PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era globalisasi ekonomi dunia saat ini membuat manajemen perusahaan saling
bersaing dan berkompetisi dalam berbisnis. Kompetisi yang semakin ketat ini secara
langsung memberikan tekanan kepada perusahaan untuk senantiasa meningkatkan
kualitas produknya baik itu barang maupun jasa dalam upaya meningkatkan kepuasaan
pelanggan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak dapat dicapai begitu saja tanpa adanya
usaha yang maksimal dari usaha perusahaan yang bersangkutan. Usaha yang dapat
ditempuh oleh perusahaan antara lain dengan jalan menentukan tujuan yang pasti yang
harus ditentukan dengan tepat dan metode pencapiannya harus direncanakan serta
dilakukan semestinya.
Perusahaan agar dapat mempertahankan aktivitas operasi dan manajemen yang
baik, maka harus melakukan perbaikan dari periode ke periode. Perbaikan itu
diantaranya adalah kulitas produk, inovasi, ketepatan waktu saat produksi, dan
memangkas biaya yang tidak perlu terjadi. Perusahaan harus memperluas pangsa
pasarnya agar bisa mencapai penjualan produk hingga ke luar negeri, dengan mengikuti
standar kualitas internasional. Semakin meningkatnya persaingan dalam dunia usaha
maka semakin banyak perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk yang
berkualitas. Bagi perusahaan yang profit oriented, laba merupakan hal penting yang
ingin dicapai perusahaan untuk mempertahankan eksistensinya. Dengan meningkatkan
kualitas dapat menjadi kunci perjuangan hidup perusahaan. Karena, dengan
meningkatnya kualitas dapat memperbaiki keuangan perusahaan dan posisi persaingan.
Hal ini membuat perusahaan untuk tidak dapat memilih alternatif lain selain
memperbaiki kembali produk untuk menghasilkan produk yang baik dan tetap
mempertahankan kepercayaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan.
untuk mengetahui apakah dengan adanya biaya kualitas yang dikeluarkan perusahaan
akan memberikan andil terhadap peningkatan profitabilitas atau tidak.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menjelaskan konsep tentang biaya kualitas?
2. Bagaimana menjelaskan konsep tentang produktifitas?
3. Bagaimana menjelaskan pengukuran, pelaporan, dan pengendalian biaya kualitas
dan produktifitas?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk menjelaskan konsep tentang biaya kualitas
2. Untuk menjelaskan konsep tentang produktifitas
3. Untuk menjelaskan pengukuran, pelaporan, dan pengendalian biaya kualitas dan
produktifitas
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Terdahulu
1. Rochma Dwi Mutiari (2010) Analisa Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Jumlah
Produk Rusak Pada PT. Gunung Subur Karanganyar dengan hasil penelitian
Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan analisa regresi , uji F, koefisien
determinasi menunjukan bahwa secara bersama-sama berpengaruh terhadap jumlah
produk rusak. Hal ini ditunjukan dengan diperoleh angka dari SPSS bahwa uji F
hitung sebesar 12,446 dan F tabel sebesar 2,62. Serta hasil uji R 2 didapat hasil nilai R
Square 0,713. Hal ini berarti variasi dari variable biaya kulitas dapat mempengaruhi
variable jumlah produk rusak sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variable lain yang
tidak termasuk dalam penelitian ini.
2. Nefriani Ester Sandag, Jantje Tinangon, Stanley Kho Walandouw (2014) Analisis
Biaya Kualitas Dalam Meningkatkan Profitabilitas Perusahaan Pada CV. Ake Abadi
Manado. Hasil penelitian menunjukkan dari tahun 2011 sampai 2013 total realisasi
biaya kualitas khsusnya biaya pengendalian terus meningkat, untuk biaya kegagalan
dari tahun 2011 sampai 2013 selalu menurun. Nilai EBIT sendiri cukup banyak
dipengaruhi oleh besarnya biaya kualitas secara keseluruhan, dan perusahaan harus
memberikan perhatian yang cukup besar terhadap alokasi biaya-biaya tersebut, karena
hasil penelitian ini membuktikan bahwa biaya kualitas yang dikeluarkan untuk
menghasilkan produk yang berkualitas, memiliki efek yang cukup besar terhadap
peningkatan profit dimasa yang akan datang. Manajemen sebaiknya lebih memperluas
perbaikan mutu tidak hanya pada proses produksi, malainkan juga kepada aktivitasaktivitas pemasaran, misalnya pada proses pengepakan, iklan, metode penjualan,
distribusi dan pengiriman produk, harus dievaluasi dengan tujuan memperbaiki
kualitas total dan layanan bagi para pelanggan.
