Dokumen - Tips Psak 29 Akuntansi Minyak Dan Gas Bumi
Dokumen - Tips Psak 29 Akuntansi Minyak Dan Gas Bumi
1 of 64
KEPALA BADAN
PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
Drs. GANDHI
NIP. 060006034
2 of 64
3 of 64
SAMBUTAN KETUA
IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Menyusul kedua Standar Khusus Akuntansi mengenai badan usaha koperasi dan
asuransi kerugian, maka lkatan Akuntan Indonesia kembali mengeluarkan standar
akuntansi yang khusus mengatur jenis badan usaha tertentu. Standar Khusus
Akuntansi lndustri Minyak dan Gas Bumi ini disusun atas kerja sama antara lkatan
Akuntan Indonesia, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), serta
PERTAMINA. Diharapkan Standar tersebut dapat menunjang pertumbuhan industri
minyak dan gas bumi serta peranannya dalam perekonomian Indonesia secara
keseluruhan.
Pada kesempatan ini, kami juga menyampaikan penghargaan kepada Tim Penyusun
Standar Khusus Akuntansi lndustri Minyak dan Gas Bumi, serta Komite Prinsip
Akuntansi Indonesia yang telah berjerihpayah menyusun Standar ini.
Kepada BPKP dan PERTAMINA, kami sampaikan terima kasih atas kerja sama yang
telah dijalin. Kiranya kerja sama seperti ini akan dapat terus berlanjut untuk
pengembangan akuntansi maupun industri minyak dan gas bumi di Indonesia.
Jakarta, 18 Agustus 1990
lkatan Akuntan Indonesia
Subekti lsmaun
Ketua
4 of 64
KATA PENGANTAR
Dewasa ini industri minyak dan gas bumi masih memegang peranan penting dalam
perekonomian Indonesia, baik sebagai penghasil devisa maupun sebagai salah satu
pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri. Pertanggungjawaban pengelolaan
perusahaan minyak dan gas bumi tercermin dalam laporan keuangan. Penyusunan
dan penyajian laporan keuangan perusahaan tersebut memerlukan suatu standar
akuntansi yang jelas.
Prinsip akuntansi Indonesia 1984 yang berlaku saat ini belum sepenuhnya dapat
memenuhi keperluan standar akuntansi tersebut. Ruang lingkup industri minyak dan
gas bumi mencakup kerja sama internasional, baik dalam permodalan maupun
dalam aktivitas operasi. Karena Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 belum mengatur
secara khusus perlakuan akuntansi untuk industri minyak dan gas bumi, maka dalam
praktek terdapat berbagai perlakuan akuntansi untuk mempertanggungjawabkan
transaksi yang sejenis. Hal inilah yang sering menjadikan sumber perbedaan
pendapat antara perusahaan yang menyusun laporan keuangan (auditee) dengan
pihak pemeriksa (auditor). Menyadari hal ini lkatan Akuntan Indonesia, BPKP dan
PERTAMINA mengadakan kerja sama untuk menyusun Standar Khusus Akuntansi
lndustri Minyak dan Gas Bumi yang merupakan acuan bagi perusahaan minyak dan
gas bumi dalam menyusun laporan keuangan yang wajar, maupun sebagai dasar
bagi auditor eksternal dalam memberikan opini bagi kewajaran penyajian laporan
keuangan.
Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 memuat konsep dasar, prinsip, prosedur, metode
dan teknik akuntansi yang merupakan norma umum dalam praktek penyusunan
laporan keuangan, khususnya yang ditujukan kepada pihak luar (akuntansi
keuangan). Untuk melengkapi dan mengembangkan buku PAI 1984, maka
diterbitkan seri "Pemyataan" dan "Interpretasi Prinsip Akuntansi Indonesia" (IPAI).
Untuk penyusunan laporan keuangan industri atau jenis usaha tertentu, lkatan
Akuntansi lndonesia akan menerbitkan serangkaian standar khusus yang akan diberi
nama seri penerbitan tersendiri. Setelah diadakan pengkajian secara mendalam dari
sudut pengetahuan dan praktek akuntansi, maka terdapat kesepakatan penggunaan
istilah "Standar Khusus Akuntansi" untuk setiap Pernyataan PAI yang khusus berlaku
bagi suatu jenis industri atau jenis usaha tertentu.
Berdasarkan piagam kerja sama lkatan Akuntan Indonesia, BPKP dan PERTAMINA
telah dikeluarkan Surat Keputusan Ketua lkatan Akuntan Indonesia No. Kep
101/SIV1987 tanggal 23 September 1987, tentang Pengangkatan anggota Tim Kerja
Standar Akuntansi lndustri Perminyakan Indonesia yang terdiri dari:
Ketua merangkap anggota
Drs. Bambang ST
5 of 64
Anggota
Dalam melaksanakan tugasnya, Tim dibantu oleh Drs. Murgianto dan Drs. Johanes
lrmanto sebagai staf sekretariat.
Setelah melalui beberapa tahapan Pembahasan dan perbaikan yang diperlukan,
maka dalam rapat Komite Prinsip Akuntrinsi Indonesia tanggal 30 Juli 1990 telah
disetujui Prinsip Akuntansi Indonesia - Pernyataan No. 5 berjudul Standar Khusus
Akuntansi lndustri Minyak dan Gas Bumi, dan selanjutnya disahkan dalam rapat
pengurus Pusat lkatan Akuntan Indonesia tanggal 4 Agustus 1990.
