Ekuitas Pemilik
Ekuitas Pemilik
(108200060)
Rachmat Akbar
(108200082)
(108200155)
semua
yang
meminjamkan
uang
kepada
perusahaan.
Mereka
pelaporan yang tepat tidak hanya kepada pemegang saham dan kreditor, tetapi juga
pada kelompok lain dan masyarakat umum.
Konsep laba yang paling relevan dalam konsep tangungjawab sosial
perusahaan yang luas ini adalah konsep nilai tambah. Total nilai yang ditambahkan
oleh perusahaan adalah nilai pasar barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan itu dikurangi nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diperoleh
melalui transfer perusahaan lain. Istilah laba bersih perusahaan, seperti yang
digunakan oleh penyataan AAA 1957, adalah konsep yang lebih sempit daripada
konsep nilai tambah. Posisi laba ditahan dalam teori perusahaan serupa dengan
posisinya dalam konsep entitas.
Teori Dana
Teori dana menyingkirkan hubungan pribadi yang diasumsikan dalam teori
kepemilikan dan personalisasi perusahaan sebagai suatu unit ekonomi dan unit legal
dalam unit entitas. Di samoing itu, teori danan member ganti dengan unit
operasional, atau berorientasi-aktivitas, sebagai dasar untuk akuntansi. Bidang
kepetinagn ini, yang disebut dana, mencakup kelompok aktiva dan kewajiban yang
berkaitan dan pembatasan yang merupakan fungsi dan aktivitas ekonomi yang
spesifik.
Teori dana didasarkan pada persamaan Aktiva = Pembatasan Aktiva. Aktiva
merupakan jasa prospektif pada dana atau unit operasional. Kewajiban merupakan
pembatasan terhadap aktiva spesifik atau umum dari dana. Modal yang
diinvestasikan merupakan pembatasan legal atau keuangan dari penggunaan aktiva;
yaitu modal yang diinvestasikan harus dipertahankan tidak berkurang kecuali jika
wewwnang spesifik telah diperoleh (dengan beberapa pengecualian) untuk likuidasi
sebagian atau seluruhnya.
Konsep dana bermanfaat paling besar dalam lembaga pemerintahan dan
nirlaba. Penyiapan laporan konsolidasi juga juga merupakan penerapan teori dana
sama seperti perluasan entitas ekonomi. Teori dana juga dapat diterapkan dalam
bidang-bidang akuntansi keuangan; misalnya, teori dana dapat bermanfaat dapat
digunakan untuk mebedakan antara aktiva lancar dan tetap pada suatu entitas.
Walaupun konsep pendapatan dapat dipertahankan dalam konsep dana, ini
bukan merupakan konsep sentral dari pelaporan keuangan. Sebalikanya, uraian
operasi dana disajikan lebih jelas dalam laporan dana. Laoran keuangan utama
adalah iktisar statis atas sumber-sumber dan penggunaan dana. Lapran laba rugi,
jika memang ada, adalah pelengkap laporan danasuatu uraian atas dana yang
diperoleh dari operasi.
Posisi FASB
FASB berpegang teguh pada teori entitas residual manakala sampai pada
pemilik, yang didefinisikan sebagai kepentingan tersisa dalam aktiva suatu entitas
yang tertinggal setelah dikurangi dengan kewajibannya. Mereka menyebut selisih
antara aktiva dan kewajiban sebagai aktiva bersih dalam kasus organisasi nirlaba
dan menyatakan bahwa kedua istilah tersebut dapat dipertukarkan.
KLASIFIKASI EKUITAS PERUSAHAAN PERORANGAN DAN PERSEKUTUAN
ATAU KEMITRAAN
Dalam perusahaan perorangan, keseluruhan ekuitas pemilik umumnya
disajikan dalam satu jumlah. Sesuai dengan teori kepemilikan, ekuitas unu
merupakan kepemilikan usaha dari si pemilik. Dalam hal likuidasi atau insolvensi,
kreditor dapat mengambil aktiva pribadi dari si pemilik, membuat perbedaan antara
modal yang diinvestasikan permanen atau laba yang direinvestasikan menjadi
kurang penting untuk tujuan ini. Namun, ini tidak berarti bahwa tidak ada perbedaan
antara modal dan laba. Laba dihitung secara berkala dan ditambahkan pada akun
modal pada akhir setiap periode; transaksi modal (penarikan dan investasi
tambahan) dicatat langsung pada akun modal; dan semua perubahan umumnya
diikhtisarkan dalam laporan perusahaan perorangan yang terpisah.
Ekuitas pemilik dari persekutuan atau kemitraans erupa dengan ekuitas
perorangan, kecuali bahwa hal itu diklasifikasikan sesuai dengan kepentingan setiap
sekutu atau kemitraan. Akun pengambilan terpisah dapat digunakan untuk
menetapkan pengendali atas pengambilan atau memaksakan ketaatan pada
perjanjian pengambilan.
