1. Pengertian
Secara linguistic, satisfaction berasal dari bahasa latin yaitu satis yang berarti
cukup dan facere melakukan atau membuat. Berdasarkan pendekatan linguistic ini
maka kepuasan dapat diartikan bahwa produk atau jasa yang mampu memberikan
lebih daripada yang diharapkan konsumen. Kepuasan konsumen adalah kondisi
dimana harapan konsumen mampu dipenuhi oleh produk ( Kotler & Amstrong,
1999).
Kotler (2002) secara umum ia menyatakan bahwa : Kepuasan adalah perasaan
senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara
persepsi/kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapanharapannya.
Kepuasan pelanggan menurut Rangkuti (2004) adalah mengukur sejauh mana
harapan pelanggan terhadap produk atau jasa yang diberikan dan telah sesuai
dengan aktual produk atau jasa yang ia rasakan.
Kepuasan konsumen adalah sejauh mana manfaat sebuah produk dirasakan
(perceived) sesuai dengan apa yang diharapkan pelanggan (Amir, 2005)
Gaspers (dalam Nasution, 2005) mengatakan bahwa kepuasan konsumen sangat
bergantung kepada persepsi dan harapan konsumen. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi dan harapan konsumen antara lain :
a. Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan
konsumen ketika sedang mencoba melakukan transaksi dengan produsen
produk.
b. Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan
maupun pesaing-pesaingnya.
c. Pengalaman dari teman-teman.
Engel, Roger & Miniard (1994) mengatakan bahwa kepuasan adalah evaluasi
paska konsumsi untuk memilih beberapa alternatif dalam rangka memenuhi
harapan. Band (dalam Nasution, 2005) mengatakan bahwa kepuasan tercapai
ketika kualitas memenuhi dan melebihi harapan, keinginan dan kebutuhan
konsumen. Sebaliknya, bila kualitas tidak memenuhi dan melebihi harapan,
keinginan dan kebutuhan konsumen maka kepuasan tidak tercapai. Konsumen
yang tidak puas terhadap barang atau jasa yang dikonsumsinya akan mencari
perusahaan lain yang mampu menyediakan kebutuhannya.
Jika pada saat itu kebutuhan dan keinginan terhadap produksi air minum yang
ditawarkan oleh perusahaan air minum sangat besar, maka harapan-harapan
pelanggan yang berkaitan dengan kualitas produk dan layanan perusahaan akan
tinggi pula, begitu juga sebaliknya.
2. Pengalaman masa lalu (terdahulu) ketika mengkonsumsi produk dan layanan, baik
dari perusahaan maupun pesaing-pesaingnya.
3. Pengalaman teman-teman, cerita teman pelanggan tentang kualitas produk dan
layanan perusahaan yang akan didapat oleh pelanggan.
4. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran atau persepsi yang timbul dari image
periklanan dan pemasaran yang akan dilakukan oleh perusahaan.
3. Komponen Kepuasan Konsumen
Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa ada banyak pengertian kepuasan
konsumen. Menurut Giese & Cote (2000) sekalipun banyak definisi kepuasan
konsumen, namun secara umum tetap mengarah kepada tiga komponen utama, yaitu:
a. Respon : Tipe dan intensitas
Kepuasan konsumen merupakan respon emosional dan juga kognitif. Intesitas
responnya mulai dari sangat puas dan menyukai produk sampai sikap yang apatis
terhadap produk tertentu.
b. Fokus
Fokus pada performansi objek disesuaikan pada beberapa standar. Nilai standar ini
secara langsung berhubungan dengan produk, konsumsi, keputusan berbelanja,
penjual dan toko.
c. Waktu respon
Respon terjadi pada waktu tertentu, antara lain : setelah konsumsi, setelah
pemilihan produk atau jasa, berdasarkan pengalaman akumulatif. Durasi kepuasan
mengarah kepada berapa lama respon kepuasan itu berakhir.
Gambar
Konsep Kepuasan Pelanggan
Tujuan
Organisa
si
Kebutuhan dan
Keinginan
Pelanggan
Produk
Harapan
Pelanggan
Terhadap Produk
Nilai Produk
Bagi
Pelanggan
Tingkat
Kepuasan
Pelanggan
d. Confirmation/disconfirmation
Harapan konsumen dipengaruhi oleh pengalaman mereka terehadap penggunaan
merek dari barang atau jasa yang berbeda dari orang lain. Confirmation terjadi bila
harapan sesuai dengan kinerja aktual produk. sebaliknya disconfirmation terjadi
ketika harapan lebih tinggi atau lebih rendah dari kinerja aktual produk. konsumen
akan merasa puas ketika tejadi confirmation / discofirmation.
