Membran Plasma
Membran plasma adalah pembungkus sel eukariotik yang juga merupakan pembatas.
Membran plasma berfungsi sebagai pengatur keluar masuknya materi tertentu dari sel serta
membantu transportasi molekul yang spesifik. Membran plasma terdiri dari lipid, protein dan
karbohidrat.1
Pada permukaan luar sel terdapat daerah kabur yang kaya akan karbohidrat.
Daerah ini disebut glikokaliks. Lapisan glikokaliks ini dibentuk dari rantai
1
karbohidrat yang terikat pada protein dan lipid membran. Glikokaliks sendiri
berfungsi untuk pengenalan sel dan perlekatan pada sel lain serta molekul
ekstrasel.1
Karbohidrat pada membran sel berfungsi sebagai pemberi kunci pada molekul
permukaan agar sel dapat mengenali sel lainnya atau dengan kata lain sebagai
penanda yang membedakan satu sel dengan sel yang lainnya. Contohnya yaitu
pada golongan darah manusia. Terdapat beragam oligosakarida pada masingmasing dari golongan darah manusia tersebut, sehingga masing-masing dari
golongan darah tersebut dapat dibedakan. Karbohidrat pada membran biasanya
berupa oligosakarida bercabang dengan gula yang berjumlah kurang dari 15
satuan. Oligodakarida itu sendiri merupakan polisakarida pendek. Beberapa
oligosakarida ini berikatan secara kovalen pada lipid sehingga membentuk
molekul yang disebut glikolipid. Namun sebagian besar dari oligosakarida
terikat secara kovalen pada protein, sehingga disebut dengan glikoprotein.3
Transportasi Sel
Dalam menggerakkan molekul untuk melintasi membran, terdapat dua model lalulintas
membran yaitu transpor pasif dan transpor aktif. Trnaspor pasif terbagi menjadi tiga, yaitu
difusi, difusi terfasilitasi dan osmosis. Transpor ini disebut pasif karena tidak memerlukan
energi dalam melakukan pemindahan sejumlah molekul kecil melalui membran.2,3,4
Difusi terjadi secara spontan karena difusi menurunkan energi bebas. Difusi
secara cepat hanya terjadi jika jaraknya pendek, tapi jika jaraknya jauh maka
difusi akan terjadi sangat lambat. Dalam prosesnya difusi terjadi di suatu
substansi dari tempat yang memiliki konsentrasi tinggi ke tempat yang memiliki
konsentrasi lebih rendah. Ini disebut juga sebagai menuruni gradien
konsentrasi.2,3
semua protein pembawa bekerja, dan jumlah protein pembawa ini terbatas.
Kejenuhan ini disebut juga ambang batas atau transpor maksimum.2,3,4
Osmosis terjadi dari larutan hipertonik ke larutan hipotonik. Dengan kata lain,
osmosis adalah difusi suatu zat pelarut melintasi membran. Osmosis adalah
pergerakan air (zat pelarut) melalui membran permeabel selektif, dari larutan
hipertonik ke larutan hipotonik. Hipertonik adalah larutan dengan konsentrasi
terlarut lebih tinggi, sedangkan hipotonik adalah larutan dengan konsentrasi
terlarut yang lebih rendah.3,4
Transpor aktif berbeda dengan transpor pasif karena transpor aktif membutuhkan energi
untuk melakukan pemindahan molekul. Terdapat dua jenis transpor aktif, yaitu endositosis
dan eksositosis.3,4
Komunikasi Sel
Komunikasi sel dilakukan untuk mengkoordinasi aktifitas dari miliaran sel sehingga
memungkinkan organisme itu untuk dapat berkembang. Komunikasi sel ini juga berfungsi
bagi berbagai organisme sel tunggal (uniseluler) seperti ragi. Komunikasi sel dibagi menjadi
dua, yaitu jarak dekat dan jarak jauh.1,3
Komunikasi sel jarak dekat dibagi lagi menjadi pensinyalan parakrin dan pensinyalan
sinaptik. Pensinyalan parakrin hanya bekerja pada sel setempat karena mediator kimia dengan
cepat dimetabolisme. Sedangkan pensinyalan sinaptik membuat neotransmiter hanya bekerja
pada sel-sel saraf yang berdekatan melalui daerah kontak khusus yang disebut sinaps.1
Pada pensinyalan jarak jauh digunakan bahan kimiawi yang disebut hormon.