Standar Khusus Akuntansi lndustri Minyak dan Gas Bumi ini diharapkan dapat
digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan laporan keuangan.
Jakarta, 4 Agustus 1990
Pengurus Pusat
lkatan Akuntan Indonesia
6 of 64
7 of 64
DAFTAR ISI
SAMBUTAN KEPALA BPKP
SAMBUTAN DIREKTUR UTAMA PERTAMINA
SAMBUTAN KETUA IKATAN AKUNTAN INDONESIA
KATA PENGANTAR
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
VII.
PENDAHULUAN
1.
Karakteristik Akuntansi lndustri Minyak dan Gas Bumi
2.
Ruang Lingkup dan Penerapannya
AKUNTANSI EKSPLORASI
1.
Definisi Eksplorasi
2.
Uraian Kegiatan Eksplorasi
3.
Jenis Biaya Eksplorasi
4.
Perlakuan Akuntansi Terhadap Jenis Biaya Eksplorasi
AKUNTANSI PENGEMBANGAN
1.
Definisi Pengembangan
2.
Uraian Kegiatan Pengembangan
3.
Jenis Biaya Pengembangan
4.
Perlakuan Akuntansi terhadap Jenis Biaya Pengembangan
AKUNTANSI PRODUKSI
1.
Definisi Produksi
2.
Uraian Kegiatan Produksi
3.
Jenis Beban Produksi
4.
Perlakuan Akuntansi terhadap Jenis Beban Produksi
AKUNTANSI PENGOLAHAN
1.
Definisi Pengolahan
2.
Uraian Kegiatan Pengolahan
3.
Jenis Beban Pengolahan
4.
Harga Perolehan Aktiva Tetap Pengolahan
5.
Perlakuan Akuntansi terhadap Jenis Beban dan Harga Perolehan Aktiva
Tetap Pengolahan
AKUNTANSI TRANSPORTASI
1.
Definisi Transportasi
2.
Uraian Kegiatan Transportasi
3.
Jenis Beban Transportasi
4.
Harga Perolehan Aktiva Tetap Transportasi
5.
Perlakuan Akuntansi terhadap Jenis Beban Transportasi dan Harga
Perolehan Aktiva Tetap Transportasi
AKUNTANSI PEMASARAN
1.
Definisi Pemasaran
2.
Uraian Kegiatan Pemasaran
3.
Jenis Beban Pemasaran
4.
Harga Perolehan Aktiva Tetap Pemasaran
5.
Perlakuan Akuntansi terhadap Beban Pemasaran dan Harga Perolehan
Aktiva Tetap Pemasaran
8 of 64
VIII.
AKUNTANSI LAIN-LAIN
A. Akuntansi Pelabuhan Khusus
1. Definisi Pelabuhan Khusus
2. Uraian Kegiatan Pelabuhan Khusus
3. Jenis Beban Pelabuhan Khusus
4. Harga Perolehan Aktiva Tetap Pelabuhan Khusus
5. Perlakuan Akuntansi terhadap Jenis Beban dan Harga Perolehan
Aktiva Tetap Pelabuhan Khusus
B. Akuntansi Telekomunikasi
1. Definisi Telekomunikasi
2. Uraian Kegiatan Telekomunikasi
3. Jenis Beban Telekomunikasi
4. Harga Perolehan Aktiva Tetap Telekomunikasi
5. Perlakuan Akuntansi terhadap Jenis Beban dan Harga Perolehan
Aktiva Tetap Telekomunikasi
C. Akuntansi Kontrak Bantuan Teknis
1. Definisi Kontrak Bantuan Teknis
2. Uraian Kegiatan Kontrak Bantuan Teknis
3. Jenis Biaya dan Beban Kontrak Bantuan Teknis
4. Perlakuan Akuntansi terhadap Jenis Biaya dan Beban Kontrak
Bantuan Teknis
D. Akuntansi Unitisasi
1. Definisi Unitisasi
2. Uraian Kegiatan Unitisasi
3. Jenis Biaya dan Beban Unititas
4. Perlakuan Akuntansi terhadap Jenis Biaya dan Beban Unitisasi
E. Akuntansi Kontrak Pengurasan Tahap Kedua
1. Definisi Pengurasan Tahap Kedua (Secondary Recovery)
2. Uraian Kegiatan Pengurasan Tahap Kedua
3. Jenis Biaya dan Beban Pengurasan Tahap Kedua
4. Perlakuan Akuntansi terhadap Jenis.Biaya dan Beban
Pengurasan Tahap Kedua
F. Akuntansi Joint Operation
1. Definisi Joint Operation
2. Uraian Kegiatan Joint Operation
3. Jenis Biaya dan Beban Joint Operation
4. Perlakuan Akuntansi terhadap Jenis Biaya dan Beban Joint
Operation
9 of 64
Lampiran 2
Pertamina
1. Organisasi
2. Tujuan dan Tugas Perusahaan
3. Kegiatan dan Kuasa Pertambangan
Lampiran 3
Metode Akuntansi Perminyakan
1.
2.
3.
4.
DAFTAR ISTILAH
10 of 64
BAB I
PENDAHULUAN
11 of 64
12 of 64
BAB II
AKUNTANSI EKSPLORASI
1.