3. Kiki Adelina Wahyuningtias (2013) Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Produk Rusak
Pada CV. Ake Abadi. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor penyebab produk
rusak yang disebabkan oleh hama dan kesalahan karyawan dalam pengangkutan
barang dari pabrik kegudang sampai ke konsumen dan biaya kualitas tidak
berpengaruh terhadap produk rusak hal ini dapat dilihat dari hasil uji t variable biaya
produksi yang signifikan. Hal ini berarti bahwa biaya kualitas, tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap produk rusak, koefisien korelasi yang rendah yang berarti
terdapat hubungan yang lemah antara veriabel indepeden sedangkan hasil uji
koefisien determinasi (Kd) menunjukkan berbanding lurus.
4. Irianto Winarjo, Studi pengaruh biaya produksi dan biaya kualitas terhadap
profitabilitas PT S.S. Utama di Surabaya. Hasil penelitian, terdapat pengaruh antara
biaya produksi dan biaya kualitas terhadap laba, yaitu sebesar 70,93% dan sisanya
sebesar 29,07% dipengarahi oleh faktor-faktor yang lain.
B. Kajian Pustaka
1. Biaya Kualitas
a. Definisi kualitas
Kualitas adalah ukuran relatif dari kebaikan. Mendefinisikan kualitas sebagai
kebaikan merupakan makna sangat umum yang tidak memiliki makna operasional.
Secara operasional, produk atau jasa yang berkualitas adalah yang memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan. Dengan kata lain, kualitas adalah kepuasan pelanggan.
Produk atau jasa yang berkualitas memenuhi atau melebihi harapan pelanggan dalam
8 dimensi:
1) Kinerja (performance), mengacu pada konsistensi dan seberapa baik fungsi-fungsi
sebuah produk. Dimensi kinerja untuk jasa dapat di definisikan lebih jauh
sebagai atribut daya tanggap, kepastian dan empati.
2) Estetika (aesthetics), berhubungan dengan penampilan wujud produk serta
penampilan fasilitas, peralatan, pegawai, dan materi komunikasi yang berkaitan
dengan jasa.
3) Kemudahan Perawatan dan Perbaikan (serviceability), berkaitan dengan
tingkat kemudahan merawat dan memperbaiki produk.
yang
tidak
inspeksi
dan
aktivitas
penilaian,
sesuai
pengujian
spesifikasi
bahan,
penerimaan
dikirimkan
inspeksi
produk,
ke
pelanggan.
Contoh:
pengemasan,
supervise
terhadap
penerimaan
proses,
inspeksi
dan
pengujian peralatan.
3) Biaya Kegagalan Internal (internal failure cost)
Biaya kegagalan internal dalah biaya yang terjadi jika produk dan jasa
tidak sesuai dengan spesifikasi atau kebutuhan pelanggan dan hal ini diketahui
sebelum produk dikirimkan kepada pihak di luar perusahaan. Biaya ini tidak
akan muncul jika tidak ada kerusakan/cacat pada produk. Contoh: bahan sisa,
pengerjaan ulang, inspeksi ulang, pengujian ulang, dan perubahan desain.
4) Biaya Kegagalan Eksternal (external failure cost)
Biaya yang terjadi jika barang dan jasa gagal/ tidak sesuai dengan
spesifikasi atau memuaskan pelanggan setelah produk dan jasa tersebut sampai di
tangan pelanggan. Contoh: biaya penarikan produk, kerugian penjualan, return,
garansi, ketidakpuasan pelanggan, hilangnya pangsa pasar.
c. Pengukuran Biaya Kualitas
Biaya kualitas bisa juga diklasifikasikan sebagai biaya yang dapat diamati dan
tersembunyi. Biaya kualitas yang dapat diamati (observable quality cost) adalah
biaya- biaya yang tersedia atau dapat diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan.
Biaya kualitas yang tersembunyi (hidden cost) adalah biaya kesempatan atau
oportunitis yang tersedia karena kualitas yang buruk (biaya oportunitas biasanya tidak
disediakan dalam catatan akuntansi). Biaya kualitas yang tersembunyi bisa sangat
signifikan sehingga seharusnya di estimasi. Meskipun mengestimasi biaya kualitas
yang tersembunyi sangat sulit, akan tetapi dapat dihitung dengan beberapa metode.
Metode yang dapat digunakan untuk mengestimasi biaya kualitas yang tersembunyi
diantaranya yaitu:
1) Metode Multiplier (Multiplier Method)/ Metode Pengali
Metode Multiplier ini digunakan untuk mengukur besarnya biaya kualitas
tersembunyi dengan cara mengalikan biaya kegagalan eksternal yang dialami oleh
perusahaan dengan suatu konstanta efek pengganda (multiplier). Adapun besarnya
konstanta, yang dilambangkan dengan k, tersebut adalah berlainan untuk setiap
perusahaan karena besarnya k tersebut didasarkan pada pengalaman masa lalu
masing-masing perusahaan. Apabila dituliskan adalah sebagai berikut :
Total Biaya Kegagalan = k (Biaya kegagalan eksternal yang terukur)
k = efek pengganda , yang didasarkan pada pengalaman
Sebagai contoh, Westinghouse Electric melaporkan nilai k antara 3 dan 4.
