Anda di halaman 1dari 5

Polarisasi adalah terserapnya sebagian arah gertar gelombang, sehingga

gelombang hanya memilikisatu arah getar saja. Sedangkan yang dimaksud dengan
Polarisasi Pemantulan adalah bila sinar datang dari cermin datar dari sudut datang
57derajat, maka sinar pantul merupakan sinar terpolarisai. Polarisasi pemantulan
hanya akan terjadi pada cermin datar saja.
Polarisasi Karena Pemantulan

Polarisasi Karena Pemantulan


Pada sifat polarisasi ini sangat unik karena selain cahaya di pantulkan juga dibiaskan
pula. Saat cahaya datang di pantulkan pada dua medium yang berbeda yaitu antara dua medium
yang transparan seperti kaca ke udara atau udara ke kaca, maka cahaya yang terpolarisasi
sebagaian. Lalu tingkat Polarisasi tergantung pada sudut datang serta indeks bias medium dan
ketika terbentuk sudut sedemikian tersebut lalu antara sinar-sinar yang dihasilkan oleh
pemantulan dan pembiasan saling tegak lurus, maka saat itulah cahaya terpolarisasi sempurna.
Lalu berapakah sudut yang dibentuk dari hasil polarisasi ini?? Sir David Brewster
(1812) menemukan bahwa sudut datang tertentu yang mana cahaya direfleksikan pada medium
yang permukaannya dielektrik sehingga cahaya terpolarisasi linier total. Cahaya pantul yang
terpolarisasi sempurna jika medan listrika cahaya yang datang dapat dipecah menjadi
komponen-komponen yang sejajar tegak lurus dengan bidang datang atau yang mengakibatkan
sinar bias dengan sinar pantul saling tegak lurus. Maka sudut datang inilah yang di sebut
sudut Brewster atau sudut polarisasi (ip). Dengan menggunakan hukum snelius yaitu n1 adalah
medium pertama sedangkan n2 adalah medium kedua, jadi, tan adalah berbanding terbalik
antaran1(indeks medium pertama) dan n2(indeks medium kedua). Lalu jumlah sudut pantul
(ip)dan sudut bias (r) adalah 90 derajat karena kondisi terjadinya polarisasi total pada cahaya
yang dipantulkan 900.

Jika seberkas pola cahaya alamiah dijatuhkan pada permukan bidang batas dua medium,
maka sebagian cahaya akan mengalami pembiasan dan sebagian lagi mengalami pemantulan.
Sinar bias dan sinar pantul akan terpolarisasi sebagian. Jika sudut sinar datang diubah-ubah,
pada suatu saat sinar bias dan sinar pantul membentuk sudut 90. Pada keadaan ini, sudut sinar
datang (i) disebut sudut polarisasi (ip) karena sinar yang terpantul mengalami polarisasi
sempurna atau terpolarisasi linear. Menurut Hukum Snellius,
n1 sin ip = n2 sin r, dengan r + ip = 90 atau r = 90 ip
selanjutnya dapat dituliskan :
n1 sin ip = n2 sin (90 ip)= n2 cos ip
Sudut ip disebut sudut polarisasi atau sudut Brewster, yaitu sudut datang pada sinar bias
dan sinar pantul membentuk sudut 90. Tingkat polarisasi bergantung pada sudut datang dan
indeks bias kedua medium. Gambar disamping menunjukkan sinar datang pada sudut polarisasi
570, maka sinar pantulnya merupakan sinar terpolarisasinya. Sedangkan rumus yang tertera di
gambar dikenal sebagai "Hukum Brewster. Hukum ini didapat dari hubungan sudut polarisasi
dan indeks bias medium dengan memakai hukum "Snellius.

Sebagai gelombang transversal, cahaya dapat mengalami polarisasi. Polarisasi cahaya


dapat disebabkan oleh empat cara, yaitu refleksi (pemantulan), absorbsi (penyerapan),
pembiasan (refraksi) ganda dan hamburan.

1. Polarisasi karena refleksi


Pemantulan akan menghasilkan cahaya terpolarisasi jika sinar pantul dan sinar biasnya
membentuk sudut 90o. Arah getar sinar pantul yang terpolarisasi akan sejajar dengan
bidang pantul. Oleh karena itu sinar pantul tegak lurus sinar bias, berlaku ip + r =
90 atau r = 90 ip . Dengan demikian, berlaku pula

Jadi, diperoleh persamaan

Dengan n2 adalah indeks bias medium tempat cahaya datang n1 adalah medium tempat
cahaya terbiaskan, sedangkan ip adalah sudut pantul yang merupakan sudut
terpolarisasi. Persamaan di atas merupakan bentuk matematis dari Hukum Brewster.

Gambar 1. Polarisasi karena refleksi

Polarisasi (Pengkutuban)
Polarisasi adalah peristiwa perubahan arah getar gelombang cahaya yang acak menjadi satu
arah getar.
Polarisasi Gelombang menunjukkan arah medan listrik pada suatu titik yang dilewati oleh
gelombang tersebut. Jenis polarisasi antena dapat dikategorikan berdasarkan polanya
pada BIDANG yang TEGAK LURUS atau normal dengan sumbu propagasi.

Gelombang yang dapat mengalami polarisasi hanyalah gelombang tranversal yang

mempunyai arah getaran tegak lurus dengan arah perambatannya

Terpolarisasi atau terkutub artinya memiliki satu arah getar tertentu saja, seperti

pada gambar berikut :

Simbol Cahaya alami, yang bukan sinar terpolarisasi adalah gambar sbb:

atau

Cahaya terpolarisasi didapatkan dengan cara sbb :


1.

Polarisasi Karena Pemantulan

Berkas sinar alami (sinar yang belum terpolarisasi) dijatuhkan dari medium udara, ke
medium kaca (cermin datar). Dengan sudut datang i = 57o, maka sinar yang dipantulkan
sudah terpolarisasi, seperti pada gambar berikut:

2. Polarisasi Karena Pemantulan dan Pembiasan


Berkas Sinar alami melalui suatu medium kaca,akan dipantulakna dan dibiaskan. Sinar
perpolarisasi bila sudut pantuk dan sudut bias membentuk sudut 90, seperti pada gambar
brikut :

Dari peristiwa pemantulan dan pembiasan akan diperoleh Rumus Brewster, Sbb :
ip + r = 9o,

r = 90 -ip

n2/n1 = sin ip/sin r = sin ip/sin (90-ip) = sin ip/cos ip = tg ip


n2/n1 = tg ip

Anda mungkin juga menyukai