Definisi Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi (exploration) atau pencarian adalah setiap usaha daLam rangka
mencari dan menemukan cadangan minyak dan gas bumi di daerah-daerah yang
belum terbukti mengandung minyak dan gas bumi, yang antara lain meliputi
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Mengusahakan ijin untuk memulai kegiatan eksplorasi di daerah tertentu.
b. melakukan berbagai kegiatan penyelidikan geologis dan geofisik di
lapangan.
c. Menginterpretasikan data yang dihasilkan dalam penyelidikan ini.
d. Melakukan pengeboran sumur, termasuk sumur uji stratigrafi, di daerah
yang belum terbukti mengandung cadangan.
e. Memperoteh dan membangun aktiva tetap yang berhubungan dengan
kegiatan di atas.
f. Menggunakan jasa yang diperlukan sehubungan dengan kegiatan di atas.
14 of 64
Biaya pemboran sumur uji stratigrafi terdiri atas biaya pemboran di daerah cadangan
tidak terbukti (exploratory type) dan di daerah cadangan terbukti (development
type). Jenis-jenis biayanya tidak berbeda dengan jenis-jenis biaya pada pemboran
sumur eksplorasi yang telah dirinci di atas.
4.Perlakuan Akuntansi Terhadap Jenis Biaya Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi meliputi penyelidikan topografi, geologi, geofisika, pemboran
sumur eksplorasi dan pemboran sumur uji stratigrafi.
15 of 64
Perlakuan biaya eksplorasi dapat menggunakan baik metode Full Cost (FC) maupun
Succesful Efforts (SE).
Menurut metode Full Cost (FC) semua biaya dikapitalisasi sebagai bagian dari asset
minyak dan gas bumi di dalam suatu negara sebagai pusat biaya.
Menurut metode Succesful Efforts (SE), semua biaya-biaya eksplorasi, di luar biayabiaya yang dialokasikan ke sumur-sumur eksplorasi (termasuk sumur eksplorasi tipe
stratigrafi) yang mempunyai cadangan terbukti, diperlakukan sebagai beban pada
periode akuntansi yang bersangkutan. Selanjutnya, kecuali tanah yang mempunyai
nilai ekonomis, biaya-pemboran sumur eksplorasi, baik tak berwujud maupun
berwujud, dikapitalisasi kalau ditemukan cadangan terbukti atau diperlakukan
sebagai beban kalau cadangan terbukti tersebut tidak ditemukan.
16 of 64
BAB III
AKUNTANSI PENGEMBANGAN
1. Definisi Pengembangan
Pengembangan merupakan setiap kegiatan yang dilakukan dalam rangka
mengembangkan cadangan terbukti minyak dan gas bumi sampai siap berproduksi.
Pengernbangan cadangan meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Penyediaan peralatan dan persediaan
b. Penambangan, pengaliran, pengumpulan dan penyimpanan minyak dan gas
bumi.
c. Penyediaan sistem pengurasan yang telah diperbaiki.
2. Uraian Kegiatan Pengembangan
Masing- masing kegiatan pengembangan tersebut dijelaskan berikut ini. Penyediaan
peralatan dan fasilitas meliputi
a. Penyediaan angkutan alat-alat berat.
b. Pembuatan jalan dan lokasi pemboran
c. Pengadaan alat dan fasilitas pemboran yang antara lain terdiri dari rig unit,
mud logging unit, wireline Jogging unit, cementing unit, platform dan base
camp.
Kegiatan penambangan minyak dan gas bumi meliputi:
a. Meneliti lokasi sumur untuk menentukan lokasi titik pemboran.
b. Membangun jalan masuk ke lokasi sumur pemboran.
c. Menyiapkan lahan untuk lokasi pemboran.
d. Mengalihkan jalan umum, saluran gas, saluran air, jaringan listrik, dan
jaringan telepon, sejauh diperlukan untuk mengembangkan cadangan
terbukti.
e. Membor dan melengkapi sumur pengembangan, sumur uji stratigrafi dan
sumur penunjang dengan peratatan yang diperlukan.
Kegiatan pengumpulan dan penampungan minyak dan gas bumi meliputi penyiapan
peralatan pengukur, tangki penampungan dan fasifitas pembuangan limbah
produksi.
Kegiatan penyediaan sistem pengurasan yang telah diperbaiki.
17 of 64
meliputi pengeluaran
perangkat pemboran
mempunyai nilai sisa
memproduksi minyak
Biaya pembuatan rak sarana penyimpanan pipa bor, berbagai macam pipa
lainnya yang digunakan dalam proses pemboran.
g. Biaya lain-lain.
Biaya selama pemboran meliputi
a. Biaya pengadaan air, bahan bakar dan bahan-bahan lain yang diperlukan dalam
pemboran sumur.
b. Biaya penanaman jangkar penahan yang digunakan untuk menstabilkan
perangkat pemboran.
c. Biaya pemboran yang tarif biayanya dihitung berdasarkan kedalaman sumur atau
tarif harian.
d. Biaya penggunaan jasa teknik selama kegiatan pemboran yang dilakukan oleh
ahli teknik, ahli geologi, teknisi fluida.
18 of 64
e. Biaya lain-lain.
Biaya penyelesaian sumur meliputi
a. Biaya perekaman sumur (lagging) dan uji kandung lapisan (drill stem rest) serta
pengujian lain-lainnya seperti pengujian contoh batuan inti dan contoh dinding
sumur.
b. Biaya melubangi dinding pipa selubung, penyemenan, penyedotan peretakan dan
pengasaman.
c. Biaya transportasi dan pemasangan peralatan di bawah tanah.
d. Biaya peralatan yang disewa untuk penyimpanan minyak selama pengujian.
e. Biaya lain-lain.