Pensinyalan ini juga disebut pensinyalan endokrin. Pada pensinyalan ini, sel terspesialisasi
melepas molekul hormon ke dalam pembuluh pada sistem peredaran, sehingga hormon
tersebut mengalir ke sel target pada bagian tubuh lainnya.1,3
Dalam proses pensinyalan sel, dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu
penerimaan,
Reseptor saluran ion adalah pori protein yang merespon suatu sinyal kimiawi
dengan membuka atau menutup gerbang ligan.3
Ikatan kimia
Ikatan kimia adalah gabungan dari atom-atom membentuk molekul melalui gaya antar
atom. Lima jenis ikatan kimia, yaitu :
1.
2.
Ikatan kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan elektron
secara bersama. Ikatan kovalen merupakan ikatan antara sesama bukan logam
(sama-sama menangkap elektron). Ikatan kovalen terbentuk antarunsur yang
sama-sama cenderung menarik elektron, tetapi tidak memungkinkan terjadi
serah terima elektron karena perbedaan keelektronegatifan tidak cukup besar.5,6
Ikatan kovalen dibagi menjadi tiga menurut jenis ikatannya, yaitu : ikatan
kovalen tunggal, ikatan kovalen rangkap dua, dan ikatan kovalen rangkap tiga. 4,5
Ikatan kovalen tunggal yaitu elektron yang hanya membentuk satu pasang
ikatan. Contohnya H2 dan Cl2.5
H + H
H:H
HH
Rumus Lewis
Cl + Cl
H2
Rumus Bangun
Rumus Molekul
Cl : Cl
Cl Cl
Rumus Lewis
Rumus Bangun
Cl2
Rumus Molekul
Sedangkan ikatan kovalen rangkap dua adalah gabungan atom yang memiliki
dua pasang elektron bersama untuk mencapai konfigurasi elektron gas mulia.
Contohnya yaitu CO2.5
C + 2 O
O C O
O=C=O
Rumus Lewis
Rumus Bangun
CO2
Rumus Molekul
Dan ikatan kovalen rangkap tiga yaitu atom-atom yang bergabung dengan
menggunakan tiga pasang elektron bersama. Contohnya adalah N2.5
N + N
3.
N N
N N
Rumus Lewis
Rumus Bangun
N2
Rumus Molekul
N
H
Cl
+
B Cl
Cl
Cl
B Cl
Cl
Atau
Cl
B Cl
Cl
Senyawa kovalen ada yang bersifat polar dan nonpolar. Hal ini terjadi karena
tergantung dari kedudukan pasangan elektron milik bersamanya dan
berdasarkan pada geometri molekulnya.5,6
Ikatan kovalen yang bersifat polar adalah ikatan kovalen yang pasangan
elektron ikatannya cenderung tertarik pada salah satu atom yang mempunyai
daya tarik elektron yang lebih besar. Contohnya yaitu pada HCl. Pada contoh
ini, pasangan elektron ikatannya lebih tertarik pada atom Cl. Hal ini terjadi
karena Cl mempunyai daya tarik elektron yang lebih besar daripada H.
Sehingga terjadi polarisasi, dimana atom Cl lebih negatif daripada atom H.5,6
Ikatan kovalen yang bersifat nonpolar adalah ikatan kovalen yang pasangan
elektron ikatannya tersebar secara homogen. Pada ikatan kovalen nonpolar,
kedudukan pasangan elektron ikatannya sudah pasti simetris. Contohnya pada
molekul H2.5,6
Pada molekul dengan ikatan nonpolar, sudah pasti bersifat nonpolar. Molekul
nonpolar memiliki bentuk yang simetris. Sedangkan pada molekul dengan
ikatan polar dapat bersifat polar dan dapat juga bersifat nonpolar. Hal ini
tergantung dari geometri molekulnya.5,6
4.
