Anda di halaman 1dari 2

Inna lillhi darajtin l tunlu ill bish shabri indal bali wasy

syukri indar rakhi maa khasyyatillhi azza wajalla fis sirri


wal-alniyah. Abu Qilabah Al-Jarmi.
Al-Ibnah an Ushlid Diynah+Sharhus Sunnah, Al-Asyari
Al-Iqdul Fard
Lau tadmna 'al m takmna 'ind wafidz dzikri, la shfahatkumul mal'ikatu 'al
furusyikum wafi thuruqikum.
Nabi Muhammad Shallallhu alaihi wasallam
Kisah ini terdapat dalam shahih muslim hadits nomot 2750(4/2106).
Dari Abu Utsman An-Nahdi, dari Hanzhalah Al-Usaidi -salah seorang sekretaris
Rasulullah Shallallhu alaihi wasallam- berkata. Abu Bakar pernah menemuiku, lalu
bertanya, Bagaimana kabarmu, wahai Hanzhalah.
Aku pun menjawab, Nfaqa Hanzhalah , Hanzhalah telah melakukan
kemunafikan.
Abu Bakar pun menjawab, Subhanallah, apa yang engkau ucapkan ?
Aku pun menjawab, Ketika berada di sisi Rasulullah Shallallhu alaihi wasallam,
kita diingatkan oleh beliau dengan neraka dan surga, sehingga seolah olah kita
melihat dengan mata kepala kita sendiri.
Tetapi ketika kita sudah keluar dari sisi Rasulullah Shallallhu alaihi wasalla, kita
disibukkan oleh istri, anak, dan harta. Lalu kita pun sering lupa.
Demi Allah, kami juga seperti itu. Kata Abu Bakar.
Hanzhalah melanjutkan, Setelah itu aku dan Abu Bakar datang menemui Rasulullah
Shallallhu alaihi wasallam, lalu aku berkata, Hanzhalah telah melakukan
kemunafikan wahai Rasul Allah.
Rasulullah Shallallhu alaihi wasallam bersabda, Kenapa bisa begitu?
Aku menjawab, Wahai Rasul Allah, Ketika berada di sisi anda, Anda mengingatkan
neraka dan surga kepada kami, hingga seolah olah kami bisa melihatnya secara
kasat mata. Tetapi ketika kami sudah keluar dari sisi Anda, kami disibukkan dengan
istri, anak dan barang harta. Kami sering lupa

Lalu Rasulullah Shallallhu alaihi wasallam bersabda, Walladz nafs biyadihi, inn
tadmna 'al m takmna 'ind wafidz dzikri, la shfahatkumul mal'ikatu 'al
furusyikum wafi thuruqikum, walkin y Hanzhalah s'atan s'atan....., Demi Dzat
yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya kalian senantiasa berada dalam
kondisi ketika berada di sisiku, dan ketika dalam dzikir, maka malaikat pasti akan
menyalami kalian, di atas tempat tempat tidur kalian, dan jalan jalan kalian.
Tetapi wahai Hanzhalah, sesaat sesaat. Beliau mengucapkan itu tiga kali.
Kisah di atas ingin menjelaskan bahwa Al-mnu yazdu wa yanqush, iman itu
bertambah dan berkurang, naik dan turun, bertambah dan naik dengan sebab taat,
berkurang dan turun karena maksiat. Kalau sahabat Hanzhalah dan Abu Bakar -lelaki
surgawi- saja mengalami itu, apalagi kita ?
Maka, mari kita bergandengan tangan untuk senantiasa menjaga iman kita, agar tidak
layu, sebagaimana perkataan para sahabat kepada rekannya, Hayya bin nu'minu
s'atan. Mari kita menambah iman barang sejenak. Agar hati kita hidup. Agar hati
kita tenang. Agar hati kita tentram. Agar hati kita bahagia. Karena bukankah
kebahagiaan hakiki letaknya ada di hati?

Anda mungkin juga menyukai