Biaya setelah penyelesaian sumur metiputi
a. Biaya mengembalikan perangkat pemboran (yang dimiliki perusahaan) dari lokasi
pemboran ke tempat penyimpanan.
b. Biaya rehabilitasi lokasi di sekitar sumur.
c. Biaya perbaikan lingkungan.
d. Biaya penyemenan dan pemasangan selubung bagian atas.
e. Biaya pengangkutan pipa selubung dan pipa sembur dari tempat penyimpanan.
f.
Biaya lain-lain.
Biaya pemboran sumur pengembangan yang berwujud meliputi semua biaya aktiva
berwujud termasuk pipa sembur (tubing) di bawah permukaan tanah, antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
19 of 64
20 of 64
BAB IV
AKUNTANSI PRODUKSI
1. Definisi Produksi
Produksi adalah semua kegiatan dalam rangka pengangkatan minyak dan gas bumi
ke permukaan bumi dari cadangan terbukti serta pengangkutannya ke stasiun
pengumpul yang antara lain meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Pengangkatan minyak dan gas bumi ke permukaan bumi.
b. Proses pemisahan antara minyak, gas bumi dan endapan dasar & air (Basic
Seiliment & Water = BS&W).
c. Pengangkutan minyak dan gas dari permukaan bumi ke stasiun pengumpul atau
pusat pengumpul produksi dan selanjutnya ke lokasi distribusi.
d. Pengumpulan minyak mentah di tangki penimbun.
Kalau tekanan alamiah tersebut tidak cukup kuat untuk mendorong minyak ke
permukaan bumi, maka digunakan sumur buatan dengan bantuan gas alam (gas
lift) atau dengan pompa (pumping unit).
Pengurasan tahap kedua dilakukan setelah produksi minyak dan gas bumi
dengan melalui pengurasan tahap pertama menjadi kurang ekonomis.
Pengurasan pada tahap ini dilakukan dengan menginduksikan suatu dorongan
(tenaga) buatan ke datam formasi. Metode peluapan air adalah metode yang
paling umum digunakan yaitu dengan mengalirkan air bertekanan tinggi ke
21 of 64
22 of 64
Beban
Beban
Beban
Beban
Beban
tangki penimbun
stasiun pemanas
pipa saluran minyak/gas
instalasi penghasil
lain-lain.
23 of 64
BAB V
AKUNTANSI PENGOLAHAN
1. Definisi Pengolahan
Yang dimaksud dengan pengolahan minyak dan gas bumi adalah proses pengolahan
minyak mentah dan gas bumi menjadi produk yang terdiri dari BBM dan Non BBM
serta pengolahan dari gas dan Non BBM meniadi produk petrokimia.
Yang dimaksud dengan BBM adalah avigas, avtur, super, premium, kerosene, solar
(Automotive Diesel Oil = ADO) minyak diesel (Industrial Diesel Oil = IDO), minyak
bakar (Fuel Oil = FO) dan sebagainya.
Yang dimaksud dengan produk Non BBM adalah hasil kilang di luar BBM, yaitu low
sulphur waxy residu (LSWR), naptha, bahan pelumas, asphalt dan sebagainya.
Yang dimaksud dengan produk petrokimia adalah hasil pengolahan dari gas dan
produk Non BBM yaitu purified terephtalic acid (PTA), methanol, polypropylene,
olefin, paraxylene dan lain-lain.
2. Uraian Kegiatan Pengotahan
Pengolahan meliputi semua kegiatan dalam rangka proses pengolahan minyak
mentah dan gas bumi menjadi produk yang terdiri dari BBM dan Non BBM serta
pengolahan dari gas dan Non BBM menjadi produk petrokimia, yang meliputi :
a. Menentukan jenis dan banyaknya minyak mentah yang akan diolah dan
produk minyak yang akan dihasilkan dengan memperhatikan karakteristik
dan kapasitas kilang, dan persediaan serta permintaan produk.
b. Mengolah minyak mentah dan gas bumi yang meliputi proses pengolahan
pertama, proses pengolahan kedua, proses pengolahan lain dan proses
treating unit.
Proses pengolahan pertama meliputi :
I.
24 of 64
Beban
Beban
Beban
Beban
Beban
Beban
Beban
Beban
25 of 64
c. Beban pengolahan gas dan fraksi ringan pada LPG plant polypropylene plant.
d. Beban pemeliharaan dan perbaikan unit dan plant di atas.
Beban pabrik penunjang lainnya, seperti drumplant, oxygen plant dan lain-lain.
Harga perolehan Aktiva Tetap Pengolahan (ATP), baik pengolahan langsung maupun
tidak langsung meliputi :
26 of 64
Semua beban yang timbul dalam unit-unit proses pengolahan pertama diperlakukan
sebagai beban operasi pengolahan. Beban-beban yang timbul dalam proses ini
dikelompokkan dalam tiga aktivitas, yaitu :
instalasi
instalasi
instalasi
instalasi
27 of 64
instalasi
instalasi
instalasi
instalasi
Beban pada wax plant, lube plant, asphalt plant, coker unit dan lainlain.