6. Tipe-tipe Kepuasan dan Ketidakpuasan Konsumen
Sumarwan (2003) menerangkan teori kepuasan dan ketidakpuasan konsumen
terbentuk dari model diskonfirmasi ekspektasi, yaitu menjelaskan bahwa kepuasan atau
ketidakpuasaan konsumen merupakan dampak dari perbandingan antara harapan
pelanggan sebelum pembelian dengan sesungguhnya yang diperoleh pelanggan dari
produk
atau
jasa
tersebut.
Harapan
pelanggan
saat
membeli
sebenarnya
Konsumen yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu
membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas
terhadap produk atau jasa tersebut.
Untuk menciptakan kepuasan pelanggan suatu perusahaan harus dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan konsumen yang dianggap paling penting yang disebut
The Big Eight factors yang secara umum dibagi menjadi tiga kategori sebagai
berikut (Hannah and Karp, 1991):
a. Faktor-faktor yang berhubungan dengan produk :
Kualitas produk
Yaitu merupakan mutu dari semua komponen-komponen yang membentuk
produk. Sehingga produk tersebut mempunyai nilai tambah.
Bentuk produk
Bentuk produk merupakan komponen-komponen fisik dari suatu produk yang
menghasilkan suatu manfaat.
Keandalan
Merupakan kemampuan dari suatu perusahaan untuk menghasilkan produk
sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh perusahaan.
Gaspersz
(2000:118)
menyatakan
bahwa
factor-faktor
yang
2. ada beberapa faktor yang mempengaruhi apakah seorang pelanggan yang tidak puas
akan melakukan komplain atau tidak, yaitu
a. derajat kepentingan konsumsi yang dilakukan,
b. tingkat ketidakpuasan pelanggan,
c. manfaat yang diperoleh,
d. pengetahuan dan pengalaman,
e. sikap pelanggan terhadap keluhan,
f.
Hal yang harus dilakukan adalah dengan meminta maaf pada konsumen
sebagai ungkapan rasa penyesalan.
ii.
iii.
iv.
orang
(Ghost
sopper)
untuk
berperan
atau
bersikap
sebagai
Reliability
Kemampuan karyawan untuk memberikan jasa sesuai dengan yang dijanjikan,
Courtesy
mengukur kepuasan konsumen terhadap sikap sopan santun dan
keramahan penyedia jasa.
Credibility
mengukur kepuasan konsumen terhadap kejujuran perusahaan, apakah
perusahaan dapat dipercaya atau tidak.
Security
mengukur kepuasan konsumen terhadap rasa aman yang meliputi secara
fisik, secara finansial, dan rahasia yang dapat dijamin perusahaan.
Emphaty
Kesediaan karyawan dan pengelola untuk lebih peduli memberikan
perhatian secara pribadi kepada langganan, misalnya karyawan atau
pengelola harus mencoba menempatkan diri sebagai pelanggan. Jika
pelanggan mengeluh maka harus dicari solusi untuk mencapai
persetujuan yang harmonis dengan menunjukkan rasa peduli yang tulus.
Tangible
Berupa penampilan fasilitas fisik, peralatan, dan berbagai materi
komunikasi (Alma, 1992: p. 231), misalnya gedung dan kebersihan yang
baik serta penataan ruangan yang rapi.
Sepuluh kunci sukses dalam mengukur kepuasan pelanggan menurut Peters,
1989 dalam Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, (1995:106-107) yaitu:
1. Frekuensi
Berkaitan dengan berapa kali survei dilakukan, paling tidak setiap 60 sampai 90 hari
sekali.
2. Format
Yaitu siapa yang melakukan survei terhadap kepuasan pelanggan, dimana sebaiknya
survei dilakukan oleh pihak dari luar perusahaan
3. Isi
Isi pertanyaan yang terdapat dalam quesioner haruslah realistis, standar, dan dapat
dikuantitatifkan.
4. Desain Isi
Survei harus didesain secara sistematis dan memperhatikan pandangan yang ada,
selain itu harus bersifat realistis.