Anda di halaman 1dari 5

Rasulullah SAW memandang alam ini secara integral.

Hubungan asasi dan timbal balik


antarmanusia dan alam, dilandasi keyakinan bahwa perusakan akan membahayakan keselamatan
dunia seisinya.

Karena itu, Rasul SAW meletakkan prinsip umum dalam melestarikan lingkungan berupa
larangan melakukan perusakan di muka Bumi.

Pertama, melarang pencemaran lingkungan. "Jauhilah tiga perilaku terlaknat; buang kotoran di
sumber air, di pinggir jalan, dan di bawah naungan pohon." (HR Abu Daud, Ahmad dan Ibnu
Majah).

Kedua, menghilangkan segala bahaya di jalan dan melarang duduk-duduk di pinggir jalan.
"Janganlah kalian duduk-duduk di pinggir jalan." Para sahabat bertanya,
"Bagaimana kalau terpaksa untuk duduk dan mengobrol?" Rasulullah menjawab, "Bila terpaksa,
maka tunaikan semua hak jalan."

Mereka bertanya, "Apa haknya wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Menundukkan pandangan
mata, menjauhkan bahaya, menjawab salam, amar makruf dan nahi mungkar." (HR Bukhari dan
Muslim).

Ketiga, menjaga kebersihan lingkungan. "Semua amalan umatku ditampakkan kepadaku baik
dan buruknya. Aku dapatkan di antara amal kebajikan adalah menghilangkan bahaya dari jalanan
dan aku temukan di antara amalan yang buruk adalah membuang ingus di masjid dan tidak
dibersihkan." (HR Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah).

Keempat, melarang melakukan pencemaran lingkungan. "Sesungguhnya Allah itu Mahabaik


yang mencintai kebaikan, Mahabersih yang mencintai kebersihan. Oleh sebab itu, bersihkanlah
halaman-halaman rumah kamu dan jangan menyerupai Yahudi." (HR Tirmidzi dan Abu Ya'la).

Rasulullah melarang untuk membuang air kecil dalam air yang tidak mengalir karena akan
merusak air itu. (HR Muslim, Abu Daud, dan Tirmidzi). Rasulullah juga menyuruh kita untuk
selalu tampil bersih dan wangi, sehingga mendatangkan ketenangan jiwa dan rasa simpati dari
orang lain.

Kelima, menganjurkan umat manusia untuk menghidupkan lahan mati dan menanaminya dengan
pepohonan. "Tidaklah seorang Muslim menanam pohon kecuali buah yang dimakannya menjadi
sedekah, yang dicuri sedekah, yang dimakan binatang buas adalah sedekah, yang dimakan
burung adalah sedekah, dan tidak diambil seseorang kecuali menjadi sedekah." (HR Muslim dan
Ahmad).

Dalam hadis lain disebutkan: "Barang siapa yang menghidupkan lahan mati, baginya pahala.
Dan semua yang dimakan burung dan binatang menjadi sedekah baginya." (HR An-Nasai, Ibnu
Hibban dan Ahmad).

Keenam, melakukan penghematan energi. Suatu hari, Rasulullah melewati Sa'ad sedang
berwudhu (dan banyak menggunakan air). Beliau mengkritik, "Mengapa boros wahai Sa'ad?"
Sa'ad menjawab, "Apakah ada pemborosan air dalama wudhu?" Rasul menjawab, "Ya, walaupun
kamu berada di sungai yang mengalir." (HR Ibnu Majah dan Ahmad).

Bila kita meneladani Rasulullah dan mengamalkan ajarannya, pastilah alam ini akan bersahabat
dengan kita. Dan kita akan hidup aman, sentosa, dan makmur.

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/13/02/07/mhu2ib-enam-prinsip-rasulullah-saw-
untuk-pelestarian-lingkungan

Kenapa pohon kurma itu bisa menangis? Berikut kisahnya

Jabir radhiyallahu anhu berkata,

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam biasa berdiri di atas sebatang pohon kurma ketika
berkhutbah. Setelah dibuatkan mimbar, kami mendengar sesuatu pada batang pohon kurma
tersebut seperti suara teriakan unta yang bunting. Sehingga Nabi shallallahu alaihi wa sallam
turun, lalu meletakkan tangannya pada batang kurma tersebut. Setelah itu, batang pohon itu pun
diam.

Dalam riwayat lain disebutkan, Ketika hari Jumat, Nabi shallallahu alaihi wa sallam duduk di
atas mimbar. Lalu batang kurma yang biasa beliau berkhutbah di sana itu berteriak, hampir-
hampir batang kurma itu terbelah.

