Anda di halaman 1dari 6

Membran sel (bahasa Inggris: cell membrane, plasma membrane, plasmalemma) adalah fitur

universal yang dimiliki oleh semua jenis sel berupa lapisan antarmuka yang disebut membran
plasma, yang memisahkan sel dengan lingkungan di luar sel,[1] terutama untuk melindungi inti
sel dan sistem kelangsungan hidup yang bekerja di dalam sitoplasma.

Membran sel eukariota


Pada sel eukariota, membran sel yang membungkus organel-organel di dalamnya, terbentuk
dari dua macam senyawa yaitu lipid dan protein, umumnya berjenis fosfolipid seperti
senyawa antara fosfatidil etanolamina dan kolesterol,[1] yang membentuk struktur dengan dua
lapisan[2] dengan permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat melalui
membran sel, namun di sela-sela molekul fosfolipid tersebut, terdapat transporter yang
merupakan jalur masuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel.

Nilai permeabilitas air pada membran ganda dari berbagai komposisi lipid berkisar antara 2
hingga 1.000 × 10−5 cm2/dt. Angka tertinggi ditemukan pada membran plasma pada sel
epitelial ginjal, beberapa sel glia dan beberapa sel yang dipengaruhi oleh protein membran
dari jenis akuaporin. Akuaporin-2 memungkinkan adanya transporter air yang peka terhadap
vasopresin, sedang ekspresi akuaporin-4 ditemukan sangat tinggi pada beberapa sel glia dan
ependimal.

Struktur membran

Komponen penyusun membran sel antara lain adalah fosfolipid, protein, oligosakarida,
glikolipid, dan kolesterol.

Model mosaik fluida

Pada tahun 1972, Seymour Jonathan Singer dan Garth Nicholson mengemukakan model
mosaik fluida yang disusun berdasarkan hukum-hukum termodinamika untuk menjelaskan
struktur membran sel.[3] Pada model ini, protein penyusun membran dijabarkan sebagai
sekelompok molekul globular heterogenus yang tersusun dalam struktur amfipatik, yaitu
dengan gugus ionik dan polar menghadap ke fase akuatik, dan gugus non-polar menghadap
ke dalam interior membran yang disebut matriks fosfolipid dan bersifat hidrofobik.
Himpunan-himpunan molekul globular tersebut terbenam sebagian ke dalam matriks
fosfolipid tersebut. Struktur membran teratur membentuk lapisan ganda fluida yang
diskontinu, dan sebagian kecil dari matriks fosfolipid berinteraksi dengan molekul globular
tersebut sehinggal struktur mosaik fluida merupakan analogi lipoprotein atau protein integral
di dalam larutan membran ganda fosfolipid.

Lapisan ganda fosfolipid

Bagian ini membutuhkan pengembangan

Umumnya, membran sel memiliki bagian kepala polar hidrofilik dengan daya ikat
gliserofosforilester yang terdiri dari gliserol, fosfat, dan gugus tambahan seperti kolina,
serina, dll; dengan dua rantai hidrofobik asam lemak yang membentuk ikatan ester. Pada
rantai primer, ditempati oleh asam lemak jenuh dan pada rantai sekunder ditempati oleh asam
lemak tak jenuh.[4] Bagian kepala dapat berinteraksi dengan air maupun larutan fase akuatik,
sedangkan bagian rantai akan berhimpit membentuk matriks fosfolipid yang disebut fase
internal. Antara fase internal dan fase akuatik terjadi tegangan potensial antara 220-280 mV
yang disebut tegangan potensial dipol,[5][6] atau potensial membran.

Penamaan dan sifat bagian kepala fosfolipid bergantung pada jenis gugus tambahan yang
dimilikinya, antara lain terdapat sebutan fosfokolina (pc), fosfoetanolamina (pe), fosfoserina
(ps), dan fosfoinositol (pi); dan masing-masing nama senyawa fosfolipid terkait yang
terbentuk pada membran sel adalah fosfatidil kolina, fosfatidil etanolamina, fosfatidil serina,
dan fosfatidil inositol. Membran juga dapat terbentuk dari senyawa lipid seperti sfingomielin,
sardiolipin, atau ikatan dengan senyawa kolesterol, dan glikolipida.

Protein integral membran

Bagian ini membutuhkan pengembangan

Protein integral memiliki domain membentang di luar sel dan di sitoplasma. Protein intregral
juga berfungsi untuk memasukkan zat-zat yang ukurannya lebih besar.

