempunyai kadar korosifitas & keasaman yang tinggi
akan tetapi, logam ini juga punya kelemahan yaitu susah untuk dibentuk
sehingga apabila ingin mengelas inconel 625 dibutuhkan welding rod yang
cocok
Karakteristik Inconel
resistensi yang baik terhadap asam, seperti sulfat, fosfat, nitrat, dan klorida

Hampir benar-benar bebas dari klorida diinduksi korosi retak tegang


sifat mekanik sangat baik pada kedua suhu yang sangat rendah dan sangat
tinggi
resistensi yang luar biasa untuk pitting, korosi celah dan korosi
intercrystalline
resistensi tinggi terhadap oksidasi pada suhu tinggi
Aplikasi Inconel

Kimia dan petrokimia pengolahan


Komponen mana paparan stres mekanik yang tinggi dan air laut yang

diperlukan
Flare tumpukan pada platform minyak lepas pantai
Turbin gas, motor roket / mesin, dan pesawat ruang angkasa
peralatan kontrol Polusi
Reaktor nuklir

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Mengapa dalam industri asam asetat bahan stainless steel lebih dipilih
dibandingkan dengan tembaga?
Karena bahan stainless steel memiliki banyak kelebihan dibanding tembaga,
diantaranya :
1. Daya Tahan Korosi
Semua baja stainless mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap
korosi. Angka-angka logam campuran yang rendah menahan korosi
pada kondisi-kondisi ruang hampa, angka-angka campuran logam yang
tinggi dapat menahan korosi pada kebanyakan asam, larutan alkalin,
dan lingkungan-lingkungan yang menghasilkan klorida , bahkan pada
suhu dan tekanan yang dinaikkan.

2. Daya Tahan Suhu Rendah dan Tinggi


Beberapa angka akan menahan penskalaan dan pengaturan daya yang
tinggi pada suhu-suhu yang sangat tinggi, sementara yang lain
menunjukkan pengecualian kekerasan pada suhu-suhu cryogenic.
3. Kesenangan Pembuatan (Ease of Fabrication)
Mayoritas baja-baja stainless dapat dipotong, dilas, dibentuk,
dimesinkan, dan dibuat dengan mudah.
4. Daya
Sifat-sifat kekerasan yang dibentuk profil logam dengan temperature
indin dari kebanyakan baja-baja stainless dapat digunakan dalam
merancang mengurangi ketebalan bahan dan mengurangi berat dan
beaya. Baja-baja stainless mungkin diperlakukan panas untuk
membuat komponen-komponen daya yang sangat tinggi.
5. Pertimbangan Estetika
Baja-baja stainless tersedia pada kebanyakan lapisan-lapisan penutup
permukaan. Baja stainless ini diatur dengan mudah dan sederhana
menghasilkan kualitas yang tinggi, penampilannnya menyenangkan.
6. Sifat-sifat Higienis
Kemampuan membersihkan dari baja-baja stainless menjadikan
pilihan-pilihan utama di rumah sakit- rumah sakit, dapur- dapur,
fasilitas proses farmasi dan makanan.
7. Karakteristik Jalan Kehidupan
Baja stainless adalah sebuah bahan yang pemeliharaannya rendah dan
tahan lama dan sering merupakan pilihan paling sedikit mahal dalam
perbandingan beaya jalan kehidupan.
Mengapa alumunium sering digunakan dalam bahan kontruksi industri
asam asetat terutama pada suhu tinggi?
alumunium adalah salah satu logam yang memiliki konduktor panas yang baik.
Hal ini sangat baik terlebih bila digunakan dalam mesin, karena penghantar panas
yang baik maka akan lebih menghemat energi. Konduktor listrik yang baik, setiap
satu kilogram alumunium dapat menghantarkan listrik dua kali lebi banyak
dibandingkan tembaga.

Tahan terhadap korosi hal ini terjadi akibat dari proses pevisasi. Pevisasi
meruapakan proses pebentukan lapiran pelindung aluminium oksida akibat dari
reaksi logam terhadap komponen udara sehingga pevisasi dapat melindungi logam
dari terjadinya korosi. Saat berhubungan dengan udara maka akan terbentuk
lapisan aliminium oksida, lapisan inilah yang mencegah terjadinya korosi yang
lebih parah.
Untuk reflektor yang memerlukan reflektifitas yang tinggi juga untuk kondensor
elektronik dipergunakan aluminium dengan kemurnian 99,99%.

Mengapa peralatan dengan bahan perak digunakan untuk proses pemurnian


asam asetat?
Karena perak merupakan logam mulia, sehingga aman digunakan untuk bahan
yang mengandung asam . Perak murni memiliki konduktivitas kalor dan listrik
yang sangat tinggi diantara semua logam dan memiliki resistensi kontak yang
sangat kecil

Mengapa zat asam disimpan dalam tangki kaca (glasslined tank)?


-

memberikan ketahanan korosi unggul


tidak bereaksi dengan asam
tidak mempengaruhi rasa, warna atau kemurnian produk yang tersimpan
membutuhkan perawatan minimal
memiliki masa kerja yang panjang

Mengapa digunakan kondenser berbahan inconel untuk mengondensasi uap


asetat dimana air garam sebagai media pendingin?

Padanan inconel punya resistansi terhadap oksidasi dan korosi alasan lainnya,
padanan inconel ini punya rentang temperature yang besar sehingga cocok apabila
digunakan di lingkungan yang mempunyai kadar korosifitas & keasaman yang
tinggi. Serta memiliki karakteristik:
resistensi yang baik terhadap asam, seperti sulfat, fosfat, nitrat, dan klorida
Hampir benar-benar bebas dari klorida diinduksi korosi retak tegang
sifat mekanik sangat baik pada kedua suhu yang sangat rendah dan sangat
tinggi
resistensi yang luar biasa untuk pitting, korosi celah dan korosi
intercrystalline
resistensi tinggi terhadap oksidasi pada suhu tinggi

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan:
Diperlukan banyak pertimbangan dalam pemilihan bahan kontruksi dalam
sebuah pabrik kimia. Pertimbangan itu terkait kelebihan maupun kelemahan
dari masing-masing bahan, sehingga pada akhirnya bahan yang dipilih dapat

sesuai parameter yang diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai