Oleh :
Resna Murti Wibowo
Pembimbing :
dr. Sumarmi Soewoto, Sp.PD-Kger, FINASIM
dr. Fatichati Budiningsih, Sp.PD, FINASIM
dr. Bayu Basuki Wijaya, Sp.PD, M.Kes
PENDAHULUAN
Dengan meningkatnya umur harapan hidup, jumlah kelompok usia lanjut akan makin
banyak, yang menyebabkan tingginya penyakit degenerative, kardiovaskuler, kanker dan
penyakit non infeksi lain. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa penyakit infeksi juga makin
banyak. Hal ini antara lain disebabkan karena pada usia lanjut pertahanan terhadap infeksi
terganggu atau dapat dikatakan menurun.
Infeksi merupakan penyebab kematian yang paling penting pada umat manusia, sampai
saat digunakannya antibiotika dan pencegahan dengan imunisasi aktif maupun pasif di era
masyarakat modern. Penyakit infeksi mempunyai kontribusi cukup besar terhadap angka
kematian penderita sampai akhir abad 20 pada populasi umum, kemudian menurun setelah
ditemukan antibiotika dan tekhnik pecegahan penyakit. Walaupun prevalensi infeksi sebagai
penyebab morbiditas dan mortalitas tetap tinggi pada populasi usia lanjut. Di Amerika, dimana
ilmu kedokteran tidak disangsikan lagi kemajuannya, angka kematian akibat beberapa penyakit
infeksi pada lansia masih jauh lebih tinggi dibanding dengan yang didapat pada usia muda,
dengan data-data sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Angka kematian pneumonia pada lansia sekitar 3 kali dibanding usia muda
Angka kematian akibat sepsis 3 kali dibanding pada dewasa muda
Angka kematian akibat ISK lansia sekitar 5-10%
Appendicitis angka kematian 15-20 kali
Kolesistitis angka kematian antara 2-8 kali
Endokarditis infeksiosa kematian 2-3 kali, meningitis bakterialis sekitar tiga kali
PREDISPOSISI
A.
B.
Factor kuman
- jumlah kuman yang masuk dan bereplikasi
- virulensi dari kuman
C.
Factor lingkungan
Apakah infeksi didapat di masyarakat, rumah sakit atau di panti rawat werdha (nursing
home)
1
Penurunan fisiologi :
(ginjal, hati, paru-paru,
otak,
jantung,
dll)
Imunitas
:
(kulit,
mukosa, Ly T, Ly B,
Gambar 2. Diagram untuk menunjukan penyakit flu biasa pada usia lanjut dapat
menyebabkan penyakit serius hingga kematian
B. Faktor Lingkungan
Penderita lansia yang berada di lingkungan Rumah Sakit tentu saja berbeda dengan yang
berada di masyarakat atau di panti rawat werdha, antara lain dilihat dari aspek social ekonomi,
nutrisi, kebugaran dan penyakit penyertanya. Demikian pula jenis dan virulensi kuman yang
berada di tiga tempat tersebut akan berbeda.
C.
Faktor Kuman
Jumlah dan virulensi kuman yang menjadi penyebab infeksi pada lansia seringkali
berbeda dengan yang terjadi pada usia muda. Hal ini disebabkan terutama karena sudah terdapat
berbagai penurunan fisiologik akibat proses menua, misalnya kulit dan mukosa yang lebih sering
menjadi port dentre kuman. Akibat kelemahan otot saluran nafas bagian atas menyebabkan
sering terjadi pneumonia spontan dengan kuman komensal sebagai penyebabnya. Keadaan ini
akan berpengaruh pada awitan, berat dan akhir dari infeksi pada penderita lansia.