Ikatan logam
Atom-atom logam pada ikatan logam memiliki elektron valensi yang kecil
sehingga dapat bergerak bebas dan sangat mudah dilepas. Elektron-elektron
valensi ini berbaur membentuk awan atau lautan yang membungkus ion-ion
positif logam yang ada didalamnya. 5,7
5.
Gaya tarik dipol-dipol adalah gaya tarik yang terjadi antara dua molekul
polar. Gaya dipol-dipol ini menyebabkan senyawa polar terlarut dalam
pelarut polar. Contohnya yaitu glukosa yang larut dalam air.
Gaya tarik dipol-dipol sesaat (gaya london) merupakan gaya tarikmenarik antarmolekul yang relatif lemah. Gaya london ini mempunyai
titik leleh dan titik didih yang rendah dibandingkan dengan zat lain yang
massa molekul relatifnya diperkirakan sama.
Ikatan hidrogen terbentuk antar suatu atom yang memiliki sifat elektronegatif
dan atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom elektronegatif lain pada
molekul yang sama atau berbeda. Gaya antarmolekul yang kuat dalam senyawa
hidrogen dengan unsur F, O, N disebut juga ikatan hidrogen. Atom H ini
digunakan secara tidak merata antara dua atom elektronegatif. Donor hidrogen
adalah sebutan untuk atom yang berikatan kovalen dengan hidrogen. Sedangkan
akseptor hidrogen adalah ataom elektronegatif yang lainnya. Akseptor ini
mempunyai sebagian muatan negatif yang menarik atom hidrogen.6,7
KESIMPULAN
8
Reaktifitas biologis dalam tubuh terjadi karena adanya ikatan kimia dalam tubuh dan
karena adanya media yang menyebabkan reaktifitas dalam tubuh dapat terjadi. Dalam
makalah ini, dijelaskan bahwa membran plasma yang mempunyai peran sebagai media. Hal
ini terjadi karena membran plasma sendiri yang selain berfungsi sebagai pembungkus sel
eukariotik, juga berfungsi sebagai pengatur keluar masuknya berbagai materi tertentu dari sel
serta membantu transportasi molekul yang spesifik.
Reaktifitas biologis juga dapat terjadi lewat transportasi sel. Dimana transportasi sel
tersebut terbagi menjadi transpor pasif dan transpor aktif.
Dalam terjadinya reaktifitas biologis juga dipengaruhi oleh komunikasi antar sel.
Karena dalam komunikasi antar sel, tidak semua molekul sinyal dapat diterima oleh
sembarang reseptor protein. Molekul sinyal hanya dapat diterima oleh reseptor protein
tertentu yang merupakan pasangannya. Hal ini dapat diumpamakan dengan prinsip kunci dan
gembok. Komunikasi antar sel juga memiliki proses yang panjang, yang diawali dengan
terjadinya proses penerimaan sinyal molekul hingga terjadinya respons spesifik. Pada saat
terjadi respons spesifik, terjadilah reaktifitas biologis.
DAFTAR PUSTAKA
1. Junqueira, Luis Carlos. Histologi Dasar Teks & Atlas edisi 10. Jakarta ; Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2007. h 23, 24, 27.
2. Murray, Robert K, Daryl K. Granner, Victor W. Rodwell. Biokimia Harper edisi 27.
Jakarta ; Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2009. h 437-40, 443, 447.
3. Camphell, Neil A, Jane B. Reece, Lawrence G. Mitchell. Biologi edisi 5. Jakarta ; Penerbit
Erlangga. 2002. h 145-8, 154, 203-8.
4. James, Joyce, Colin Baker, Helen Swain. Prinsip-prinsip Sains untuk Keperawatan. Jakarta
; PT Gelora Aksara Pratama. 2008. h 27,28.
5. Purba, Michael. Kimia 1 Untuk SMA Kelas X. Jakarta ; Penerbit Erlangga. 2006. h 84, 8690, 98.
6. Sumardjo, Damin. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan
Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta. Jakarta ; Penerbit EGC. 2009. h 37, 38, 39.
7. Santoso, Anwar. Rumus Lengkap Kimia SMA. Jakarta ; PT Wahyu Media. 2008. h 53, 54,
55.
10