Anda di halaman 1dari 6

Klasifikasi Sistem Panas Bumi

10:14 PM LELY GEOLOGIST NO COMMENTS

Klasifikasi Sistem Panas Bumi Berdasarkan Suhu Rata - Rata


Reservoir

Sistem panasbumi dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa


parameter. Berdasarkan suhu rata-rata reservoir, sistem panasbumi dibagi
menjadi tiga yaitu low temperature reservoir (T<125oC), intermediate
temperature reservoir (T 125-225oC), dan high temperature
reservoir (T>225oC) (Hochstein, 1990).

1.1 Sistem Temperatur Rendah

Sistem temperatur rendah terbagi menjadi :


- Akuifer Cekungan Sedimen (Aquifers in sedimentary basin)
Pada sistem ini akuifer/reservoir dapat meliputi daerah yang luas
(500km2 atau lebih). Fluidanya bersifat stagnan/tidak bergerak, biasanya
termineralisasi dan saline (marine pore fluids). Perpindahan panasnya
secara konduktif, dan suhu akuifer dikontrol oleh terrestrial heat flux,
konduktivitas panas batuan dan kedalaman akuifer, dengan kisaran
suhu reservoirbiasanya 60-75oC. Contoh dari system ini misalnya di
Panonian Basin (Hungaria), Aquitaine Basin (Prancis), Wyoming
Sedimentary Basin (USA)

- Akuifer Dasar Dibawah Cekungan Sedimen (Basement aquifer


beneath sedimentary basins)
Merupakan akuifer dengan permeabilitas tinggi yang berada pada
basement yang tertutup oleh sekuen batuan sedimen dengan
permeabilitas rendah. Yang biasanya terjadi adalahforced convection di
mana fluida bergerak dari tengah ke tepi cekungan. Suhu reservoir
biasanya berkisar 50-65oC. System ini terdapat di cina, Italia, swiss, dan
amerika

- Sistem Mataair panas ( Warm spring systems )


Sistem ini umum dijumpai di kaki-kaki gunung, yang berasosiasi
dengan deep reaching fracture berpermeabilitas tinggi. Panas berasal
dari terrestrial heat flow yang dipindahkan secara forced convection. Suhu
60-80oC

- Sistem Tekanan (Geopressured systems)


Sistem ini terdapat pada bagian dalam dari cekungan sedimen.
Akibat pengendapan cepat dan pembentukan sesar listrik, pada beberapa
bagian cekungan akan terbentuk penudung sehingga menghasilkan
tekanan litostatik. Panas terbentuk karena adanya pressure
gradientsmenghasilkan anomalous temperature. Suhu pada sistem ini
dapat mencapai 100-120oC (pada kedalaman 2-3 km).

1.2 Sistem Temperatur Menengah (Intermediate temperature


system)
Perpindahan panasnya biasanya konvektif dengan reservoir jenuh
air, kehilangan panas alamiah (natural heat loss) biasanya cukup besar (330MWt). Bila tranfer panas padareservoir >10 MWt dan dijumpai
manifestasi boiling spring, maka fluida dapat diproduksi langsung dari
mataair tersebut. Sumber panas berupa intrusi dalam atau hot upper
crust (kerak bagian atas yang panas). Contohnya Cisolok-Cisukarame,
Citaman-Banten, Aluto Lagano (Ethiopia), El Tatio (Cili).

1.3 Sistem Temperatur Tinggi (High temperature system)


Sistem ini hanya terdapat dalam tatanan tektonik lempeng active
plate margin, yang umumnya berasosiasi dengan vulkanisme dan
deformasi kerak bumi. Contoh jenis sistem ini adalah di New Zealand,
Filipina,Jepang, Amerika Latin, Afrika dan Indonesia. Sistem ini terbagi
menjadi :
1.3.1 Sistem Air Panas (hot water systems)
- pada medan datar
Sebagian besar panas yang mengalami perpindahan di dalam
sistem dikeluarkan kepermukaan. Reservoir yang produktif berada di
bawah zona manifestasi permukaan, dan pengendapan mineral
hidrotermal umumnya terjadi pada bagian atas reservoir dan pada bagian
sistem di mana fluida panas bertemu dengan air permukaan yang dingin.
Contohnya diWairakei (NZ).
- pada medan terjal
Perbedaan utama dengan hot water system pada medan datar
adalah pola aliran fluidanya (ingat gradien hidrologi, lihat gambar).
Pengeluaran panas alamiah umumnya terjadi melalui mekanisme
concealed lateral outflow (semacam seepage pada zona lateral). Pada
sistem ini biasanya terdapat uap (minor) hasil evaporasi pada bagian
atas reservoir yaitu kondensasi uap dan oksidasi H2S yang menghasilkan
kondensat asam, dan batuan yang terdapat di atas reservoir utama
umumnya teralterasi oleh aktivitas uap tersebut.