Infeksi = Jumlah kuman x Virulensi mekanisme daya tahan tubuh
Tabel 2. Penyakit penyakit infeksi penting pada usia lanjut dan angka kematian relatifnya
Tabel 3. Distribusi frekuensi penyakit utama pada lansia (1989-1991) golongan umur
(Infeksi pada Penderita Lansia di RSUP Dr. Kariadi Semarang)
Tabel 4. Distribusi frekuensi jenis penyakit dasar penderita infeksi lansia di RSDK 19891991 (Infeksi pada Penderita Lansia di RSUP Dr. Kariadi Semarang)
Dari data di atas sapat diambil kesimpulan beberapa hal sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Hadi Martono di bangsal akut geriatric
RSUP Dr. Kariadi, antara 1991-1994 mendapatkan angka sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
Tabel 8. Kuman penyebab pada beberapa infeksi lansia dibanding pada dewasa muda
under diagnosis bisa dihindari sekecil mungkin. Dengan assemen geriatric ini juga dapat
ditegakkan :
darah, penyakit keganasan), penyakit jantung, ginjal, PPOM, penyakit hati, dll
Gangguan mental/kognitif yang mungkin mempersulit pengobatan
Sumber daya social/manusia yang ada untuk penatalaksanaan jangka pendek atau
jangka panjang
Terapi antibiotika
Terapi antibiotika harus segera dilakukan bila semua specimen untuk pemeriksaan
mikrobiologis sudah dikirim. Secara empiris antibiotika berspektrum luas, antara lain golongan
beta-laktam atau kuinolon dapat diberikan. Antibiotika berspektrum sempit baru bisa diberikan
apabila hasil kultur dan sensitivitasnya mendukung (Hadi Martono, 1996). Harus diingat bahwa
pengambilan specimen untuk penyakit saluran nafas bawah pada lansia seringkali sukar,
sehingga hasil klinik berupa perbaikan keadaan umum penderita harus selalu dijadikan pedoman,
walaupun hasil kultur/sensitivitas tidak mendukung, terutama bila pengambilan spesimennya
diragukan kesahihannya. Berbeda dengan penggunaan golongan obat lain pada usia lanjut,
pemakaian antibiotika harus langsung diberikan dengan menggunakan dosis penuh, akan tetapi
tetap memperhatikan kemungkinan efek samping yang terjadi.
Penutup
Penyakit Onfeksi pada usia lanjut mempunyai banyak karakteristik dan perlu diwaspadai
dengan adanya perubahan mendadak (bersifat akut) dari penampilan kesadaran pada pasien,
danya perubahan kebiasaan maupun adanya perubahan penampilan fisik pada pasien. Perubaha
yang terjadi pada usia lanjut dan bersifat akut/tiba-tiba dapat menjadikan penurunan atau
memburuknya kondisi pada pasien usia lanjut dan hal ini perlu dipahami lebih lanjut oleh setiap
dokter ataupun tenaga kesehatan lain termasuk keluarga pasien secara teliti. Bila kejadian
tersebut terlambat diketahui, maka dapat mengakibatkan kematian pada pasien usia lanjut.
Panas merupakan suatu tanda utama pada penyakit infeksi, akan tetapi terkadang tidak
diketemukan pada penampilan fisik pasien usia lanjut (sekitar 20-35% kasus infeksi usia lanjut
tidak didapatkan panas), sehingga batasan tentang panas pada usia lanjut dapat berubah.
10
Penatalaksanaan infeksi pada usia lanjut memerluakn terapi termasuk antibiotika yang sesuai dan
terapi komorbid yang adekuat. Pemberian terapi suportif seperti nutrisi yang baik, cairan yang
cukup dan elektrolit serta oksigen maupun terapi suportif yang lain diperlukan untuk membantu
perbaikan kondisi pasien,
DAFTAR PUSTAKA
1. Departement of Veterans' Affairs 13 Keltie Street, Woden ACT 2606. Pneumoccal
infection and vaccination in the elderly, 2003.
11
2. Engels EA, Clark E, Aledort LM, Goedert JJ, Whitby D. Kaposi's sarcoma- associated
herpesvirus infection in elderly Jews and non-Jews from New York City. International J
Epid. 2003;3 1 :946-50.
3. Hadisaputro S, Martono HH. Infeksi pada usia lanjut. Buku ajar geriatri. In: Darmojo B,
Martono H, editors. Jakarta: Balai penerhit FKUI; 1999. p. 323-38.
4. Naumova EN, Egorov AI, Moms RD, Griflith JK. The elderly and waterborne
cryptosporidium infection: gastroenteritis hospitalizations before and during the 1993
Milwaukee outbreak.
5. Emerging Infectious Disease. 2003; 9:4:418-23. Norman DC, Yoshikawa TT. Fever in the
elderly. Infect Dis Clin North Am. 1996;lO (1):93.
6. Richardson JP. Infections. In: Adelman AM, Daly MP, ed. 20 Common problem in
geriatrics. Boston: Mc Graw-Hill, Inc; 2001. p. 349-65.
7. Norman DC, Yoshikawa TT. Fever in the elderly. Infect Dis Clin North Am. 1996;lO
(1):93.
8. Richardson JP. Infections. In: Adelman AM, Daly MP, ed. 20 Common problem in
geriatrics. Boston: Mc Graw-Hill, Inc;2001. p. 349-65.
9. Strausbaugh LJ. Emerging health care-associated infections in the geriatric population.
12