Asumsi umum yang awal adalah bahwa dividen tunai tidak boleh dibayarkan
jika hasilnya akan mengurangi aktiva bersih di bawah total modal disetor pada
perusahaan itu, sekalipun sebagian atau seluruh modal disetor yang lebih tinggi adri
nilai pari dapat didistribusikan secara legal.
Laba yang Ditahan unuk Penggunaan dalam Perusahaan atau cukup
disebut Laba Ditahan menyiratkan bahwa laba yang tidak sia dibagikan sebagai
dividen telah diinvestasikan secara permanen dalam perusahaan. implikasi ini
didukung oleh dua pengamatan umum:
1. Distribusi dividen pada kebanyakan perusahaan besar berkorelasi tinggi
dengan laba masa berjalan, laba tahun sebelumnya, dan dividen tahun
sebelumnya. Dengan kesenjangan singkat dan diviasi minor, tampaknya
ada upaya untuk membatasi pembayaran dividen dari laba perusahaan
tahun berjalan, bukan membayar dividen dari laba yang ditahan pada
tahun sebelumnya.
2. Dalam kebanyakan perusahaan yang mapan, jumlah laba ditahan lebih
besar daripada modal yang diinvestasikan langsung oleh pemegang
saham.
Karena klasifikasi sebagian ekuitas pemegang saham sebagai laba ditahan
tidak menunjukkan jumlah yang mungkin harus dibayarkan sebagai dividen di masa
depan atau pun tidak ada niat perusahaan untuk itu, suatu alternative adalah
menunjukkan pembatasan legal, kontraktual atau keuangan untuk pembayaran
dividen.
Pembataran dividen ke pemegang saham biasa juga dibatasi oleh prefensi
kontraktual yang diberikan kepada pemegang saham preferen atau kelompok
pemegang saham lain yang diberi hak prioritas di atas pemegang saham residual
itu.
Pengungkapan Restriksi pada Distribusi Likuidasi
suatiu
perseroan
mempunyai
kepemilikan
mayoritas
dan
pengendalian dalam satu atau lebih anak perusahaan yang berhubungan, informasi
yang berharga dapat diperoleh dan disajikan dalam menggabungkan data keunagn
dan menyiapkan laporan keuangan konsolidasi untuk keseluruhan kelompok itu.
Persyaratan untuk konsolidasi diatur oleh paragraf semula No. 2 dan 3 dari
ARB 51 yang ditetapkan tahun 1959. Yang pertama dari paragraf ini menyatakan
bahwa:
Kondisi biasa untuk kepentingan keuangan yang mengendaliakn adalah
kepemilikan hak suara mayoritas, dan, karenanya, sebagai aturan umum
kepemilikan oleh suatu perusahaan, langsung dan tidak langsung, atau atas
lebih dari lama puluh persen saham suara yang beredar dari perusahaan lain,
adalah kondisi yang mengarah pada konsolidasi.
Yang kedua dari paragraf- paragraf itu kemudian menambahkan peringatan bahwa:
laporan yang terpisah atau laporan yang digabungkan akan lebih baik untuk
anak perusahaan atau kelompok anak perusahaan jika penyajian informasi
leuangan mengenai aktivitas tertentu dari anak-anak perusahaan itu akan lebih
informatif bagi pemegang saham saham dan kreditor induk perusahaan daripada
pemasukan anak-anak perusahaan itu dalam konsolidasi. Misalnya, laporan
terpisah dapat disyaratkan bagi anak perusahaan yang merupakan bank atau
perusahaan asuransi dan mungkin lebih baik bagi perusahaan keuangan di
mana induk perusahaan dan anak-anak perusahaan lain terlibat dalam proses
pabrikasi.
Meski kelompok yang dikonsolidasi umumnya dipandang sebagai unit
ekonomi tunggal, prosedur akuntansi konsolidasi sering menyangkal ini dalam
perlakuan mereka atas kepentingan minorotas. Tampaknya tidak ada pengandalan
pada satu teori, seperti teori kepemilikan, teori ekuitas, atau teori dana yang berlaku
sebagai pedomandalam penetapan prosedur logis yang konsisten untuk konsolidasi.
Prosedur Konsolidasi
Konsolidasi
induk
perusahaan
dengan
anak
perusahaannya
dalam
x (f a)
Mengungkapkan
Sumber
Modal.
Ada
beberapa
kendala
dalam
laporan
oleh
anak
perusahaan
sejak
konsolidasi
(tanpa
memasukkan dalam modal yang ditetapkan ini saham yang sudah diterbitkan.