1.3.2 Sistem air Asin (Hot brine systems)

Brine pada sistem ini kemungkinan terbentuk dari konveksi air


pada hot water systemyang melarutkan evaporit, atau juga
adanya hypersaline brine yang mengalami advective rise. Pada sistem ini
suhu reservoir umumnya tinggi (di Salton Sea, Utah mencapai 300 oC),
dengan transfer panas secara konduktif dan heat loss relatif kecil (< 30
MWt). Karena fluidanya bersifat salin, maka sangat korosif. Contoh sistem
ini antara lain Salton Sea, Cesano (Italia), Milos (Yunani)
Two phase systems

Pada sistem ini permeabilitas batuan di dalam dan di luar reservoir relatif
lebih rendah dari hot water system, dan sering menurunnya permeabilitas
vertikal, saturasi dan entalpi fluidanya juga turun. Contoh dari sistem ini
adalah Dieng, Lahendong (Sulut), Tongonan (Filipina), Ohaaki (NZ), Krafla
(Islandia) dan Olkaria (Kenya).

1.3.3 Sistem Dominasi Uap Air (Vapor-dominated systems)


Keterdapatan sistem ini termasuk langka di dunia. Dapat
terbentuk apabila natural recharge sangat kecil karena permeabilitas di
luar reservoir rendah. Umumnya pada bagian atas reservoir terbentuk
lapisan kondensat yang tebal, di mana bagian atas kondensat bersifat
asam. Heat loss lebih kecil dibandingkan hot water system pada ukuran
yang sama. Contoh dari sistem ini antara lain Kamojang, Darajat (Garut),
The Geyser (USA), Lardrello (Italia), Matsukawa (Jepang) dan Ketetahi (NZ)

1.3.4 Sistem Panasbumi Gunungapi (Volcanic geothermal system)


Ciri khas dari sistem ini adalah adanya kondensat tebal di
atas reservoir dengan kandungan gas vulkanik yang reaktif misalnya HF
dan HCl. System ini sering dikatagorikan dalam sesumber yang subekonomis. Contoh model sistem ini terdapat di Tangkuban Parahu,
Sibayak, Pinatubo (Filipina), Nevado del Ruiz (Kolombia), Tatun (Taiwan).
Sistem panasbumi seringkali juga diklasifikasikan berdasarkan
entalpi fluida yaitu sistem entalpi rendah, sedang dan tinggi.Kriteria yang
digunakan sebagai dasar klasifikasi pada kenyataannya tidak berdasarkan
pada harga entalpi, akan tetapi berdasarkan pada temperatur mengingat
entalpi adalah fungsi dari temperatur

Sistem
panas bumi

Muffer &

Benderiter &

Cataldi (1978)

Cormy (1990)

Haenel, Rybach
&

Hocheste
in

Stegna (1988)

(1990)

suhu rendah

<90oC

<100oC

<150oC

<125oC

suhu sedang

90150oC

100200oC

125
225oC

suhu tinggi

>150oC

>200oC

>150oC

>225oC

Klasifikasi Sistem Panas Bumi Berdasarkan Tipe Fluida

1. Dominasi Uap ( Fraksi uap > Fraksi air)


- Reservoir : Permeabilitas rendah
- Fluida yang masuk kedalam reservoir langsung berubah menjadi fasa
uap di dalam
reservoir
- Pengoperasian lapangan lebih mudah
- Temperatur ~ 240 C
Contoh: Kamojang, Darajat
2. Dominasi Air ( Fraksi air > Fraksi uap)
- Daerah Recharge dan reservoir mempunyai permeabilitas yang relatif
sama
- Laju penguapan di reservoir dapat diimbangi oleh laju recharge sehingga
pori-pori batuan terisi oleh air panas.
- Permasalahan teknis lebih banyak (scaling, masalah air buangan)
- Temperatur ~ 280 C
Contoh: Wairakei (NZ), G. Salak
3. Dua Fasa ( Fraksi air ~ Fraksi uap)
- Pembentukan reservoir tipe ini melibatkan proses yang lebih rumit

dibanding dominasi uap dan air.


Contoh: Lahendong (Sulut), Dieng (Jawa Tengah)
4. Sistem Vulkanik : berasosiasi dengan gunung api aktif.
-Sistem ini kurang baik untuk dikembangkan, karena hazard yang cukup
tinggi (fluida sangat korosif, kandungan gas tinggi)
-Indikasi : gas HCl, HF,
Contoh : Alto Peak (Phil.)

Anda mungkin juga menyukai