II. Beban pada treating unit.
b. Aktivitas instalasi utilitas.
I. Beban
II. Beban
III. Beban
IV. Beban
instalasi
instalasi
instalasi
instalasi
28 of 64
Beban yang timbul dalam aktivitas ini antara lain adalah beban perbaikan dan
pemeliharaan, beban utilitas, beban penimbunan, beban laboratorium pengujian, dan
beban transportasi produk.
Perlakuan akuntansi terhadap beban umum pengolahan
Semua beban umum yang timbul dalam aktivitas pengolahan baik yang langsung
berhubungan dengan aktivitas pengolahan maupun yang tidak langsung,
diperlakukan sebagai beban operasi pengolahan yang dialokasikan menurut
departemen atau unit kegiatannya masing- masing.
Perlakuan akuntansi terhadap harga perolehan ATP.
Pengeluaran ini merupakan pengeluaran modal:
a. Harga perolehan ATP
b. Pengeluaran untuk penggantian bagian suatu unit ATP yang menambah
kapasitasnya,
c. Nilai tunai dari pembayaran sewa guna dalam rangka capital lease,
d. Biaya bunga masa konstruksi atas dan pinjaman yang dipakai untuk
pembangunan proyek
29 of 64
BAB VI
AKUNTANSI TRANSPORTASI
1.
Definisi Transportasi
30 of 64
31 of 64
32 of 64
BAB VII
AKUNTANSI PEMASARAN
1. Definisi Pemasaran
Pemasaran adalah semua kegiatan yang berkaitan dengan penjualan minyak
mentah, gas bumi dan produk kepada pemakai atau penyalur di dalam dan di luar
negeri.
2. Uraian Kegiatan Pemasaran
Kegiatan pemasaran meliputi pembekalan dalam negeri dan ekspor minyak mentah,
gas bumi serta produk lainnya.
a. Kegiatan penyediaan dan penjualan BBM dan Non BBM kepada pemakai dan
penyalur dalam negeri, meliputi
I. Analisa pasar
II. Perencanaan penjualan dan pemakaian sendiri
III. Pengadaan yang mencakup antara lain pencampuran dan pengisian
produk ke dalam kemasan serta penyalurannya.
IV. Pelaksanaan penjualan
V. Penyuluhan, pengendalian mutu, pembinaan saluran penjualan dan
promosi
VI. Pemeliharaan sarana penjualan.
b. Kegiatan penyediaan dan penjualan minyak mentah dan produk untuk diekspor,
meliputi
I. Analisa pasar
II. Perencanaan kebutuhan penyediaan dan pemasaran minyak mentah
dan produk untuk diekspor.
III. Perencanaan pemenuhan kebutuhan para pembeli / caIon pembeli
minyak mentah dan produk kilang.
IV. Pengembangan pangsa pasar minyak mentah dan produk kilang.
V. Penetapan harga/allowance/premium dan biaya administrasi.
VI. Persiapan dan penyelesaian kontrak penjualan minyak mentah dan
produk kilang.
VII.
Pengaturan jadwal pengapalan ekspor minyak mentah dan
produk kilang serta pelaksanaannya.
VIII.
Pemberitahuan data pengapalan kepada pembeli
IX. Pengawasan kualitas minyak mentah dan produk kilang yang diekspor.
X. Penyiapan dan penyelesaian faktur.
c. Kegiatan penyediaan dan penjualan gas yang meliputi
I. Analisa pasar
II. Perencanaan penjualan dan pemakaian sendiri
III. Pengadaan yang mencakup antara lain pencampuran dan pengisian
produk ke dalam kemasan serta penyalurannya.
33 of 64
c. Beban pemasaran minyak mentah dan produk kilang yang diekspor ke luar
negeri meliputi beban umum dalam rangka peningkatan pemasaran minyak dan
produk kilang, penutupan kontrak dan beban administrasi lainnya.
4.Harga Perolehan Aktiva Tetap Pemasaran
Aktiva tetap pemasaran merupakan sarana pemasaran dalam negeri. Biaya aktiva
tetap tersebut meliputi harga perolehan:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
34 of 64
35 of 64
BAB VIII
AKUNTANSI LAIN-LAIN
Akuntansi lainnya terdiri dari :
A. Akuntansi pelabuhan khusus
B. Akuntansi telekomunikasi
C. Akuntansi kontrak bantuan teknis (TAC)
D. Akuntansi unitisasi
E. Akuntansi pengurasan tahap kedua (secondary recovery)
F. Akuntansi joint operation
A. AKUNTANSI PELABUHAN KHUSUS
1.
Yang dimaksud dengan pelabuhan khusus adalah pelabuhan yang dimiliki dan
dioperasikan PERTAMINA untuk menunjang operasi migas.
2.
a.
b.
B. AKUNTANSI TELEKOMUNIKASI
1.Definisi Telekomunikasi
Yang dimaksud telekomunikasi adalah seluruh jaringan serta perangkat komunikasi
dengan radio, telepon, telex facsimile guna menunjang operasi PERTAMINA.
2.Uraian Kegiatan Telekomunikasi
Telekomunikasi meliputi semua kegiatan perencanaan, pengadaan, pengelolaan,
pembinaan dan pengawasan yang berkaitan dengan data atau informasi dalam
berbagai bentuk seperti voice, naskah, gambar, data komputer, dan data navigasi
dengan menggunakan berbagai sarana telekomunikasi.