Dengan demikian, jika biaya kegagalan eksternal yang terukur adalah $2 juta dolar,
maka biaya kegagalan eksternal aktual adalah $6 juta sampai $8 juta. Dengan
9
total
quality
management
biaya
membantu
kualitas
dan
meningkatkan
10
b. Pengukuran Produktivitas
1) Pengukuran Produktivitas Parsial
Pengukuran produktivitas adalah penilaian kuantitatif atas perubahan
produktivitas. Tujuan pengukuran ini adalah menilai apakah efisiensi produktif
telah meningkat atau menurun. Pengukuran produktivitas untuk satu input pada
suatu waktu disebut pengukuran produktivitas parsial.
ukuran
parsial memiliki
keunggulan
yaitu mudah
terjadi
12
measurement).
dipengaruhi
oleh
Perubahan
perubahan
laba
produktivitas.
dari
waktu
Untuk
ke
waktu
menghubungkan
13
diperbaiki.
Misalkan lokasi proses 2 berada cukup dekat dengan lokasi proses 1 sehingga segera
setelah satu unit diselesaikan pada proses 1, unit tersebut langsung dimasukkan ke
proses 2. Dengan cara ini, proses 1 dan 2 dapat berjalan secara bersamaan. Sehingga
proses 2 tidak lagi perlu menunggu sampai selesainya produksi 1.200 unit ditambah
dengan waktu pengiriman sebelum ia mulai dapat beroperasi. Sekaramg, total waktu
untuk memproduksi 1.200 unit menjadi 6.000 menit ditambah waktu menunggu
pengiriman unit pertama (5 menit). Jadi, waktu produksi 1.200 unit telah berkurang
14
dari 200 jam 15 menit menjadi 100 jam 5 menit. Hasilnya adalah lebih banyak output
yang dapat di produksi dengan lebih sedikit input (dalam hal ini, waktu).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Biaya kualitas merupakan biaya yang bisa lebih besar dari estimasi karena kurang
15
dalam bidang produksi akan lebih efisien biaya jika seorang manager / akuntannya sudah
mampu menelusuri biaya kualitas yang tersembunyi maupun yang tidak tersembunyi.
Informasi biaya kualitas dapat berguna untuk seorang manajer dalam pengambilan
keputusan, mengevaluasi kinerja program peningkatan kualitas secara menyeluruh dan
membantu perbaikan berbagai keputusan manajerial. Karena begitu pentingnya biaya kualitas
wajib bagi sebuah perusahaan untuk menelusuri biaya kualitasnya.
Selain pentingnya biaya kualitas, perusahaan juga harus memperhatikan hubungan
output maupun input dalam sebuah kegiatan produktivitas. Karena akan mempengaruhi
harga, laba usaha, dan insentif bagi karyawan. Pengukuran produktivitas untuk satu input
pada suatu waktu disebut pengukuran produktivitas parsial.
Sedangkan, pengukuran
produktivitas dari seluruh input disebut pengukuran produktivitas total. Dengan adanya
kombinasi antara biaya kualitas dan produktifitas maka perusahaan akan mampu
mengalokasikan biaya-biaya secara efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Ciptani, M Kussetya. 1999. Pengukuran Biaya Kualitas : Suatu Paradigma Alternatif. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Vol. 1, No. 1: 68 -8.
Hansen, Don R. & Mowen, Maryanne M. 2006. Akuntansi Manajemen Edisi 7 Buku 1.
Jakarta: Salemba Empat
Mutiari, R. Dwi. 2010. Analisa Pengaruh Biaya Kualitas terhadap Jumlah Produk Rusak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sandag, N. Ester, dkk. 2014. Analisa Biaya Kualitas dalam Meningkatkan Profitabilitas
Perusahaan. Jurnal EMBA Vol.2 No.2, Hal. 1327-1337
16
Sutanto, S Bobby. 2012. Laporan Biaya Kualitas Sebagai Upaya Pengendalian Kualitas
Produk Dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Berkala Ilmiah
Mahasiswa Akuntansi Vol. 1, No. 2 2012
Wahyuningtias, K. Adelina. 2013. Pengaruh Biaya Kualitas terhadap Produk Rusak. Jurnal
EMBA Vol.1 No.3 Juni 2013, Hal. 321-330
Winarjo, Irianto. 2010. Pengaruh Biaya Produksi dan Biaya Kualitas terhadap Profitabilitas.
repository.petra.ac.id
http://jurnalakuntansikeuangan.com
17