Dengan meningkatnya umur harapan hidup, jumlah kelompok usia lanjut akan makin
banyak, yang menyebabkan tingginya penyakit degenerative, kardiovaskuler, kanker dan
penyakit non infeksi lain. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa penyakit infeksi juga makin
banyak. Hal ini antara lain disebabkan karena pada usia lanjut pertahanan terhadap infeksi
terganggu atau dapat dikatakan menurun (Hadi Martono, 1996).
Infeksi merupakan penyebab kematian yang paling penting pada umat manusia, sampai
saat digunakannya antibiotika dan pencegahan dengan imunisasi aktif maupun pasif di era
masyarakat modern. Penyakit infeksi mempunyai kontribusi cukup besar terhadap angka
kematian penderita sampai akhir abad 20 pada populasi umum, kemudian menurun setelah
ditemukan antibiotika dan tekhnik pecegahan penyakit. Walaupun prevalensi infeksi sebagai
penyebab morbiditas dan mortalitas tetap tinggi pada populasi usia lanjut (Yoshikawa, 1985,
1986). Di Amerika, dimana ilmu kedokteran tidak disangsikan lagi kemajuannya, angka
kematian akibat beberapa penyakit infeksi pada lansia masih jauh lebih tinggi dibanding dengan
yang didapat pada usia muda, dengan data-data sebagai berikut (Yoshikawa, 1995) :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Angka kematian pneumonia pada lansia sekitar 3 kali dibanding usia muda
Angka kematian akibat sepsis 3 kali dibanding pada dewasa muda
Angka kematian akibat ISK lansia sekitar 5-10%
Appendicitis angka kematian 15-20 kali
Kolesistitis angka kematian antara 2-8 kali
Endokarditis infeksiosa kematian 2-3 kali, meningitis bakterialis sekitar tiga kali
PREDISPOSISI
Factor penderita lansia
- keadaan nutrisi
- keadaan imunitas tubuh
- penurunan fisiologik berbagai organ
- berbagai proses patologik (ko-morbid) yang terdapat pada penderita tersebut.
Factor kuman
- jumlah kuman yang masuk dan berreplikasi
- virulensi dari kuman
Factor lingkungan
Apakah infeksi didapat di masyarakat, rumah sakit atau di panti rawat werdha (nursing home)
diberikan pada usia lanjut, karena dapat lebih memperburuk berbagai fungsi organ antara lain
hati dan ginjal.
Faktor berbagai Proses Patologik
Salah satu karakteristik pada usia lanjut adalah adanya multi-patologi. Barbagai penyakit
antara lain DM, PPOM, keganasan atau abnormalitas pembuluh darah akan sangat mempernudah
terjadinya infeksi, mempersulit proses pengobatannya dan menyebabkan prognosis menjadi lebih
buruk.
B. Faktor Lingkungan
Penderita lansia yang berada di lingkungan Rumah Sakit tentu saja berbeda dengan yang
berada di masyarakat atau di panti rawat werdha, antara lain dilihat dari aspek social ekonomi,
nutrisi, kebugaran dan penyakit penyertanya. Demikian pula jenis dan virulensi kuman yang
berada di tiga tempat tersebut akan berbeda.
C.
Faktor Kuman
Jumlah dan virulensi kuman yang menjadi penyebab infeksi pada lansia seringkali
berbeda dengan yang terjadi pada usia muda. Hal ini disebabkan terutama karena sudah terdapat
berbagai penurunan fisiologik akibat proses menua, misalnya kulit dan mukosa yang lebih sering
menjadi port dentre kuman. Akibat kelemahan otot saluran nafas bagian atas menyebabkan
sering terjadi pneumonia spontan dengan kuman komensal sebagai penyebabnya. Keadaan ini
akan berpengaruh pada awitan, berat dan akhir dari infeksi pada penderita lansia.
Infeksi = Jumlah kuman x Virulensi mekanisme daya tahan tubuh
Tabel 1. Distribusi frekuensi penyakit utama pada lansia (1989-1991) golongan umur
(Infeksi pada Penderita Lansia di RSUP Dr. Kariadi Semarang)
Tabel 2. Distribusi frekuensi jenis penyakit dasar penderita infeksi lansia di RSDK 19891991 (Infeksi pada Penderita Lansia di RSUP Dr. Kariadi Semarang)
Dari data di atas sapat diambil kesimpulan beberapa hal sebagai berikut :
1.
2.
Angka infeksi tertinggi terdapat pada kelompok usia 50-59 tahun (50,12%). Keadaan ini
3.
4.
5.
Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Hadi Martono di bangsal akut geriatric
RSUP Dr. Kariadi, antara 1991-1994 (Hadi Martono,1995) mendapatkan angka sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
Tabel 5. Kuman penyebab pada beberapa infeksi lansia dibanding pada dewasa muda
darah, penyakit keganasan), penyakit jantung, ginjal, PPOM, penyakit hati, dll
Gangguan mental/kognitif yang mungkin mempersulit pengobatan
Sumber daya social/manusia yang ada untuk penatalaksanaan jangka pendek atau
jangka panjang
Terapi antibiotika
Terapi antibiotika harus segera dilakukan bila semua specimen untuk pemeriksaan
mikrobiologis sudah dikirim. Secara empiris antibiotika berspektrum luas, antara lain golongan
beta-laktam atau kuinolon dapat diberikan. Antibiotika berspektrum sempit baru bisa diberikan
apabila hasil kultur dan sensitivitasnya mendukung (Hadi Martono, 1996). Harus diingat bahwa
pengambilan specimen untuk penyakit saluran nafas bawah pada lansia seringkali sukar,
sehingga hasil klinik berupa perbaikan keadaan umum penderita harus selalu dijadikan pedoman,