3.Jenis Beban Telekomunikasi
Beban telekomunikasi metiputi semua beban dalam rangka kegiatan komunikasi
guna menunjang operasi PERTAMINA yang terdiri dari :
a.
b.
c.
d.
e.
Beban lain-lain.
38 of 64
pengurang dari tambahan hasil produksi (cost recovery). Tugas dan kegiatan pihak
yang menyediakan dana dan jasa adalah sebagai berikut:
(i) Mengelola rehabilitasi dan mengembangkan lapangan untuk
menghasilkan produksi yang melebihi produksi lapangan sebelum
direhabilitasikan dan dikembangkan.
(ii) Memperhitungkan biaya pengelolaan lapangan tersebut sebagai biaya
produksi yang harus dipulihkan (cost recovery) oleh pihak pemilik
lapangan sesuai kontrak.
39 of 64
40 of 64
dikapitalisasi
sedangkan
Pengurasan tahap kedua yang dilakukan sendiri telah diatur dalam bab akuntansi
produksi.
dan
menekan
biaya
b.
c.
43 of 64
BAB IX
TANGGAL BERLAKU
Pernyataan ini berlaku efektif selambat-lambatnya untuk penyusunan laporan
keuangan mulai tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Maret 1991.
44 of 64
Lampiran 1
SEJARAH PERMINYAKAN
DI INDONESIA
45 of 64
I.
I.
hanya
oleh
negara
yang
dilaksanakan
oleh
Pasal (5) - kontraktor hanyalah pihak yang bekerja untuk membantu Perusahaan
Negara dan menerima imbalan untuk hasil kerja tersebut.
46 of 64
Sejak berlakunya Undang Undang Nomor 44 Tahun 1960 praktis lndishce Mijn
Wet tidak berlaku lagi di Indonesia. Pada waktu itu di Indonesia terdapat tiga
perusahaan besar:
I.
a. Kontrak Karya
Hanya tiga perusahaan yang pernah terikat dengan kontrak ini yaitu PT CPI,
PT SI dan PT Calasiatic & Topco (C&T). Dalam kontrak ini pembagian
didasarkan pada keuntungan, sedangkan manajemen dan pemilikan assets
berada di tangan kontraktor. Kontrak dengan PT. SI akan berakhir tahun
1992, sedangkan kontrak dengan PT C&T akan berakhir tahun 2001.
b. Kontrak Bagi Hasil
Ciri yang menonjol dari kontrak jenis ini adalah manajemen dan pemilikan
assets berada di tangan PERTAMINA, serta yang dibagi adalah produksi
setelah dikurangi biaya operasi.
c. Kontrak Lainnya
48 of 64
Selain dari kedua bentuk kontrak tersebut di atas juga dikenal bentuk-bentuk
kontrak sebagai berikut:
I.
Usaha pemasaran dilakukan oleh perusahaan afiliasi Asiatic Petroleum dan usaha
pengangkutan minyak dilakukan oleh perusahaan afiliasi Anglo Saxon Petroleum
Company. Untuk pengelolaan operasi yang tersebar di berbagai daerah yang luas ini,
BPM membentuk 5 unit pusat administrasi yaitu di Pangkalan Brandan, Plaju, Cepu,
Balikpapan dan Tarakan.
Kelompok kedua adalah NV. SVPM, yang kemudian dikenal STANVAC, yang
merupakan gabungan antara perusahaan Nederlandsche Koloniale Petroleum
Maatschappij (NKPM) dengan perusahaan Standard Oil of New Jersey pada tahun
1933. Kelompok ini beroperasi di Sumatra bagian tengah dan selatan (lapangan
Talang Akar, Sago, Ukui, Andan, sungai Pulai, Keruh di Lirik). Di Pulau Jawa
STANVAC menemukan minyak di lapangan-lapangan dekat Cepu yakni Trembul, Lusi
dan Pilang Bango. STANVAC juga mendirikan kilang di sungai Gerong.
yang merupakan anak perusahaan dari Standard Oil Company of Califomia (SOCAL)
dengan Texas Oil Company (TEXACO) pada tahun 1936. Kelompok ini beroperasi di
Sumatra bagian tengah (Blok Rokan, lapangan sebanga, Duri, Minas).
Ketiga kelompok usaha di atas juga melakukan pemasaran BBM di dalam negeri
yang meliputi pengadaan, penyimpanan dan distribusi dengan tujuan utama mencari
keuntungan. Di samping ketiga kelompok perusahaan minyak asing tersebut
terdapat perusahaan minvak asing yang beroperasi di Daerah lrian Barat
(Nederiands Nieuw Guinea), yakni NNGPM yang merupakan usaha patungan dari
BPM, Stanvac dan Far Pacific Investment Coy (mewakili saham Caltex). Perusahaan
ini melanjutkan usaha BPM dengan mengadalian eksplorasi daerah konsesi "Nieuw
Guinea Block".
51 of 64
53 of 64
Lampiran 2
PERTAMINA
1.
Organisasi
Perusahaan dipimpin dan diurus oleh suatu direksi yang terdiri dari seorang direktur
utama dan sekurang-kurangnya lima orang direktur. Direksi bertanggung jawab
kepada Dewan Komisaris Pemerintah PERTAMINA (DKPP) dan direktur utama
perusahaan mewakili direksi dalam pertanggungjawaban tersebut.