Tetapi, apakah saham yang sudah dipesan dianggap modal legal atau bukan, praktik
akuntansinya memasukkan pesanan ini dalam modal yang ditanam jika:
1. Pemesanan itu menunjukkan klaim legal terhadap pemesan.
2. Perseroan bermaksud menagih pesanan ini dalam periode waktu yang wajar
dan pasti.
Jika pesanan itu tidak dimaksudkan untuk ditagih, atau jika waktu penagihan
tidak pasti, pesanan itu tidak benar-benar menunjukkan modal yang ditanam. Bila
obligasi konvertibel ditukar dengan saham, selama ini ada dua metode yang
disarankan untuk memperlakukan konversi ini:
1. Metode nilai buku
Dalam metode ini nilai buku utang jangka panjang hanya direklasifikasi, saat
saham baru diterbitkan, menjadi saham modal dan tambahan modal disetor.
2. Metode nilai pasar
Dalam metode ini harga pasar masa berjalan obligasi itu dikapitalisasi
sebagai ekuitas pemegang saham.
Konversi Utang
Bila obligasi konvertibel ditukar dengan saham, selama ini ada dua metode
yang disarankan untuk memperlakukan konversi
Konversi Saham Preferen
Untuk
konvensional adalah mengikuti metode nilai buku untuk konversi obligasi. Berarti,
nilai pari saham preferen ditambah bagian pro rata dari agio saham preferen
dipindahkan ke saham biasa dan agio saham biasa. Penjumlahan nilai pari saham
preferen dan bagian pro rata dari tambahan modal disetor dari penjualan semula
saham preferen itu menunjukkan sumber modal yang ditanam semula.
Cara lainnya adalah memindahkan ke dalam saham biasa suatu jumlah
sebesar nilai pasar masa berjalan saham preferen yang ditarik atau saham biasa
baru yang diterbitkan, walaupun jumlah-jumlah ini seharusnya cukup dekat. Jika
jumlah ini melebihi modal yang disetor dari saham preferen yang ditarik, kelebihan
itu harus dipindahkan dari laba ditahan. Hasilnya adalah hilangnya klasifikasi
menurut sumber semula. Prosedur ini juga mempunyai beberapa implikasi yang
menarik. Pertama, prosedur ini menyiratkan diterimanya teori entitas yang kaku ini,
karena prosedur ini menafsirkan laba ditahan itu sendiri sebagai ekuitas
perusahaan. Kedua, prosedur ini menyiratkan bahwa nilai pasar masa berjalan
saham biasa tidak mencerminkan suatu kepentingan dalam laba ditahan.
Dividen Saham dan Pemecahan Saham
Baik dividen saham maupun pemecahan saham pada dasarnya merupakan
manuver-manuver keuangan yang tidak ada hubungannya dengan prinsip akuntansi
mengenai penentuan penghasilan dan penilaian neraca. Sebenarnya, jika para
akuntan berpegang teguh pada klasifikasi ekuitas menurut sumber aslinya, tidak
perlu ada reklasifikasi ekuitas sebagai akibat dari jenis-jenis transaksi ini. Satusatunya yang akan diisyaratkan adalah pengungkapan perubahan dalam jumlah
lembar saham beredar dan perubahan dalam nilai pari atau nilai yang ditetapkan.
Akan perlu juga menghitung kembali laba perusahaan yang dilaporkan untuk periode
berjalan dan periode-periode terdahulu.
Jumlah yang paling umum disarankan untuk dikapitalisasi adalah:
1. Nilai pari, atau nilai yang ditetapkan (atau jumlah modal legal lainnya), saham
yang diterbitkan sebagai dividen
2. Nilai pasar masa berjalan saham yang diterbitkan
3. Modal disetor per saham sebelum dividen dikali jumlah lembar saham yang
diterbitkan
dimana
dapat
diperkirakan
bahwa
Penggabungan Usaha
1. Penggabungan yang diperlakukan sebagai pembelian
Bilamana aktiva diperoleh dalam pertukaran dengan saham modal, nilai
aktiva itu diasumsikan sama dengan nilai saham yang diberikan dalam
pertukaran, kecuali jika nilai masa berjalan aktiva itu dapat diperoleh dengan
cara lain yang dapat diuji.
2. Penyatuan kepentingan
Perhitungan Laba
Karena laba hanya berkaitan dengans sekuritas saham biasa dengan hak
residual, dividen yang dibayarkan atau yang terutang untuk sekuritas-sekuritas
senior harus dikurangkan dari angka laba bersih yang diperlihatkan dalam laporan
laba rugi. Jika ada penambahan pada lembar saham biasa dalam penyebut untuk
menunjukkan utang konvertibel yang beredar, beban bunga untuk tahun tersebut,
setelah disesuaikan untuk memperhitungkan pengaruh pajak penghasilan, harus
ditambahkan pada laba bersih yang dilaporkan.