Protein transmembran

Protein ini terintegrasi pada lapisan lipid dan menembus 2 lapisan lipid / transmembran.
Bersifat amfipatik, mempunyai sekuen helix protein, hidrofobik, menembus lapisan lipida,
dan untaian asam amino hidrofilik. Banyak diantaranya merupakan glikoprotein, gugus gula
pada sebelah luar sel. Di sintesis di RE, gula dimodifikasi di badan golgi

Kerangka membran

Kerangka membran atau disebut juga sitoskeleton mempunyai tiga macam jenis yaitu
mikrotubulus, mikrofilamen,dan filamen intermediet.

Sistem transpor membran


Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan ion secara dua
arah. Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain ialah molekul hidrofobik (CO2,
O2), dan molekul polar yang sangat kecil (air, etanol). Sementara itu, molekul lainnya seperti
molekul polar dengan ukuran besar (glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan
mekanisme khusus agar dapat masuk ke dalam sel.

Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan terciptanya lalu lintas
membran. Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan transpor pasif
untuk molekul-molekul yang mampu melalui membran tanpa mekanisme khusus dan transpor
aktif untuk molekul yang membutuhkan mekanisme khusus. Lalu lintas membran akan
membuat perbedaan konsentrasi ion sebagai akibat dari dua proses yang berbeda yaitu difusi
dan transpor aktif, yang dikenal sebagai gradien ion.[7] Lebih lanjut, gradien ion tersebut
membuat sel memiliki tegangan listrik seluler. Dalam keadaan istirahat, sitoplasma sel
memiliki tegangan antara 30 hingga 100 mV lebih rendah daripada interstitium.[8]

Transpor pasif
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien konsentrasinya.
Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan difusi terfasilitasi merupakan contoh
dari transpor pasif. Difusi terjadi akibat gerak termal yang meningkatkan entropi atau
ketidakteraturan sehingga menyebabkan campuran yang lebih acak. Difusi akan berlanjut
selama respirasi seluler yang mengonsumsi O2 masuk. Osmosis merupakan difusi pelarut
melintasi membran selektif yang arah perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat
terlarut total (dari hipotonis ke hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam
transpor pasif karena zat terlarut berpindah menurut gradien konsentrasinya.

Contoh molekul yang berpindah dengan transpor pasif ialah air dan glukosa. Transpor pasif
air dilakukan lipid bilayer dan transpor pasif glukosa terfasilitasi transporter. Ion polar
berdifusi dengan bantuan protein transpor.

Transpor aktif

Definisi transport aktif, pertama kali dicetuskan oleh Rosenberg sebagai sebuah proses yang
menyebabkan perpindahan suatu substansi dari sebuah area yang mempunyai potensial
elektrokimiawi lebih rendah menuju ke tempat dengan potensial yang lebih tinggi.[9] Proses
tersebut dikatakan, memerlukan asupan energi dan suatu mekanisme kopling agar asupan
energi dapat digunakan demi menjalankan proses perpindahan substansi.

Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan. Arah
perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif membutuhkan
bantuan dari beberapa protein. Contoh protein yang terlibat dalam transpor aktif ialah
channel protein dan carrier protein, serta ionofor. Ionofor merupakan antibiotik yang
menginduksi transpor ion melalui membran sel maupun membran buatan.[10]

Yang termasuk transpor aktif ialah coupled carriers, ATP driven pumps, dan light driven
pumps. Dalam transpor menggunakan coupled carriers dikenal dua istilah, yaitu simporter
dan antiporter. Simporter ialah suatu protein yang mentransportasikan kedua substrat searah,
sedangkan antiporter mentransfer kedua substrat dengan arah berlawanan. ATP driven pump
merupakan suatu siklus transpor Na+/K+ ATPase. Light driven pump umumnya ditemukan
pada sel bakteri. Mekanisme ini membutuhkan energi cahaya dan contohnya terjadi pada
Bakteriorhodopsin.

Hormon tri-iodotironina yang dikenal sebagai aktivator enzim fosfatidil inositol-3 kinase
dengan mekanisme dari dalam sitoplasma dengan bantuan integrin alfavbeta3. Lintasan
enzim fosfatidil inositol-3 kinase, lebih lanjut akan memicu transkripsi genetik dari Na+ ATP
sintase, K+ ATP sintase, dll, beserta penyisipan ATP sintase tersebut pada membran plasma,
berikut regulasi dan modulasi aktivitasnya.[11]