DKPP yang diangkat dan diberhentikan oleh presiden, menetapkan kebijaksanaan
umum perusahaan dan mengusulkan kepada pemerintah langkah yang perlu diambil
dalam rangka penyempurnaan pengurusan perusahaan. Dalam melaksanakan
tugasnya DKPP bertanggung jawab kepada presiden.
Masing- masing direktur memimpin sebuah direktorat dan pada saat ini ada enam
direktorat. Kegiatan keenam direktorat tersebut dapat dibagi dalam fungsi
operasional dan fungsi penunjang. Yang termasuk dalam fungsi operasional adalah:
a.
b.
c.
c.
b.
c.
PUD membawahi sejumlah Manajer Unit EP; Manajer Unit P; Manajer Unit PDN;
Manajer Umum; Manajer Keuangan; Manejer P&T; Kepala Internal Audit; dan
Manajer Security.
55 of 64
Di samping tiga Pertamina Daerah terdapat dua Pertamina Unit EP (Cirebon dan
Sorong), dua Pertamina Unit P (Dumai dan Cilacap) serta lima Pertamina Unit PDN
(Jakarta, Semarang, Surabaya, Ujung Pandang dan Jayapura). PERTAMINA juga
memiliki empat kantor perwakilan dan dipimpin oleh seorang kepala perwakilan yang
bertanggung jawab langsung kepada direktur utama. Keempat perwakilan tersebut
adalah:
a.
b.
c.
d.
56 of 64
Lampiran 3
METODE AKUNTANSI PERMINYAKAN
Di dalam industri minyak dan gas bumi dikenal dua metode akuntansi utama yang
berlaku dan dapat diterima secara umum yaitu rnetode Full Cost (FC) dan metode
Successful Efforts (SE).
Kedua metode tersebut sangat berbeda satu sama lainnya dengan perbedaan utama
yang terletak pada perlakuan akuntansi terhadap sumur dry hole dan biaya
eksplorasi lainnya, Di samping itu terdapat juga perbedaan yang menyangkut
akuntansi untuk sebagian besar bentuk pemindahan hak penambangan dan dasar
perhitungan deplesi, depresiasi serta amortisasi.
a.
Biaya pengeboran sumur dry hole merupakan bagian dari biaya perolehan seluruh
cadangan yang dimiliki oleh perusahaan di suatu negara dan harus dikapitalisasi.
Selama masih di dalam batas negara yang sama, maka meskipun terletak ribuan
kilometer dari sumur cadangan terbukti yang dimiliki perusahaan dan dibor untuk
menyelidiki formasi geologi yang berbeda, sumur dry hole yang bersangkutan
merupakan bagian dari asset yang sama dan biayanya merupakan bagian dari biaya
aset tersebut.
b.
Meskipun hasil penjualan hak penambangan suatu lokasi berbeda dengan harga
perolehannya, keuntungan atau kerugian dari penjualan tersebut biayanya tidak
diakui karena lokasi yang dijual tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari total asset. Keuntungan akan diakui bilamana hasil penjualan lokasi mele bihi
nilai total asset (dalam negara yang bersangkutan). Sebaliknya kerugian baru diakui
kalau hasil penjualan total asset lebih kecil daripada biaya perolehannya.
c.
Perhitungan amortisasi
Amortisasi dari biaya cadangan tidak dihitung per kekayaan tetapi per negara.
2. Metode Successful Efforts
Berbeda dengan metode FC yang didasarkan pada teori single asset, metode SE
didasarkan pada teori "Multiple Asset" yang menganggap kekayaan perusahaan yang
tertanam dalam setiap cadangan sebagai kesatuan asset.
Perlakuan akuntansi atas biaya eksplorasi dry hole, pemindahan hak penambangan
dan dasar perhitungan amortisasi adalah sebagai berikut :
a.
Biaya eksplorasi ini dibukukan sebagai beban karena kegiatan tersebut tidak
menghasilkan cadangan yang ekonomis. Berhubung tiap cadangan merupakan asset
58 of 64
yang terpisah, maka biaya dari sumur dry hole tidak dapat dianggap sebagai bagian
dari sumur lain yang menghasilkan.
b.
Perhitungan amortisasi
Amortisasi dari biaya cadangan terbukti dihitung per kekayaan atau per cadangan.
3. Perbandingan Metode FC dengan SE
Dalam metode FC semua biaya yang terjadi dalam rangka memperoleh hak
pengusahaan, eksplorasi dan pengembangan dikapitalisasi pada saat terjadinya dan
baru diamortisasi setelah cadangan minyak dan gas bumi berproduksi, dengan suatu
batasan bahwa kapitalisasi biaya yang dilakukan tidak melebihi nilai cadangan
minyak dan gas bumi yang ditemukan. Biaya hak pengusahaan dan eksplorasi yang
ternyata gagal menemukan cadangan minyak dan gas bumi dianggap merupakan
biaya yang tak dapat dihindarkan. Dengan demikian, metode FC mengkapitalisasi
semua biaya yang dikeluarkan termasuk biaya eksplorasi yang tidak berhasil
menemukan cadangan, menunggu sampai mendapatkan cadangan minyak dan gas
bumi.