Dalam riwayat lain disebutkan, Lalu batang kurma itu berteriak seperti teriakan anak kecil.
Maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam turun lalu memegangnya dan memeluknya. Setelah itu,
mulailah batang pohon itu mengerang seperti erangan anak kecil yang sedang diredakan
tangisannya sampai ia terdiam. Nabi shallallahu alaihi wa sallam lalu bersabda,




Ia menangis karena dzikir yang dulu biasa ia dengar. (HR. Bukhari no. 2095. Disebutkan
dalam Riyadh Ash-Shalihin karya Imam Nawawi pada hadits no. 1831)

Tangisan Pohon Kurma, Tanda Mukjizat Nabi

Kisah tangisan pohon kurma merupakan kisah yang benar-benar nyata yang diketahui dari khalaf
(yang belakangan) dari salaf (yang sebelumnya ada). Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah
berkata bahwa ini merupakan tanda kalau benda seperti batang kurma yang tidak bergerak
memiliki perasaan seperti hewan, bahkan lebih unggul dari beberapa hewan yang lebih cerdas.
Hal ini sesuai dengan firman Allah Taala di mana sebagian ulama maknakan secara tekstual,





Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada
suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih
mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (QS. Al-Isra: 44)

Ibnu Abi Hatim telah menukilkan dari Manaqib Asy-Syafii, dari bapaknya, dari Amr bin
Sawad, dari Imam Asy-Syafii, ia berkata,



Allah tidaklah pernah memberikan sesuatu kepada seorang Nabi seperti yang diberikan pada
Nabi Muhammad.

Aku (Ibnu Abi Hatim) berkata, Nabi Isa diberi mukjizat bisa menghidupkan yang mati. Imam
Syafii berkata, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam diberi mukjizat bisa mendengar
suara rintihan batang kurma yang menangis (karena ia tidak mendengar lagi dzikir yang dibaca
Nabi ketika Nabi beralih menggunakan mimbar, pen). Mukjizat ini lebih luar biasa dari mukjizat
yang diberikan pada Nabi Isa. (Fath Al-Bari, 6: 603)

Rintihan Pohon Kurma Karena Ditinggal Nabi

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin berkata, ketika seorang wanita Anshar membuatkan
mimbar lalu Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkhutbah di atasnya, maka batang pohon
kurma yang biasa dipakai oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam untuk berkhutbah pun
menangis. Pohon tersebut kadang berteriak seperti keadaan unta yang sedang bunting, kadang
pula seperti rintihan anak kecil yang menangis. Pohon tersebut menangis karena Nabi
shallallahu alaihi wa sallam tidak lagi berkhutbah di sisinya. Allahu akbar Benda yang diam
seperti itu merintih dan menangis karena ditinggal Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Sekarang ajaran-ajaran Nabi shallallahu alaihi wa sallam ditinggalkan, tak ada satu pun yang
merintih.

Semoga Allah menolong kita sekalian untuk senantiasa berdzikir, bersyukur, dan terus
memperbagus ibadah.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam pun turun, lantas pohon kurma tersebut terdiam. Nabi
mendiamkannya seperti seorang ibu mendiamkan anaknya padahal itu hanyalah sebuah batang
yang tidak bergerak.

Dari sini menunjukkan bahwa ada dua mukjizat Nabi: (1) rintihan pohon kurma setelah
ditinggalkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam karena tidak dipakai lagi untuk tempat
berkhutbah, (2) dengan turunnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam lantas memeluk batang
kurma tersebut akhirnya menjadi diam dari tangisan atau teriakannya. (Syarh Riyadh Ash-
Shalihin, 6: 641)

Pohon Kurma Menangis Karena Cinta dan Rindu pada Nabinya, Bagaimana dengan Kita
Manusia?

Perlu diketahui, mukjizat itu ada dua macam:

Mukjizat yang masih taraf kemampuan manusia, namun tidak bisa dilakukan lalu Allah wujudkan
tanda akan benarnya Nabi tersebut. Contoh, Zakariya yang baru memiliki keturunan di masa tua.
Mukjizat yang di luar kemampuan manusia dan tidak bisa dilakukan yang semisalnya. Contoh,
rintihan pohon kurma yang cinta pada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan begitu
merindukan ketika berpisah dengan beliau. (Kunuz Riyadh Ash-Shalihin, 21: 465)

Ada perkataan yang bagus dari Al-Hasan Al-Bashri ketika ia menyebutkan hadits rintihan pohon
kurma ini, ia berkata,







Wahai kaum muslimin, batang kurma saja bisa merintih karena rindu bertemu Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam. Kalian harusnya lebih berhak rindu pada beliau. (Fath Al-Bari, 6:
697)

Bukankah kita telah diperintahkan untuk mencintai Nabi shallallahu alaihi wa sallam,









Katakanlah: Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu,
harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat
tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad
di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS. At Taubah: 24)

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, Jika semua hal-hal tadi lebih dicintai daripada Allah dan
Rasul-Nya, serta berjihad di jalan Allah, maka tunggulah musibah dan malapetaka yang akan
menimpa kalian. Ancaman keras inilah yang menunjukkan bahwa mencintai Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam dari makhluk lainnya adalah wajib.
Ingatlah tanda cinta Allah adalah dengan mengikuti tuntunan Nabi shallallahu alaihi wa sallam.
Allah Taala berfirman,



Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi
dan mengampuni dosa-dosamu. (QS. Ali Imran: 31)

Ibnu Katsir berkata mengenai ayat di atas,



Ayat yang muliau ini menghakimi setiap yang mengakui mencintai Allah sedangkan ia tidak
mau mengikuti petunjuk Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, maka ia berarti telah
berdusta dengan pengakuannya sendiri.

Al-Hasan Al-Bashri dan sebagian ulama salaf lainnya,


Suatu kaum mengakui cinta pada Allah, maka Allah menguji mereka dengan ayat di atas.

Semoga Allah beri tambahan ilmu yang bermanfaat dan semakin melembutkan hati.

Sumber : https://rumaysho.com/12176-kenapa-pohon-kurma-itu-bisa-menangis.html

Anda mungkin juga menyukai