Interaksi fosfolipid
Pembentukan dwilapis lipid adalah proses yang menguras banyak energi ketika
gliserofosfolipid yang dijelaskan di atas berada di dalam lingkungan basah.[12] Di dalam
sistem basah, gugus polar lipid berjejer menuju polar, lingkungan basah, sedangkan ekor
hidrofobik memperkecil hubungannya dengan air dan cenderung menggerombol bersama-
sama, membentuk vesikel; bergantung pada konsentrasi lipid, interaksi biofisika ini dapat
berujung pada pembentukan misel, liposom, atau dwilapis lipid. Penggerombolan lainnya
juga diamati dan membentuk bagian dari polimorfisma perilaku amfifila (lipid).
Polimorfisme lipid adalah cabang pengkajian di dalam biofisika dan merupakan mata
pelajaran penelitian akademik saat ini.[13][14] Bentuk dwilapis dan misel di dalam medium
polar oleh proses yang dikenal sebagai efek hidrofobik.[15] Ketika memecah zat lipofilik atau
amfifilik di dalam lingkungan polar, molekul polar (yaitu, air di dalam larutan air) menjadi
lebih teratur di sekitar zat lipofilik yang pecah, karena molekul polar tidak dapat membentuk
ikatan hidrogen ke wilayah lipofilik daru amfifila. Jadi, di dalam lingkungan basah, molekul
air membentuk kurungan "senyawa klatrat" tersusun di sekitar molekul lipofilik yang
terpecah.[16]

Pada teori mozaik fluida membran merupakan 2 lapisan lemak dalam bentuk fluida dengan
molekul lipid yang dapat berpindah secara lateral di sepanjang lapisan membran. Protein
membran tersusun secara tidak beraturan yang menembus lapisan lemak. Jadi dapat dikatakan
membran sel sebagai struktur yang dinamis dimana komponen-komponennya bebas bergerak
dan dapat terikat bersama dalam berbagai bentuk interaksi semipermanen komponen muchus
membran sel semipermanen di lapisan membran

Secara alami di alam fosfolipid akan membentuk struktur misel (struktur menyerupai bola)
atau membran lipid 2 lapis. Karena strukturnya yang dinamis maka komponen fosfolipid di
membran dapat melakukan pergerakan dan perpindahan posisi. Pergerakan yang terjadi
antara lain adalah pergerakan secara lateral (Pergerakan molekul lipid dengan tetangganya
pada monolayer membran) dan pergerakan secara flip flop (Tipe pergerakan trans bilayer).

Membran mitokondria
Hingga saat ini terdapat tiga teori mengenai membran mitokondria. Teori pertama
mengatakan bahwa mitokondria memiliki satu lapisan membran.[17] Teori kedua mengatakan
bahwa terdapat dua lapisan membran, yaitu membran sisi dalam dan membran sisi luar.[18]
Teori ketiga mengatakan bahwa mitokondria memiliki tiga lapisan, yaitu membran sisi
dalam, membran sisi luar dan membran plasma
Membran sel sering juga disebut membran plasma. Membran sel merupakan bagian paling
luar yang membatasi isi sel dengan sekitarnya (kecuali pada sel tumbuhan, bagian luarnya
masih terdapat dinding sel atau cell wall).

Membran sel berupa lapisan luar biasa tipisnya. Tebalnya kira-kira 8 nm. Dibutuhkan 8000
membran sel untuk menyamai tebal kertas yang biasa kita pakai untuk menulis.

Lipid dan protein merupakan bahan penyusun utama dari membran, meskipun karbohidrat
juga merupakan unsur penting. Gabungan lipid dan protein dinamakan lipoprotein. Saat ini
model yang dapat diterima untuk penyusunan molekul-molekultersebut dalam membran ialah
model mosaik fluida.

Pada 1895, Charles Overton mempostuatkan bahwa membran terbuat dari lipid, berdasarkan
pengamatannya bahwa zat yang larut dalam lipid memasuki sel jauh lebih cepat dari pada zat
yang tidak larut dalam lipid. 20 tahun kemudian, membran yang diisolasi dari sel darah
merah dianalisis secara kimiawi ternyata tersusun atas lipid dan protein, yang sekaligus
membenarkan postulat dari Overton.

Fosfolipid merupakan lipid yang jumlahnya paling melimpah dalam sebagian besar
membran. Kemampuan fosfolipid untuk membentuk membran disebabkan oleh struktur
molekularnya. Fosfolipid merupakan suatu molekul amfipatik, yang berarti bahwa molekul
ini memiliki daerah hidrofilik (menykai air) maupun daerah hidrofobik (takut dengan air).

Berdasar struktur tersebut maka membran sel bersifat semi permeable atau selektif
permeable yang berfungsi mengatur masuk dan keluarnya zat dari sel.

Gbr. Membran Sel


Link. Animasi Membran Sel

Anda mungkin juga menyukai