Dalam metode SE semua biaya eksplorasi suatu cadangan minyak dan gas bumi
untuk sementara dikapitalisasi sampai pada suatu saat di mana diputuskan bahwa
eksplorasi minyak dan gas bumi tersebut gagal atau tidak komersil. Kalau eksplorasi
tersebut ternyata menemukan cadangan minyak dan gas bumi yang komersil, maka
semua biaya yang telah terjadi serta biaya pengembangan selanjutnya akan
dikapitalisasi. Sebaliknya kalau pencarian tersebut gagal atau terbukti tidak
komersil, maka semua biaya yang telah terjadi akan diperlakukan sebagai beban.
59 of 64
Dalam implementasinya, kedua metode ini tidak terlepas dari kelebihan dan
kekurangan, tergantung pada ditemukan tidaknya cadangan minyak dan gas bumi.
Bagi perusahaan yang kegiatan eksplorasinya berhasil menemukan cadangan minyak
dan gas bumi, penggunaan FC dan SE memberikan pengaruh yang tidak berbeda,
kecuali untuk biaya geologi dan geofisika. Sebaliknya bila kegiatan eksplorasi tidak
berhasil menemukan cadangan minyak dan bumi, maka penggunaan metode FC dan
SE ini akan memberikan pengaruh yang berbeda, khususnya yang menyangkut
perlakuan akuntansi atas biaya pencarian. Pada umumnya perusahaan-perusahaan
yang relatif kecil cenderung untuk memilih metode FC, sedang perusahaanperusahaan yang relatif besar lebih banyak menggunakan metode SE.
b.
Biaya yang dikeluarkan untuk semua kegiatan, baik yang berhasil maupun
tidak berhasil, mutlak diperlukan untuk menemukan cadangan minyak dan
gas bumi. Memisahkan biaya eksplorasi dan biaya pengembangan ke dalam
kategori yang berbeda tidak menggambarkan keadaan yang sesungguhnya
dalam industri minyak dan gas bumi ini.
FC memandang keseluruhan usaha pencarian dan pengembangan serta
keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk maksud itu sebagai biaya
cadangan minyak dan gas bumi yang ditemukan. Meskipun tidak ada
hubungan langsung antara biaya pencarian dengan cadangan minyak dan gas
bumi yang ditemukan, terdapat suatu hubungan yang logis karena cadangan
60 of 64
c.
d.
minyak dan gas bumi tidak dapat ditemukan tanpa lebih dahulu
mengeluarkan biaya tersebut.
Asset yang terpenting dari perusahaan minyak dan gas bumi adalah cadangan
minyak dan gas bumi yang terkandung di dalam tanah, bukan setiap sumur
yang dibor dalam usaha untuk menghasilkan minyak dan gas bumi.
Berhubung tidak ada cara yang tersedia untuk menghindarkan kegagalan
dalam usaha eksplo rasi, maka biaya sumur dan biaya eksplorasi lain yang
tidak produktif merupakan bagian yang diperlukan dari biaya penemuan dan
pengembangan cadangan minyak dan gas bumi. Oleh karena itu biaya
tersebut harus dikapitalisasi.
61 of 64
Metode SE
a.
b.
c.
62 of 64
DAFTAR ISTILAH
1.
2.
Basic Sediment & Water - Sedimen dan air yang terdapat dalam fraksi
minyak yang jumlahnya dapat diketahui dengan cara pengetesan
laboratorium (ASTM-D 1796).
3.
Casing Head - Perangkat tetap yang dipasang atau dilas pada selubung luar
di bagian atas sumur. Perangkat tersebut berfungsi sebagai tempat
kedudukan silang sembur. Alat itu juga dapat merupakan saluran keluar
untuk gas ikutan.
4.
5.
6.
7.
8.
Dry Hole - Sumur eksplorasi atau pengembangan yang ternyata tidak dapat
memproduksi minyak atau gas dalam jumiah yang cukup ekonomis.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Pipa Selubung - Pipa baja yang dipasang di dinding sumur minyak atau gas
sewaktu pengeboran. Pipa tersebut berguna untuk menahan runtuhnya
dinding lubang selama pengeboran, dan menjadi perangkap untuk pengaliran
minyak seandainya sumur itu produktif.
15.
16.
Topping Unit - Suatu kolom atau vessel yang fungsinya memisahkan fraksi
minyak dari kelompok/ range yang bertitik didih rendah sampai dengan titik
didih tertinggi pada tekanan atmosfir tersebut dilakukan dengan bantuan
pemanasan serta panas uap air (steam). Topping unit disebut juga crude
disteller atau athmospheric destilation.
17.
Treating Unit - Suatu unit yang dapat terdiri dari satu kelompok alat atau
beberapa kelompok alat yang mempunyai fungsi memperbaiki kualitas dari
fraksi minyak agar memenuhi kualitas yang diminta pasaran atau untuk
bahan baku proses selanjutnya.
18.
19.
Unit Destilasi - Suatu kolom atau vessel yang fungsinya memisahkan fraksi
minyak dengan kelompok/ range titik didih tertentu, dapat memisahkan dua
fraksi saja atau banyak fraksi, dengan tekanan rendah maupun tinggi.
Pemisahan ini dapat dilakukan dengan bantuan panas dari fuel, panas dari
steam atau panas dari minyak panas yang lain.
20.
21.
22.
23.
Will Car - Sumur eksplorasi yang di bor di daerah yang belum terbukti
mengandung minyak dan gas bumi, tetapi menurut survey geologi dan
geofisika daerah tersebut menunjukkan harapan adanya akumulasi
hidrokarbon.
64 of 64